Part 2


Joong Won serta petugas keamanan Korea Utara menerobos masuk ke ruangan tempat Perwakilan Korea Utara minum-minum. Jreng! Jreng! Jreng! Semuanya udah wassalam, mulutnya pada berbusa keracunan.
“Ini adalah pembunuhan. Laporkan pada Komando Keamanan Korea Utara!” perintah Joong Won. Ia memeriksa mayat-mayat anggota perwakilan itu saat seorang anak buahnya datang melapor bahwa Perwakilan Kwon Young Choon tidak dapat ditemukan. Joong Won kaget. Sigh... pura-pura kaget lebih tepatnya.


Choi Min dan Soo Yeon masuk. Keduanya tentu saja tidak bisa menyembunyikan kekagetan dari wajah mereka. Joong Won meminta anak buahnya mengeluarkan sebuah kotak di bawah meja. Ia memeriksa sejenak.
“Ini gas syaraf,” desis Joong Won. Ia menoleh pada Choi Min, senyum liciknya terbit. “Apa Perwakilan Korea Selatan selamat?”
“Ya.” Choi Min menjawab.
“Sudah jelas ini tindakan terorisme yang ditujukan pada Republik Rakyat Korea. Penculikan Perwakilan Kwon Young Choon, dan pembunuhan seluruh pihak Korea Utara. Ini adalah terorisme yang direncanakan Korea Selatan!” cetus Joong Won.
Baik Choi Min maupun Soo Yeon terdiam. Siapapun yang berada dalam situasi terjepit seperti itu tidak akan bisa memberikan pembelaan diri. Belum juga lama mereka ketahuan menyadap Korea Utara eh tahu-tahu ada kasus yang lebih parah. Dituduh mencelakakan rekan-rekan dari negeri tetangga yang ingin mereka rangkul sebagai saudara. What a shocking facts! Sejauh ini, akal bulus plus akting Joong Won yang memposisikan korea Utara sebagai victims dan Korea Selatan sebagai pelaku kejahatan sungguh luar biasa bagus dan terlihat cukup memuakkan. Lanjutkan saja dan mari kita lihat bagaimana akhir hidupmu, nappun namja >.< 

Soo Yeon dan Choi Min keluar dari ruangan dengan tergesa. Choi Min memerintahkan agar level keamanan di semua bandara menjadi siaga tertinggi. Minta peningkatan keamanan di perbatasan stasiun kereta api dan pelabuhan di seluruh negara Korea Selatan.
Soo Yeon kembali ke ruang kendali keamanan Korea Selatan di resort itu. Di situ ada Hyun Woo, Ji Yun dan Byung Jin.

Soo Yeon : Tunjukkan padaku rekaman di ruang pengaturan udara.
“Kedua agen yang mati mungkin hasil pekerjaan pria ini.” Byung Jin menunjuk sosok pria di dalam rekaman CCTV. *(Itu Ketua kaliaaaaaaaaaan, Byung Jin-aaaaah... *teriak di telinganya Byung Jin, Byung Jin-nya gak denger, gue terjun ke sumur tetangga). Soo Yeon men-zoom gambar rekaman raut mukanya berubah seperti menyadari sesuatu. Tapi saat Hyun Woo bertanya ada apa ia hanya menjawab tidak ada.
“Bagaimana dengan pelacakan kendaraan?” tanya Soo Yeon.
“Kami masih melacaknya,” sahut Byung Jin.


“Baik. Jika kalian menemukannya, beri tahu aku.” Matanya Soo Yeon berkaca-kaca. Hmmm, udah main feeling-feeling-an nih. Soo Yeon curiga itu Yoo Gun. Ingat ya, mereka tumbuh bersama jadi udah kayak kenal luar dalem dah tuh. Mau diputar-balik gimana pun, hapal ya hapal. Soo Yeon hapal semua tentang Yoo Gun termasuk postur dan gerak-geriknya. Ada yang tidak setuja? Toyor nih...

Choi Min dan Joong Won bertemu guna membahas insiden tersebut, Choi Min dikawal Shi Hyuk oppa *(Tsaelaaah, oppa segala. Penting ya..) dan Joong Won siapa lagi yang mengawalnya kalau bukan Park Choon Sung. Wohoooo, adu mental season satu antara Choi Min dan Joong Won. Who’ the winner? Choi Min mengetuk-ngetukkan ujung jarinya di meja kaca. Di hadapannya Joong Won mengawasinya dengan seksama. Timbang-menimbang posisi (yakali).


