Starring : Bae Suzy, Lee Jong Suk,  Jung Hae In, Lee Sang Yeob, Kim Won He, Shin Jae Ha
Assaaaaah!
Akhirnya saya nulis POV dramanya Lee Jong Suk! Ahahahaha. Dramanya Lee Jong Suk yang saya selesaikan hanya School 2013 dan I Can Hear Your Voice, sedangkan dua drama terakhirnya sebelum While You Were Sleeping gagal saya kelarkan, berhenti di tengah-tengah cerita.
Jujur ya saya bukan penggemar genre fantasi. Tapi bukan berarti saya menolak menonton atau membaca genre semacam ini. Kalau muatan drama/bukunya cocok dengan daya berpikir saya, hayuk aja. Intinya, kalau bisa nge-klik aja, saya pasti nonton. Kebetulan, kali ini saya nge-klik (banget) sama While You Were Sleeping.
Story-line, Plot-line
Apa yang terjadi bila dua orang yang belum pernah bertemu tiba-tiba dipertemukan dalam mimpi? Dan kemudian mimpi itu mewujud nyata. Iya—mimpi yang itu, yang kita rasakan dalam keadaan tidur. Adalah Nam Hong Joo, seorang reporter yang sedang mengambil break dari pekerjaannya, ia memiliki kemampuan bisa melihat kejadian yang akan terjadi di masa depan melalui mimpinya. Sebuah mmpi buruk menjadi jalan pertemuannya dengan Jung Jae Chan. Jung, jaksa muda yang—ehm, goofy, sok imut (emang iya sihh), hobi ngomong besar  tapi sebenarnya penakut HAHAHAHA.
While You Were Sleeping menggabungkan fantasi, thriller, crime, romance dan komedi menjadi satu paket drama yang unexpected warm, bright, menyentuh, menyentil, juga menggugah kesadaran. Ini drama ringan dari segi pengemasan, tapi cukup berat  jika dilihat lebih spesifik lagi kontennya—dari sub-strory nya, misalnya. Jika diminta menyebut satu-dua kata yang bisa mewakilkan drama ini, maka saya akan memilih ini; down to earth. Saya mudah sekali jatuh cinta dengan drama yang seperti ini. Kayak Slice of life gitu, tema yang diangkat berlatarkan profesi jaksa, media dan pengacara. Bagaimana seorang jaksa atau pengacara menangani satu kasus bisa berdampak pada kehidupan satu atau banyak orang, ia sanggup menciptakan kehilangan-kehilangan yang (barangkali) tidak pernah disadari. Monolog di awal dan akhir episode ngena banget. Ada teguran, pengingat, renungan, motivasi. Khas-nya Park Hae Ryun.
While You Were Sleeping merupakan drama pra produksi. Syutingnya sudah selesai sebelum masa penayangan dimulai. Salah satu keuntungan drama pra-produksi adalah plot-hole bisa diminimalisir. Pace-nya juga lumayan cepat—satu kasus selesai dengan dua-tiga episode. Kamu akan menyadari plot drama ini ditulis dengan sangat baik setelah menyelesaikan seluruh episodenya. Kayak lagi ngupas bawang, kamu pikir sudah menemukan lapisan terakhirnya padahal belum—masih ada lagi, lagi dan lagi. Dan seluruh lapisannya selalu memberikanmu kejutan. Hidup memang seperti itu kan? Selalu penuh kejutan. Kejutan menyenangkan, atau sebaliknya—menyedihkan.  Plot-twist di mana-mana.
Jika boleh memberi satu kesimpulan paling memungkinkan, While You Were Sleeping adalah tentang bagaimana manusia sesungguhnya saling terhubung satu sama lain. Bahwa satu tindakan yang kita lakukan—seremeh bagaimanapun itu, akan selalu memilik efek tak hanya bagi kita tapi juga orang lain dalam semesta ini. Apakah dia orang yang kita kenal, atau tidak. Behave well, karena seluruh yang berasal dari kita pada akhirnya akan (selalu) kembali kepada kita dengan setimpal, tidak kurang-tidak lebih. Jika pun bukan kepada kita, bisa kepada keluarga, teman—mereka yang masih satu lingkaran kedekatan dengan kita. Percaya atau tidak. Karena sebenarnya, hidup adalah tentang sebab dan akibat. The butterfly effect.
