*Note : Pics-nya nyusul yah, jaringan inet di rumah lagi ga bagus. Ngajak berantem banget

“Sejak ibuku meninggalkan rumah saat aku berusia Delapan tahun, aku tak pernah menangis karena siapapun. Aku juga tak pernah berharap apapun dari mereka. Apa yang paling kubenci di dunia ini adalah pemahaman dan perhatian manusia.” –Seo Jeong Ho, Healer ep 08 

Seo Jeong Ho, 28 tahun. Lahir Desember 1988. Pekerjaan sebagai pesuruh gelap dengan menggunakan code name Healer. Mimpinya adalah membeli sebuah pulau tak berpenghuni dan tinggal di sana. Sendirian. Tapi belakangan, pertemuannya dengan seorang gadis perlahan membuatnya berpikir kembali untuk merencanakan mimpinya di masa depan.

Di mata saya, Seo Jeong Ho adalah sosok kesepian yang mandiri dengan perasaan sendiri, dia tidak ingin dikasihani. Dia membangun benteng yang menutupi dirinya dari lingkungan. Cukup beralasan mengapa Ia memilih hidup seperti itu. Sejak kecil ia sudah bereksperimen dengan perasaan kehilangan dan ditinggalkan. Pertama oleh ayahnya, yang oleh orang-orang dikatakan sebagai bunuh diri. Lalu oleh ibunya, dengan alasan tidak cukup kuat menatap wajah Jeong Ho kecil yang saangat mirip wajah ayahnya. Poor my lil boy. Tak berapa lama, nenek yang mengasuhnya pun meninggal. Lengkap lah hidup Jeong Ho sebagai orang yang diabaikan. Dia dibesarkan oleh sahabat ayahnya yang dia panggil Saboo—guru—dia dilatih ilmu beladiri yang nantinya menjadi bekalnya sebagai Healer. Di hari ulang tahunnya yang ke berapa saya lupa, Saboo pun meninggalkan dia juga pada akhirnya. Pergi ke Pasific Selatan, bertemu cewek-cewek cantik dan seksi. /tepok jidat/

Bukan salah Jeong Ho bila dia menutup akses orang lain terhadap kehidupannya. Dia tidak ingin berurusan lagi dengan rasa sakit atas kehilangan dan perasaan ditinggalkan.

Apa yang membuat saya jatuh hati pada Jeong Ho adalah sifatnya yang benar-benar terlihat sebagai manusia. Dia, manusia yang memiliki sentimen negatif terhadap lingkungan sosial tetapi tidak lantas membuatnya benci pada orang-orang yang sudah menelantarkannya. Ia memilih mencintai dengan tidak membuat interaksi selayaknya manusia satu dan lainnya. Ironis. Semacam self mechanism defense. Kita sudah terbiasa dan terlalu sering melihat karakter lead male yang sok jahat ke lead female ala bad boy lalu diam-diam jatuh hati. Seo Jeong Ho berbeda. Sejak awal dia peduli pada Chae Young Shin, terlebih setelah mengetahui pengalaman buruk yang pernah dialami gadis itu semasa kecil sebagai korban kekerasan hingga membekaskan trauma mendalam, tidak bisa bernapas jika melihat kekerasan se-minor apapun itu. Perlindungan yang Ia berikan untuk Young Shin tidak membabi buta. Jeong Ho mengamati Young Shin, hanya jika gadis itu tidak sanggup mengatasi kesulitannya barulah Jeong Ho muncul entah sebagai Healer atau Park Bong Soo, alter ego-nya yang cute. Tidak hanya pada Young Shin, terhadap ibunya yang sudah meninggalkan dia dan memiliki keluarga baru, Jeong Ho masih menyimpan hormat dan sayangnya. Juga terhadap musuhnya pun Jeong Ho terbilang cukup sopan. Saya kurang yakin Jeong Ho menganggap Double SS Guard sebagai musuh. Lebih tepatnya saingan. Lucunya, setiap kali Ia bertemu bos Double SS Guard jatohnya pasti bikin ngakak. Sang Soo polos banget untuk ukuran sebagai bos penjahat. Too much cuteness hahahaha. Mungkin pada dasarnya, Jeong Ho memang penyayang yah, jadi tidak ada satu pun tindakan dia yang sejak awal bertujuan balas dendam. Dia mengejar Elder bukan untuk tujuan itu, dia dan Young Shin hanya ingin membersihkan nama ayah mereka agar di masa depan mereka menjalani hidup tanpa perasaan terikat pada masa lalu. Beda ya balas dendam dan mencari keadilan. Dendam yang diturutkan hanya akan membuka rantai panjang kemarahan yang tidak akan pernah menemui akhir, turun temurun. Emm, saya sudah bosan dengan tema balas dendam. Dan lagi, Jeong Ho sebenarnya tidak akan sebegitu kesal andai Elder dan Kim Moon Shik tidak mengusik orang-orang yang disayanginya, ibunya, Young Shin, Minja Ajumma dan Kim Moon Ho. Pernah nggak ngeliat orang kayak Jeong Ho yang memanggil orang yang sudah menjahatinya dengan menggunakan panggilan sopan? Manggil Kim Moon Shik ‘ahjussi’, Elder dengan ‘Oreshin’, Sang Soo dengan Sang Soo-ya... Hahahaha.

