Sinopsis IRIS 2 Episode 6 Part 2

 ***

Baek San berlari cepat pulang ke rumah (toko tempat pertama kali ia dan Soo Min bertemu). Ia tidak tahu sudah ada seseorang yang menunggunya di samping kiri bangunan tersebut. Belum sempat Baek San masuk ke dalam toko, seseorang mencegatnya dan menusuk rusuknya dengan pisau hingga mengalirkan darah. Baek San meringis. Lalu seorang pria datang menendangnya hingga ia terjungkal masuk ke dalam toko. Baek San mencoba merangkak mendekati Soo Min yang juga sudah terkapar dengan wajah berdarah-darah. Tangann mereka bersentuhan sedikit. Nampaknya Soo Min sudah tidak kuat menahan rasa sakit, ia jatuh pingsan. Braaak! Hantaman keras menimpa kepala Baek San membuatnya tak sadarkan diri.

Di sebuah bangunan rumah berarsitektur Korea jaman Joseon, seorang pria menyelimuti tubuh Baek San. Kepala Baek San dibalut perban. Ada luka-luka kecil di sekitar wajahnya. Sungguh mengenaskan. Bahkan untuk bicara pun ia terbata-bata.

“Mulai hari ini, namamu adalah Baek San. Kau akan hidup dengan indentitas yang berbeda. Jaga kesehatanmu terlebih dahulu. Misi pertamamu adalah membersihkan anjing-anjing di CIA termasuk Kim Jung Yong,” kata pria itu.
“Apa yang terjadi dengan wanita yang berada di sana?”
Dengan wajah sedih, pria itu menjawab, “Dia meninggal bersama bayi yang dikandungnya...”
Tes... air mata Baek San mengalir. Kesedihannya tak tertanggungkan demi apapun. Di saat ia sudah mengambil sebuah keputusan besar untuk menjalani hidup selayaknya pasangan lain, perempuan dan calon anak yang ia cintai dinyatakan meninggal. TT__TT
And guess what the next scene? Pria yang tadi bersama Baek San mengunjungi sebuah kamar di rumah sakit. Soo Min tidak meninggal! Pria itu berbohong. Demi apa? Entahlah...

Keadaan Soo Min tidak berbeda jauh dengan Baek San. Ia masih tergolek lemah. Pria itu berkata jika Soo Min ingin hidup, ia harus hidup tenang dengan identitas baru yang mereka berikan. Bayi dikandungan Soo Min juga selamat...

Dua orang penting dalam hidup Yoo Gun

“Anak tersebut harus mengambil nama belakangmu dan bukan bukan ayahnya.”
“Bagaimana dengan Sang Joon?” tanya Soo Min. Yoo Sang Joon adalah nama yang dipake Baek San saat berkenalan dengan Soo Min, maybe?
“Berapa kali harus kukatakan padamu? Atah anakmu Yoo Sang Joon sudah meninggal.”
Soo Min terdiam tapi air matanya menitik.


Soo Yeon bersiap-siap meninggalkan apartmentnya. Ia hendak pindah ke apartment Yoo Gun. Ia melihat-lihat sebentar foto-fotonya bersama Yoo Gun yang berjejer di lemari ruang tamunya. Pandangan Soo Yeon berhenti pada boneka pemberian Yoo Gun.
Soo Yeon mendapati Hyun Woo ada di depan apartmennya. Menunggunya. (Komen, apartment Soo Yeon ini mengingatkanku dengan apartmentnya Kim Soo Yeon di Prosecutor Princess). Soo Yeon kaget melihat Hyun Woo. Hyun Woo bertanya apakah Soo Yeon benar-benar yakin akan tinggal di apartment Yoo Gun. Soo Yeon mengiyakan walaupun karena itu ia membutuhkan waktu yang lama untuk meyakinkan ibunya. 


“Aku benar-benar percaya bahwa Ketua Tim Jung masih hidup. Jadi aku tidak ingin meninggalkan rumahnya dalam keadaan berdebu. Mengurung diriku dalam kamar dan menangis hingga tertidur bukanlah gayaku. Karena aku benar-benar percaya dia masih hidup.”
Hyun Woo tersenyum mendengar kalimat Soo Yeon.
Soo Yeon : Sampai jumpa di kantor.
Hyun Woo mendahului langkah Soo Yeon dan mengambil alih tas bawaannya.


Soo Yeon tiba di Apartemen Yoo Gun. Karena Yoo Gun sudah lama meninggalkan apartemennya jadi pastilah banyak debu. Soo Yeon membersihkan apartemen Yoo Gun. Soo Yeon memulai hari pertamanya di apartemen tersebut dengan berlari-lari pagi.
Sembilan Bulan Kemudian...


