Spring to Spring, tentang perjalanan dan cerita-cerita yang belum usai...


Hoppipola merupakan band yang dibentuk melalui sebuah ajang survival band di stasiun tivi JTBC, Superband di tahun 2019 lalu. Acara ini bertujuan untuk menemukan musisi-musisi berbakat (jenius) dan membentuk sebuah band dengan komposisi dan musik terbaik—kedengarannya tinggi sekali ya? Ambisius? Tahan, jangan komentar dulu.


Superband menyelesaikan penayangannya 12 Juli 2019 dengan catatan rating 3,7% (AGB Nielsen). Superband juga menjadi salah satu acara populer kategori non-drama pada saat itu.



Hoppipolla keluar sebagai pemenang pertama Superband. Member band ini berturut-turut—I’ll (Vokal, Keyboard), Ha Hyunsang (Vokal, Gitar), Kim Young-so (Gitar), Hong Jin-ho (Cello). 16 November 2019, Hoppipolla melakukan debut pertama mereka dengan lagu About Time. 22 April 2020, band yang namanya diambil dari bahasa Islandia ini menelurkan album pertama mereka, Spring to Spring yang terdiri dari 6 lagu. Lalu di tanggal 20 Agustus, Hoppipolla merilis single Let’s.



Saya tidak mengingat persisnya di tahun atau bulan berapa saya secara tidak sengaja menemukan sebuah video di Youtube yang menampilkan Ha Hyunsang yang sedang menyanyi di Superband. Lagunya berbahasa Inggris. Waktu itu saya sungguh-sungguh tidak tahu kalau Superband itu semacam acara pencarian bakat. Hanya satu yang bisa saya pastikan, dan saya ingat sekali reaksi saya—saya terpukau. Sebenarnya ketidaksengajaan itu bermula dari kepo-nya saya mencari tahu mengenai Ha Hyunsang. Ketemulah saya video itu. Saya pada saat itu sedang tergila-gila banget dengan lagu Moonlight yang mengisi OST Be Melo (JTBC, 2019). Lagu Moonlight ini masih menjadi salah satu OST yang paling saya favoritkan sampai saat ini. Melodinya yang sedih mengiringi suara Ha Hyunsang yang cocok banget nyanyiin ballad. Saking sukanya saya dengan lagunya, sebelum rilis resminya, saya puter ulang lagi dan lagi itu ending ep 4 Be Melo demi bisa dengerin Moonlight.

Lalu pada waktu yang berbeda, saya lupa kronologinya—ingatan saya pada saat tertentu benar-benar gagal diandalkan—saya yang di waktu luang sering menyengajakan diri nyasar di Youtube ketemu video-video penampilan Hoppipolla di Immortal Song 2 KBS. Video performance yang bikin saya speechless, merinding gilak-terharu iya, nangis juga iya. BAGUS BANGET. Pokoknya ga bosen-bosen aya rewatch.

Breathtaking performance from Hoppipolla

Broken Heart


Million Flowers


Heart Beats

Saya ga tau caranya bahasin lagu memakai term of music, yang bisa saya lakukan ya begini saja, nulis beradasarkan apa yang saya rasakan sebagai penikmat musik—maen perasaan aja bisanya mah.

Saya ini pendengar yang baik, tapi (sayangnya) saya kerap gagal sebagai penutur yang baik. terlebih bila itu menyangkut masalah-masalah yang saya alami sendiri. Musik, adakalanya menjadi satu-satunya comfort zone  di kala saya butuh didengar. Saya sering mendapati diri saya duduk sendirian, mendengarkan lagu-lagu yang saya rasa mampu menyuarakan isi hati saya saat itu, dengan begitu saya bisa memeluk diri saya sendiri. Saya pernah loh, nangis hebat setelah mendengarkan satu lagu yang liriknya persis banget dengan apa yang saya rasakan. Kayak nemu temen cerita . /berasa lonely banget hidup saya yah.../

Ahad kemarin, sambil rebahan, saya buka Youtube, ngetik Hoppipolla di kolom pencariannya dan satu persatu keluar lagu-lagunya. Semuanya.

Malam sebelum hari itu, saya sudah mendengarkan Our Song (album Spring to Spring). Reaksi pertama saya mendengar pembukaan lagunya... KAGET. Tepatnya, campur aduk rasanya. Saya kayak yang—what is this? Omo. Wait. Saya pause sebentar, tarik napas, lalu saya play kembali. I’m hooked.

Lagu itu dibuka suara Hyunsang yang jernih disusul denting sendu piano...


I’m losing my way...”