“Kenapa kau tidak menerima saranku?” tanya Choi Min.
“Jadi maksudmu kau butuh waktu untuk menyelidiki hal ini? Dan karena aku adalah pengunjung di Korea Selatan, jika aku kembali ke Utara sekarang kau akan memberitahu kami hasil penyelidikanmu?”
“Kami janji akan berusaha sekuat tenaga untuk menemukan Perwakilan Kwon Young Choon. Dan kami akan menggunakan semua sumber daya NSS untuk menemukan teroris  yang bertanggung jawab atas hal ini.”
“Sebuah janji...  Aku ingin berlari keluar sekarang juga untuk menyelamatkan Perwakilan Kwon dan membunuh semua teroris, tapi sebagai tamu, aku tidak bisa menimbulkan keributan di tanah air orang. Jika terjadi insiden pada tamu di tempat yang mengundangnya, apapun alasannya apa kau sadar bawha orang yang mengundanglah yang harus bertanggung jawab atas segalanya?” Joong Won melancarkan serangannya.
“Situasi yang terjadi pada kita ini begitu tiba-tiba...”
“Aku janji ini,” sela Joong Won tidak sopan. Ia melirik jam di pergelangan tangannya. “Aku akan memberimu 24 jam mulai sekarang. Jika kau tidak menemukan teroris yang membunuh seluruh pihak kami, dan membawa Perwakilan Kwon ke hadapanku dalam waktu itu, insiden ini akan dianggap sebagai serangan kelompok teroris Korea Selatan yang bekerja sama dengan IRIS. Aku berjanji kami akan membalasnya dengan cara-cara yang tidak kalian bayangkan. Aku pasti akan menepati janji itu. Kau punya 24 jam.”


Choi Min tersudut. Ada kecemasan memancar di wajahnya. Ia melemparkan pandangannya ke arah jam dinding. Countdown.
Okeh! Adu mental season satu dimenangkan oleh Joong Won! *(Kasih hadiah bogem mentah).

Soo Yeon melangkah gontai di sepanjang koridor. Hyun Woo membuntutinya. Soo Yeon berhenti, disandarkannya tubuhnya di dinding. *(Galau mode on). Hyun Woo menghampirinya.


“Setelah hasil pemeriksaan kendaraan keluar, kita harus membentuk tim pelacak.”
“Ya...” jawab Soo Yeon. Ia tidak melihat Hyun Woo.
“Apa yang sedang kau pikirkan?”
Soo Yeon masih diam.
“Soo Yeon-aah...”
“Ketika aku pergi ke Jepang, aku mengejar seorang pria yang bernama Ken. Aku pergi ke sebuah Ryokan (losmen). Di sana aku bertemu seorang wanita. Dan aku merasa ada yang aneh. Aku merasa dia berusaha menyembunyikan perasaannya.”
“Maksudmu seperti yang kau lakukan saat ini? Apa mungkin kau...”
“Aku merasa Ketua Tim Jung... Berada di sini” Soo Yeon menahan air matanya. *(pukpukpuk). Hyun Woo pastilah sangat terluka. ia selalu berada di sisi Soo Yeon dan Soo Yeon hanya mengingat Yoo Gun dalam pikirannya.

Di sebuah rumah yang diselimuti salju. Kwon Young Choon duduk dengan manisnya. Yeon Hwa muncul membawa minuman. Kwon Young Choon bertanya apakah dia yang bernama Kim Yeon Hwa? Yeon Hwa mengiyakan. Yeon Hwa mengingat perbuatannya di Hungaria yang telah menewaskan saudara Kwon Young Choon.


“Saya pikir anda sudah mengetahuinya, bahwa sayalah yang...”
“Aku sudah tahu. Pengorbanan kecil tidak dapat dihindarkan demi hal yang lebih besar. Apa yang terjadi dengan pesta minum?” Kwon Young Choon memotong kalimat Yeon Hwa.
“Telah selesai seperti yang direncanakan.”
Si pirang jelek nongol (baca : Rey). Ia mengungkapkan kelegaannya karena Kwon Young Choon selamat. Kwon Young Choon bertanya kapan ia bisa bertemu Mr. Black.
“Sebentar lagi akan ada seseorang yang mengantar Anda,” jawab Rey.
Kwon Young Choon melonggarkan dasinya, gerah atau gelisah ya dia?
“Ini adalah keputusan yang kubuat dengan banyak pengorbanan. Kuharap keputusan ini menghasilkan hasil yang seimbang,” ungkap Kwon Young Choon.