Jung Jae Chan, Nam Hong Joo, dan Han Woo Tak—dengan kemampuan yang mereka miliki—berusaha melakukan segala yang mereka bisa demi mengubah takdir buruk pada masa depan mereka dan orang lain. Apakah ini masuk akal? Apakah dengan mengetahui masa depan yang belum tapi (tampaknya) akan terjadi, bisa kita ubah sebelum terjadi? Ingat, ini drama fantasi. Ketimbang menuding Park Hae Ryun menulis cerita tidak masuk akal bla bla bla, saya malahan ingin mengapresiasi While You Were Sleeping,  drama ini memberikan pencerahan dan motivasi kepada viewers. Jujur-jujuran deh, pasti banyak dari kita yang dalam keseharian cenderung penakut jika sudah berhubungan dengan memilih pilihan mana yang akan kita pilih. Banyak dari kita yang seperti Jae Chan—ingin lari sejauh-jauhnya dari masalah. Kita yang tidak berani mengambil resiko dan akhirnya menempuh jalan yang mudah. Lantas apakah kita sepenuhnya terlepas dari resiko?  Resiko selalu ada, bahkan bisa berkali-kali lipat lagi berat-nya. Ada yang pernah bilang, semakin kamu menjauhi sesuatu semakin dekat pula ia dengan kita.
Kalau ada yang bilang Park Hae Ryun mengulang pattern yang sama dengan drama-dramanya sebelumnya, itu hak masing-masing untuk menilai. Saya tetap bisa kok mengikuti While You Were Sleeping. While You Were Sleeping memang tidak se-mendebarkan I Can Hear Your Voice, but this drama has its own color and story. Yang paling saya suka dari While You Were Sleeping adalah pondasi kekeluargaan yang kental sekali dari karakter-karakter yang mengisi drama ini. Kehangatan yang sambung menyambung. Di rumah Nam Hong Joo, di rumah Jung Jae Chan, di kantor kejaksaan... .
Saya nggak nyadar While You Were Sleeping sudah memasuki episode terakhir. Pas udah kelar nonton episode 32, saya kayak yang—hah, udah kelar? Kok cepet sih? Huhuhu kangen ㅠㅠ saya enggak pernah nyangka bakal kenal withdrawal syndrome-nya While You Were Sleeping.
Cast and Character
Jejeran cast  While You Were Sleeping sudah oke menurut saya. Mulai dari main cast  hingga supporting cast-nya. Aha, cameo-nya juga warbiasah. Te-Ope-Be-Ge-Te.
Main Cast
Lee Jong Suk sebagai Jung Jae Chan
Terakhir kali saya nge-adore dan fangirling over namja kelahiran 89’ ini adalah di drama Pinocchio (yang dengan dingin-nya saya tinggalkan begitu saja). Oya, saya juga sempet ilang feeling tuh pas kejadian dia nolak gift  fans di bandara—wah, saya kesel banget waktu itu HAHAHA. Sempet cerita juga ke Merr soal ini (dongsaeng kesayangan saya yang juga fans-nya Jong Suk ㅋㅋㅋㅋ). FYI, saya bukan orang brutal, atau membabi buta. Meskipun saya pada saat itu nggak suka sama Jong Suk, saya tetap berusaha menjaga perasaan temen-temen yang ngefans Jong Suk. Menahan diri untuk nggak nyinyirin orang. I really do. Yang sulit saya tepis adalah, bahwa kejadian di bandara itu memengaruhi mood saya dalam menikmati drama Jong Suk. Saya nggak bisa boong, sedikit banyaknya—iya.. Tapi saya nggak nge-bash loh (seingat saya sih gitu). Kendati demikian, apakah saya mendrop beberapa drama Jong Suk semata karena saya lagi gak suka sama dia? Um, kayaknya sih nggak. Tidak bisa di-simplifikasi begitu saja. Sebut saja misalnya, W—Two World, saya nggak lanjut nonton karena saya nggak bisa ngeklik sama ceritanya. Suer, bener-bener nggak bisa. Chemistry main leads juga nggak terasa di saya. Ini tipe genre fantasi yang sulit dicerna otak saya. Mianhamnida.
Sekarang mari kita ngomongin Lee Jong Suk sebagai Jung Jae Chan, dan bagaimana karakter ini menginvasi ketenangan saya dan bikin saya betah nonton While You Were Sleeping setiap pekannya. Dengan Jung Jae Chan, saya segera menyukainya di episode perdana padahal tuh di dua episode perdana, Jung Jae Chan udah langsung keliatan absurd-nya (baca; alay)  ㅋㅋㅋ
Ini karakter nipu banget. Dari penampilan, wooow cakep, tinggi, kelihatannya sih pinter ya...  eeh cek en ricek nggak taunya kelakuannya bikin geleng-geleng kepala, bikin saya facepalm berkali-kali. Pengen saya saya ketok jidatnya sambil bilang, “masnya, pelis nggak usah ngalay deh”, iiihhh merusak imajinasi yang sudah terbangun indah BWAHAHAHA. Nggak ada cool-nya sama sekali hhmmppfttt. TAPI tunggu dulu—justru ini yang menjadikan sosok Jung Jae Chan terlihat manusiawi setidaknya di mata saya, jauh sekali dari kesan heroik berlebihan. Dia juga bisa berada pada titik paling tidak mengenakkan hidupnya; tidak percaya diri, takut, malu-maluin... Kekurangan Jae Chan-lah yang sudah membuat saya betah nungguin tiap pekan.  Aneh? Yaaah, namanya juga udah terlanjur cinta. Kan cinta itu buta, saya-nya yang dengan sukarela tersesat dalam pesona Jung Jae Chan EAAAAAAAAAA HAHAHAHAHA matik ga lo HAHAHAHA.
