Sinopsis IRIS 2 Episode 5 Part 2


Choi Min menjenguk Jo Myung Ho di rumah sakit. Di sana sudah ada sekretaris Presiden, Yoon Shi Hyun dan Young Min. Rupanya Jo Myung Ho sendiri lah yang meminta agar Choi Min menemuinya.


“Masuklah ke dalam. Jangan berikan beliau informasi yang tidak diperlukan,” Sekretaris Presiden mengingatkan. Choi Min masuk ke kamar perawatan Jo Myung Ho.
“Apa anda sudah merasa sehat?” tanya Choi Min setibanya di dalam.
“Ya. Bagaimana denganmu? Apakah kau terluka?” timpal Jo Myung Ho.
“Ya, aku baik-baik saja.”
“Baguslah... aku sudah satu bulan terbaring di sini. Di ruangan ini channel berita di TV telah diblokir. Mereka mengatakan aku bahkan tidak bisa membaca surat kabar. Ini tidak ada bedanya dengan penjara.” Jo Myung Ho mengeluarkan keluhannya.
“Aku yakin ini diterapkan sampai anda sembuh.”
“Karena aku mengetahui hal itu, aku memintamu untuk datang, Wakil Diektur. Aku ingin mendengar pendapatmu yang sejujurnya mengenai Hungaria. Saat ini apa masalah yang terbesar?”
Choi Min menarik kursi dan duduk.
“Sekarang ini keadaan sudah tenang, akan tetapi Ameriak, Cina, Jepang, dan banyak negara lain di Asia secara terbuka telah mengkritik dan memberi tekanan pada kita.”
“Itu adalah situasi yang telah kita perkirakan bahkan seandainya pembicaraan tersebut berhasil,” ucap Jo Myung Ho.
“Singkatnya, saat ini Korea Utara dan Korea Selatan, keduanya berada dalam isolasi diplomatik.”
Jo Myung terdiam sesaat.
“Karena keadaan berakhir seperti ini adanya saat ini, satu-satunya yang bisa kita lakukan adalah... memajukan agenda pertemuan untuk Komite Persiapan Unifikasi. Tidak ada jalan lain. Aku akan mencoba untuk segera mengadakan pertemuan dengan Presiden Ha Seung Jin.”
“Aku akan mengatur jadwal Presiden melalui Kepala Staf Goo,” kata Choi Min.
“Kau tidak akan coba menghentikanku?” tanya Jo Myung Ho tiba-tiba. “Dalam kasus seperti ini, sebagian besar orang akan memberitahuku untuk berhenti karena ini berbahaya. Atau mereka akan memberitahuku untuk memikirkannya kembali setelah aku sembuh dari cederaku.”
Choi Min mengatakan ia di sina untuk membantu Jo Myung Ho memimpin kesuksesan Komite Persiapan Unifikasi. Ia sudah menempatlan beberapa agen NSS untuk bertugas di sana
“Ya. Terimakasih. Mulai sekarang aku akan terus meminta bantuanmu,” Jo Myung Ho menutup pembicaraan.


Sekretaris (jadi namanya Kepala Staf Goo) menyambut keluarnya Choi Min begitupun dengan dua agen di situ. Yoon Shi Hyuk dan Young Min.
“Apa kata beliau?”
“Beliau ingin memajukan pertemuan Komite Unifikasi. Beliau juga memberikan izin bagi NSS untuk memberikan pengamanan dalam komite tersebut.”
“Beliau ingin segera memproses komite persiapan Unifikasi? Kau tahu dengan jelas kita tengah berada dalam situasi bagaiamana. Apa kau bahkan tidak berpikir untuk menghentikan beliau?”
“Bila kita menyerah sekarang, berarti kita tunduk pada teroris. Dengan pendekatan semacam itu, kita tidak akan bisa menghentikan terorisme di masa yang akan datang.”
“Apa katamu?” Kepala Staf Goo kaget.
“Beliau ingin segera bertemu dengan Presiden. Aku meminta tolong pada Anda tolong atur pertemuan ini,” pinta Choi Min.
Kepala Staf Goo mengeluh, “Aku bisa gila.”
Sebelum pergi Choi Min mengingatkan kedua agennya. “Kalian berdua perketat penjagaan kalian.”
“Ya.”
“Ya. Aku mengerti”


Yoon Shi Hyuk dan Young Min menjawab hampir bersamaan.
Choi Min dan Yoo Gun berjalan bersama sambil bercakap-cakap.