Rapat bersama NSS, Kepala Staf Go dan Jo Myung Ho. Jo Myung Ho tanya siapa itu Yoo Joong Won. Dia kepala Keamanan Korea Utara.


“Komite Pertahanan Nasional akan memberikan Wakil Kepala Komado Keamanan, Yoo Joong Won kuasa penuh untuk menyelidiki tindakan terorisme terhadap Republik Rakyat Korea. Pemerintah Korea Selatan harus menyediakan jabatan dan dukungan yang pantas kepadanya untuk melaksanakan penyelidikan. Apa-apaan ini?” Kepala staf Go meradang membaca Surat pemerintah Korea Utara.
Direktur Kang mengatakan pemerintah Korea Utara meminta Yoo Joong Won hak penyelidikan di Korea Selatan. “Ini adalah setengah ancaman!”
“Apa kau memiliki kabar penting?” tanya Kepala staf Go bertanya pada Choi Min.
“Inilah yang tidak lama ini saya laporkan pada Presiden. Yoo Joong Won memberikan batas waktu 24 jam.”
Jo Myung Ho : 24 jam? Apa maksudnya?
Choi Min : Jika tidak bisa menemukan bukti bahwa terorisme dalam jangka waktu itu, dia mengatakan Utara akan melancarkan serangan balasan terhadap Selatan.


Ini Soo Yeon mau ngapain ya? O.O

Joong Won menelpon seseorang. Seorang Jenderal Korea Utara.


“Lintang Utara 38.058364. Bujur Timur 128.662777. Tepat 19 jam lagi. Tidak ada pembalikkan arah.” Joong Won menutup teleponnya.
“Apa anda benar-benar akan melakukannya?” tanya Park Choon Yung.
Joong Won menatapnya dengan sorot mata tajam. “Apa kau takut?”
“Tidak!”
Joong Won tersenyum sinis. “Dari pada hidup 10 tahun lagi dengan memohon-mohon, lebih baik mati keesokan hari dengan hormat.”


Si Jenderal yang tadi jadi lawan bicara Joong Won di telepon, menelpon seseorang dan memintanya disambungkan pada unit rudal di Divisi 7. Ap, apa? Rudal?  Joong Won mau mengebom Selatan? Omo!


Sebuah mobil mendekati rumah dimana Kwon Young Choon bersembunyi. Dua anggota IRIS mencegatnya dan melakukan pemeriksaan. Welcome, another Killer’s Woman from North Korea. Park Tae Hee.
Kedatangannya disambut Rey. Waktu Rey mau ngajak dia salaman, Tae Hee cuek saja dan mengabaikan tangan Rey hahahaha *Rasain loooo* Tae Hee menanyakan dimana tamu mereka. Maksudnya, Kwon Young Choon. Kwon Young Choon keluar. Yeon Hwa yang sebelumnya duduk segera bangkit. Yoo Gun adem aja tuh duduknya. Mengamati.


“Kau pasti orang yang akan membantukku bersembunyi?” tanya Kwon Young Choon. Tae Hee memberi hormat dengan menundukkan kepalanya. Ia mengenalkan nama dan tugasnya yaitu mengantar Kwon Young Choon.
“Tapi apa kau datang sendirian ke sini?”
“Ya.”
Tae Hee mengawal Kwon Young Choon pergi dari rumah perlindungan IRIS. Yeon Hwa dan Yoo Gun mengawasi hingga mobil Tae Hee yang membawa Kwon Young Choon meninggalkan rumah perlindungan.


Yoo Gun menahan langkah Yeon Hwa, “Apa kau pernah bertemu Mr. Black?”
“Tidak ada satupun dari kami yang pernah bertemu secara langsung dengan Mr. Black. Kenapa kau bertanya?”
“Aku merasa kurang nyaman melaksanakan misi dari orang yang tidak pernah kutemui.”
“Aku mengerti. Karena kau tidak memiliki tujuan yang jelas dalam misimu.”
“Tujuan? Apa tujuan misimu?”
“Tidak ada. Aku tidak punya hal seperti itu. Karena kita telah menyerahkan Kwon Young Choon, sekarang saatnya kita mundur,” tandas Yeon Hwa seraya meninggalkan Yoo Gun.


