Sinopsis IRIS 2 Episode 6 Part 1

 
Episode 6
Suasana yang tidak baik sangat terasa di kantor TF-A Team semenjak hilangnya Jung Yoo Gun. Byung Jin dan kawan-kawan terlihat lesu. Di saat seperti itu, Ketua Tim Dispatch masuk dan menegur.
Ketua Tim Dispatch : Kalian pikir merajuk seperti ini akan membantu kita menemukan Ketua Tim Jung?
Salah seorang anggota tim menyela dengan hati-hati, “Ketua Tim... Itu, mereka berpikir dia tertembak di kepala.”
“Lantas? Kau mau bilang Ketua Tim Jung sudah tewas atau apa?”
“Tidak. Bukan begitu.”


“Jernihkan pikiran kalian dan fokus menemukan kendaraan tersangka karena mereka membawa kabur Ketua Tim Jung. Bila kita menemukannya, kita mungkin akan bisa menemukan  Ketua Tim Jung. Masih tidak cepat-cepat bergerak?” cetus Ketua Tim Dispatch setengah berteriak yang membuat seluruh anggota Tim yang berada di ruangan tesebut bergerak kembali ke kursi masing-masing.


Hyun Woo dan Soo Yeon memasuki ruangan dengan wajah lesu. Terlebih Soo Yeon. Hilangnya Yoo Gun dengan luka tembak di kepala sungguh membuatnya terpukul. Mereka sudah sama-sama sejak kecil. Pastilah ia masih tidak percaya sesuatu yang buruk seperti itu menimpa Yoo Gun. (Hmmm, masih ingat percakapan keduanya di tepi danau di Hungaria? Benar kan itu bisa jadi semacam firasat?). Byung Jin menahan langkah Hyun Woo. Ia mengajak mereka bicara di luar. Diliriknya CCTV yang selalu stand by di sudut langit-langit ruangan. Semua anggota Tim keluar ke ruangan sebelah.


Ketua Tim Dispatch : Apa kalian tahu ada dua kamp yang dipersiapkan?
Soo Yeon mengangguk. “Jadi, kau sudah mengetahui siapa mata-matanya?
“Direktur menyuruh untuk melaporkan penemuan kita padanya,” kata Ji Won.
“Tidak peduli pada siapapun kita mesti melapor terlebih dahulu, bila kalian sudah mengetahuinya, kalian harus segera melakukan penangkapan,” tegas Hyun Woo. Semua anggota Tim diam. “Siapa?” tanya Hyun Woo.
Ketua Tim Dispatch hendak menjawab tapi keburu disambar Byung Jin, “ Direktur.”
Semua pandangan mengarah pada Byung Jin. Kaget.
“Beberapa jam sebelum misi pemindahan, dia mencari catatan transportasi senjata. Selama misi berlangsung kami menemukan catatan login yang melacak lokasi Ketua Tim Jung dan Wakil Direktur. Itu adalah Direktur.”
Soo Yeon tidak sanggup menahan air matanya. Shock.


Soo Yeon menemui Oh Hyun Kyu. Ia ingin meminta tolong Oh Hyun Kyu untuk menganalisis seberapa besar kemungkinan hidup Yoo Gun dengan luka tembak di kepala. Oh Hyun Kyu merasa berat menyampaikannya. Digaruknya kepalanya berkali-kali. Ia memanggil rekan kerjanya, Kim Gu.
“Ini adalah darah dan sampel jaringan yang kami kumpulkan di lokasi,” Kim Gu menjelaskan.
“Singkatnya, ini jaringan otak. Aku sudah membandingkan sampel tersebut dengan jaringan yang dikumpulkan dari para agen IRIS yang tewas. Ini adalah datah dan sampel jaringan otak Ketua Tim Jung Yoo Gun,” sambung Oh Hyun Kyu.
Kim Gu : Bila dia menderita cedera semacam ini, dia mungkin meninggal di lokasi,
Soo Yeon antara ingin menangis dan menepis kesimpulan itu. matanya berkaca-kaca. Dengan nada tersendat ia berkata, “Sampai kita menemukan jasadnya, kita tidak bisa mengatakannya dengan pasti.”
Oh Hyun Kyu hendak menyelanya.
“Aku akan pergi ke rumah Ketua Tim Jung sekarang. Selagi aku pergi, apabila anda menemukan perkembangan baru, tolong hubungi aku,” elak Soo Yeon. Ia meninggalkan ruangan Oh Hyun Kyu diiringi tatapan sedih Oh Hyun Kyu dan Kim Gu. Soo Yeon menyusuri lorong kantor NSS dengan lesu. Ia belum bisa mencerna dengan baik apa yang telah terjadi dengan Yoo Gun. Air matanya meluncur. *sobs*