Ini ketiga kalinya Park Hae Ryun mendapuk Lee Jong Suk sebagai lead male dramanya. Setelah bekerja sama di I Can Hear Your Voice, Pinocchio, lalu sekarang While You Were Sleeping, saya yakin Park Hae Ryun sudah matang mengenal karakter Lee Jong Suk. Jarang sekali saya menemukan hubungan seperti Park Hae Ryun dan Lee Jong Suk ini. Tiga kali berturut-turut kerjasama di drama berbeda. Kayak nggak ada aktor lain aja—yakin deh pasti ada yang mikir kayak gini. Kenapa sih Park Hae Ryun betah kerjasama lagi dan lagi sama Jong Suk? Inilah kemungkinan-kemungkinan yang sempet terpikirkan di kepala saya; Park Hae Ryun sudah merasa klop dengan Jong Suk, atau Park Hae Ryun merasa karakter-karakter lead male yang ia ciptakan cocoknya hanya sama Lee Jong Suk, atau—masih banyak kemungkinan lainnya yang pada akhirnya mengantarkan saya pada kesimpulan ini; Park Hae Ryun dan Lee Jong Suk memiliki hubungan yang sangat baik. Baik Park Hae Ryun maupun Lee Jong Suk, dua-duanya (sepertinya) senang menjaga hubungan baik dengan orang lain. Coba deh, lihat siapa aja yang jadi cameo di While You Were Sleeping ini...
Ada satu kelakuan  yang saya perhatikan di karakter Jung Jae Chan yang bikin saya mengerutkan kening, yang saya liat ini Lee Jong Suk apa Jung Jae Chan sih?  Aegyo-nya itu loooh natural sekali, saking naturalnya saya pengen teriak TOLONG HENTIKAAAN! HAHAHAHA. Bukan apa-apa, mental saya belum sanggup liat Jong Suk ber-aegyo ria. Duh, suka banget sama Jung Jae Chan. Pas lagi serius ya serius, becanda ya becanda. Jung Jae Chan yang apa adanya. Tsah.
Sebenernya saya curiga, Park Hae Ryun sengaja memasukkan sebagian karakter asli Jong Suk ke dalam karakter Jung Jae Chan.
Jae Chan pake kemeja dengan lengan digulungㅡI'm going crazy HAHAHAHA. Ga bisa nolak pesonanyaaa. Saya jarang straightforward kayak gini; Jae Chan terlihat atraktif dan seksi di mata saya dengan penampilan seperti itu.
Bae Suzy sebagai Nam Hong Joo
Suzy adalah satu dari sekian banyak idol yang memilih jalur akting, yang masuk dalam radar pengamatan saya. Saya nggak saklek menaruh stigma negatif saya kepada idol yang main drama, bahwa akting mereka (selalu atau pasti) jelek. Oke, saya akan bilang nggak bagus kalau emang nggak bagus, tapi saya tetap membuka peluang untuk menikmati akting mereka di masa depan. Sejak di Dream High, hingga di While You Were Sleeping, perkembangan aktingnya Suzy sangat nampak. Lebih dini lagi,  di Gu Family Book, saya sudah merasakan bahwa Suzy sedang bekerja keras mengembangkan aktingnya. Saya menyayangkan orang-orang yang kelewat sadis nge-judge akting Suzy, yang bilang dia modal cantik doang. Well, Suzy cantik—cantik pake banget, saya yang cewek aja ngaku dia se-cantik itu. Saya nggak setuju kalau ada yang bilang dia modal cantik doang. Nooooo, dia juga bekerja keras demi peran yang dia mainkan. Bila misalnya apa yang ditampilkan tidak bisa memenuhi ekspektasi orang-orang its not her fault. ㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠ saya nggak bisa terima aja kalau ada yang ngebash wajah cantiknya dia, memandang remeh improvisasi aktingnya... yang kalian lakuin ke neng Suji itu jahat hat hat... *yang baca ini pasti nyangka saya die hard fan nya si eneng*
Aktingnya Suzy nggak awkward. Menurut saya. Akting nangisnya, akting seriusnya, akting lucunya, cocok aja sama saya, apalagi kalau dia sudah mulai menggoda Jae Chan ahahahaha gemeshhh. Suzy memang masih kurang ekspresif di beberapa scene, saya akui-TAPIIIIIIIIIII, saya masih bisa menolerir. Saya juga nggak tahu kenapa saya oke-ke aja sama aktingnya Suzy di saat sebagian besar komentar di bawah review drama ini sibuk mem-bash dan mengkritik aktingnya. I’m not even her fan.