Choi Min kelihatannya menderita semacam penyakit psikologis yang berkaitan dengan gangguan panik karena dia meminum obat saat sendirian di ruangannya. Tekanan demi tekanan yang datang bertubi-tubi menghantamnya sudah cukup membuatnya kerepotan. Tapi sejauh ini, aku lihat Choi Min-lah yang paling kuat karakternya setelah Baek San. Aura kepemimpinannya benar-benar memancar keluar. Aku suka Choi Min.
Choi Min mendapat panggilan telepon dari Shi Hyuk.
“Kami telah membawa semua staf dari lokasi konferensi,” kata Choi Min di seberang telepon.
“Siapkan ruangan untuk interogasi dan interogasi mereka satu persatu.”
“Siap, aku mengerti.”
Choi Min mematikan ponselnya. Ia menghembuskan napas berat. Fighting, Eonni!

Soo Yeon menanyakan apakah Byung Jin menemukan sesuatu yang berkaitan dengan insiden di resort. Byung Jin menjelaskan bahwa tidak ada tanda-tanda bahwa kendaraan yang mereka cari melewati jalan besar. Sepertinya para pelaku sengaja memilih rute lokal dan menuju ke Selatan.


“Seberapa jauh ke selatan?” tanya Soo Yeon.
“Kami bisa memastikan arah yang mereka yuju, tapi kami tidak bisa menemukan apapun,” jawab Ji Yun.
“Apa kita punya cara lain?” sela Hyun Woo.
Soo Yeon : Mereka mungkin mengubah nomor kendaraan mereka. Bisakah kita mencarinya menggunakan ciri yang lainnya?
Byung Jin : Van yang mereka gunakan sangat populer, sehingga kita tidak bisa mengandalkan pencarian itu.
Soo Yeon mendesah mendekati frustasi. Saat itu Shi Hyuk masuk. Ia meminta bila ada komputer tambahan karena ia harus memulai rekaman interogasi.
Soo Yeon : Interogasi?


Shi Hyuk : Aku melakukannya karena disuruh Wakil Direktur, tapi aku tidak yakin apakah aku bisa melakukannya tanpa surat perintah.
Soo Yeon : Apa maksudmu?
Shi Hyuk : Kami telah menangkap beberapa staf dari lokasi konferensi. Wakil Direktur yakin bahwa teroris tidak akan bisa mengakses kamar Perwakilan Korea Utara tanpa bantuan orang dalam.
Dan semakin pusing bin setrees-lah TF-A Team. Soo Yeon menerima telepon. Gak tau dari siapa.

Oh Hyun Kyu sedang sibuk-sibuknya menganalisis di laboratoriumnya. *(Errr, baru inget Ahjussi yang jadi Oh Hyun Kyu ini berperan sebagai guru tertua di KBS Drama juga, School 2013. Salah Satu drama terfavoritku. Hayooo, siapa yang sudah nonton? Hehe). Saat lagi serius-seriusnya, Si Mr. Keppo nongol mengagetkan Oh Hyun Kyu. *(Aku gak tau namanya ini anggota Tim Dispacth NSS satu ini, karena wajahnya selalu terlihat kepo ya kupanggil sajalah Mr. Kepo biar gampang getoooh hahahaha).
Oh Hyun Kyu menemukan tulisan ini....


Ia seperti pernah melihat tulisan itu sebelumnya tapi dimana? Trus si Mr. Kepo bilang bukankah itu foto yang diambil Ketua Tim Ji di Jepang. Oh Hyun Kyu teringat. Ia lalu meminta Mr. Kepo untuk menghubungi Soo Yeon saat itu juga. Dan Si Mr. Kepo pun pergi. *(Sumfeeeeh, curigation abis sama gerak-gerik si Mr. Kepo ini. It’s hard to guess who’s the next spy ini NSS. *Gegulingan di lantai).


Hae Young terkejut melihat gambar satelit yang ditangkap satelit Jepang. Ia menyuruh Mr. Kepo menghubungi Wakil Direktur. Hadeuh, ada apalagi seeeeeh?
Shi Hyuk mengejar langkah Choi Min yang baru saja keluar dari ruangannya. Ia menyerahkan gambar yang diambil satelit Jepang.


Shi Hyuk : Ini unit rudal divisi 7 yang terletak di daerah Anbyun. Ini mungkin rudal Scud atau Na-Dong.
Choi Min : Dari mana kau mendapatkan gambar ini?
Shi Hyuk : Dari Jepang. Sepertinya mereka telah bersiap-siap untuk menghadang rudal ini.