Soo Yeon mengadakan pertemuan dengan kelompok penjual senjata ilegal. Ia melakukan penyamaran demi itu. Asli, Soo Yeon cantiiiik banget. Tapi bajunya terlalu ketat dan ngepres deh, Mbak Da Hae... Pria yang duduk di seberang meja sampai keliatan ngiler gitu sejak Soo Yeon masuk di bar itu. Soo Yeon hanya melirik cuek. Pria itu menampakkan raut gelisah seperti menunggu sesuatu atau seseorang (?) Ia menelepon seseorang. Soo Yeon mengangkat teleponnya. Rupanya klien yang pria itu tunggu adalah Soo Yeon. Soo Yeon dibawa menghadap boss-nya. Tau lah ya, laki-laki... begitu melihat kedatangan Soo Yeon dengan penampilannya yang ‘wah’, mata boss-nya seketika ‘mupeng’ (hiiiih).


“Kenapa melihatku seperti itu?” tanya Soo Yeon.
“Tidak. Hanya saja kau tidak terlihat seperti seseorang yang ingin memesan bom rakitan.”
Mereka lalu duduk sedangkan pria yang tadi mengantar Soo Yeon berdiri mendengarkan pembicaraan itu.
Sementara itu, di dalam mobil boks, Hyun Woo, Byung Jin dan anggota NSS lainnya sudah stand by melakukan pengamatan lewat monitor jalannya pembicaraan antara Soo Yeon dan pedagang ilegal senjata dan peledak. Soo Yeon meminta supaya ia dibiarkan melihat foto sampel dan cadangan bom rakitan. Rupanya kalung yang dikenakan Soo Yeon dilengkapi dengan kamera. Jadi ketika ia melihat bahan peledak tersebut, maka Hyun Woo Cs bisa menangkap gambarnya.


“Tampaknya ini bukan palsu,” ucap Soo Yeon dengan tenanganya seraya melihat-lihat foto bahan peledak.
“Dengan jumlah sebanak itu, kau bisa meruntuhkan sebuah gedung tanpa hambatan,” sela si boss.
Soo Yeon mengangguk kecil, pura-pura tertarik. “Tempat dalam foto ini tampaknya tempat parkir bawah tanah hotel ini.”


Gotcha! Begitu mendengar ucapan Soo Yeon, Hyun Woo Cs segera bergegas menuju parkir bawah tanah hotel tempat transaksi itu dilakukan.
“Di mana uangnya?” desak si boss. “Kalau kau mencoba macam-macam, kau tidak akan bisa keluar dari ruangan ini dengan selamat.”
“Uangnya juga ada di gedung ini. Aku akan pergi mengambilnya.”



Mobil Hyun Woo tiba di parkiran dan salah seorang penjahatnya mengetahui hal tersebut lalu mencoba melarikan diri. Si boss menerima pesan singkat dari anak buahnya. Ini jebakan! Berang-lah keduanya. Soo Yoen yang hendak keluar dari kamar hotel tidak sempat lagi karena anak buah si boss menyerangnya. Terjadi perkelahian tidak seimbang antara Soo Yeon dan 2 penjahatnya. Lagi-lagi Soo Yeon menampilkan fighting scene yang meyakinkan dan bikin nggak berkedip yang nonton. Di akhir perkelahian, Soo Yeon berhasil melumpuhkan keduanya bersamaan masuknya polisi berseragam lengkap ke dalam kamar hotel. Wajahnya Soo Yeon babak belur. Komplotan pedagang bahan peledak itu berhasil dibekuk.


Soo Yeon dipanggil dalam rapat bersama petinggi NSS. Direktur Kang menyindir Soo Yeon dengan mengatakan Soo Yeon hampir saja meledakkan sebuah bom. Soo Yeon membela diri kalau situasinya berada dalam kendali. Direktur Kang menuding Soo Yeon terlalu percaya diri atau gegabah. Soo Yeon menjelaskan mereka menemukan bukti bahwa para pedagang senjata sudah bertransaksi dengan IRIS. Dengan interogasi yang diintensifkan, bila mereka menemukan korelasinya, mereka akan lebih bisa dekat dengan IRIS. Choi Min lantas menengahi dengan mengatakan prosesnya memang sedikit berbahaya, tetapi itu adalah hasil terbaik yang mereka dapatkan selama berbulan-bulan.
“Kerja yang bagus, Ketua Tim Ji...”


Di ruangan Oh Hyun Kyu... Oh Hyun Kyu mengajak Hyun Woo berbincang mengenai Soo Yeon. Oh Hyun Kyu pernah mengatakan pada Yoo Gun kalau Yoo Gun itu seperti monster yang siap meledak, jadi dia butuh seseorang yang bisa meredakkannya. Tapi, sekarang Oh Hyun Kyu malah melihat Soo Yeon berubah menjadi lebih mengerikan. Ketika ditanya pendapatnya mengenai hal itu, Hyun Woo malah bertanya balik apa yang ditanyakan Oh Hyun Kyu. Hyun Woo pura-pura nggak denger tuh. Ahihiii, si abang cemburu nih yeeee :D

Soo Yeon menemui Lee Soo Jin di penjara. Lee Soo Jin terlihat tertekan selama di sana. Ia memohon pada Soo Yeon mengeluarkannya dari sana. Sampai berlutut segala.