Oke, kembali ke karakter Nam Hong Joo yang diperankan Suzy. Untuk perannya ini, Suzy melakukan riset pendalaman karakter sebagai reporter. Overall, saya menyukai penampilan Suzy sebagai Nam Hong Joo. Dia kayak wings nya Jae Chan. Jae Chan nggak akan se-setrong itu andai tidak ada Hong Joo di dekatnya. Hong Joo nih tipikal lead female yang nggak selow melow dan lemah. Dia berani, strong, bright, hangat, nyenengin, lucu, lovable, kiyut, apalagi ya... banya! Huhuhu sayang Nam Hong Joo banget . 
Kadang tuh saya ngerasa Hong Joo lebih dewasa dari Jae Chan. Jae Chan bisa sangat... kekanakkan.
Jung Hae In sebagai Han Woo Tak
Oppaaaaaaaa! HAHAHAHA.
Awalnya, saya mengira Han Woo Tak ini 2nd bad guy setelah Lee Yoo Beom. Ternyata oh ternyata... dia satu dari tiga naga terbangnya While You Were Sleeping hehe.
I think Han Woo Tak was the best 2nd lead male I’ve ever seen in dramaland. Eksistensinya di antara Jae Chan dan Hong Joo tidak serta merta menjadi ancaman. Kehadirannya justru menjadi keharusan. Pengorbanannya tidak dipandang sebagai sesuatu yang mengharapkan balasan setimpal. Woo Tak baik dan sayang ke Hong Joo tanpa ada niat modusin anak orang. Dia aware terhadap hubungan Hong Joo dan Jae Chan. Woo Tak tahu posisinya. Huhuhu bittersweet. Bagi Woo Tak, menjadi 2nd lead male tidak harus ngenes karena cinta sepihaknya. Woo Tak nggak ngenes, ketulusannya yang bikin kita terenyuh. Tatapannya ke Hong joo bukan tatapan luka, melainkan kerelaan—kalau Hong Joo bahagia, ia pun sama bahagianya... *terisak*
Tidak bisa dipungkiri, While You Were Sleeping menjadi drama yang berhasil mengangkat Jung Hae In ke permukaan popularitas. Banyak yang terbuka matanya. Saya pertama kali menikmati akting Jung Hae In di Bridge Of The Century. Di drama ini akting Hae In belum menonjol, barulah di Three Musketeers saya benar-benar bisa fokus sama aktingnya. Bagus! Perannya sebagai side kick nya putera mahkota keren. Padahal kan waktu itu dia masih termasuk aktor pendatang baru tapi sudah bisa langsung membuat saya tersepona ahaiii. Trus makin sayang Hae In berkat perannya di Blood sebagai temennya Ji Sung (Ahn Jae Hyun). Karakter-karakter yang dimainkan Hae In nempel banget di memori, apakah dia hanya sekadar pemeran pendukung, atau sebagai cameo. Saya masih ingat kemunculannya di Reply 1988, dan di Goblin HAHAHAHA. Selalu jadi pemicu hubungan orang.
Woo Tak-ku sayang... .
Eh, saya sering salah membedakan Jae Jin FT Island dan Hae In. Abisnya miriiiiip. Sama-sama di FNC juga. Btw, FNC punya stok aktor kece euy. Ga cuma modal tampang, tapi aktingnya juga bagus.
Lee Sang Yeob sebagai Lee Yoo Beom
“Eh, yang berperan jahat cakep juga ya.”
“Nggak cakep.”
“Cakep.”
“Enggaaaak!”
“Ih, cakep tauuuk cuman jahat.”
“Berarti nggak cakep.”
Sebuah percakapan yang nggak berfaedah antara seorang kakak dan adiknya. Saya tidak pernah lupa mempromosikan drama yang saya anggap bagus ke adek-adek saya. Adek cewek saya ada dua. Satu seumuran Im Hyunsik, satunya lagi setahun lebih muda dari si nae maeum soge jeojang. Deng, si bungsu juga ngikutin While You Were Sleeping (berkat promosi saya).
Pernah sekali waktu (atau mungkin lebih dari sekali) saya terpesona kepada villain di drama, tapi tidak untuk Lee Sang Yeob di While You Were Sleeping ini HAHAHA. Karakternya suer enggak banget. Saya pernah ngetuit, baru di episode awal aja saya udah se-eneg itu sama Lee Yoo Beom, gimana ke depannya? Pasti tak tertanggungkan. Dan memang benar. I can’t stand with this character. Lee Yoo Beom is the real definition of... trash. Dia tahu apa yang dia lakukan adalah kesalahan, tapi toh tetap dilakukan. Parahnya, dia menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang dia lakukan. Dengan wajah baby face-nya itu (saya baru tahu dia kelahiran 83’) Lee Sang Yeob berhasil memerankan Lee Yoo Beom dengan sangat baik—buktinya saya enggak suka sepenuh hati sama dia, perannya bukan Lee Sang Yeob nya ㅋㅋㅋㅋㅋ
Saya ingat banget Lee Sang Yeob pernah jadi cameo di Signal sebagai psikopat. Aktingnya kece, nyeremin. Di mana-mana lebih nyeremin wajah cakep tapi (ternyata) psikopat pembunuh berdarah dingin.