[Armada Pertahanan Laut Jepang]
[The United States 7th Fleet-armada AS yang beroperasi di perairan Jepang dan Korea Selatan]

*(Kalau Korea Utara menyerang Korea Selatan maka negara-negara tetangga pastilah akan kena imbasnya seperti China dan Jepang. Korea Utara ini kan basic-nya komunis jadi temen deket-lah sama Rusia ama China nah Kalo Korea Selatan Cs-annya sama Amrik alias negara ter-kepo seluruh dunia. Ketegangan dua negara sedarah ini selalu mengundang intevensi negara-negara lain. Sebab jika perang benar-benar meletus di sana maka itu boleh jadi akan mencetuskan perang dunia ketiga. Weleh-weleh... Perang gak pernah mendatangkan keutungan bagi dua pihak yang bertikai!)

The evil man, Joong Won tersenyum penuh kemenangan pada Choi Min. Seneng banget yah dia mengadu domba Utara-Selatan.


Joong Won : Kau pasti telah melihat gambar satelit.
Choi Min : Apa perang yang kau inginkan?
Joong Won : Sepertinya kau salah paham terhadapku. Yang aku inginkan adalah teroris.
Choi Min : Setelah rudal ini diluncurkan, akan terjadi perang skala besar. Kau pasti sudah tahu itu.
Joong Won : Tidak banyak waktu yang tersisa dari yang kujanjikan. Temukan pelakunya.
*(Kalau aku jadi Choi Min, udah kukasih tendangan memutar si Joong Won biar terlempar ke luar angkasa trus jadi santapan alien-alien di sana. Btw, alien itu beneran ada nggak sih? Au ah, gelap).


Choi Min menelpon ruang kendali TF-A Team.
Choi Min : Ini Wakil Direktur. Dengarkan baik-baik, mulai saat ini NSS akan memasuki mode Kode F1. Yaitu kondisi siaga tertinggi untuk mempersiapkan perang. Semua unit lapangan memiliki izin untuk menggunakan senjata tanpa melapor terlebih dahulu. Semua tersangka teroris boleh ditahan tanpa surat perintah. Jika kalian menemukan orang yang mencurigakan tidak ada pembatasan untuk menyadap dan mengakses rekening bank mereka.
Di seberang telepon, Soo Yeon ingin membantah tapi Choi Min mengentikannya.
“Jangan membuatku mengulanginya.”

Seluruh anggota NSS termasuk TF-A teman menerima urgent message.  Code F1 mode! Kaget-lah mereka. Itu menandakan situasi sudah di atas kategori gawat. Tinggal selangkah lagi menuju perang yang sesungguhnya. Sampai sejauh ini Joong Won masih menang melawan Choi Min. Lihat saja selanjutnya... *evil laugh*

Tae Hee dan Kwon Young Choon tiba di sebuah rumah (kagak tau dimana).


Tae Hee : Aku telah menyiapkan semua yang anda butuhkan. Makanan, pakaian ganti, dan ponsel prabayar. Jika bisa, saya sarankan anda tidak menggunakan ponsel.
Kwon Young Choon : Yoo Joong Won akan datang mencarimu. Bagaimana caranya dia menghubungiku?
Tae Hee tersenyum maniiiiis, “Saya telah menyiapkan hal itu.
Kwon Young Choon mengangguk. Kalau begitu sepertinya ia bisa menonton TV dan beristirahat. 

Soo Yeon menemui Baek San untuk yang kesekian kalinya. Ia memberitahunya kalau kode F1 telah diumumkan.


Baek San : Sepertinya Choi Min juga tidak punya pilihan. Ketika kau tersudut, kepribadian tersembunyi yang timbul akibat trauma akan muncul. Apa kau tahu tentang patriot Act yang diterapkan di As setela 9/11?.
Soo Yeon : Saya hanya tahu bahwa itu adalah hukum yang memperkuat pencegahan dan penghadangan terorisme.
Baek San : Undang-undang itu diatur dengan dalih untuk melindungi rakyat As, tapi kenyataannya, itu digunakan untuk memperkuat kuasa pemerintah untuk mengawasi dan membatasi rakyat mereka. Dengan kata lain, era Big Brother telah dimulai.
*(Big Brother : Era negara mengawasi dan mengatur kehidupan pendukungnya.)
Soo Yeon : Sepertinya saya mengerti arah pembicaraan anda. Alasan Wakil Direktur memerintahkan Kode F1 adalah mungkin karena dia merasa tertekan sesaat.
Baek San : Sesaat? World Trade Center bukanlah satu-satunya yang runtuh setelah 9/11. Nilai dasar demokrasi juga ikut runtuh. Hingga Wakil Direkturmu menyadari betapa berharganya nilai-nilai itu, dia akan membutuhkan waktu. Kau bilang salah satu Perwakilan Korea Utara menghilang?
Soo Yeon : Alasan anda memanggilku adalah pasti karena anda memiliki informasi.
Baek San : Apa mungkin, orang itu menganut garis politik yang berbeda dengan mayoritas peserta konferensi?  Jika tidak, apakah dia dianggap berbahaya bagi plitik Korea Utara? Jika salah satunya benar-benar, maka orang itulah yang berada di balik terorisme.
*(Yes, intuisi Baek San luar biasa. Dia adalah legend di NSS dan IRIS. Keakuratan cara berpikirnya daebaaak. Tuh kan dia bisa menebak skenario jahat yang dikerjakan Joong Won dan Kwon Young Choon!)
Soo Yeon mengemudikan mobil KIA putihnya yang elegant (bantuin promosi), sisa pembicaraannya dengan Baek San melintas. Kata Baek San kaki tangan IRIS sebentar lagi akan melarikan diri ke Jepang. Mereka memiliki rumah perlindungan di sana. Soo Yeon menelpon seseorang *(Hufft, capek nulis kata seseorang. Abisan kadang gak diliatin sih lagi ngobrol sama siapa gitu. ><) Soo Yeon meminta agar penyadapan mulai dilakukan terhadap semua anggota mafia terkenal dan mantan napi yang berhubungan dengan penyelundupan ke Jepang. Tersangka Teroris akan berusaha melarikan diri ke Jepang malam ini. Akan sulit menangkap mereka setelah malam ini.