“IRIS mulai bergerak lagi.”
Mendengar itu, Lee Soo Jin nampak ketakutan dan kembali ke ranjang tahanannya. Soo Yeon kemudian melanjutkan, “Kau ingin hidup bukan? Aku butuh banyak informasi.”
Soo Yeon minum-minum. Pada tegukan kedua, Hyun Woo muncul dan mengambil alih botol minumannya. Hyun Woo sempat-sempatnya menggoda Soo Yeon. Bagaimana bisa bibir wanita seperti Soo Yeon? (Bibirnya Soo Yeon bonyok gegara fighting itu). Eh, Soo Yeon malah menimpali dengan, “Ini seksi, kan?” Hahahaha, nice. Hyun Woo mengantar Soo Yeon pulang.


“Hari itu, setelah misi pemindahan selesai di malam harinya, Kepada Ketua Tim, aku bermaksud melamarnya terlebih dahulu,” kenang Soo Yeon.
“Aduh, seorang wanita, tapi apa-apaan ini?”
“Coba dengar anak ini. Kau ini jadul sekali. sekarang ini, siapa yang peduli apakah wanita atau pria yang duluan melamar? Kalau suka seseorang, lakukan saja.”
“Hari itu, saat Ketua Tim ingin bicara denganmu di radio panggil, kau mendengar sesuatu yang spesial darinya?” tanya Hyun Woo.
“Radio panggil? Ah, tidak ada yang spesial. Itu hanya omongan sehari-ha...” Soo Yeon menghentikan kalimatnya. Ia tiba-tiba teringat sesuatu. Ucapan Yoo Gun tentang boneka matroska beberapa menit sebelum IRIS menghadang laju mobil mereka yang menyusul tertembak dan hilangnya Yoo Gun. Hyun Woo tanya ada apa? Soo Yeon buru-buru pamitan pada Hyun Woo. Ia berlari cepat menuju apartemennya. Scene yang bikin mata basah. Soo Yeon menemukan cincin di dalam boneka matroska terkecil. Ada kertas kecil bertuliskan, “Saranghae, Soo Yeon-ah...” 


Nangisnya Soo Yeon itu... benar-benar menggiriskan hati. Totally beud TT____TT

Akita, Jepang


Musim dingin. salju tebal menutupi hampir seluruh Akita. Di sebuah danau yang sepi. Dua orang sedang memancing di atas perahu kecil. Yang satu anak laki-laki, umurnya kira-kira 10 tahunan lah, nah yang laki-laki dewasnya tebak siapa? Yak! Benar, he’s Jung Yoo Gun. Kesimpulan awal, Yoo Gun dibawa ke Akita oleh Rey. Di sana, Yoo Gun hidup dengan identitas baru sebagai Ken. Ia tinggal di rumah seorang mantan Agen Kabinet Jepang, Rie. Ingatan Yoo Gun hilang.


Yoo Gun dan Rie itu berjalan-jalan pada malam harinya. Wow, keren loh. Lagi turun salju dan di sepanjang jalan yang mereka lewati berjejer lilin. (Nggak tau nama tempatnya apa). Saat jalan bersisian tangan Rie menyentuh tangan Yoo Gun tak sengaja. Kirain Yoo Gun bakal menggenggam tangan itu eh gak taunya dia masukin tangannya ke saku jaketnya *LOL


Yoo Gun terbangun dari tidur. Pukul dua malam.


Yoo Gun atau Ken ‘dipekerjakan’ Rey sebagai pembunuh suruhan dari IRIS. Malam itu ia membunuh seorang pria dan Geisha yang bersamanya di sebuah private room.


“Ini adalah akhir bagi dia yang tidak bersedia bekerjasama. Ini adalah pesan dari IRIS.” Itu adalah kata-kata sebelum Yoo Gun menembak mati pria setengah baya itu.


Keesokan paginya, Rie membangunkan Yoo Gun dan membawakannya segelas teh/air (?). ia memberitahu
Yoo Gun ada seorang tamu menunggunya di luar. Tamunya siapa? The evil man ever! Rey! Dia datang dengan mobil putihnya yang nggak keren (keren sih tapi karena yang pake Rey, jadinya gak keren. Dendam kesumat hahahahah). Rey mengajak Yoo Gun minum-minum.