“Ketua Tim Jung, kenapa kau mengejar IRIS? Karena itu mengancam keamanan Ibu Pertiwi? Ataukan bila tidak, karena kau agen agen NSS? Apa pertanyaanku terlampau sulit?”
“Bukan seperti itu. Belum lama ini, aku pikir itu salah satu di antara kedua alasan tersebut. Entahlah. Aku hanya menganggap ini sebagai takdir yang diberikan padaku. Apa Wakil Direktur memiliki alasan khusus kenapa mengejar IRIS?”
Choi Min menghela napas. “Aku rasa saat itu aku berusia delapan tahun. Aku sedang menunggu Ibu untuk menjemputku dari sekolah. Tapi Ibu tidak muncul bahkan setelah dua jam menunggu dan semua anak-anak sudah pergi. Karena Ibu sangat terlambat. Aku bermaksud meminta boneka bayi kubis yang sudah kuidam-idamkan selama sebulan. Boneka bayi kubis  lumayan terkenal saat itu. Aku bertekad bahwa aku harus memiliki boneka tersebut. Akhirnya aku mendapat boneka bayi kubis meskipun itu dari nenekku. Orangtuaku bekerja di Konsulat. Mereka terbunuh dalam serangan teroris bom di hari itu. Karena itulah Ibu tidak bisa datang menjemputku di hari itu. setelah itu, aku tidak pernah menuntut apa-apa dari siapapun. Setelah dua puluh tahun orangtuaku meninggal dunia, untuk pertama kalinya, aku menuntut sesuatu dari pacarku saat itu. Kami pergi melakukan perjalanan di mana seharusnya dia akan melamar. Tapi dia melupakan cincinnya di kantornya. Aku berkata tidak akan melakukan perjalanan terkecuali dia memiliki cincin tersebut. Di bandara, aku menuntut dia kembali ke kantornya untuk mengambil cincinnya. Hari itu adalah 11 September 2001. Pentagon dserang dan dia berada di sana. Di masa-msa paling penting dalam hidupku, orang-orang paling berharga untukku kehilangan nyawa mereka akibat serangan teroris. Setelah mengejat beberapa teroris selama beberapa tahun, aku menyadari IRIS secara langsung maupun tak langsung terlibat dalam terorisme. Alasan kenapa aku mengejar IRIS? Aku tidak mau lagi kehilangan orang-orang yang berharga untukku. Setidaknya tidak pada IRIS.”


Choi Min menghadap ke arah Yoo Gun. “Aku bertemu dengan Representatif Jo Myung Ho Ho pagi tadi. sebagaimana kau yang mencoba untuk menggunakan Baek San sebagai umpan untuk memancing IRIS, aku juga berpikir untuk menggunakan Representatif Jo Myung Ho sebanyak yang aku bisa. Hal-hal seperti ini akan mustahil aku bicarakan terkecuali aku sangat mempercayaimu. Harap ingatlah itu.”

Di penjara Korea Utara...


Yeon Hwa bertanya pada Joong Won mengenai kakanya (Yeon Hwa adalah adik Sun Hwa di IRIS Season Satu yang diperankan oleh Kim Seo Yeon).
“Berapa kali harus kubilang padamu? Kalau sampai sekarang aku tidak dengar apapun tentang dia. Itu artinya dia bukan lagi orang yang ada di dunia ini,” sahut Joong Won. “Tapi ngomong-ngomong, jangan bilang kau mencampakan Ibumu dan kabur sendirian dari Korea Utara?”
Yeon Hwa berang. “Kalau kau tidak tahu apapun jangan bicara seenaknya. Setelah Unni dicap sebagai pengkhianat, Ibu dan aku ditahan di koloni buruh pidana No. 18.”
Joong Won terperangah. “Kalau itu koloni buruh pidana No. 18 berarti... Maksudmu kamp tawanan tambang batubara Gyeonghueng?”
“Sejak musim gugur tahun itu, Ibu mulai batuk-batuk. Tapi semakin waktu berlalu, bukannya membaik dia bahkan mulai batuk darah. Kami benar-benar putus asa, jadi kami memanjat pagar dan melarikan diri. Tapi belum begitu jauh kami pergi dan Ibu...” Yeon Hwa mulai menangis terisak.
Joong Won menatap iba sekaligus sedih. Ia menepuk bahu Yeon Hwa.
“Batu bara yang dingin dan kokoh itu aku gali dan gali dengan tangan kosong. Seperti itu... seperti itu... untuk menguburkan Ibu. Dengan sepasang tangan ini...” Yeon Hwa mengangkat kedua belah tangannya.


