Sinopsis IRIS 2 Episode 9 Part 1

Senyummu... >_<
Narasi
Setelah Yoo Gun diculik, dia hilang ingatan dan menjadi kaki tangan IRIS di Jepang. Park Chul Young pergi ke Jepang untuk mengontak IRIS. Dia tertangkap oleh Yoo Gun dan terjebak dalam situasi yang berbahaya. Setelah lolos dari serangan IRIS, Chul Young bertemu kembali dengan Joong Won. Tak disangka Joong Won mengarahkan pistol kepadanya. Setelah itu, Soo Yeon memiliki firasat bahwa pria yang menculik Chul Young mengkin adalah Yoo Gun. Oleh karena itu ke Jepang untuk menyelidiki tempat persembunyian IRIS. Namun dia melewatkan kesempatan untuk bertemu Yoo Gun. Soo Yeon menemui Rie dan menunjukkan foto Yoo Gun. Menanyakan apakah Ken adalah pria yang di foto itu. Rie menyangkal bahwa Ken adalah pria di foto itu. sementara itu, Yoo Gun tiba di Korea untuk misi lain.


Episode 9 Part 1


Yeon Hwa menemui Yoo Gun yang sementara menyiapkan senjatanya. Ia menyerahkan denah bangunan. Yeon Hwa mengingatkan Yoo Gun hanya perlu menghindari CCTV seperti yang tertera dalam denah.
“Apa masih ada yang perlu kau katakan?” tanya Yoo Gun ketika dilihatnya Yeon Hwa masih berdiri memandanginya.
“Tidak ada,” cetus Yeon Hwa sembari meninggalkan Yoo Gun.


Rombongan Korea Selatan telah tiba lebih dahulu di resort tempat akan diadakannya perundingan persiapan penyatuan. Choi Min dan Jo Myung Ho memasuki gedung dengan dikawal Shi Hyuk dan Young Min diikuti anggota Panitia Persiapan Penyatuan lainnya di belakang.
Kedatangan rombongan Korea Selatan serta merta membuat tim keamanan sibuk khususnya NSS yang memegang peranan penting, menjaga agar perundingan tersebut berjalan lancar. Mereka melakukan koordinasi dengan baik dengan Soo Yeon selaku ketua Tim. Mereka juga tengah mengatur penjemputan rombongan dari Korea Utara.


Di kantor pusat NSS, mereka mendapat informasi kalau frekuensi satelit Korea Utara telah berubah. VIP sudah masuk di dalam mobil. Terkomfirmasi. Perwakilan Korea Utara akan tiba dalam satu menit. Kamera video akan mulai merekam. NSS benar-benar bekerja keras.
“Tetap waspada,” Hae Young mengingatkan rekan-rekannya.


Joong Won dan rombongannya tida di resort. Soo Yeon terkejut begitu melihat keberadaan Joong Won di sana. Ia bertanya apakah Hyun woo tahu tentang itu? Tidak, jawab Hyun Woo. Ia juga baru saja tahu.
Mereka lalu menemui Choi Min untuk mengkonfirmasikan hal tersebut. Di luar perkiraan, ternyata Choi Min sudah mengetahuinya. Soo Yeon menyesalkan mengapa Choi Min menyembunyikan fakta itu. Ia bertanya kenapa Choi Min tidak memberitahukan kepada mereka perihal itu.


“Kepala keamanan sebelumnya bukan dia. Mereka memberitahukan kita perubahan ini tepat sebelum mereka berangkat,” ungkap Choi Min. “Sebelumnya kau ingin menyadap kamar Kepala Keamanan Korea Utara, jadi bagaimana jika aku memberitahumu bahwa orang tersebut adalah Yoo Joong Won?”
“Tentu saja,” Soo Yeon menyahut pendek.


“Jika kau melakukan ini dengan gegabah, kau tidak akan mendapatkan hasil apapun. Meskipun kau menodongkan pistol pada Yoo Joong Won kemarin, kau harus tetap berkepala dingin dan pura-pura tidak pernah melihatnya sebelumnya,” ucap Choi Min mengingatkan. *(Sebentar, memangnya pernah ya Soo Yeon menodongkan senjata pada Joong Won? Atau aku yang mendadak amnesia ringan?).
“Jadi apa yang akan anda lakukan sekarang?”
“Sepertinya aku harus bertemu dengannya terlebih dahulu.” Choi Min memutuskan.