Soo yeon : Aku akan pergi ke Busan, jadi periksa dermaga lain yang memungkinkan untuk aktivitas penyelundupan.
“Apa kau yakin?” Hmmmm... dari suaranya kayaknya dia nelpon Hyun Woo deh.
Soo Yeon : Markas IRIS terletak di Jepang. Saat ini tujuan mereka mungkin pergi ke Jepang secepat mungkin. Minta Byung Jin untuk mencari semua rute dalam negeri menuju ke Busan. Dan cari tahu apa kendaraan tersangka melewatinya.
Baik. Setelah aku melapokan ini kepada Wakil Direktur, aku akan segera bergabung dengan tim.”

Busan, Korea


Soo Yeon benar. Rey Cs sedang bersiap-siap di pelabuhan Busan hendak pulang ke Jepang seusai menciptakan kekacauan di Korea Selatan. Rey menegur Yoo Gun yang termenung seperti orang bodoh.


Rey : Kau memikirkan sesuatu?
Yoo Gun : Rey, apa kau pernah merasa bersalah?
Rey : Pada Awalnya aku pernah, tapi tidak lagi. Perasaan bersalah tidak boleh ada dalam dunia kita. Aku mengikuti perintahku. Aku tidak bertanya kenapa.
Yoo Gun : Jangan bertanya kenapa.
Rey : Jika salah satu dari kita merasa ragu, itu bisa membahayakan seluruh organisasi dan semua yang telah kita perjuangkan. Kekuatan rantai terletak pada sambungannya yang terlemah. Kau-lah yang terkuat.
Rey melangkah meninggalkan Yoo Gun yang masih merenung. “Kau ingin tahu siapa yang menembakmu di kepala?” Ia mendekati Yoo Gun kembali. “Ji Soo Yeon. Jika kau melihatnya lagi, jangan ragu. Bunuh dia. Dialah yang membuatmu seperti ini.
Yeon Hwa mengamati di kejauhan. Apa yang kamu pikirkan, Yeon Hwa?
Ji Soo Yeon... Yoo Gun mengulang nama itu. Ia menyiapkan senjatanya. OMG!


Yeon Hwa menanyakan pada Rey bagaimana keadaan Yoo Gun. Rey menyebutkan nama Ji Soo Yeon. sepertinya Yoo Gun tidak ingat. Yeon Hwa mengatakan kemungkinan Yoo Gun berpura-pura. Rey juga tidak yakin akan hal itu. Jika benar, mereka akan segera mengetahuinya. Yeon Hwa ingin tahu mengapa Yoo Gun bersama mereka. Meskipun Yoo Gun tidak mengingat apapun, ini terlalu berbahaya. Awalnya Rey pun merasa begitu. Ia tidak mengerti kenapa Mr. Black ingin dia tetap hidup. Mr. Black menemukan informasi penting dari Hard Disk milik Ha Jae Yong. Sesuatu yang tidak disangka. Informasi apa? Tanya Yeon Hwa.
Lalu Rey menceritakan percakapannya dengan Mr. Black. Mr. Black menyuruh Rey menangkap Yoo Gun hidup-hidup karena dia adalah putra Baek San.Baik Baek San maupun Jung Yoo Gun tidak mengetahui kebenaran itu. Mr. Black yakin akan ada kesempatan untuk mendapatkan Baek San kembali. Sampai saat itu tiba, awasi dia baik-baik.
Rey : Yoo Gun juga tidak tahu bahwa Baek San dan Yoo Sang Joon adalah orang yang sama. Sepertinya dia berpikir bahwa Baek San yang membunuh ayahnya.