“Maafkan aku... Aku sama sekali tidak mengira itu. Tapi bukan kau satu-satunya yang kehilangan keluargamu. Kadang-kadang aku membayangkan adikku Seung Won yang telah tewas mungkin saja masih hidup di suatu tempat,” getir Joong Won.
Yeon Hwa mengangkat wajahnya, “Walau begitu, kau tidak mau membalas dendam?”
“Balas dendam?” Joong Won berdiri. “Pada siapa? Maksudmu pada bajingan-bajingan Korea Selatan yang turut serta dalam konflik Yeonpyeong? Ataukah kalau tidak, haruskah aku mengebom Komando Angkatan laut Korea Utara yang mengirimkan adikku menuju kematian di kapal bocor? Kalau saja dengan membunuh seseorang bisa mengembalikkan adikku yang tewas aku sudah akan membunuh ratusan orang! Tapi Yeon Hwa, meski kau balas dendam... ibumu dan adikku tetap tidak akan kembali,” ucap Joong Won dengan suara penuh penekakan. Menahan emosi dan kesedihan mengingat adiknya. Dan tangis Yeon Hwa benar-benar pecah. 


Joong Won memeluknya dari samping. (Adegan ini bikin mata basah. Sedih. Good Job Im Soo Hyang, her acting so daebak!).


Soo Yeon berada di arena tembak. Sebagai pemegang medali emas cabang tembak, tentu saja Soo Yeon terguncang mendapati dirinya yang sekarang. Bahkan untuk memegang pistol saja tangannya gemetaran apalagi menembak. Selalu saja bayangan wajah pria yang tewas tertembak di bagian kepala olehnya, berseliweran di pelupuk matanya. Hyun Woo yang berdiri di belakangnya segera maju mendekati Soo Yeon. Ia membantu Soo Yeon memegang senjatanya. “Ini hanya arena tembak. Di sini kau hanyalah... peraih medali emas, Ji Soo Yeon. Kau akan baik-baik saja.” Hyun Woo menenangkan. Ia kemudian mundur perlahan. Soo Yeon mulai menembak. Sekali. Dua kali. Tiga kali. 


Dan hasilnya? Soo Yeon tak bisa menyembunyikan kegembiraannya melihat hasil tembakannya yang tepat sasaran. Ia melihat ke arah Hyun Woo. Hyun Woo memeluk dan mengangkat Soo Yeon. Ia turut senang.
“Kau menembak dengan baik,” kata Hyun Woo.
“Barusan kau agak-agak memelukku.” Protes Soo Yeon tapi sambil tersenyum.
“Kau yang duluan loncat ke lenganku.”
“Jangan buat aku tertawa,” cetus Soo Yeon.
“Kau sudah besar kenapa malu-malu begitu?” tuding Hyun Woo
Soo Yeon tidak menghiraukan Hyun Woo, ia terlampau senang dengan hasil tembakannya hari itu. Ia menarik tangan Hyun Woo. “Lihat! Semua mengenai target.”


 Di markas TF-A Team, anggota tim sedang makan bareng minus tiga aktor utamanya. Yoo Gun, Soo Yeon dan Hyun Woo. Oh Hyun Kyu memakan ceceran makanan di atas meja yang ia kira pasta cuka lada merah. Omayaaa, dan ternyata itu adalah darah bekas otopsi sebelumnya. Hueeeek. Mereka makan di atas meja bedah ruang otopsi. Mampus, aku nonton scene ini pas lagi makan maleeem >_<. Byung Jin dan yang lainnya protes kenapa mereka selalu makan di atas meja itu. Apa tidak ada meja lain? Sempat-sempatnya juga asisten Oh Hyun Kyu mengajak salah seorang rekannya untuk makan di luar alias kencan hahaha. Oh Hyun Kyu nanya kenapa dua hari ini Byung Jin dan yang lain terlihat lebih sibuk dari biasanya. Hampir saja Ji Won membeberkan misi pemindahan Baek San, untung saja Ketua Tim Dispatch NSS menyikut rusuknya. Ji Won seketika mengalihkan dengan mengatakan mereka sibuk karena tiba-tiba mereka tidak bisa mengakses internet kantor, hal itu turut pula di-iya-kan oleh Byung Jin (Ini ya, gara-gara di Twitter aku ketemu terus sama nama Byunghee alias G.O MBLAQ, nulis nama Byung Jin kadang kepleset jadi Byunghee :D)
Oh Hyun Kyu tahu kalau TF-A Team menyembunyikan sesuatu darinya makanya ia kesal dan mengusir Byung Jin dkk keluar ruangan. “Apa kalian tidak percaya padaku? Keluar! Keluar! Tidak mau keluar?” teriaknya sambil mendorong Byung Jin dan Ji Won.