Seo Jeong Ho memiliki insting yang kuat, cekatan dan bertanggung jawab. Ia paham apa yang dilakukannya. Ketika berada dalam situasi sulit dan tidak menguntungkan, ia memilih tidak melarikan diri. Sebaliknya, ia bergerak maju menerima konsekuensi dari apapun masalah yang tengah dihadapinya. Saya tidak bisa menahan senyum melihat bagaimana Jeong Ho meninggalkan Young Shin untuk beberapa waktu demi menghadapi Elder dan anteknya. Young Shin mengerti, ia menunggu Jeong Ho kembali dengan sabar. Ada satu scene ketika Jeong Ho duduk di depan PC di warnet hanya untuk menonton video Young Shin saat melaporkan berita. Pada saat-saat sendirian, Jeong Ho memanggil nama Young Shin, sekadar ber-monolog seolah-olah Young Shin ada di hadapannya. So romantic... /gigit guling/

Sebagai manusia Seo Jeong Ho memiliki banyak kekurangan. Namun justru kekurangan-kekurangan tersebut yang menjadi daya tariknya.

Moment ketika Seo Jeong Ho memutuskan keluar dari cangkangnya (ep 14-15), menjadi awal baru bagi kehidupannya. Akhirnya dia memiliki seseorang yang dengannya ia bisa berbagi apa saja, termasuk berbagi cintaaaaaah /korek-korek tanah/

Ternyata Jeong Ho bisa berubah menjadi orang polos, over protective tapi cute saat jatuh cinta. Masa cuma dipanggil namja chingu aja sama Young Shin, doi nggak jadi marah-marah ke Young Shin malah berubah jadi jinak mwahahaha aduh ekspresinya sumpaaah yah cute abissss minta di-kekep /eh/ Emang cuma Young Shin deh yang bisa bikin Jeong Ho tidak berdaya.

Let’s give our love and respect to Ji Chang Wook. Si Mas—begitu panggilan sayang saya untuk dia—sukses besar memainkan peran sebagai Seo Jeong Ho, Mr Healer kita yang tampan berkharisma, dengan segala kekurangan dan kelebihannya yang memanah hati siapa saja yang menonton aksinya. dan alter ego-nya bernama Park Bong Soo yang... ugh, adorable bin imut, aksi gagap dan puppy eyes-nya bikin kita pengen nyubit pipi enggak chubby-nya. Ada yang bilang peran Healer memang cocoknya sama Ji Chang Wook, nggak kebayang dong kalau peran ini diberikan pada aktor lain. Healer is Ji Chang Wook, Ji Chang Wook is Healer. They were made by Heaven.

Detik pertama saya jatuh hati pada Healer adalah adegan fighting di rel kereta. Musik, efek dan scene perkelahiannya bagi saya sinkron. Saya jatuh hati saat itu  juga. Dan untuk Seo Jeong Ho, saya jatuh cinta pertama kali yakni ketika saya melihat dia untuk yang pertama kali mengenakan outfit Healer-nya. That’s cool, maaaaaan! Over all, Seo Jeong Ho tidak pernah mengecewakan sejak menit pertama kemunculannya di Healer hingga menit terakhir.

Saya cemburu pada Jeong Ho, terkadang saya begitu pengecut sehingga memilih melarikan diri dari pertempuran yang saya hadapi. Saya ingin seperti Jeong Ho, setidaknya meminjam sedikit dari keberanian yang dia miliki. Can I?

Moment-moment scene Seo Jeong Ho dan Park Bong Soo yang saya sukai di Healer

“Daripada orang itu yang kau tunggu, tak bisakah aku saja? Jika kau mau, aku bisa hidup dengan cara yang kau inginkan. Untuk waktu yang lama, dengan sangat hati-hati... berada di sampingmu seperti ini.” –Seo Jeong Ho

Tepatnya Jeong Ho mengatakan kalimat ini dalam wujud Park Bong Soo di episode 10. Andai saja Young Shin menjawab iya untuk pernyataan cinta Seo Jeong Ho maka saya yakin Jeong Ho akan segera meninggalkan identitas Healer-nya dan hidup sebagai Park Bong Soo. Sayang sekali, saat itu hati Chae Young Shin masih sepenuhnya tersita oleh sosok Seo Jeong Ho alias Healer yang tidak lain ya Park Bong Soo sendiri. Cinta segitiga yang unik dan lucu. Dan pastinya saya tidak perlu gigit jari karena jatuh hati pada second lead male yang sudah kita tahu nasibnya akan seperti apa di-ending cerita.