Dua delegasi bertemu untuk yang kedua kalinya. Namun ada yang berbeda dengan komposisi rombongan dari Korea Utara. Representatif Korea Utara kali ini adalah Kwon Young Choon, adik dari Kwon Young Chan yang telah terbunuh pada perundingan sebelumnya di Hungaria. Jo Myung Ho mengungkapkan penyesalannya pada Kwon Young Choon  atas apa yang terjadi di Hungaria.


Choi Min mengadakan pertemuan empat mata dengan Joong Won. Sebelumnya ia memperkenalkan diri sebagai Wakil Direktur NSS, Choi Min kepada Joong Won.
“Saya, Yoo Joong Won. Kepala keamanan Korea Utara.”
Choi Min melirik ajudan Joong Won yang selalu stand by  di sampingnya. Joong Won membaca itu sebagai isyarat kalau Choi Min hanya ingin berbicara berdua saja dengan dirinya.
“Sepertinya ada yang ingin anda bicarakan secara empat mata,” kata Joong Won seraya memberikan kode agar kedua pengawalnya meninggalkan ruangan.
“Sekarang hanya ada kita berdua. Kenapa Anda tidak mengatakannya?” Joong Won langsung berbicara pada intinya.
“Saya ingin mengajukan permintaan. Saya ingin beberapa agen NSS kami bergabung dengan tim keamanan Korea Utara untuk melindungi Perwakilan Korea Utara.”
“Alasanmu?”
“Saya tidak bisa menyerahkan segalanya kepada orang yang membantu pembunuhan di Hungaria,” ada sindiran pedas dalam kalimat Choi Min. Air muka Joong Won mengalami perubahan sedikit.
“Sepertinya anda salah besar. Jika saya berhubungan dengan pembunuhan Perwakilan Kwon Young Chan, anda pikir sekarang saya bisa berada di sini?” Joong Won mencoba melakukan pembelaan diri yang justru terdengar sia-sia. NSS sudah memegang semua bukti keterlibatannya terhadap upaya pembunuhan dan kekacauan di Hungaria.
“Lalu bagaimana jika anda menjawab ini? Apa yang terjadi pada tersangka pembunuhan Kim Yeon Hwa dan Park Chul Young di Jepang?”
Skakmat! Tapi bukan Joong Won namanya jika dia menerima saja disudutkan oleh Choi Min. “Apa anda tidak berpikir bahwa anda sudah mencampuri unrusan Republik Rakyat Korea?”
“Saya juga mempertaruhkan hidup di Hungaria. Kami harus mengetahui apa yang kalian lakukan dengan pembunuh itu.”
Joong Won menarik napas panjang, “Pembunuh yang bernama Kim Yeon Hwa dan orang yang membantunya, Park Chul Young mereka sudah dilenyapkan atas nama Republik Rakyat Korea. Penyelidikan lebih lanjut atas hal ini akan dianggap sebagai intevensi Korea Selatan atas urusan kami. Saya juga menolak permintaan anda dalam pengaturan personil keamanan,” tandasnya seraya meninggalkan Choi Min.


Dalam pertemuan terpisah kedua belah pihak yang masih berlanjut, Jo Myung Ho menanyakan apakah mereka semua yang hadir dalam perundingan itu, setuju untuk membentuk Komite Persiapan Penyatuan? Kwon Young Choon tertawa, ia mengatakan seharusnya tidak ada penolakan atas keinginan rakyat kedua negara. Jo Myung Ho mengucapkan terimakasihnya, ia lalu berdiri dan bersalaman dengan representatif Korea Utara itu. Peserta lain turut pula berdiri.