 Yeon Hwa menemukan pesan IRIS pada artikel di surat kabar. Joong Won yang tertidur sontak terbangun dan gelagapan. "Dimana? Dimana? Di sini?" tanyanya sembari menunjuk sebuah surat kabar Internasional


Di sebuah restoran mahal (penting ya nyebut kata ‘mahal’ di sini XD), scene basa-basi banget ; seorang pelayan pria setengah tua (?) menghampiri customer seorang ibu dan anak perempuannya dan anak perempuannya. Ia bertanya bagaimana komentar mereka mengenai restoran mereka. (Duh, nih scene gak penting banget deh ><)
Di samping meja mereka, Rey dan Yoo Gun duduk berhadapan.


“Banyak sekali salju musim dingin ini,” kata Rey.
“Aku suka salju. Membuat dunia jadi putih dan suci. Menenangkan jiwaku.” Yoo Gun menimpali. (Situ lagi baca puisi, Mas? Di Korea Selatan sana, Soo Yeon sudah hampir-hampir gila menantikan kepastian kabar dirimu masih hidup atau udah innalillahi rajiuun).
Rey mengangkat gelasnya, “Aku akan bersulang untuk itu.”
Mereka bersulang...
“Ngomong-ngomong, kerjamu bagus kemarin.”
“Aku tidak nyaman membunuh wanita.”
“Kenapa? Kau masih memiliki keraguan?”
“Aku tidak tahu.”
Rey memajukan badannya, “Kau tahu menara Babel?”
“Ada apa dengan itu?”
“Setelah banjir besar, manusia menjadi bersatu. Dan mereka membangun sebuah menara. Mereka membangun menara ini begitu dekat agar mereka bisa mencapai surga. Mereka menantang Tuhan. Dengan marah Tuhan menyebarkan orang-orang ke seluruh bumi. Dengan bahasa yang berbeda, agar mereka tidak pernah bisa bersatu kembali. Dia membawa kekacauan ke dunia. Kita... IRIS... Kita melaksanakan kehendak Tuhan. Kita adalah tentara salib.” Rey menenggak habis minumannya.


Yeon Hwa sedang termenung sendirian di anjungan kapal. Joong Won datang mengusiknya. Ia tanya apa yang Yeon Hwa pikirkan? Tidak ada apa-apa kata Yeon Hwa.
”Apakah kau akan terus menjadi bagian IRIS lagi? Kau harus keluar dari itu sekarang.  Itu tidak cocok untukmu. Lupakan semuanya dan pergilah ke suatu tempat yang tidak diketahui oleh siapapun.” Sampai di situ, Joong Won menghentikan kalimatnya. Ia melirik ke dek dua, ada Park Chul Youn sedang mengamati mereka berdua. Joong Won mendekatkan wajahnya ke Yeon Hwa. “Mulailah hidup bersamaku.”
“Lupakan saja!” tampik Yeon Hwa tak tertarik.
Joong Won membentak, “Kenapa kau selalu memotong pembicaraan orang lain? Itu kebiasaan buruk! Tahu tidak?”


Anak buah Park Chul Young memberitahu kalau kapal akan berangkat dalam waktu 10 menit lagi. Park Chul Young mengingatkan anak buahnya agar semuanya benar-benar siap agar mereka bisa langsung bergerak begitu tiba di Jepang. Lalu ia menitipkan sebuah kunci pada anak buahnya itu. ia menyuruhnya untuk menyimpannya.


Soo Yeon mencatat sesuatu di bukunya sambil meneliti tulisan-tulisan Yoo Gun pada kaca lemari bukunya. 


Malam itu Soo Yeon menjenguk ibu Yoo Gun. Tapi saat ia tiba, Ibu Yoo Gun sedang keluar. Ia lalu masuk ke kamar Yoo Gun. Dicarinya sesuatu di situ entah apa. Ia membuka-buka buku-buku hingga kemudian ia menemukan buku catatan Letnan Ha di atas lemari...


4 comments:

  1. hallo azzhura...sblmx q g ngikutin drama in sch.tp kpn hr g sengaja lt dkbs word pas episode 5/6 tryt keren.nyri sipnosisx nemu disini,crtx yg serius,tp kena komen2 kamu kocak,bikin ngakak jd tmbh asik bcax.dtungu ep slnjtx ya!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hallow Sulasih... hehe, makasih ^^
      Iya, sempat denger dari temen katanya udah tayang di KBS World yah. Episode selanjutnya segera nyusul :))

      Delete
  2. salam kenal, azzhura .... tulisannya bagus.... lagi tegang dan geregetan eh ... disisipin gimick2 yg kocak ... jadi asik n keep writing with your own style .... kereeennn

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal Deeyach... Gomawo, makasih ya udah mampir. Hihi, aku nulisnya sambil menghayati banget jadi kalo kesel sama tokohnya langsung dilampiasin eh jatuhnya malah lucu *garuk2 kepala* XDD

      Delete

Haiii, salam kenal ya. 😊