Tae Hee masuk ke restoran yang pernah jadi tempat ngumpul agen NSS yang digawangi Oh Hyun Kyu tempo hari. Tae Hee tidak memedulikan keramahan pelayan restoran itu. dengan nada cuek dia memesan kopi dan dua burger dibungkus.
Mi Jin datang ke restoran mengambil pesanananya. Ia melewati meja Tae Hee. Ah, andai saja.... wasting air time... Dia mengambil pesanan tapi gak bayar. Katanya Oh Hyun Kyu yang akan membayar. Si pelayan teriak kalau di sana tidak menerima hutang. Hahahaha.
Seorang pria menghampiri kursi Tae Hee, ia meletakkan ponsel di atas meja dan segera berlalu. Apakah isi pesannya? Dalam perjalanannya pulang, Tae Hee menerima telepon. Ia bilang sudah menerima kirimannya. Hmmm... Nugu? Joong Won kah? Maybe.
Kantor TF-A Team. Syiiiibuuuuk. Mereka memonitoring pergerakan IRIS. Eeeeh, ada si Mr. Kepo juga hehe. Ada laporan masuk.  Suara seorang pria.



Menurutku mereka naik kapal kecil dan pindah ke kapal yang lebih besar di Chungsapo. 3.000.000 won per orang. Sepertinya mereka berdelapan.
Mr. Kepo memberikan salinan pada Mi Jin.
Hae Young terus memantau.
Kau harus datang ke Chungsapo sebelum jam 9 malam.
Sreeet! Hae Young menyerahkan catatannya pada Mi Jin juga. Nih Mi Jin tugasnya nyatet mulu kali yah...
Hae Young : Ini petunjuk yang sangat bisa diandalkan. Kirimkan informasi ini ke lokasi. 



Soo Yeon sudah tiba di Busan. Tim Dispatch akan memulai transmisi. Soo Yeon menekan ponselnya. Ia menyebut Chungsapo dan secara otomatis ponselnya melakukan pencarian. Canggih beneeeer nih Samsung. Sementara itu Rey Cs akan berangkat dalam waktu sejam-an lagi.


Joong Won mengingatkan Choi Min sisa waktunya tinggal tujuh jam dari sekarang. Apakah Choi Min sudah menemukan kemajuan?
Choi Min : Kami telah mempersempit jangka pencarian kami. Bagaimanapun juga, besok kami akan bisa mengabarimu sesuatu.
Joong Won : Jika kau pikir kau bisa mengulur-ulur waktu...
Choi Min berang, “Kau menetapkan batas waktu sesukamu! dan apa sekarang kau sedang menikmati permainan ini?” Weew, jarang-jarang liat Choi Min meninggikan suaranya seperti ini. “Karena rudal itu, status DEFCON 3 mungkin akan diumumkan. Jika hal itu terjadi, pembicaraan denganku tidak lagi diperlukan.”
Joong Won : Sepertinya kalian selalu berbicara mengenai kemampuan pertahanan Nasional yang dapat diandalkan. Tapi kalian hanyalah negara boneka yang bahkan tidak memiliki kontrol operasi perang yang bebas. Kau punya 7 jam. Sebaiknya kau bergegas.
Poor Choi Min... dia terlihat sangat tertekan.


Ia tiba di kamarnya. Ia hendak meminum pil penenangnya lagi tapi tidak jadi dan malah melempar botol obatnya ke dinding. Kacau! Ia menelpo Soo Yeon.
“Kau di mana?”
“Saya baru saja tiba di Chungsapo. Saya mengikuti lokasi ponsel milik penyelundup.”
“Kita tidak punya banyak waktu. tidak peduli apakah mereka IRIS atau Korea Utara, aku yang akan bertanggung jawab atas situasi ini.
“Ya, Wakil Direktur.”
“Jika kau bisa menangkap Tersangka teroris, Presiden telah berjanji untuk membiarkan semua cara ilegal yang digunakan untuk menangkap mereka. Kau mengerti maksudku?”
“Ya.”