Soo Yeon pergi ke apartment Yoo Gun. Entah apa yang dicarinya di sana. Ia tak sengaja mendorong lemari buku Yoo Gun saat melihat-lihat buku-buku di situ. Dan nampaklah cermin rahasia di balik dinding lemari buku itu yang penuh dengan tempelan catatan-catatan kecil beserta foto Letnan Ha ahjussi, Baek San yang saling berhubungan.


“Sebenarnya apa yang terjadi padamu?” lirih Soo Yeon sedih. “Aku pasti akan menemukanmu.”

Hyun Woo menemui Choi Min di ruangannya.


“Apa yang sedang dilakukan Ketua Tim Yoo Hae Young?” tanya Choi Min.
“Dia sedikit khawatir tapi dia setuju kami harus laporkan terlebih dahulu pada Anda. Sejujurnya, kita masih tidak punya bukti yang cukup. Tapi yang paling penting adalah, kita menemukan cukup motif,” sahut Hyun Woo.
“Direktur Kang Chul Hwan ingin membubarkan NSS. Aku tidak bisa memikirkan motif yang lebih baik daripada itu,”  Choi Min menahan kekesalan. “Pertama-tama cari tahu keberadaan Direktur selama waktu dia login. Aku akan memberikanmu dua agen Tim Kolaborasi Internasional, jadi fokuskan untuk mencari bukti.”
“Aku mengerti,” kata Hyun Woo seraya membungkukkan badannya dan meninggalkan ruangan Choi Min. *(Jadi namanya Ketua Tim Dispatch itu Yoo Hae Young).

Dua bromance favorite-ku (Shi Hyuk dan Young Min) sedang menjalankan misi dari NSS yaitu menyelidiki keberadaan Direktur Kang beberapa jam sebelum misi pemindahan dilakukan. Shi Hyuk menyindir Young Min yang terlihat sangat antusias dengan tugas itu.


“Apanya yang membuatmu semangat padahal kita sedang mengerjakan pekerjaan kasar tim lain?” ketusnya.
“Tidak ada yang namanya pekerjaan kita atau pekerjaan mereka. Karena Tim A butuh bantuan, tentu saja kita harus bantu,” Young Min mencoba mematahkan kalimat Shi Hyuk.
“Anak baru selalu saja menonjol kemanapun mereka pergi,” gumam Shi Hyuk. Ia memegang bahu Young Min. “ Hei, kau suka karena sekarang kau akhirnya dapat kerja lapangan? Itu membuatmu merasa keren karena kau jadi bagian dinas rahasia?”
“Ya.”
“kau mungkin mengharapkan adanya skenario spionase spektakuler di sini. Hei tidak semua kerja lapangan itu sama. Ini, kita hanya menjalankan tugas suruhan saja.”
Young Min seolah tidak mendengarkan kata-kata Shi Hyuk. Ia sibuk melihat ke sana ke mari situasi di bar itu. Shi Hyuk melengos.
Mereka menanyakan pada pelayan bar apakah ia mengenal pria yang ada di foto yang disodorkan Shi Hyuk. Pelayan Bar itu mengenal Direktur Kang.


“Dia menggunakan kartu kreditnya pada tanggal 20. Apa kau mengingatnya?”
Pelayan itu mengatakan Direktur Kang datang ke sana beberapa hari lalu dan sempat memberinya Tip. Ia datang dengan seorang perempuan yang sudah sering membersamainya. Young Min melihat ada CCTV di situ dan meminta agar mereka dibolehkan melihat rekaman CCTV-nya.