Saya sempat punya harapan entah di episode berapa Lee Yoo Beom bisa berubah dan hand to hand dengan tiga naga—seolah-olah saya lupa kalau main villain-nya di sini tuh cuman dia seorang. Matanya Lee Sang Yeob keren. Kenapa saya bilang keren? Kamu bisa lihat gejolak emosinya dengan jelas dari sana; Lee Yoo Beom yang insecure, yang kalah, yang terdesak, yang ketakutan, yang intimidatif, semuanya... mata yang sangat berbahaya sekali, teman-teman...
Oke, Deng benar—Lee Sang Yeob cakep, tapi karena dia jahat makanya cakepnya ilang (sungguh sebuah kesimpulan yang emosional dan tidak objektif HAHAHAHA).
Chemistry
Jalinan Chemistry seluruh pemain di While You Were Sleeping bagus banget, two thumbs up! Nggak ada yang bikin boring. Asik.
Kalau ngomongin chemistry, pasti yang pertama disorot lead male dan female-nya. Suzy dan Jong Suk. Nih couple, tampil lovey-dovey  bisaaaaa, saling adu argumen bisaaaaa, saling cemburuan paling bisaaa, saling bahu-membahu menumpas kejahatan, apalagiiii—tujuan mereka dipertemukan emang itu kaan... Saya nggak bisa nahan ketawa waktu Hong Joo kepedean banget di awal-awal kenalan sama Jae Chan. Disangkanya Jae Chan naksir dia HAHAHA. Bahagia banget ngeliat Hong Joo sumringah sendirian sementara Jae Chan-nya sibuk mengerutkan kening. Ngakak tuh pas Hong Joo nge-dance penuh semangat pake latarnya Big Bang di kamar mandi, trus dia keluar kamar nanyain alat cukur ke ibunya—tahu-tahu Jae Chan dan adeknya udah ada di sana HAHAHAHA kalau saya yang ada di posisinya Hong Joo, udah deh abis itu nggak sanggup saya ketemu Jae Chan. Misalnya saat itu tanah di hadapan saya terbelah, saya akan sukarela masuk gak nengok-nengok lagi ke Jae Chan. Malunya itu sungguh tak tertanggungkan HAHAHA. Tapi emang aslinya Hong Joo cewek setrong sih jadi dia go ahead aja. Cuman Jung Jae Chan kok. ㅋㅋㅋㅋ
Saya suka pairing-nya Suzy Jong Suk. Hong Joo Jae Chan. Couple yang nggak lebay, asik, saling melengkapi. Sebelum bertemu Hong Joo, Jae Chan hanya jaksa muda yang ingin hidup nyaman dan nggak ingin terlibat dalam urusan orang lain. Hidupnya mulai kembali ke rel yang sebenarnya setelah bertemu Hong Joo dan Woo Tak. Saya yakin Bapaknya Jae Chan pasti ingin anaknya jadi jaksa yang lurus, yang bertanggung jawab, capable dan trustworthy. Jae Chan tuh dominannya penakut, alhasil potensi positifnya kalah alias jadi resesif, tapi karena dia punya orang-orang keren di sekitarnya, jadilah dia Jae Chan yang keren hehe.
Btw, apa cuma saya di sini saya menggelepar histeris setiap kali Jae Chan ngomong ke Hong Joo pake nada rendahnya itu? Pokonya suka suka suka sukaaaa interaksinya Jae Chan-Hong Joo.
Chemistry-nya Jae Chan dengan Seung Won (Shin Jae Ha)—adiknya—juga mengundang perhatian. Hanya berdua dengan Seung Won saja kelakuan Jae Chan yang memalukan kelar semua nggak tanggung-tanggung HAHAHA. Kalau sama Seung Won, Jae Chan berubah jadi adek. Geleng-geleng kepada liat Jae Chan di rumah. Beruntung punya adek sesabar dan setabah Seung Won. Scene mereka gold  deh. Yang sering saya ulang-ulang itu adegan Wolverine ala Jae Chan, ya ampuuuun Jae Chan bocaaah banget siiih gemesssh tauk HAHAHA, trus yang dia nginget-nginget kebiasan-kebiasaan buruknya di rumah yang mungkin saja dilihat Hong Joo dalam mimpi HAHAHAHA lucuuu, sukak sekali berantem-berantemnya Jae Chan sama adeknya. Kangen bickering-nya hyung-dongsaeng ini .