Sehari menjelang pelaksanaan misi, Yoo Gun menemui anak buahnya dan memberikan instruksi.
“Selama misi besok, ruang kendali Tim A akan ditutup sepenuhnya. Tidak ada seorangpun dari dalam atau luar bisa masuk atau keluar. Persiapkan diri kalian dengan pemahaman tersebut. Jangan membuat kesalahan.”


Yoo Gun dan Hyun Woo sempat berbicara berdua. Apa yang mereka bicarakan ya? Yoo Gun menatap punggung Soo Yeon dari jauh. Tentang Soo Yeon kah?


D-day! Hari pemindahan Baek San tiba. Di kamp tahanan Baek San yang lama, seorang tentara memberikan pengarahan pada anak buahnya untuk melakukan persiapan lengkap dengan kewaspadaan penuh. Tangan Baek San diborgol ketat. Ia senpat mengingatkan Yoo Gun bahwa betapa gegabahnya menggunakan dirinya sebagai umpan untuk memancing IRIS.
Namun Yoo Gun menepisnya. “Hari ini aku pastikan akan mengetahui setidaknya satu dari dua hal. Siapa penyusup yang bersembunyi di dalam NSS dan apa yang diinginkan IRIS dari anda.”
“Kau sebaiknya berhenti sekarang. Kau mungkin akan terluka.”
“Sekarang, ini terserah anda untuk menghentikan aku. Apa yang akan anda lakukan sekarang, Direktur Baek San?”


Baek San tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia dibawa keluar menuju mobil dengan kepala tertutup dan dikawal dua tentara. Di sana sudah ada Soo Yeon Dan Hyun Woo yang akan ikut mengawal pemindahan tersebut. Yoo Gun mengucapkan terimakasih pada komandan yang sudah menjaga Baek San selama di kamp itu. Yoo Gun masuk ke mobil yang memuat Baek San.
Di Kantor TF-A Team, Tim Dispatch segera melakukan tugas mereka yakni mengawal misi itu dengan melakukan pemantauan area yang dilalui oleh Tim dalam misi tersebut melalui satelit.
“Kami telah meninggalkan markas,” lapor Yoo Gun melalui saluran telekomunikasi.
“Baik.” Ketua Tim Dispatch NSS. Ia lalu memberikan isntruksi kepada bawahannya, “Waktu saat ini 10:30 Induk burung meninggalkan sarangnya. Bersiap-siap. Misi dimulai.
“Aku sudah mengakses ke sistem kendali lalu lintas,” kata Byung Jin
“Sinyal lalu lintas di bawah kendali,” lanjut Ji Won.

Ketua Tim Dispatch yang sampe sekarang blon tau sapa namanya :))
Ketua Tim Dispatch meminta Ji Won menampilkan posisi Tim  di lapangan.
Mobil pemindahan sudah keluar dari gerbang kamp lama, Yoo Gun melapor pada Choi Min mereka sudah memulai pemindahan. Choi Min mengingatkan agar Tim-nya Yoo Gun harus berhati-hati.


Yoo Gun menghubungi Hyun Woo yang semobil dengan Soo Yeon. Ditanyakannya bagaimana laporan status F1 (semacam kode). Hyun menjawab aman. Yoo Gun meminta Hyun Woo agar ia bisa bicara dengan Soo Yeon. Hyun Woo memberikan earphone-nya pada Soo Yeon (itu loh, yang sering dipake para aktor/aktris di drama Korea kalo lagi nelpon sambil nyetir). Yoo Gun menanyakan bagaimana tangan Soo Yeon, apakah baik-baik saja. Soo Yeon jawab tangannya sudah baikan.
“Saat kau pulang hari ini, lihatlah ke dalam boneka Matryoshka yang terkecil,” kata Yoo Gun. Soo Yeon sempat bertanya, boneka? Sekian detik kemudian raut wajahnya menunjukkan kalau ia ingat boneka yang dimaksud Yoo Gun.