Masih di episode 10, ketika Jeong Ho melakukan konfrontasi dengan Saboo, dialog scene benar-benar menyentak dan sedih alang kepalang. Satu lagi puzzle yang melengkapi gambaran kita terhadap warna asli seorang Seo Jeong Ho.

“... Jadi ayahku, kenapa dia melakukan bunuh diri? Dia memiliki aku, dan ibuku. Lalu kenapa? Kalau aku tahu (alasan dibalik kematian ayah), aku bisa menemukan alasannya. Saboo, aku tak memiliki alasan untuk hidup. Dan aku takut aku akan menjadi seperti ayahku. Suatu hari, aku bisa memutuskan ‘lebih baik kuakhiri saja sekarang’. Aku akan bilang, ‘aku tak bisa melakukan lagi’. Aku takut menjadi seperti itu.”
Tisu mana tisu... Kasihan Jeong Ho, jadi selama ini dia berpikir ayahnya bunuh diri karena sudah tidak memiliki alasan untuk hidup. At least, kebanyakan kasus bunuh diri karena pelakunya lelah hidup dan memilih mati seolah mati adalah pilihan paling baik untuk terlepas dari beban hidup di dunia. Yang mengagetkan adalah di balik sikap  slenge-an dan cueknya, Jeong Ho tidak memiliki alasan untuk hidup. Dia bekerja sebagai Healer, bukan karena dia menginginkan pekerjaan itu. Dia membutuhkan uang untuk membeli pulau agar dia bisa hidup damai di sana bersama Leopard. Akting Ji Chang Wook excellent! Angkat topi!

Daaaaaan, pertemuannya dengan Chae Young Shin membuka lembaran baru kehidupan seorang Seo Jeong Ho.

Di episode 11, saat Minja Ajumma memberi tahu Jeong Ho perihal email yang dikirimkan Chae Young Shin. Pertama sih, Jeong Ho cuek dan menyuruh Ajumma saja yang membacakan isi emailnya. Tapi pas Ajumma menyebut nama Young Shin sebagai pengirim, Jeong Ho melompat dari kursinya dan panik. Geragapan dimintanya email tersebut dikirimkan ke ponsel-nya. Lucunya, sempat-sempatnya Jeong Ho nyaris jatuh gara-gara terantuk kursi bwahahahaha. Taelah, Mas... Masa’ cuma ngebaca email bisa ga fokus gitu. Pake jatuh segala pula.

Episode 12, Jeong Ho menyadari siapa Chae Young Shin sebenarnya. Kedatangannya ke kafe membuktikan dia pelan-pelan mulai bisa memercayakan hatinya pada Young Shin. Ketika kita mengalami masa-masa sulit maka secara tak sadar kita akan mencari seseorang yang tepat untuk membagi apa yang membuat sesak dada kita, kalaupun tidak menceritakan secara gamblang, setidaknya pada saat-saat seperti itu kita tidak sendirian. Kabar baiknya Jeong Ho juga melakukan hal yang sama. Mungkin,dengan melihat Young Shin ia bisa merasa sedikit lega. Selamat tinggal Discovery Channel LOL.

Pada Ajumma, Jeong Ho mengakui perasaan sukanya terhadap Young Shin. Aw.
“Ajumma, kau sudah tahu cerita bahwa ayahku melakukan sesuatu pada ayah Chae Young Shin. Itulah kenapa kau coba memisahkan kami, bukan? Karena takut aku terluka,” lirih Jeong Ho dengan raut wajahnya yang... sedih.
“Apa kau... terluka?” tanya Ajumma.
“Aku bahkan tak ingat wajah ayahku. Apa yang kutahu hanyalah wajah dalam foto. Figur ayah seperti itu dan apapun yang dia perbuat 20 tahun lalu, apa hubungannya denganku? Aku tak ada hubungannya dengan itu. Selama dia tidak membunuh ayah wanita yang kucintai.”
Jeong Ho menarik napas panjang. “Ajumma... Na Chae Young Shin choa,”
“Kau baru menyadarinya sekarang?” Ajumma berseru.
“...Jadi aku akan bersiap diri. Tak mengapa jika aku terluka, tak masalah meskipun dia tidak tahu, aku masih ingin berada di sisinya,” ucap Jeong Ho.
 Reaksi Ajumma sudah tepat. Begitulah orang yang jatuh hati, orang-orang di sekelilingnya lah yang pertama mendeteksi kehadiran virus merah jambu, entah karena tindak-tanduk si pihak yang sedang jatuh cinta atau sebab semacamnya.
“... Jangan memintaku melarikan diri, karena aku tidak tahu bagaimana caranya melarikan diri...”