Lalu ada bro-mance Jae Chan dengan Choi Dam Dong (Kim Won Hee). Semula saya menyangka bromance ini seperti yang tampak saja, sekadar lucu-lucuan, tidak ada unsur lain, ternyata malah lebih dari itu .
Om Kim Won Hee sudah lama mencuri perhatian saya, pernah nggak suka karena peran-peran jahatnya. Makanya kemunculannya di Signal sempat saya curigai sebagai sesuatu yang berbahaya. Belakangan Kim Won Hee selalu menjadi scene stealer di drama-drama yang menjadikannya sebagau salah satu pemain. Siapa sih yang bisa lupa peran si om di Do Bong Sun? Sampe kapan pun saya nggak akan bisa lupa.Nggak bisa. Dahsyat sekali soalnya HAHAHAHA. Di While You Were Sleeping, Kim Won Hee juga, sekali lagi sukses menjadi scene stealer, setelah Jung Hae In.
Nggak sah kalau nggak nyebut rekan kerja Jae Chan di kantor kejaksaan—semuanya likeable. Gak pimpinan, gak yang lain; koplak semua ㅋㅋㅋ adaaaa aja kelakuan mereka yang bikin saya geleng-geleng kepala sambil ketawa. Mereka orang-orang yang lurus, baik, dan tentu saja hangat.
Kebersamaan Han Woo Tak dan sunbae-nya di kepolisian juga nggak boleh lupa disebutin. Walaupun porsinya sedikit tapi tetap meninggalkan kesan di ingatan saya. Inilah yang bikin While You Were Sleeping keren versi saya, nggak hanya pemeran utamanya yang bisa merebut perhatian penonton, pemeran pendukungnya juga bisa. Drama kayak gini yang nggak akan bosen-bosen saya rerun.
Ah—hampir lupa ibu nomor satu seluruh dunia di While You Were Sleeping; eommanya Hong Joo yang cool. Merhatiin nggak sih, selain Hong Joo, semua anak cowok di drama ini udah nggak punya orang tua. Terharu liat mereka ngumpul dan makan bareng di rumahnya Hong Joo. Nggak heran Hong Joo punya kepribadian kece, eomma-nya keren begitu. Eh, bapaknya juga.
Eommanya Hong Joo yang masakin Woo Tak selama dia dalam masa-masa persiapan ujian hukum. Waktu Woo Tak ketusuk, Hong Joo dan ibunya yang merawat, Robin, anjing kesayangannya Woo Tak dititipin ke Jae Chan dan adeknya. Apa coba namanya kalau bukan karena sayang yang tulus? .
Ngomongin chemistry para pemain While You Were Sleeping nggak akan ada habisnya.
Sejak di School 2013, di mana Jong Suk mendapatkan peran besar, dia sudah bisa membangun kerjasama yang baik dengan aktor/aktris lain. Hayooo, siapa yang masih ingat waktu Go Nam Soon baca puisi di kelas sambil membelakang? Puisi menyentuh untuk temannya yang pada saat itu hendak dikeluarkan dari sekolah? Nangis saya. Trus chemistry-nya dengan Kim Woo Bin yang  melegenda itu?
Di While You Were Sleeping, sekali lagi Jong Suk membuktikan kepiawaiannya membangun chemistry yang cetar dengan lawan mainnya, apakah itu dengan Suzy, dengan Jung Hae In, dengan Shin Jae Ha, dengan Kim Won Hee, dengan Lee Sang Yeob, bahkan dengan anak kecil—dijabanin lol. Bukan hanya Lee Jong Suk, aktor dan aktris yang lain pun sama suksesnya dalam membangun atmosfer menyenangkan di drama ini.
Ending
Dua part episode terakhir seperti bumi dan langit rasanya. Part pertama bikin nangis kejer, part dua bikin pipi merah merona bahagia, senyum-senyum sendiri. Endingnya bagus banget. Beneran bagus. Saya puas. Ada yang bilang endingnya sudah bisa ditebak. Who cares? Drama ini tetap mempertahankan kehangatannya hingga seleasi. Usai menonton part 2 epsiode 32, saya ingin menambahkan satu tambahan kepsyen drama ini yaitu #healingdrama. Plot twist-nya jelang-jelang menit terakhir....
Penutup drama yang dinarasikan oleh Jae Chan berikut ini benar-benar menyentuh hati saya.
 “This will pass..”
“This may look like something big...”
“When things pass, they are nothing.”
“You won’t believe it, but you will talk about things as if they’re some jokes.”
“So tell myself to not worry about things too much.”
“I’ll make difficult choices, and it will be hard for me, after a year, a morning like today’s will come too...”