Rey Cs mulai beraksi. Ia dan Jamie membawa Yoo Gun ke resort. Misi IRIS akan segera dimulai. Rey berkata pada Yoo Gun (Ken) bahwa misi sebelumnya hanyalah latihan. Inilah misi yang telah mereka tunggu-tunggu. Yoo Gun menyelinap masuk ke dalam gedung melalui jalan yang sudah mereka atur sebelumnya dengan sangat rapi. Di antara sekian banyaknya petugas tak ada satupun yang menyadari kehadirannya saat pelan-pelan memanjati tembok gedung dan melalui ruang udara di langit-langit ruangan, Yoo Gun memutar arah CCTV hingga tidak bisa menangkap gambarnya. Harus diakui pekerjaan Yoo Gun sangatlah teratur.


Seorang petugas di kamar mandi merasa terganggu oleh lampu kamar mandi yang berkedap-kedip, menyadari adanya keanehan, petugas tersebut memeriksa, tangannya siaga memegang pistol, dan saat ia membuka pintu yang menghubungkan dengan pintu darurat, tanpa ia sadari Yoo Gun mengawasinya dari belakang. Tanpa membuang waktu, Yoo Gun melumpuhkan petugas itu, mengambil saluran komunikasinya. Petugas lainnya terkejut luar biasa mendapati rekan-rekannya terbaring tak sadarkan diri di tangga. Yoo Gun bersembunyi di belakang pintu tak jauh dari tangga. Ia mengenakan pakaian seperti petugas lainnya. Dalam sebuah kesempatan ia membekap hidung petugas itu sampai pingsan. Ia lalu membopongnya, memasukannya di dalam box kayu. Usai melumpuhkan penjagaan, Yoo Gun mengkopi ID card milik dua petugas. Yoo Gun mengerikan TT___TT


IRIS team yang dipimpin Rey juga tengah bersiap-siap di suatu tempat. Rey mendapat pesan singkat. Well, itu pasti dari dari Yoo Gun. Rey berkata sudah waktunya.
“Ayo, mulai!”
Yeon Hwa meretas ID petugas di resort. Yeon Hwa nih bisa saingan sama duet Byung Jin-Ji Yun dalam hal IT.


Joong Won dan ajudannya masuk ke kamar yang sudah disiapkan untuk mereka. Sebelum masuk, Joong Won melihat ada selotip di ujung pintu bagian atas (yang menandakan kamarnya sudah tidak aman lagi. Joong Won ini tentara di divisi khusus jadi dia tidak bisa dianggap main-main. Kalau saja Soo Yeon mau mendengarkan saran Hyun Woo sebelumnya. *sigh*). Byung Jin berseru kalau Joong Won sudah masuk, sontak Ji Yun, Soo Yeon dan Hyun Woo mendekat padanya. “Dia sendirian?” tanya Soo Yeon.


“Tidak. Mereka berdua.” Byung Jin menyahut.
Joong Won menuangkan minuman ke dalam gelas? Tiba-tiba si ajudan menodongkan pistolnya ke arah Joong Won dari belakang.
Joong Won memutar tubuhnya.
Kilas balik....


Joong Won yang berseragam lengkap menghampiri seorang prajurit. Ialah ajudan Park Chul Young yang kini menjadi ajudan Joong Won. Namanya Park Choon Sung. Joong Won memanggil namanya.
“Park Chul Young sudah mati. Kau tahu itu kan? Sebaiknya mulai saat ini kau memutuskan apakah kau berada di pihakku atau di pihak Park Chul Young yang sudah mati.”
Park Choon Sung berlutut begitu mendengar kata-kata Joong Won. “Saya akan mengikuti anda mulai saat ini, Kapten Yoo Joong Won.”
....
Flashback selesai.
“Apa yang kau lakukan?” Joong Won dengan santainya meminum minumannya.
“Aku tahu kau yang membunuh Kapten Park Chul Young.”
Karena ruangan itu sudah disadap, otomatis Soo Yeon dan lainnya mendengarnya. Tentu saja mereka kaget mengetahui hal tersebut.
“Joong Won membunuh Park Chul Young?” Soo Yeon bergumam.
“Situasi macam apa ini?” Byung Jin tak mengerti.
“Kau juga mendengar rekaman pesan Kapten. Bukan aku pelakunya, tapi bajingan itu. Turunkan senjatamu,” kata Joong Won.
“Turunkan senjatamu, Park Choon Sung!”
“Aku telah bersumpah untuk setia kepada Republik Rakyat Korea. Aku tidak bisa mengikuti pengkhianat sepertimu.” Park Choon Sung tidak juga menurunkan senjatanya.
Joong Won membentak. “Park Choon Sung!”
Park Choon Sung menembak. Bunyi letusan membuat Soo Yeon dan Hyun Woo bergegas menuju ruangan Joong Won. Soo Yeon menyadari tidak ada petugas keamanan Korea Utara yang seharusnya berjaga di lorong-lorong kamar. Ini pembunuhan kata Soo Yeon. mereka menerobos masuk ke kamar Joong Won. Joong Won terkapar. Sementara Park Choon Sung masih berdiri di situ dengan senjata di tangannya.