Kalimat Jeong Ho selanjutnya bikin meleleh. Dia melakukannya dengan sangat percaya diri. Mencintai Young Shin dengan caranya sendiri. Jeong Ho sudah memiliki gambaran bagaimana ia mesti mengeksekusi perasaan sayangnya untuk Young Shin di masa depan. Dia siap terluka, tidak masalah jika Young Shin tidak tahu mengenai perasaannya, sepanjang ia berada di sisi Young Shin, ia bisa menerima semua itu. Ia akan baik-baik saja. Jeong Ho tidak tahu bagaimana cara melarikan diri. Ingat? Dia terbiasa dengan sikap menyerang. Jeong Ho memposisikan dirinya sebagai leopard, dia tidak akan melarikan diri saat situasinya terdesak. Sebaliknya, dia akan menyerang sebelum musuh mengetahui kelemahannya. Namja bangettttt!
Jeong Ho menyerah pada Young Shin.

Episode 13, Jeong Ho main ayunan sendirian di taman bermain di malam setelah menemui ibunya. Tanpa kata-kata, hanya dengan melihat wajahnya saya bisa merasakan kesepiannya, kesedihannya, seluruh perasaan sendiri yang mengikutinya bertahun-tahun. Setelah mengetahui cerita sebenarnya tentang ibunya, tentang ayahnya, tentang masa lalu yang suram yang telah memisahkan dirinya dengan orang-orang yang mencintai dan dicintainya, Jeong Ho menjadikan dirinya tameng untuk melindungi yang tersisa, ibunya dan Young Shin.

--Saya nulis ini sambil nahan supaya enggak mewek—

Timur atau Barat
Episode 13, Young Shin akhirnya tahu siapa Healer, tak lain tak bukan adalah Park Bong Soo (Seo Jeong Ho). Marah, iya. Tapi dia tidak kuasa melakukan konfrontasi langsung ke Jeong Ho karena khawatir Jeong Ho akan menghilang darinya. Jeong Ho tahu kalau Young Shin sudah tahu perihal dirinya, tapi mereka saling berdiam seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Young Shin : Timur atau Barat?
Jeong Ho : Mwo?
Young Shin : Sebelah mana?
Jeong Ho : * Menarik napas panjang* Timur...
Young Shin : Baiklah kalau begitu. Selama satu menit kita hanya akan berdiri dan berbicara.
Jeong Ho : Kalau barat? *Jeong Ho kepo niiiiih*
Young Shin : Saling memeluk selama 10 menit.
Jeong Ho : Peluk aku. Aku mau ganti. *Sambil merentangkan tangannya hendak memeluk Young Shin.
Young Shin tertawa. Jeong Ho lega melihat Young Shin tertawa, ia sempat mengira gadis itu marah padanya karena menolak menatap matanya.
Young Shin : Aku tidak marah. Hanya menahan diri.
Jeong Ho : Menahan?
Young Shin : Ya.
Young Shin : ... menahan diri untuk berpegangan tangan, berpelukan, saling berbicara semalaman, dan berciuman.

Sayangnya Young Shin ingin melakukan itu pada Jeong Ho, bukan sebagai Park Bong Soo. Dan Jeong Ho dalam penyamarannya sebagai Bong So tidak bisa berbuat apa-apa. Posisinya terjepit, ia tidak bisa mengakui identitas aslinya pada Young Shin. Tepatnya, ia ragu. Kasian deh liat Jeong Ho yang di-php Young Shin. Tadinya sih pengen meluk Young Shin yang nyanderin kepala ke dadanya eeeeh belum sempat dia menggerakan tangannya, Young Shin-nya sudah keburu pergi. Hahahaha pukpuk deh yang udah pengen banget meluk xD

Episode 14.
Satu kematian dan awal yang baru pun datang. Saboo tewas diracun saat sedang dalam interogasi di kepolisian. OMG! Shock-nya Jeong Ho, rasa tidak percaya kalau orang yang sudah dia anggap sebagai pengganti ayahnya meninggal saat hendak melindungi dirinya. Betapa ia ingin menangis tapi Jeong Ho tidak tahu bagaimana caranya menangis. Duh! Bisa ngebayangin seperti apa kesedihannya. Salah satu scene yang membuktikan kejeniusan akting seorang Ji Chang Wook.

Skip beberapa scene so sweet episode 15 dan 16
Jeong Ho tahu skala prioritas-nya apa. Romantisnya itu loooh, dia tetap menjawab telpon dari Young Shin meskipun dia dalam situasi tidak menguntungkan untuk menerima telpon. Lagi sibuk berantem, sempet-sempetnya ngangkat telpon Young Shin. Trus pas lagi menginterogasi Park Dong Chul, doi teteeeep nerima panggilan telpon Young Shin hoho.