Baru part ini aja udah bisa bikin saya pengen nangis, demi apa melas banget itu suaranya Hyunsang. Semacam ‘oke, aku lelah..’ seperti orang yang sudah melakukan perjalanan panjang tapi ia belum bisa menemukan apa yang telah membuatnya rela melakukan perjalanan panjang itu .. Its like... I think its over but I’m fine. I will be fine. Yeah, everything will be fine.

Itu lagu baru mulai beberapa detik loh, tapi udah bikin saya ngerasain rupa-rupa kesedihan yang dalam. .

Our Song adalah lagu pertama Hoppipolla yang saya dengarkan (selain cover lagu penyanyi/band lain). First impressions-nya melesat jauh. Saya mengantisipasi lagu berikutnya. Saya kemudian bertanya ke Ben rekomendasi lagu-lagu Hoppipolla sejenis Our Song Se-pemantauan saya di Twitter, Ben sudah lumayan lama mengikuti Hoppipolla.

Keesokan harinya, saya berturut-turut mendengarkan About Time, Enough, dan Sorang, serta video performance-nya Hoppipolla di Superband dan di acara-acara lain.

Setelah menonton video performance Hoppipolla, mendengarkan aransemen lagu-lagu mereka, saya rasa JTBC tidak muluk-muluk saat mempromosikan Superband sebagai ajang pencarian bakat musisi-musisi jenius untuk membentuk sebuah band dengan komposisi dan musikalitas terbaik. They ain’t joking. Hoppipolla adalah bukti nyata kesuksesan Superband dilihat dari sisi musikalitasnya. RICH. Melodi lagu-lagu yang mereka bawakan sangat kaya, lagu official maupun lagu yang mereka cover. Hoppipolla—dalam waktu yang relatif cepat (menurut saya ya) mampu menghadirkan jati diri yang mereka harapkan ada ketika mereka memutuskan memakai Hoppipolla sebagai nama band ini. Mereka masih berproses, berkembang, saya percaya level kerennya Hoppipolla akan terus menanjak. Dan siapa pun yang memutuskan menjadi fans band tanpa drum ini akan mengangkat dua jempolnya seraya berkata, “Hal terbaik yang pernah saya lakukan sebagai penikmat musik adalah menjadi fans kalian!”

Dalam sebuah wawancara usai memenangi Superband, saya mengutip ucapan member Hoppipolla, I’ll, mengenai pemilihan namanya Hoppipolla ini. “Hoppipolla is unfamiliar word in Korea. I wish people would imagine scenery and get comfort by listening to our music without knowing the meaning of the word.”

AND YOU KNOW WHAT?? THAT WAS EXACTLY HAPPENED TO ME WHEN I WAS LISTENING THEIR SONGS!! ISN’T IT AMAZING? THEY CHOSE THE PERFECT NAME .

Di saat-saat kayak gini nih saya gregetan banget, heboh banget isi kepala dengan excitement tapi saya-nya ga pinter milih kata-kata bagus yang bisa tepat menggambarkan perasaan saya.

Jika saya boleh mendeskripsikan Hoppipolla versi kamus kata-kata saya yang terbatas ini, band ini memiliki kemampuan untuk membuat pendengar musik mereka meninggikan ekspektasi di detik pertama mereka mulai memainkan alat musik mereka, dan setelah lagunya berakhir, pendengar tidak lagi bisa mengingat ekspektasi seperti apa yang diharapkan di awal ketika lagunya dimulai. Kenapa? Sebab Hoppipolla membuktikan melalui lagu atau penampilan mereka, bahwa mereka sanggup melampaui ekspektasi orang-orang yang menonton atau mendengarkan mereka. Yep, mereka se-keren itu!

Lagu-lagunya Hoppipolla, bagi saya ibarat sebuah perjalanan yang menawarkan cerita yang berbeda pada setiap lagunya.

Musik punya kekuatan yang bisa menggerakan atau menyentuh hati pendengarnya. Ini saya rasakan betul ketika mendengarkan lagu-lagu Hoppipolla. Dan yang lebih emejing-nya lagi, saya nggak sadar tau-tau lagunya udah kelar aja, saya sibuk ber woahh woaahh sampe lagunya abis. Saking saya menikmati lagunya. Melodi-melodinya semacam punya jiwa yang bikin saya larut. Aduh, ini ngomongnya gimana ya... .

Perasaan yang saya rasakaan setelah lagunya berakhir masih terasa kuat sekali. Di awal lagu Our Song, kita diajak bersendu ria, tetapi begitu masuk ke pertengahan lagu hingga memasuki penutup, kesedihan yang dirasakan telah berganti dengan harapan dan optimisme. Tidak apa-apa mengakui bahwa kita sedang tidak baik-baik saja.