Rekaman CCTV tersebut dibawa ke kantor TF-A Team dan dianalisa. Dalam rekaman CCTV terlihat Direktur Kang bersama Lee Soo Jin. Byung Jin mengatakan kalau tas Lee Soo Jin cukup besar untuk menyembunyikan alat penyalin kartu. Hyun Woo menyuruh melacak keberadaan Kepala Bagian Lee Soo Jin saat itu. Karena Ji Won tidak bisa melakukan itu dengan tingkat izin keamanan yang dimilikinya, Yoo Hae Young mengambil alih.
Byung Jin berkata kepada Ji Won dan yang lainnya, “ Kepala Bagian Lee Soo Jin pasti tahu di mana Ketua Tim Jung berada, kan?”
“Mari kita berharap begitu,” sambut Hyun Woo. Ia beralih pada Shi Hyuk, “Karena kalian berdua membantu kami, apa kalian keberatan bila kalian yang pergi?”
“Ya!” jawab Young Min dengan semangat 45-nya. Kontras benar dengan Shi Hyuk yang justur mengeluarkan desah panjang dan decakan tidak sukanya.
“Bila seperti ini, kita akan begadang lagi,” keluhnya.


Di apartment-nya, Lee Soo Jin mendapat telepon dari Rey.
“Aku sudah melakukan seperti yang kau instruksikan, aku sedang menghapus semuanya. Dan mengenai Ketua Tim Jung, apa dia bersamamu sekarang?”
“Ya.”
“Dia masih hidup?”
“Tidak, dia sudah tewas.”
“Jadi seperti itu...”
“Setelah telepon ini, matikan teleponmu dan hancurkan kartu SIM-mu.”
“Tapi kenapa tiba-tiba?”
Tut Tut Tuuuut. Rey mematikan sepihak saluran teleponnya. Lee Soo Jin tidak mengetahui kalau di luar kamarnya, misi penggerebekan yang dipimpin Shi Hyuk sedang berlangsung. Hanya dalam hitungan detik, Shi Hyuk dan timnya masuk ke dalam kamar Lee Soo Jin. Dengan gugup Lee Soo Jin gelagapan hendak mempercepat upaya penghapusan data di ponsel dan leptotnya. Shi Hyuk menutup paksa leptop dan mengambil ponsel di tangan Lee Soo Jin.
“Apa yang kau lakukan?” bentak Lee Soo Jin.
“Kau ditahan atas pembocoran informasi rahasia internal.”
Lee Soo Jin terhenyak lemas. Habis sudah riwayatnya.

Lee Soo Jin dibawa ke ruang interogasi NSS. Hyun Woo melakukan interogasi pertama kali.


Hyun Woo : Karena penyamaranmu sudah terungkap. Mereka tidak akan membiarkamu. Berikan kami informasi dan sebagai balasannya, aku akan menerima perlindungan kami. Aku tidak tahu soal lain. Tapi setidaknya keberadaan Ketua Tim Jung di mana. Beritahulah kami terlebih dahulu.
Lee Soo Jin melakukan aksi tutup mulutnya.
Di luar ruang interogasi, Direktur Kang datang, turut ‘menemani’ Choi Min menyaksikan interogasi itu.