Di kantor NSS, Choi Min bersiap hendak ke suatu tempat. Di depan lift ia bertemu Lee Soo Jin. Lee Soo Jin muncul di belakangnya. Dilihat dari mata Choi Min, nampaknya ia sudah mulai mencium ketidakberesan dari Lee Soo Jin. Lee Soo Jin berbasa-basi bukankah saat itu mereka sedang dalam misi pemindahan? Choi Min mengangguk, “Benar.”


“Anda yang memimpin misi ini tapi Anda tampaknya akan pergi ke suatu tempat?”
Choi Min menimpali ia pergi melakukan inspeksi lapangan. Lee Soo Jin mengerti. Karena Lee Soo Jin tidak juga masuk ke dalam lift, Choi Min tanya apakah ia mau masuk atau tidak yang dijawab Lee Soo Jin kalau ia akan ke bawah (?) Sepeninggal Choi Min, ekspresi Lee Soo Jin langsung berubah. Ia memutar balik badannya kembali ke dalam kantor NSS. Apalagi yang direncanakan yeoja satu ini >.<

Misi pemindahan ini rupanya melibatkan dua agen-nya Choi Min. Shi Hyuk dan Young Min. Dua Bromance favorite-ku di sini. Yang satu pede-nya gak ketulungan, yang satunya lagi masih polos hahahaha. Young Min dan Shi Hyuk ditugaskan ke lokasi kamp yang lain. Jadi ceritanya, ada dua lokasi kamp yang dituju. Tim dibagi dua. Yoo Gun memiliki rencana tersendiri dengan misi ini. Di dalam mobil yang dikemudikan Young Min, Shi Hyuk mengeluarkan kekesalannya terhadap Yoo Gun.


“Menurutmu masuk akal bagi mereka membuat kita mengemudi berkeliling seperti ini?”
“Tapi yang mengemudi adalah aku,” tangkis Young Min kalem.
“Tapi tetap saja ini tidak benar,” sela Shi Hyuk mendecih. “Pokoknya, aku tidak suka dengan Jung Yoo Gun itu. ekspresi wajahnya itu masam sekali.”
“Aku rasa belakangan ini kau tidak melihat dirimu sendiri di cermin.” 

Ekspresimu, Oppaaaaaa <3
Bwahahaaha, Young Min menyindir halus Shi Hyuk. Shi Hyuk menatap galak ke arah Young Min. Young Min menelan ludah dan pura-pura memakai earphone-nya.
Sementara itu, Rey Cs juga mulai bergerak.


Dan tahukah apa yang terjadi selanjutnya? Di sebuah tempat lain, Baek San didudukan di kursi oleh dua petugas. Penutup kepalanya dibuka. Trus siapa dong yang berada di mobil bersama Yoo Gun? Bagaimana dengan misi pemindahan itu? Jebakan kah? Baek San teringat kata-kata Yoo Gun sebelum ia dibawa keluar.
“Hari ini aku pasti akan mengetahui setidaknya satu dari dua hal. Siapa penyusup yang bersembunyi di dalam NSS dan apa yang diinginkan IRIS dari anda...”
Baek San terhenyak. Ia berteriak kepada petugas jaga, “Hei, apa kau bisa menghubungkanku dengan Wakil Direktur Choi Min? Ini mengenai masalah yang sangat penting!”


Lee Soo Jin ternyata pergi ke ruang server utama untuk mengetahui kepastian misi pemindahan hari itu. ia menemukan fakta ada dua tempat pemindahan yaitu Chuncheon dan Pocheon. Lee Soo Jin kesal sudah berhasil dikelabui Jung Yoo Gun. Ia menelepon Rey. Diberitahukannya kalau ada sesuatu yang aneh dengan misi pemindahan itu.
“Ada dua tim pemindahan yang bergerak menuju dua lokasi kamp yang berbeda. Satu adalah umpan.”


Rey bertanya apa maksudnya.
“Jung Yoo Gun dan Wakil Direktur Choi Min merancang misi ini. Aku sedang melacak lokasi mereka jadi tunggu sebentar.
“Yang mana yang benar?” desak Rey tak sabaran.
“Pocheon,” jawab Lee Soo Jin meyakinkan.
“Sebaiknya kau benar,” desisi Rey mengingatkan. Diperintahkannya anak buahnya untuk berbalik arah ke Pocheon. 


(Aaaaaagh, seandainya Rey Cs bergerak ke Chuncheon maka ia akan bentrok dengan Shi Hyuk  dan Young Min T_T).
Baek San dan Choi Min akhirnya bisa bertemu. Baek San ingin mengetahui apa yang coba dicapai Choi Min dengan memasang umpan di luar sana (misi hari itu).