Episode 18
Jeong Ho ingin hidup normal seperti orang kebanyakan bersama Young Shin. Lagi tegang-tegangnya tetap ada adegan lucu yang bikin kita ngakak. Waktu Jeong Ho minta izin ke bapaknya Young Shin. Bukannya dikasih ijin doi malah diadili pocket ajussi dan Papa Chae hahahaha. Lucuuuuuu bangetttt seriusss. Astagah hahahaha. Healer gitu loh, jago berantem, cool, kharismatik, tapi tidak berkutik ketika berhadapan dengan calon mertua. Mana Young Shin-nya, enteng banget di luar ruang interogasi sambil makan eskrim bwahahaha.

Episode 19
Ketika Young Shin disandera sekretaris Oh dan Jeong Ho diancam agar mengakui dirinya sebagai pembunuh Park Dong Chul. Wooooaaah, ekspresinya Jeong Ho itu berharga banget deh. Bibirnya sampe trembling karena menahan amarah melihat Young Shin diancam Sek. Oh.
Teruuuus, aksi penyelamatan yang dilakukan Jeong Ho pada Ajumma. Hahahaha akhirnya dua partner in crime ketemu empat mata. Gokil.

Episode 20
Jeong Ho melakukan wawancara menggunakan self camera, inget kan di episode awal dia pernah mengkopi sebuah file di komputer Young Shin, nah rupanya yang dia kopi adalah pertanyaan-pertanyaan yang dibuat Young Shin jika suatu saat dia memiliki kesempatan mewawancarai Healer. Jeong Ho mewujudkan salah satu mimpi Young Shin. Ciiieeeeeh...

Apa tugas paling menantang yang pernah kamu lakukan?
Itu saat aku mencari seorang wanita. Pertama kali bertemu dengannya di bus. Aku tak mengingat wajahnya pada pertemuan pertama. Aku sungguh tak tertarik saat itu. Tapi wanita ini mengejarku balik. Dia tak punya rasa takut. Aku melukainya sejak awal. Dia bahkan sulit bernapas meski hanya mendengar tentang kekerasan. Tapi aku tak tahu itu. Sekarang jika kupikir-pikir, hidupnya benar-benar kacau setelah bertemu denganku. Dia tersakiti setiap hari, terluka dan bahkan hampir mati. Padahal biasanya dia banyak tersenyum. Jangan lupa, kau sering tersenyum dengan natural.

Aaaaaah, Jeong Ho curhat tentang perasaan terdalamnya untuk Young Shin. *Terdalam? Emang hatinya Jeong Ho sumur?* #DihajarHealeritis
Perubahan raut muka Jeong Ho saat melakukan wawancara benar-benar menggambarkan perasaan sayang, menyesal, dan di sisi lain bahagia tak terperi memiliki Young Shin disisinya atau lebih tepatnya Young Shin membiarkan Jeong Ho tetap di sisinya.

Saat aku menggenggam tangan ini, perasaan ‘sudah tak apa sekarang’,  perlahan menjalar dari tanganku ke seluruh tubuhku. Tangan yang mengagumkan, unik, dan satu-satunya yang bisa terjawab ‘sudah tak apa-apa sekarang’. Chae Young Shin
Terjawab sudah mengapa banyak sekali adegan pegangan tangan OTP di Healer ini. Alasan real-nya akan saya bongkar di postingan lainnya.

Sewaktu Jeong Ho memanggil Kim Moon Ho, Samchoooon... Setelah mau minum bersama dengan Moon Ho—yang menandakan kalau Jeong Ho telah menerima Moon Ho di teritori hidupnya—kali ini, Jeong Ho memanggil Moon Ho dengan ‘Paman’, Moon Ho yang kaget meminta agar Jeong Ho mengulang ucapannya, Jeong Ho menolak. Semacam pengen ngomong, ‘sorry om, kagak ade siaran ulang’. Hahahaha.

Pertanyaan : hal apa yang paling kusuka?
Tempat yang tinggi, hari pertama ketika turun salju, tangan yang kecil, selimut putih dan rambut itu...
Hal yang kubenci, segala sesuatu yang menjauhkanku dari hal yang kusuka. –Seo Jeong Ho

Hal yang kusuka, suara dari kamera yang dia pegang, tangannya yang besar, sorot matanya yang ceria, dan pelukannya. Hal yang kubenci, segala sesuatu yang menjauhkanku dari hal yang kusuka. –Chae Young Shin.

Me : Hal yang paling kusuka, Healer. Hal yang kubenci, segala sesuatu yang menjauhkanku dari hal yang kusuka.