Soo Yeon lalu menghubungi Byung Jin. Ia tanya di mana arahnya. Byung Jin khawatir, apakah Soo Yeon benar-benar akan pergi sendirian? Hyun Woo dan tim operasi akan tiba di sana dalam 30 menit.
Soo Yeon : Jangankan 30 menit, tiga menit saja aku tidak bisa menunggu.
Byung Jin akhirnya mengalah dan memberitahukan lokasi keberadaan Rey Cs. “Sekitar 30 meter ke arah jam tiga.”


Saat itu Soo Yeon melihat seorang pria melewati anjungan kapal. Soo Yeon siap beraksi. Nahonja... Sendirian. Ia keluar dari mobil. Pria tersebut menghampiri mobil boks yang diparkir di dermaga/pelabuhan. Soo Yeon menyerangnya ketika ia membuka pintu mobil. Soo Yeon membenturkan pintu mobil ke kepala pria itu. Soo Yeon memelintir tangannya ke belakang, menendang belakang lututnya hingga pria itu berlutut kesakitan. Pria itu meronta.
Soo yeon : Byung Jin-ah, segera kirimkan aku sinyal ponsel.
Terdengar suara ponsel. Terkonfirmasi! Soo Yeon membanting pria itu ke tanah.
“Di mana kau akan bertemu dengan orang yang akan kau bawa ke Jepang?”
Molla! Aku tidak tahu!”
Soo Yeon menodongkan pistolnya di kepala si pria.
“Aku akan memberitahumu!” Kata si pria ketakutan dengan pistol dipelipisnya. Takut mati dia. Iyah, semua orang takut mati.

Soo Yeon menyelinap masuk ke gudang di pelabuhan itu dengan senjata siaga. Soo Yeon tidak melihat mobil Rey di depannya. Ia lebih tertarik mendengar derap langkah kaki menuju ke arahnya. OMG! Kenapa Rie bisa ada di situ?? O.O



Soo Yeon menodongkan senjatanya ke arah Rie. Rie mundur perlahan. Tepat saat itu, mereka mendekati tempat Yoo Gun berdiri. Yoo Gun menarik pistolnya dan dalam satu kali sentakan ia membalik badannya. Yoo Gun dan Soo Yeon saling menodongkan senjata! Soo Yeon terbelalak...
“Oppa...” desisnya shock.


Komentar :
Joong Won---
Setelah menonton episode ini aku menarik kesimpulan kalau dia hendak menciptakan perang antara Utara-Selatan maka dengan begitu dendam atas kematian adiknya akibat dua negara itu bisa tertunaikan. Padahal yah, dia sendiri yang melarang Yeon Hwa untuk tidak melakukan balas dendam. Script Writer-nya mengubah karakter Joong Won secara drastis sehingga rasanya ada yang missing di sini. Aku muak liat Joong Won, apalagi kumisnya yang menambah kesan breng**ek di wajahnya itu #Okesip
Di episode ini, kita bisa melihat Joong Won di atas angin karena sukses membuat Choi Min kehilangan ketenangannya dan trauma masa lalunya muncul sehingga sedikit banyaknya mempengaruhi pengambilan keputusannya.
Jadi, IRIS membantu Joong Won melaksanakan misinya. Paket hadiah yang ternyata berisi gas saraf dibawa oleh agen IRIS dengan mengatakan itu hadiah Presiden Korsel dan tertuduhlah Korsel.

Choi Min---
Semua jempolku untuk Wakil Direktur NSS ini. Dia tegas, mengayomi anak buahnya. Terlihat saat dia mengambil alih kesalahan Soo Yeon mengenai masalah penyadapan itu. Ada dua karakter yang masih konsisten sampai di episode ini ; Baek San dan Choi Min.

Hmmm... Ada beberapa kandidat agen ganda di tubuh NSS.
-       Mr. Kepo
-       Ketua Tim Dispatch, Hae Young
-       Ji Yun (Entahlah, aku merasa Ji Yun juga patut dicurigai.
-       Yoon Shi Hyuk (Waeeeeeeeee? Hiks. Walaupun berat, tapi Shi Hyuk menjadi kandidat paling kuat setelah aku melihat episode selanjutnya. Eottokhe? Nappun namja biasanya rawan dimetongin sama SW-nim... *nangis di pojokan*
Makin tersepona sama Byung Jin... Ihiiiiiir, pura-pura gak liat Shi Hyuk aaaahhhh. *Evil laugh*
Tebakan tidak masuk akal ini tiba-tiba datang di kepalaku ; jangan-jangan bapaknya Soo Yeon adalah Mr. Black? Nyahahahaha *Setreees lo, Ra* *Abaikan*