“Apakah anda sungguh berpikir kami akan melakukan sesuatu yang gegabah melawan IRIS dengan menggunakan anda sebagai umpan? Tapi sebenarnya kenapa Anda mendesak ingin bertemu denganku?”
“Kau mengatakan kau ingin tahu apa yang IRIS inginkan dariku. Kau ingin tahu alasan kenapa aku menyerah pada NSS. Aku akan memberitahumu sekarang apa yang diinginkan IRIS dariku.

Yoo Gun meminta laporan Tim Shi Hyuk yang bergerak ke Chuncheon.


“GH, tidak ada masalah. Kami akan tiba dalam sepuluh menit.” GH adalah kode untuk Timnya Shi Hyuk.
Yoo Gun lalu menghubungi Tim F1 (Soo Yeon dan Hyun Woo), “F1, kita punya sepuluh menit. Bersiaplah,” katanya.

Saat itulah hal yang tidak diinginkan terjadi. Rey Cs menemukan Rombongan misi pemindahan. Rey menyuruh anak buahnya bersiap. Di sebuah pertigaan tida mobil Rey Cs berpisah dan bertemu di perempatan selanjutnya. Malangnya bagi Yoo Gun Team, mereka juga sedang menempuh rute tersebut. Tanpa tedeng aling-aling, lebih dari tiga mobil saling bertabrakan. Mobil Soo Yeon dan Hyun Woo yang berada pada posisi paling depan tak luput dari hantaman mobil anak buah Rey. Bener-bener chaos deh kalau aku bilang. Semua yang ada berada dalam mobil terdorong ke depan. Mobil besar yang ditumpangi Yoo Gun dan Baek San gadungan otomatis berhenti.


“Mobil di depan diserang!” lapor petugas yang jadi pengemudi mobil.
Yoo Gun mendapat sambungan telepon. “Mereka memakan umpan.”
Yoo Gun : Jalankan misi seperti rencana.
Semua bersiap-siap menyongsong serangan. Beberapa anak buah Rey mendekati mobil besar yang membawa Baek San gadungan. Begitu pintu dibuka, Yoo Gun langsung menyambut mereka dengan tembakan menandai acara tembak-menembak dimulai. This is War.


Kembali ke perbincangan antara Choi Min dan Baek San. Baek San mulai bercerita mengenai program nukli pemenrintahan ke-4 sudah diselesaikan yang ledakannya di atas skala bom Hiroshima. Senjata nukir yang telah selesai tersebut tersembungi di beberapa lokasi di Seoul. Apabila Korea Utara memancing terjadinya perang dan menduduki Seoul, mereka berencana meledakkan bom-bom tersebut untuk membinasakan musuh. Meskipun telah beberapa kali perubahan pemerintahan terjadi, kelima senjata nuklir tersebut masih tersembunyi dengan aman di berbagai tempat yang hanya diketahui Baek San.
“Hal yang diinginkan Baek San dariku adalah tak lain dari kelima senjata nuklir tersebut.
***


Saat sesi tembak-menembak berlangsung, barulah mobil Rey tiba. Makin seru sajah dor-dorannya >.<  Dalam satu kesempatan Rey melihat pria yang memakai baju tahanan dan terbitlah kemarahannya mengetahui kalau semua itu adalah jebakan. Baek San tidak ada di sana. Rey menembak pria itu hingga  tewas. Aw. Soo Yeon berhasil menembak lengan Ji Min, kanan tangan Rey di lapangan. Yoo Gun yang sudah lama memendam dendam pada Rey mendapat angle yang bagus untuk menshoot Rey di tengah adu tembak. Dor! Tembakan Yoo Gun tepat mengenai lengan Rey. Rey terduduk lemas. Yoo Gun yang mengetahui targetnya sudah dilumpuhkan kemudian mencoba mendekati posisi Rey dengan hati-hati. 


Dalam jarak dekat, Yoo Gun mengarahkan moncong senjatanya pada Rey yang tertawa melihat Yoo Gun. Ada amarah yang hampir meluap di mata Yoo Gun. Bayang-bayang saat Rey menembak mati Kapten Park dan kematian Letnan Ha ahjussi terbayang di ingatannya. Pada saat itu... pada saat itulah seorang sniper, rekan Rey menembak Yoo Gun. *Background musiknya Davichi-You Don’t Know. Bikin mewek tauuuuu). Soo Yeon melihat langsung tertembaknya Yoo Gun.