Ije jeongmal kkeunnattaaaaaaaaaaa T.T
Terlalu banyak moment Seo Jeong Ho yang kusuka tapi tidak ter-capture dalam postingan ini, Silakan bagi yang ingin menambahkan....

-Love-
Na.     


-We Always Remember You-
Saya tidak menyesal menonton Healer. Drama ini memberikan kepuasan tersendiri kepada saya sebagai penikmat drama Korea yang haus akan drama-drama fresh. Kalau boleh dibilang, Healer keluar dari pakem drama korea yang pernah saya tonton. Out of The box. Saya tidak memungkiri Healer masih memiliki banyak kekurangan namun rasa-rasanya saya bisa memberikan toleransi dan pengertian seluas-luasnya mengingat alasan yang disampaikan Penulis Healer, Song Ji Na bahwa ada dua rintangan besar yang ditemui aktor dan tim produksi saat pembuatan drama ini. Money and Time. Betapapun inginnya mereka memberikan kita—penonton—sebuah tontonan yang setidaknya mendekati sempurna, namun karena dua hal ini banyak scene-scene yang terpaksa tidak divisualisasikan.

Healer menceritakan tentang Seo Jeong Ho, seorang pesuruh gelap dengan code name Healer yang menerima order dari customer—apapun itu sepanjang bukan perintah membunuh—Ia akan melakukannya. Dia menerima bayaran tinggi sebagai umpan baliknya. Dalam aksinya Jeong Ho dibantu seorang hacker handal, Minja Ajumma dan minionnya, Dayoung—namanya mengingatkan saya pada salah satu baby-nya MBLAQ di Hello Baby—hehe, tetep keinget yah.

Pada suatu hari, Seo Jeong Ho menerima order untuk mengambil sebuah tape rekaman dari seorang Pria bernama Go Song Chul. Ia tidak pernah menyangka jika suatu saat pekerjaan tersebut akan mengantarkannya pada tuduhan pembunuhan terhadap Go Song Chul. Ada skandal besar yang meliputi kejadian mati terbunuhnya Go Song Chul. Lalu pada kesempatan yang lain—sebelum Go Song Chul ditemukan mati—Jeong Ho menerima order lain dari pihak berbeda untuk mencari seorang gadis bernama Chae Young Shin. 

Dan dimulai-lah lingkaran takdir yang menghubungkan dua generasi yang memiliki keterikatan nasib satu sama lain. Kim Moon Shik, si pemberi order pertama—tape recorder—merupakan sahabat karib ayah Jeong Ho dan Young Shin yang bernasib tragis. Ayah Young Shin, Oh Gil Han tewas terbunuh saat sedang melakukan peliputan transaksi gelap dan ironisnya Seo Joon Suk, ayah Jeong Ho yang turut menemani Gil Han meliput, ditangkap dengan tuduhan pembunuh sahabat sendiri demi sejumlah uang. Sedang Kim Moon Ho, si pemberi order kedua—mencari Chae Young Shin—adalah adik kandung dari Kim Moon Shik dan ipar ibu Chae Young Shin, Choi Myung Hee. Rumit? Kedengarannya iya, rumit. Saya pernah menemukan beberapa komentar yang mengeluhkan keruwetan cerita Healer di awal-awal. Memang benar, tapi cobalah bersabar setidaknya hingga episode 5. Setelah episode 5 storyline Healer semakin baik. 

Healer menggunakan reporter sebagai central ceritanya. Seluruh karakter tokohnya bekerja di bidang ini. Generasi 80-an yang diwakili Kim Moon Shik, Oh Gil Han, Seo Joon Suk, Youngjae dan Choi Myung Hee pada masa-masa kuliah mereka melakukan siaran radio ilegal mengingat kala itu pers di Korea Selatan mengalami tekanan dari pihak penguasa, kurang lebih sama dengan apa yang terjadi di Indonesia. Duapuluh tahun kemudian lahirlah generasi baru yang diwakili Kim Moon Ho, Seo Jeong Ho dan Chae Young Shin yang memiliki spirit yang sama seperti pendahulu mereka. Memperjuangkan apa yang mereka yakini sebagai kebenaran Menyedihkan mengingat generasi yang dahulu gigih memperjuangkan kebebasan pers malah mencederai pers itu sendiri hanya untuk mengamankan kekuasaan orang-orang di atas. Dialah Kim Moon Shik, perpanjangan tangan orang-orang di atas.

Dengan tidak mengurangi rasa sayang saya pada para aktor dan aktris atas kerja keras mereka, saya ingin memberikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya pada penulis dan sutradara yang telah konsisten mengemas drama Healer tanpa terpengaruh share rating yang agak mengecewakan. Di tangan Song Ji Na, Healer menjelma satu cerita yang indah, membekas, manis dan di waktu yang sama, getir dengan segala filosofi hidup yang mengikutinya. Salut, walaupun dengan dana seadanya dan waktu yang mepet, tim produksi dan para cast-nya bisa menghadirkan drama yang berkualitas seperti ini. Good job, Healer-nim... I really adore it.