“Turunkan senjatamu!” todong Soo Yeon.
Tiba-tiba Joong Won tertawa dan bertepuk tangan. What the hell you, Yoo Joong Won! Dia tahu kalau ruangannya sudah disadap makanya ia dan Park Choon Sung berpura-pura melakukan hal itu untuk memancing pihak NSS membuka sendiri fakta bahwa mereka sudah melakukan tindakan tidak terpuji dengan menyadap Korut.
Soo Yeon menodongkan senjatanya ke arah Joong Won.
“Aku ingin tahu bagaimana kalian bisa tahu bahwa aku tertembak di kamar ini,” selidik Joong Won.
Soo Yeon dan Hyun Woo seketika menurunkan pistol mereka.
“Aku hanya ingin memastikan, tapi NSS sama sekali tidak berubah.”


Soo Yeon hendak menodongkan kembali senjatanya, tapi Choi Min dan Shi Hyuk. Choi Min menyuruh Soo Yeon menurunkan senjatanya.
“Aku akan mengurus situasi ini, kembalilah ke kamarmu.”
“Sekarang!” Choi Min mengeraskan nadanya melihat Soo Yeon belum juga beranjak.

 
Byung Jin memutuskan supaya mereka menghapus semua rekaman pembicaraan. Soo Yeon bilang itu sudah tidak penting (menghapus rekamanannya). Hal yang mereka pertaruhkan, kini menempatkan mereka dalam situasi yang berbahaya sekarang.


Dua anak buah Rey menyamar sebagai petugas yang mengantar hadiah dari Kepresidenan untuk wakil Korea Utara. Mereka lolos dari pemeriksaan.
Choi Min, Direktur Kang dan Joong Won bertemu bertiga.
“Kau menggunakan tipuan kecil. Kau beruntung kami belum memberitahukan Perwakilan Kwon mengenai hal ini. Penyadapan, menurutmu apa yang akan terjadi? Konferensi ini pasti akan segera dihentikan. Ditambah lagi, kita bahkan tidak bisa bermimpi untuk melakukan apa pun antara Utara dan Selatan sementara waktu ini.” Joong Won melancarka serangan kata-katanya.
Choi Min diam.