“Oppa... Oppa...” desisnya berkali-kalai. Air matanya meluncur. Ia tidak peduli lagi dengan suara tembakan di sekitarnya. Tujuannya adalah mendekati tempat Yoo Gun terkapar. Di sana, di seberang jalan... Yoo Gun mencoba bangkit tapi terjatuh kembali. Darah segar mengusur dari kepala dan mulutnya. Soo Yeon histeris. Ia hampir saja berlari ke arah Yoo Gun. 


Untung saja Hyun Woo segera menangkap dan mendekapnya erat. Hyun Woo membawa Soo Yeon menjauh dan mencari perlindungan di mobil. Rey Cs melarikan diri. Yag tidak sempat melarikan diri mati ditembaki pihak NSS. Soo Yeon memburu ke arah tempat Yoo Gun terjerembab tak sadarkan diri namun Yoo Gun sudah tidak ada di sana. Tubuh Yoo Gun dibawa pihak Rey Cs. *Nangis di pojokan* :((


Dalam pelarian Rey mendapat telepon dari Mr. Black, ia memberitahu kalau Baek San tidak ada dalam misi. Itu adalah jebakan.


Nun jauh di ruang tahanan Korea Utara...
Joong Won ditemui oleh Park Chul Young. Joong Won mengatakan pada Park Chul Young, Yeon Hwa selalu membaca surat kabar terbitan luar negeri sejak mereka ditahan di sana.
“Apabila mereka menyembunyikan semacam kode di surat kabar itu adalah metode yang digunakan Republik kita di tahun 70-an dan 80-an,” cetus Joong Won sinis.
“Cari tahu bagaimana cara menguraikan kode tersebut. kami akan menganalisa isinya,” kata Park Chul Young.
Joong Won menghela napas. “Anda tahu soal itu... dia akan dibunuh bila dia berbicara. Karenanya dia sama sekali tidak mau membuka mulut. Bila kita terus menekannya, dia bahkan akan semakin membungkam mulutnya. Lagipula, kita bukannya akan mendaatkan banyak dari melihat beberapa surat kabar?”
Pembicaraan mereka terpotong oleh hadirnya seorang bawahan Park Chul Young. Ia datang membawa berita penting. Park Chul Young memberikan kode pada dua anak buahnya agar mengembalikan Joong Won ke sel-nya. Sempat-sempatnya Joong Won berteriak, karena ia sudah menemukan jalan, maka Park Chul Young harus mengampuni nyawanya :D


Rupanya anak buah Park Chul Young membawa kabar insiden baku tembak IRIS-NSS. IRIS menyerang kendaraan yang memindahkan Baek San. Dan Yoo Gun tertembak dan menghilang.
Malam sudah turun. Choi Min mengunjungi lokasi terjadinya bentrok IRIS dan TF-A Team. Hyun Woo Mengatakan dari pihak mereka ada tida korban. Total 17 agen IRIS tertembak mati. Dan tida agen IRIS yang tersisa berada dalam pelarian bersama Tim Jung Yoo Gun. Choi Min terlihat gusar mengetahui hilangnya Jung Yoo Gun. Tiba-tiba matanya menubruk sosok Soo Yeon di kejauhan yang masih shock dengan kejadian hari itu.


“Apa jangan-jangan, Ketua Tim Jung dan Ji Soo Yeon memiliki hubungan yang lebih daripada rekan kerja?”
“Ya. Benar.” Hyun Woo menyahut pendek.
Soo Yeon benar-benar seperti orang linglung.... :’((

Di kantor utama TF-A Team. Kang Byung Jin tidak dapat menahan kemarahannya atas kejadian itu. Ia memukul meja demi melampiaskannya. Ji Won menariknya keluar. Byung Jin berkata kalau saja sedari awal mereka mendukung Ketua Tim maka kejadian seperti itu tidak akan terjadi. Kenapa IRIS harus membawa Ketua Tim Jung? Ji Won menebak bahwa ada penyusup di NSS yang membocorkan hal itu. Tapi Byung Jin tidak habis pikir bagaimana bisa misi mereka ketahuan kalau lokasi sebenarnya adalah Pocheon? Ada begitu 49 kamp perlindungan di negara mereka, itu akan memakan waktu lama untuk mengetahui dimana tepatnya Baek San dipindahkan.