“Apakah kau yakin mengenai ini?” tanya Direktur Kang.
“Kami masih dalam proses pemulihan, tapi kami melacak informasi rahasia yang dihapus dari leptopnya.”
“Itu sendiri tidak cukup untuk membuktikan bahwa dia membocorkan misi pemindahan kita.”
“Kami juga memastikan bahwa dia menggunakan kartu keamanan anda untuk mengakses komputer anda dan juga ruang server utama. Apa mungkin anda sudah mengenal Kepala Bagian Lee Soo Jin?” selidik Choi Min.
Direktur Kang menoleh, Berdasarkan apa kau berkata seperti ini?”
Choi Min menyerahkan sebuah map hitam. Direktur Kang memeriksanya dengan seksama dan melihat foto-fotonya bersama Lee Soo Jin.
Choi Min melirik dengan cool-nya. “Ini mengingatkanku dengan sebuah skenario yang tidak asing. Mendekat untuk memulai sebuah hubungan intim. Menggunakan hubungan itu untuk mengancam dan memeras.”
Direktur Kang menutup map dengan hentakan keras. Ia kelihatan marah. “Tidak ada pemerasan. Kau pikir aku orang bodoh yang dimanipulasi sementara tahu tentang apa yang terjadi?”
“Aku tahu itu.” Choi Min mengulas senyum tipis. “Saat login terdaftar, anada berada di rumah. Kami juga sudah memastikan bahwa Kepala Bagian Lee Soo Jun menyalin kartu kemanan anda.”
“Jadi kau sudah mengetahuinya?” Direktur Kang terkejut.
“Aku hanya melakukannya sesuai prosedur. Bila aku melakukan satu langkah lebih jauh, aku akan memberitahu anda bahwa anda akan pensiun secara tidak hormat. Dan aku akan menjadi Direktur sementara hingga posisi tesebut diisi.”
Direktur Kang : Apa itu yang kau inginkan?
Choi Min tersenyum tipis, “Aku tidak tahu. Lebih tepatnya, daripada posisi direktur, aku lebih tertarik dengan kekuasaan yang dipegang posisi tersebut.”
Direktur Kang tidak mengerti arah pembicaraan Choi Min.
“Apabila Anda bisa menjanjikan beberapa hal padaku, anda dan aku akan menjadi sekutu untuk beberapa lama.”
Direktur Kang tidak membalas tawaran Choi Min. Ia beranjak pergi diikuti tatapan Choi Min yang penuh misteri.
Selama interogasi yang dilakukan Hyun Woo berlangsung, Soo Yeon masuk. Hyun Woo berusaha menahannya agar tidak melakukan hal-hal di luar kategori interogasi. Hyun Woo sadar betul bahwa kondisi psikis Soo Yeon sekarang ini belum stabil. Soo Yeon tanpa ba-bi-bu langsung melempar pertanyaannya pada Lee Soo Jin.


“Kau tahu Ketua Tim Jung tertembak. Katakan dimana dia sekarang? Bantu kami menemukan dia. Kau juga dimanfaatkan oleh mereka. Ke mana mereka membawanya? Kenapa mereka membawanya? Cukup beritahu kami hal-hal itu.” Soo Yeon memberondong Lee Soo Jin dengan pertanyaannya. Tapi Lee Soo Jin malah memamerkan senyum tak gentarnya kalau tidak mau dibilang meremehkan. Merasa ditantang Soo Yeon mencabut senjatanya dan menodongkan tepat di kening Lee Soo Jin. Sontak Hyun Woo dan Choi Min yang mengamati dari luar kaget melihat lompatan emosi Soo Yeon. “Di mana Ketua Tim Jung?”
Hyun Woo meminta Soo Yeon agar meletakkan senjatanya. Soo Yeon tidak peduli. Dua petugas datang, mereka menodongkan senjata ke arah Soo Yeon.
“Sampai aku tahu di mana Ketua Tim Jung berada, aku dan wanita ini tidak akan keluar satu langkah dari ruangan ini,” ucap Soo Yeon tanpa menurunkan senjatanya.
“Karena aku sudah ditahan, aku tidak ada bedanya dengan sudah kehilangan nyawa. Jadi kau kira aku akan takut dengan trik konyol ini?” Lee Soo Jin berkata dengan wajah super duper menyebalkan dan pengen aku bejek-bejek itu mukanya Lee Soo Jin ><
Merasa ditantang sedemikian rupa, Soo Yeon menembak lutut Lee Soo Jin hingga perempuan itu terjatuh dari kursi dan bersandar di dinding. Ia meringis menahan sakit. Soo Yeon mendekatinya masih dengan senjata mengarah di keningnya. Ia minta Lee Soo Jin mengatakan di mana Jung Yoo Gun.
“Mereka membawanya pergi. Sebelum aku ditahan, aku bicara dengan Ketua Tim Operasi IRIS. Aku juga penasaran. Kenapa dan ke mana mereka membawa Jung Yoo Gun. Apakah dia masih hidup?” ucap Lee Soo Jin sambil menahan sakit pada lututnya.
“Jadi... Jadi dimana dia sekarang?” Soo Yeon terbata.
“Aku dengan jelas mendengarnya. Jung Yoo Gun... sudah tewas.”