Apa yang membuat Healer layak ditonton? BANYAK. Tuh, saya capslock biar kedengaran tegas. Saya akan sengaja mengabaikan wajah cakepnya Ji Chang Wook yang menjadi salah satu daya tarik utama di Healer. Saya khawatir bakal ngebias banget, padahal emang iya hahahaha.

Storyline
Healer memiliki alur cerita yang solid dan tidak membosankan. Misteri, romance, komedi, melo, semua sesuai takarannya tanpa ada yang berat sebelah. Sejak episode pertama hingga ending, saya tidak menemukan satupun scene yang memaksa saya menekan tombol skip. Intensitas antara episode satu dan lainnya terjaga dengan baik. Misteri yang menjadi daya tarik utama Healer betul-betul disampaikan dengan sangat pas, dibuka sedikit demi sedikit tanpa mengurangi ketegangan cerita. Kilas balik ke masa lalu tidak menimbulkan efek gangguan ke penonton karena setiap scene dari masa lalu bertugas melengkapi puzzle demi puzzle yang pada akhirnya membangun keseluruhan cerita Healer. Perfecto! 
Beruntunglah bagi mereka yang menonton drama ini setelah tamat. Karena kalau menontonnya ketika masih airing, saya bisa pastikan kalian akan tersiksa b-a-n-g-e-t setiap minggunya karena rasa penasaran tingkat tinggi menunggu episode terbaru.

Chemistry
Chemistry para pemainnya T-O-P pake banget bahkan dengan supporting role-nya pun sangat memuaskan. Buktinya, saking menempelnya karakter-karakter di drama ini, saya inget banget para supporting role-nya tentu saja dengan ciri khasnya masing-masing. Song Ji Na sangat detail memberikan nyawa untuk karakter yang dia ciptakan dalam drama ini. Hacker Ajumma yang eksentrik. Demen nyanyi lagu-lagu kpop, pecinta kimbab, suka dengan gambar tengkorak LOL. Secara tidak langsung Minja Ajumma menjadi mak comblang Jeong Ho dan Young Shin hehehe. Ada Jung Soo, hoobae-nya Kim Moon Ho yang lucu dan polos abis. Lalu, Pocket Ajussi yang kerja di kafe milik bapak angkatnya Young Shin dan para reporter di Someday News. Bagi saya kesuksesan sebuah drama salah satunya bisa dilihat dari bagaimana penonton mengenal dan mengingat detail para karakter tokoh di dalamnya bahkan setelah drama tersebut tamat. Dan Healer sukses dengan itu.

 Ah, gak afdol rasanya jika tidak menyinggung chemistry overload dua lead kita, Ji Chang Wook dan Park Min Young. Menurut saya tidak salah saat KBS mengganjar dua orang ini sebagai Best Couple dalam gelaran KBS Drama Award akhir tahun kemarin. Padahal pada saat itu, Healer baru memasuki episode 8 loooh. Semua orang yang nonton Healer kompak setuju romance di Healer itu bikin senyam-senyum sambil meluk apa aja yang bisa dipeluk (asal jangan meluk pohon, entar kesannya bukan nonton drakor tapi drami alias drama India hahahaha). Gak akan habis deh ngebahas lovey-dovey nya Jeong ho-Young Shin. Skinship di Healer bukan semacam mesra-mesraan lebay tapi lebih mengarah ke cute, adorable, innocent, aaaaaccckkk Seo Jeong Hooooo!! *Mbaaak, kaleeeem Mbaaaak!* Nonton. Healer. Sendirian. Petaka. Banget. Untuk. Para. Jomblo. Jomblo. Kesepian.

Noble Idiocy
No noble idiocy. Ini banget! Healer memiliki banyak potensi menuju ke arah noble idiocy ala drama korea yang biasa. Semisal, satu-dua episode bahagia dan episode selanjutnya hingga mendekati detik terakhir ending penuh dengan heartbreaking scene. Oh, God! Saya lelah dengan plot seperti itu. We need a new one! Terlihat jelas Song Ji Na tidak berminat dan berniat sedikitpun untuk mem-plot naskahnya menuju ke sana. She’s brave enough to take an exception and make its her own color. You rock, mam! Ketika Seo Jeong Ho meminta Young Shin untuk meninggalkannya (ep 14-15), Young Shin memaksa tetap tinggal dan akhirnya Jeong Ho menyerah. Ketika Young Shin mengetahui rahasia masa lalunya, dia tidak lantas meninggalkan Jeong Ho (ep 16-17). Mereka saling percaya dan menguatkan. Inilah yang dinamakan the real lovers. Kesalahpahaman di antara mereka diselesaikan dengan cepat. Satu kekuatan besar yang menjadi pondasi kuat hubungan Jeong Ho dan Young Shin, komunikasi. Mereka saling terbuka, tidak mengorbankan diri agar yang lainnya bahagia. Jeong Ho selalu meletakkan Young Shin di posisi pertama untuk apapun yang dia lakukan. Gentleman. Damn, I miss him so much. Jeong Ho-ya... Kapan lagi kamu gedebag-gedebug-an di atas genteng rumahku? Hihihi.