Lalu di lagu Enough—openingnya bikin NANGIS . sumpah ga boong saya... alunan celo-nya Hong Jin-ho nim sendu banget. Mana dia mainnya di pinggir danau. Apa ya... yang saya rasain, yang muncul di benak saya pertama kali ketika saya mendengar opening-nya Enough adalah tentang seseorang yang ingin menyampaikan pesan rindunya kepada dia yang telah hilang. Menyayat. Speechless-nya saya ga ada bedanya ketika saya mendengar I’m losing my way-nya Hyunsang di Our Song.



Saya membayangkan diri saya duduk di salah satu bangku, entah di stasiun kereta, bandara—di tempat yang ramai oleh lalu lalang orang-orang—saya bersandar, menutup mata, headset terpasang, dan saya menikmati Enough.

Atau seperti ini—saya sedang dalam perjalanan menuju ke sebuah tempat. Saya menumpang sebuah mobil antarkota yang padat. Saya memeluk ransel, sedang mata saya berkeliling menatapi orang-orang saling membisu, terantuk oleh pikiran masing-masing. Enough terdengar lirih keluar dari headset yang terpasang di telinga saya.

Selain opening-nya, part favorit saya lain adalah menit ke 2 detik ke 55—seluruh instrumen dengan bunyi berbeda saling bertemu, powerful—saya pikir di situlah klimaks lagu ini.

Adalah Sorang (소랑) yang menjadi lagu pamungkas bagi saya di Spring to Spring. Saya menyukai semua lagu di album debut Hoppipolla itu, tetapi Sorang memuncaki list lagu favorit Hoppipolla favorit saya—I’m ballad trash anyway.


Pernah tidak kamu mendengarkan sebuah lagu pertama kali, benar-benar untuk pertama kalinya, tanpa spoiler... dan kamu segera dibuat terkejut oleh melodi yang kamu dengar pertama kali itu? Kamu mendadak ingin menangis tanpa alasan, di tengah-tengah alunan musik lagu itu, kamu dibuat teringat sebuah alasan mengapa kamu menangis, mengapa lagu yang baru pertama kali kamu dengarkan itu bisa membuatmu menangis haru—semua waktu-waktu sulit yang pernah atau sedang kamu jalani seperti terakumulasi—mereka datang kepadamu sekaligus, namun alih-alih merasa sedih, luapan rasa haru yang kamu rasakan itu rupanya adalah wujud lain dari kelegaan. Kamu lega kamu (masih) baik-baik saja. Kamu lega karena kamu (masih) memilih tidak menyerah terhadap dirimu sendiri.

Itulah yang saya rasakan saat mendengarkan Sorang, lagu penutup dari album Spring to Spring Hoppipolla ini. Dalam bahasa yang sulit saya gambarkan tepatnya, agaknya saya paham mengapa Sorang disimpan di nomor terakhir track list Spring to Spring. Ia benar-benar menjadi lagu penutup yang membuat pendengar Spring to Spring menghembuskan napas lega, gembira, telah meluangkan waktu mendengarkan Spring to Spring. Perasaan yang ditinggalkan Spring to Spring akan terus diingat, album ini terlalu mengesankan untuk dilupakan begitu saja.

Sungguh, mendengarkan pertama kali lagu-lagu Hoppipolla dari album Spring to Spring adalah pengalaman yang menyenangkan, saya menikmati prosesnya, mengingat detail ekspresi yang saya rasakan. Ajaibnya tentang lagu-lagu Hoppipolla, tanpa mengetahui liriknya pun kita tetap bisa meresapinya, tetap bisa dibuat haru. Menurut saya, bahasa musik adalah bahasa paling rahasia, dan Hoppipolla memegang kunci-kunci rahasia itu.

Ini pendapat pribadi saya, pusat dari band ini terletak di permainan Cello Hong Jin-ho nim. Suara sendu dan powerful cello memberikan kekuatan yang sangat besar pada aransemen lagu-lagu Hoppipolla. Begitu suara cello-nya Jin-ho nim terdengar, saya langsung tersenyum Ah... this is it! INI! 

Good Job, Hoppipolla! Saya beruntung menemukan band ini!

Sepertinya tulisan ini akan menjadi pembuka postingan saya berikutnya tentaang Hoppipola. Semoga. Keep going, Hoppipolla! 💖  

Terakhir, saya mengutip dari laman Wikipedia, "Their band name, which means “jumping into puddles” in Icelandic, is about "Hoping people around the world can immerse in their music and feel bliss by getting solace".

and we already knew, they did that with their music! They will always do that. Thank you, Hoppipolla.

With Love

Azz