Soo Yeon terhenyak. Matanya berkaca-kaca hingga pecah menjadi butir air mata. Tangannya gemetar menahan kesedihan yang teramat sangat. Hyun Woo menghampirinya dan membantunya berdiri. Soo Yeon mencoba menegaskan atau menabahkan hatinya (?) dengan berkata pada Hyun Woo kalau apa yang dikatakan Lee Soo Jin tidak benar. Yoo Gun masih hidup. Hyun Woo juga tidak percaya itu sampai tubuh Yoo Gun ditemukan. Mereka keluar dari ruang interogasi, meninggalkan Lee Soo Jin yang segera ditolong dua petugas.

Di penjara Korea Utara....


Park Chul Young menemui Joong Won dan Yeon Hwa. Anak buah Park Chul Young sempat maju memblok Yeon Hwa mengingat Yeon Hwa pernah melakukan tindakan membahayakan sebelumnya di penjara itu tapi segera ditahan Park Chul Young. Kemudian Prak Chul Young tanya apa yang sudah mereka dapatkan? Jadi Joong Won dan Yeon Hwa ditugaskan untuk membuat pesan yang bisa memancing IRIS keluar. Yeon Hwa sudah menemukannya. Park Chul Young tanya butuh berapa lama mereka menunggu jawaban dari IRIS? Jawaban akan datang saat kau sudah hampir melupakannya, begitu kata Yeon Hwa. Sebelum pergi Park Chul Young berkata pada Yeon Hwa, “Aku hampir tidak mengenalimu, Yeon Hwa. Aku minta maaf tentang yang terjadi pada ibumu. Dan, apakah kau mempercayaiku atau tidak, tetapi sebanyak yang kau inginkan, aku juga berharap kakakmu, Seon Hwa masih hidup di suatu tempat.”
Siapapun bisa melihat di mata Yeon Hwa ada kesedihan teramat sangat ketika mendengar ucapan Park Chul Young. Ibunya sudah meninggal dan Seon Hwa adalah harapan satu-satunya keluarganya yang masih hidup. Kita tahu bersama, Yeon Hwa menjalani hidup seperti itu untuk menuntut balas juga mencari tahu keberadaan kakaknya yang dicap pengkhianat di Korea Utara. Sepeninggal Park Chul Young. Yeon Hwa menangis tanpa suara. Joong Won kaget dan berkata ia tidak mengatakan apa-apa, kenapa Yeon Hwa menangis? (ugh, lagi-lagi Joong Won menunjukkan style-nya).

Soo Yeon mengunjungi Ibu Yoo Gun. Perempuan separuh baya yang sudah terbiasa tinggal sendiri itu sedang membuka-buka foto kenangan Yoo Gun sejak kecil hingga dewasa.


“Ini foto ulangtahun pertama Yoo Gun. Mungkin aku jadi membuat dia malu dengan menunjukkan ini padamu. Aku rasa itu saat dia di kelas Lima. Dia jatuh dan lututnya tergores parah. Tapi dia tidak pernah bilang sakit, jadi aku bahkan tidak tahu bahwa dia terluka. kemudian barulah setelah di rumah, aku melihat sobekan di celana olahraganya. Saat dia kesakitan, sejak kecil dia kesakitan, dia menahannya dengan baik. Bahkan sekarang pun, dia pasti menahannya dengan baik, kan?”
Ibu Yoo Gun menangis. Soo Yeon menangis. Sekelebat kenangan manis bersama Yoo Gun muncul membuat air matanya semakin deras mengalir.