“Trust those days and survive.”
Hidup adalah tentang bagaimana kita memilih sebuah pilihan, dan bagaimana kita menghadapinya. Apa yang ingin disampaikan Park Hae Ryun melalui While You Were Sleeping adalah agar kita jangan menyerah atau lari dari pilihan-pilihan sulit. Semua yang semula tampak berat, kelak setelah kita melaluinya—pada suatu hari yang biasa kita akan mengenang kesulitan-kesulitan itu sambil tersenyum. Ingat patah hati pertama yang kita alami? Betapa kita begitu yakin dunia kita telah runtuh selamanya... setelah sekian waktu berselang, ternyata dunia kita masih berjalan, kita masih hidup, kita masih bisa jatuh cinta lagi, patah hati lagi, jatuh cinta lagi...
...don’t worry about things too much,
Just hang in there, and don’t give up on yourself
We’ll be fine eventually. ^^
Extra
Saya agak sedih melihat banyak sekali orang-orang yang ngebash While You Were Sleeping, ngebash Suzy, ngebash semua-muanya yang ada pada While You Were Sleeeping. Saya mencoba mengingat kembali tanggapan-tanggapan saya terhadap drama yang tidak saya ikuti atau saya drop di tengah jalan, apakah saya juga seantusias itu memberikan kritik? Hingga tidak tersisa ruang sedikit saja untuk sesuatu yang namanya objektivitas? Yang bisa saya ingat, saya berusaha hati-hati mengeluarkan opini karena saya tidak ingin opini sepihak saya menyinggung perasaan orang yang menyukai drama tersebut. Kepada drama yang saya sukai, saya bisa menuliskan 10 lembar halaman A4 atau lebih—sesuka saya. Namun pada drama yang tidak saya ikuti/ drop, paling panjang saya hanya akan memberikan satu paragraf super pendek. Karena saya pikir, toh akhirnya ini bermuara ke soal selera dan cup of tea masing-masing kepala. Kecuali kita sudah sedari awal menyimpan sentimen negatif kepada aktor tertentu, dari sini ceritanya sudah pasti berbeda. Saya nggak mau munafik, begini-begini saya juga punya list aktor/aktris yang nggak saya suka, dan tidak bisa dipungkiri juga list itu sangat bisa memengaruhi mood saya.
I’ll make it short, kalau nggak suka dramanya ya udah nggak usah nonton, nggak usah ngikutin kalau hanya untuk nyari-nyari hole dramanya dan menggunakannya untuk melengkapi komentar negatif mengenai dramanya.
Yang nonton While You Were Sleeping pasti (cuman) fansnya Jong Suk atau Suzy—yang ngomong gini pengen saya tabok. Saya bukan fan Suzy atau Jong Suk, tapi saya nonton dramanya. While You Were Sleeping tuh bukan hanya soal faktor Suzy dan Jong Suk, masih banyak cast, kru, dan unsur lainnya. Saya akan mengambil pengalaman ini sebagai pengingat agar nanti jika saya berada di posisi orang yang nggak suka sama satu drama, setidaknya saya bisa berusaha menahan diri untuk tidak merusak mood orang yang nonton.
“The reason why I’m here is my misjudgment has been found on a bad luck. I think I was unlucky.” Lee Yoo Beom mengatakan ini kepada Jae Chan ketika ia selesai diinterogasi.
Apa jawaban Jae Chan? “No. You are bad, hyung...
“You didn’t come here because your answer was wrong. You came here because you insisted that the wrong answer was right.
“You aren’t unlucky, you are bad, hyung.”
Idem sama Jae Chan. Lee Yoo Beom adalah orang berbahaya, sekaligus mengenaskan. Ia sedari kecil sudah terbiasa menghalalkan segala cara demi memenuhi keingannya. Ia tidak peduli standar kebenaran versi hukum, yang ia (selalu) yakini adalah kebenaran versi miliknya; jawaban yang salah adalah benar. Ia menyadari ia salah, tapi daripada memberikan peluang dirinya untuk menebus kesalahannya, Lee Yoo Beom memilih sibuk membenar-benarkan dirinya—yang demi itu ia harus menutupinya dengan kesalahan-kesalahan yang lain. Mengerikan.
Sekali lagi ini tentang pilihan bagaimana kita menjalani hidup. Saya tidak tahu ada kemarahan semacam apa di diri  Lee Yoo Beom terhadap orang tuanya, saya juga tidak tahu bagaimana kehidupan masa lalu Han Woo Tak; satu yang saya tahu, dua karakter ini sama-sama melepaskan diri dari orang-orang paling terdekat mereka. Orang tua. Bedanya, Lee Yoo Beom mengarahkan kemarahannya ke arah yang salah, sedangkan Han Woo Tak tidak. Di persidangan terakhir kasus pembunuhan massal, Woo Tak bisa saja berbohong mengenai buta warna yang ia miliki, ia bisa saja menggunakan cara yang salah untuk menjatuhkan Yoo Beom, tapi Woo Tak menolak. Meskipun niat kita baik, tapi bila ditempuh dengan cara yang salah, hasil akhirnya akan bernilai tidak baik. Ini bukan soal hasil akhir, tapi proses. Kalau Woo Tak bohong, apa dong bedanya dia sama Yoo Beom? Salut sama Woo Tak.