Direktur Kang mencoba bernegosiasi dengan Joong Won, ”Kau sangat sensitif, ya? Kita berdua tahu bahwa hal semacam ini adalah rahasia umum yang wajar bagi kedua pihak. Apa yang kau inginkan? Jika kau ingin permintaan maad dari kami dan pertanggungjawaban seseorang itu adalah hal yang mudah.”
Choi Min melirik Direktur Kang. “Aku akan menegaskan bahwa aku tidak pernah berniat meminta maaf ataupun bertanggungjawab. Jika tujuan utamamu adalah menghentikan konferensi ini, kau tidak akan dudk dan berbicara dengan kami sekarang. Menurutku kau memiliki permintaan lainnya. Bagaimana jika kau memberitahukannya?” ucapnya tegas. Cool...
Joong Won mengangguk-angguk. “Pertama, mulai saat ini penyadapan di manapun dan kapanpun dilarang. Jika kau berusaha menyadap lagi, kau harus terima konsekuensinya.”
“Aku janji itu,” kata Choi Min.
“Kedua, aku tahu NSS sedang menyelidikiku. Aku ingin kalian menghentikan itu. Kau juga harus berhenti membuntutiku. Aku di sini bukan sebagai subjek penyelidikanmu. Tapi sebagai pihak Kepala Keamanan untuk perwakilan Korea Utara. Aku ingin kau tahu itu.”
“Aku mengerti.”
“Terkhir, syarat ketiga... mulai sekarang aku ingin kau memberikan informasi mengenai IRIS.” Tandas Joong Won.
Direktur Kang nampak khawatir tapi Choi Min tidak mengatakan apa-apa.
Choi Min mondar-mandir di kamarnya. Soo yeon masuk. Ia datang untuk meminta maaf karena dirinya terjadi hal tidak mengenakkan antara Korsel dan Korut.
:Meskipun kita bisa membalikkan waktu, kita pasti tetap akan menyadap mereka. Meskipun tanpa permintaan darimu, aku pasti akan tetap melakukan itu. Kau tidak perlu bertanggung jawab atas ini. Dia mengajukan beberapa permintaan sebagai ganti atas situasi ini dan agar tidak mengganggu konferensi.”
“Apa saja permintaan yang diajukan?” tanya Soo Yeon.
Choi Min menyebutkan dua syarat yang diminta Joong Won pada NSS.


Apakah Choi Min ingin menghentikan semua usaha yang sudah mereka lakukan sejauh ini untuk menyelidiki keterkaitan Joong Won dengan IRIS? Tidak, Choi Min mengatakan mereka hanya perlu berpura-pura memenuhi permintaan itu sekarang.
“Apakah hanya itu yang diinginkannya?”
“Tidak. Ada satu lagi tapi aku harus memikirkannya terlebih dahulu.”


Soo Yeon kembali ke ruang keamanan NSS di resort itu. ia meminta Byung Jin memeriksa CCTV di pintu masuk akomodasi Korea Utara. Di monitor CCTV terlihat dua orang pria yang tadi mengantar kotak. Soo Yeon mencurigai itu terlebih lagi dari keterangan Ji Yun tidak ada laporan barang masuk untuk Korea Utara.
Joong Won menemui Kwon Choon Young. Kwon Choon Young menanyakan apakah Joong Won mendapatkan apa yang diinginkannya? Ya, jawab Joong Won.


“Sekarang anda bisa bergerak sesuai rencana,” kata Joong Won. “Anda harus memberikan keputusan sekarang.”
“Panggil semua perwakilan dari pihak kita.”
“Ya.” Joong Won kemudian keluar.
Soo Yeon menyelidiki keberadaan dua petugas pembawa kotak yang ia curigai. Ia berlari ke parkiran.


“Menurut keterangan mereka menerima kotak dari seseorang yang mengaku sebagai agen pemerintah kita.”
“Agen pemerintahan?” Soo Yeon berbicara melalui saluran komunikasi dengan Byung Jin.
Karena orang itu tahu lokasi kamar dan juga nama-nama perwakilan. Dan kotak itu semacam hadiah sehingga orang itu tidak dicurigai sama sekali.”
“Siapa yang mengaku sebagai agen kita?”
“Kami tidak tahu siapa dia, tapi kami menemukan mobil yang ditumpanginya.”
“Bagaimana saat ini.”
Byung Jin menggeleng, “Dia sudah pergi. Saya punya semua nomor kendaraan jadi akan saya lacak sekarang.”
Soo Yeon menahan kekesalannya. Tiba-tiba Ji Yun berseru. “Saya juga menemukan sesuatu yang aneh di sini.”
“Apa itu?” tanya Soo Yeon.
“Ada seseorang di ruang pengaturan udara yang sengaja menghindari CCTV.”
Soo Yeon mendecih lalu segera berlari meninggalkan parkiran.