Di kantor NSS ada rapat bersama terkait tindakan Soo Yeon yang menembak Lee Soo Jin di di tengah-tengah interogasi. Menurut Direktur Kang seperti itu tidak boleh terjadi di sebuah negara yang diatur hukum.


Choi Min mengambil alih, “Bila begitu, karena aku gagal mengendalikan situasi akulah yang harus bertanggungjawab. Mengenai Ji Soo Yeon, dia memerlukan istirahat bukannya tindakan pendisiplinan.”
Seorang di antara peserta rapat mencoba menyela, Choi Min melanjutkan, “Bila ada masalah hukum, aku yang akan mengurusnya,” tegasnya lalu meninggalkan rapat. Wow! Choi Min, so coooooool! ^^

Soo Yeon menemui Baek San. Baek San menanyakan apakah Soo Yeon sudah menemukan petunjuk mengenai keberadaan Yoo Gun? Soo Yeon menggeleng lemah. 


“Di suatu tempat, bila saja aku tahu dia masih hidup... “
“Aku yakin dia masih hidup. Bila IRIS membawa Ketua Tim Jung, itu berarti mereka berencana untuk membuatnya tetap hidup untuk menggunakan dia demi suatu tujuan.”
“Apakah sungguh seperti itu?”
Baek San : Percayalah padaku...  Bila mereka membawanya, dia pasti masih hidup.

Seluruh anggota TF-A Team termasuk Choi Min dan Direktur Kang mengadakan rapat.


“IRIS, yang beberapa lama ini tenang, membuat mantan direktur NSS, Baek San melepaskan diri dan menyerang salah satu perlindungan rumah kita. Selama penyerangan tersebut, Kepala Bagian Park Joon Han terbunuh. Bahkan dengan peringatan Baek San, NSS tidak dapat menghentikan pembunuhan representatif Kwon Young Chan dan gagal melindungi Representatif Jo Myung Ho. Kita sudah membiarkan Yoo Joong Won melarikan diri. Lee Soo Jin yang bisa mendekati level keamanan tertinggi, bertindak sebagai mata-mata IRIS dan mencuri kartu keamanan Direktur Kang dan membocorkan informasi rahasia NSS keluar. Sebagai hasilnya Ketua Tim Jung tertembak dan menghilang selama misi pemindahan untuk memancing IRIS. Kita bahkan tidak tahu apakah dia masih hidup atau tidak. Kelemahan NSS terpapar jelas selama beberapa bulan belakangan. Tidak lagi. Aku tidak bisa duduk di sini dan melihat NSS dikalahkan setiap kali kita berhadapan dengan IRIS.”
Choi Min melihat ke arah Direktur Kang seraya melanjutkan kalimat panjangnya, “Aku akan melakukan apapun untuk membuat NSS kuat dan kejam seperti sebelumnya. Presiden juga setuju dengan inisiatif ini. Kalian semua sudah mendengar bahwa penyerangan yang baik adalah pertahanan diri terbaik. Benar, kan? Mulai saat ini, NSS yang tak berdaya akan tinggal sejarah. Temukan jejak apapun yang ditinggalkan oleh IRIS. Dan pergi sendiri langsung untuk memastikannya.... Direktur Kang Chul Hwan, bila anda memiliki pendapat yang berbeda, harap sampaikan sekarang,”
Direktur Kang melirik Choi Min sebelum bangkit dari kursinya. “Tidak ada. Baik. Lakukan seperti yang direncanakan.” Ia lalu pergi meninggalkan ruangan. *gak sopan ih hahaha*
Choi Min mengalihkan perhatiannya pada anggota TF-A Team. “Selama ketidakhadiran Ketua Tim Jung, Ji Soo Yeon akan menjadi Ketua Tim sementara untuk TF-A Team. Kim Ji Yun akan menjadi agen lapangan mulai saat ini. Perang yang sebenarnya dengan IRIS, dimulai sekarang.”
Semuanya cukup terkejut mendengar keputusan Choi Min saat itu. Perubahan besar di tubuh TF-A Team.
Scene selanjutnya, seorang pengantar makanan membawa pesanan ke kantor NSS seraya mengeluh kalau NSS selalu memesan makanan di malam hari. Ternyata saudara perempuannya bekerja di sana. Pemeran pengantar makanannya adalah salah satu cast di Gag Concert. Lupa namanya. :D