Sub-story lain yang menggelitik saya adalah kasus kematian atlet panah nasional. Yang dituduh Do Hak Young (Baek Sung Hyun). Karena rekam jejak masa lalunya yang buruk maka tersebutlah ia yang paling pantas dan wajar sebagai tertuduh pembunuh. Pembunuhan karakter yang dialami Do Hak Young bikin deja vu. Ganasnya media dan sosmed terlihat di sini. Informasi pribadi Do Hak Young di-upload,  jadi konsumsi publik—jadilah ia bulan-bulanan, dan orang-orang segera melupakan urusan paling penting; apakah benar ia pembunuhnya? Publik terlanjur kalap. Serem .
Makanya saya bilang While You Were Sleeping keren, drama ini menyentuh nilai-nilai kehidupan dengan sangat telak. Well writen. Sinematografinya ASLI KEREEEENNNNN. OST-nya juga! Favorit saya Lucid Dream (Monogram) dan Maze (Kim Nayoung).
“Everyone takes care of about 200 cases a month, and a few thousands a year, do you think you all took care of every case in a proper way? Its hard to get 100 percent right even on your dictation tests. Among the cases that can easily ruin a person’s life, among those thousands of cases, are you sure never made a single mistake? “
Lee Yoo Beom. Dari sekira 200 kasus setiap bulannya, selalu terbuka kemungkinan para jaksa melakukan kesalahan selama penyilidikan. Itu kalau model jaksanya seperti Lee Yoo Beom, hal seperti ini sudah pasti terjadi. Jung Jae Chan dan rekan-rekannya di kejaksaan bukan tipikal orang seperti Yoo Beom—mereka berusaha sekuat yang mereka mampu demi menyelesaikan satu kasus, pun demikian peluang eror meskipun hanya 1% tetap ada. Seenggaknya mereka bekerja keras. Sebuah kesalahan yang fatal bila Lee Yoo Beom menggunakan peluang eror di atas untuk membenarkan kesalahannya.
Saya ingin percaya kalau kebaikan itu bisa menjalar. Apa yang mempertemukan Jae Chan, Woo Tak dan Hong Joo tak lain adalah kebaikan. Jae Chan menolong Woo Tak dan Hong Joo, setelah sebelumnya Hong Joo menolong Jae Chan dan ahjussi. Satu kebaikan kecil yang kita lakukan, sedikit banyaknya akan memberikan efek kepada kehidupan orang lain. Park Hae Ryun mencoba memberikan gambaran melalui kebaikan yang saling sambung menyambung di separuh episode terakhir While You Were Sleeping. Saya selalu bilang ke murid-murid saya, alangkah baiknya bila kehadiran kita bisa melegakkan bagi orang lain.
Kita tidak perlu menunggu kapan kita mendapatkan kemampuan seperti Three flying dragons untuk bisa peduli kepada orang lain.
Saya masih bisa menulis 10 lembar lagi mengenai drama inikalau saya mau. Tapi saya terpaksa harus mengakhirinya di sini, karena saya masih harus menyelesaikkan ketikan soal ulangan ㅋㅋㅋㅋ
Harapan saya, di dramanya yang akan datang Park Hae Ryun akan mengajak aktor lain. Saya bukannya nggak suka sama Jong Suk, udah saatnya Jong Suk dan Park Hae Ryun harus keluar dari zona nyaman-nya masing-masing.
Kalau kamu pengen nonton drama yang menghangatkan hati, kamu patut mencoba While You Were Sleeping. Di sini kamu bisa menemukan persahabatan yang hangat, dan  rasa kekeluargaan yang kental. I’m gonna miss my three flying dragon, my prosecutors team.. this drama is precious to me.
9/10
Park Hae Ryun tidak memberikan penjelasan yang clear mengenai mimpi-mimpi yang di alami Jae Chan, Woo Tak, dan Hong Joo. Jika kata kunci karena orang-orang ini terhubung dalam mimpi karena pernah saling menyelamatkan satu sama lain, apakah kemudian hal yang sama juga terjadi pada orang-orang di luar mereka? Atau hanya mereka saja? Misalnya gadis yang ditolong Hong Joo, apakah ia juga bisa melihat Hong Joo dalam mimpinya?

P.s : Btw Sub-judul per episodenya pake judul film ya?

Next POV : Age of Youth 2, Go Back Couple
Tsk tsk tsk....