Semua anggota delegasi Korea Utara minum bersama. Di situ juga hadir, Kwon Young Choon. Gerak-gerik Kwon Young Choon menyiratkan kalau ia sedang merencanakan sesuatu. Joong Won mengetuk pintu dan masuk. Ia membisikkan sesuatu di telinga Kwon Choon Young. Kwon Choon Young mengatakan pada rekan-rekannya bahwa Jo Myung Ho ingin bertemu dengannya. Ia akan segera kembali, katanya seraya bangkit. Diikuti Joong Won, ia meninggalkan ruangan tersebut. I can see the something wrong in your eyes, Ahjussi...
Benar saja, Joong Won dan Kwon Choon Young menyelinap ke ruangan yang banyak pipa-pipa besi yang besar. Seperti ruang mesin. Siapa yang ada di sana? Yoo Gun. Tapi Joong Won memanggilnya Ken. *(Kau sudah terlalu jauh, Joong Won-sshi).


“Apa kau tahu cara untuk menghindari CCTV?” tanya Joong Won.
“Aku tahu cara untuk menghindari CCTV sejauh mungkin. CCTV tidak akan merekammu secara langsung,” jawab Joong Won.
“Anda bisa mengikutinya sekarang,” ucap Joong Won pada Kwon Choon Young.

Musuh sesungguhnya dalam Series ini
“Aku menyerahkan sisanya padamu,” kata Kwon Choon Young sesaat sebelum pergi bersama Yoo Gun.


Soo Yeon masuk ke ruang pengaturan udara dengan hati-hati. Senter kecil membantu penglihatannya. Ia tidak menemukan siapa-siapa di sana. Sebuah box kayu yang berukuran besar menarik perhatiannya. Didorongnya penutup box itu dan ia melongokkan kepalanya ke dalam. Surprise! Dua mayat petugas keamanan yang dibunuh Yoo Gun ada di dalamnya. Soo Yeon terbelalak kaget plus shock (yakali). Ia segera menghubungi Hyun Woo, mengatakan bahwa ia menemukan mayat petugas keamanan Korea Utara di ruang pengaturan udara. Soo Yeon meminta agar Hyun Woo segera melakukan penjagaan ketat terhadap Jo Myung Ho. Seketika suasana kembali memanas.


Joong Won menyalakan ponselnya yang ternyata memiliki fungsi lain sebagai alat pemicu. Ia menekan keypad-nya, rupanya ada gas beracun yang disembunyikan di ruangan tempat delegasi Korea Utara minum-minum. Udah yakin deh metong semua tuh orang-orang. Liat aja ntar. Trus yang dituduh pasti Korsel. 


Hyun Woo berlari ke ruangan Jo Myung Ho, ia menemukan Shi Hyuk dan Young Min berjaga-jaga di depan pintu. Shi bertanya ada apa, Hyun Woo balik bertanya apakah Jo Myung Ho ada di dalam? Shi Hyuk mengiyakan. Hyun Woo mengatakan mereka harus meningkatkan penjagaan. Ia akan menambahkan petugas jaga di sekitar situ. tak berselang lama setelah Hyun Woo pergi, Shi Hyuk memanggil seorang petugas untuk menggantikan dirinya. Where are you going, Shi Hyuk-ah?


Park Choon Sung menerima panggilan telepon. Ia memberikan ponselnya pada Joong Won. Ternyata itu dari Soo Yeon yang memberitahunya ia menemukan petugas keamanan Korea Utara terbunuh di ruang pengaturan. 

Lihatlah senyum licik Yoo Joong Won >_<
Sekilas Joong Won tersenyum, namun di detik berikutnya ia berteriak kaget (pura-pura). *(Aku melihat sisi iblis dari Joong Won. Muak banget liat dia berakting tidak tahu-tahu apa-apa padahal ia turut terlibat dengan semua kekacauan itu. Pengen ninju mukanya tapi sayang sama layar leptopku hahahaha).


Yoo Gun dan Kwon Young Choon berhasil menyelinap keluar. Jamie dan seorang anggota IRIS sudah menunggu mereka di mobil. Kwon Young Choon pergi dengan dikawal IRIS. Sigh....
Bersambung ke Part Dua yaaaak ^o^

2 comments:

  1. uh.sebel ma joong won... dasar muka dua...

    ReplyDelete
  2. Iyah, gak suka sama Joong Won. Muka dua bangeeeeeeet >_<

    ReplyDelete

Haiii, salam kenal ya. 😊