Choi Min bertemu Baek San. Ia menyinggung Lima senjata nuklir yang diberitahukan Baek San sebelumnya. Ia bertanya dimana Baek San menyembunyikannya. Baek San mengelak dengan mengatakan saat waktunya tiba akan menyerahkan pada Choi Min.
Choi Min : Anda pasti tahu ini bukan topik yang bisa dibuang begitu saja hanya dengan kata-kata Anda.
Baek San : Kau bertanya-tanya kenapa aku menyerahkan diri pada NSS? Aku, Baek San mengorbankan segalanya yang aku miliki untuk keamanan negeri ini. Seperti yang terakhir aku katakan, satu-satunya keadilan yang aku percaya adalah Republik Korea Selatan. Kau bertanya-tanya apa yang IRIS inginkan dariku? Mereka ingin mengambil senjata nuklir dan menghasut gerakan perang. Dan aku mencoba untuk menghentikan kekejian tersebut terjadi. NSS harus melindungiku untuk sementara waktu. Fakta adanya senjata nuklir tersebut kelihatannya masih belum kau sampaikan pada Presiden.


Choi Min : Benar. Tapi aku akan melaporkannya setelah segalanya menjadi lebih pasti.
Baek San : Jangan laporkan. Itu hanya akan menyebabkan kekacauan yang luar biasa. Aku mengatakan ini sebelumnya, tapi masih ada bayangan IRIS yang tersisa di dalam NSS dan juga Gedung Kepresidenan. Untuk sementara, mari kita rahasiakan ini di antara kita.

Baek San merenung sendirian... Ia mengingat masa lalunya.


Siang itu, Atasan Baek San membujuknya agar mau mempertimbangkan kembali niatnya berhenti menjadi agen. Tapi bagi Baek San itu adalah keputusan paling tepat. Menjalani hidup normal bersama perempuan yang dicintainya. Atasannya lalu menyuruh Baek San pergi dan berkata semoga Baek San tidak menyesali keputusannya di masa depan.

Baek San singgah ke toko bunga. Sambil menunggu bunga pesanannya ia meminta izin meminjam telepon pada ahjumma pemilik toko bunga itu. Jadi nama Ibu Yoo Gun adalah Soo Min. Malangnya, Soo Min sudah dalam keadaan mengenaskan, luka melintang di wajahnya, babak belur. Seseorang  mengangkat telepon dan meletakkan di telinga Soo Min.


“Ja... Jangan datang...”
Tut. Telepon ditutup paksa. Baek San kaget. Sepersekian detik ia termenung sebelum kemudian berlari keluar dari toko bunga...
Gara-gara liat ini aku semakin simpati pada Baek San... hiks :(

Bersambung ke part 2 yaaah... 
Komentar :
Totally banget yah nih IRIS 2 pake tema dark. Baju-baju yang dikenakan cast-nya warna gelap semuanyaaah. Suram amat... mungkin menyesuaikan tema. Ugh, Paling nyebelin di episode ini adalah Lee Soo Jin, kalau dia ada di depanku udah aku getok pake sepatu *eh*
Ijun! Ijun! Ijun! *plak! Disambit.
Aku agak merasa kalo scene flashback-nya monoton. Setiap Baek San abis ketemu seseorang pasti setelah itu masuk scene flashback, nggak ada cara lain apa untuk menceritakan masa lalu Baek San... -__-
Aku masih main tebak-tebakan siapa yang jadi mata-mata di NSS setelah Lee Soo Jin ketangkep. Oya, ralat yah... Partner kerjanya Byung Jin namanya ternyata bukan Ji Won tapi Kim Ji Yun

Jangan-jangan dia mata-matanya hihi

No comments:

Post a Comment

Haiii, salam kenal ya. 😊