Ketua Tim Dispatch menghadap Direktur Kang. Ia meminta izin agar bisa mengakses ke ruang server utama.
“Jadi maksudmu kau bisa menemukan penghkianat itu? tentu saja, ini adalah sebuah misi yang dirancang di belakang Direktur. Jadi tentu saja kau harus mencari pengkhianatnya.”
“Tim kami juga tidak menyadari rencana sebenarnya dari misi ini. Satu-satunya yang mengetahui rencana tersebut adalah Ketua Tim Jung dan Wakil Direktur.”
Brak! Direktur Kang menghantam meja. Ia kesal karena tidak diberitahu mengenai misi terselubung dalam upaya pemindahan itu.
“Apakah Wakil Direktur masih di lapangan?” tanyanya.
“Sejauh yang aku pahami, Wakil Direktur sedang dalam perjalanan kembali.”
Direktur Kang mengusap wajahnya. “Aku akan memberimu izin keamanan untuk mengakses ruang server. Jadi kau harus menemukan pengkhianat tersebut. dan saat kau menemukannya kau harus melaporkannya terlebih dahulu padaku. Kau paham?”
Ketua Tim Disptach : Ya, aku mengerti.

Byung Jin masih terus memikirkan kejadian hari itu. Ia mendekati Ji Won.

Why you so kepo, man? -_-
“Saat kau menyiapkan kamp, tim operasional meninggalkan jejak pada rute transportasi senjata api?”
“Benar.”
“Kalau informasi tersebut bisa ditemukan, kau bisa mencari tahu kamp mana yang dipersiapkan, bukan begitu?”
Ji Won ikutan berpikir.
“Kau bisa memastikan itu di sini.”
Byung Jin mengeluh. “Aku tidak bisa melakukannya di sini.” Tiba-tiba ekspresi wajahnya berubah. “Aku bisa melakukannya dari ruang server utama.
“Siapa yang memiliki akses ke ruang server utama di Tim kita?”

Ketua Tim Dispatch masuk. Percakapan Ji Won-Byung Jin spontan terhenti. Tapi dari tatapan kedua orang ini nih, bisa dipastikan kalau mereka mencurigai Ketua Tim mereka sendiri. Hadeh. Ketua Tim Dispatch tanya apa yang terjadi dengan CCTV di jalan yang dilalui Tim pemindahan. Byung Jin menjawab mereka kehilangan jejak penyerang saat memasui persimpangan. Ketua Tim Dispatch meminta mereka agar tetap mencari tahu dan lekas memberitahunya bila menemukan sesuatu yang penting.

Ini mau ngapain lagi sih >_<
Yoo Gun menjalani operasi di dalam pesawat oleh timnya Rey. 
Saat operasi berlangsung, Rey mendapat telepon dari Mr. Black. Ia memberitahu Rey kalau penyamarannya (Lee Soo  Jin) sudah ketahuan. Rey bilang Lee Soo Jin masih bisa bermanfaat. Lagipula mereka masih punya orang dalam di NSS (nugu??). Tim dokter yang menangani Rey terus berjuang menyelamatkan Yoo Gun. Ada kilatan kenangan-kenangan Yoo Gun bersama orang-orang yang ddicintainya. Soo Yeon, Ibunya, Letnan Ha, Kapten Park. Lalu Baek San, Choi Min.... semuanya....
Dan alat pendeteksi jantungnya berhenti. Kepala Yoo Gun terkulai.

Komentar :
Makin seru aja nih ceritanya... Kata Rey masih ada mata-mata IRIS di NSS. Nugu? Who's the next mole?

4 comments:

  1. salam kenal... join yuk di http://sobatcyber.com/ , komunitas pertemanan dari dunia maya. terimakasih :)

    ReplyDelete
  2. Huhuhuuuuuuuuuu,,,,
    Episode kali ini bener" bikin nangis,,,
    aQ da liat Ost Sohyang-Don't Forget Me,,,
    Sedih banget ngeliat nasib Yoo Gun,,

    Keep Semangat buat sinopsisnya
    :)

    ReplyDelete
  3. Rata-rata OST IRIS 2 keren-keren yah? Aku suka semuanya... Banyak lagu-lagu ballad-nya. TT__TT

    ReplyDelete
  4. Bangeeeeeeeeeeettttt,,,,
    and Setujaaaaaa,,,
    Q sampe ber ulang" nonton n ngedengerin Ost IRIS 2,,,,
    Heheheheheheeeee

    ReplyDelete

Haiii, salam kenal ya. 😊