Young Shin bukan tipikal heroine yang menye-menye, dikit-dikit nangis dan minta dilindungi. Dia perempuan kuat, tidak gampang terintimidasi meskipun ia memiliki masa lalu yang suram sebagai korban kekerasan. Setiap episode kita akan selalu menemukan scene OTP (One True Pairing). Menurut saya tidak ada alasan untuk tidak menyukai Chae Young Shin dan Seo Jeong Ho.

Ending
Thank God, tidak ada ending saling tatap di menit-menit terakhir episode 20. Healer memiliki happy ending yang akan selalu dikenang oleh penikmatnya dengan hati bungah dan bahagia. 

Barangkali satu-satunya yang membuat saya agak mengerutkan kening saat menonton episode 20 adalah kesan terburu-buru alias rush yang terlalu nyata untuk tidak tertangkap mata saya. Ingat, saya penyuka detail terlebih untuk hal-hal yang saya sukai. Misalnya, self interview yang dilakukan Seo Jeong Ho, tidak dijelaskan untuk siapa dia melakukan wawancara tersebut. Apa yang terjadi pada Kim Moon Shik? Si Elder gimana nasibnya? Dipenjara atau gimana enggak diceritain. Trus Choi Myung Hee, Minja Ajumma, si psikopat sarap Sekretaris Oh, bagaimana kisah mereka? Dayoung dan Jung Soo apakah di antara mereka timbul benih-benih asmara? Hahahaha. Untunglah Song Ji Na menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam sesi Question and Answer di blog pribadinya sehingga kita bisa melihat gambaran utuh tentang masa depan karakter-karakter di Healer. Hiks, aku pengen banget melihat realisasi mimpi Jeong Ho tentang keluarga kecil bahagianya. Hidup bersama wanita yang dia cintai, punya dua anak, satu anjing, dua kucing dan ikan mas.

Sekali lagi, Healer memang bukan drama yang sempurna tetapi kehadirannya telah mengubah perspektif serta menaikkan standar saya ketika menonton drama. Saya memberikan point 9/10. Sebenarnya jika mengikuti keinginan hati, saya ingin ngasih 10 tapi, mencoba realistis aja sih. Nobody’s perfect.

Ngomongin soal puas atau tidak, kembali ke permasalahan money and time, saya gak akan menuntut lebih dari itu. Saya lega melihat Jeong Ho dan Young Shin tertawa bersama. Ehm, actually, they give us at least two k**s scene. How could you dare to ask more than that? Masih ada episode 15 yang di-rerun kooook mwahahahaha. *moga emak gue ga baca blog gue ini* 

Intermezzo :
Dialog ini terjadi antara si Kakak dan adek bungsunya yang ngefans banget sama Apink.
Si adek : Kak... *nyelonong masuk kamar*
Kakak : Hmmm...
Adek : Healer nyeritain tentang apasih? *kepo mode on*
Kakak : *mikir keras* Tentang apa yah.... *menerawang*
Adek menunggu dengan sabar.
Kakak : Nggg.... molla-yo. Aku nggak bisa jelasinnya. Nonton sendiri, gih.
Adek : Loh kan udah ditonton sampe akhir, kak? Masa nggak tau garis besarnya sih?
Kakak : Seriusan. Healer itu drama yang susah dikasih gambaran kayak apa ceritanya. Mending kamu nonton sendiri. Beda deh pokoknya sama Pinocchio.
Adek : ..... *ngeloyor pergi sambil misuh-misuh*

Itulah yang ingin saya sampaikan, saking kompleksnya cerita di Healer saya kerap kesulitan menjelaskan jika ada yang bertanya atau sekadar meminta pencerahan mengenai drama ini sebelum mutusin nonton. Wait, Pencerahan? Kok saya udah kayak konsultan drama ya jadinya hahahaha.

Daripada penasaran dan kepo lebih baik nonton sendiri deh dramanya. Insya Allah nyesel. Iya, nyesel kenapa nggak dari dulu nontonnya xD


Finally, we must send our  goodbye to Healer team *sobs*. Thank you for bringing to us a wonderful drama ever. Sincerely, I will never forget this beautiful journey that I’ve shared with you. We always remember you, Healer-ya... 


See you,
-Love-
Na.