[Trivia] Curhatnya Noona : Park Bogum
♪
bgm : Btob-Always and Forever ♪
Haaaaaaa. It’s Bogummy Time!
Udah lamaaa
banget saya kepingin bikin postingan khusus untuk Bogum bahkan jauh sebelum
Reply 1988 nge-hits. Melihat
kepopulerannya yang melesat cepat, keinginan itu surut perlahan. Semakin tenar
seseorang, semakin bejibun fans-nya, itu akan berbanding lurus dengan rasa haus yang tidak main-main untuk
mengetahui apdet-an tentang dirinya selama 24/7. Artinya, informasi tentang
kehidupan sosial, karir hingga hal-hal paling pribadinya bisa kita temukan di
mana saja. Demikianlah yang terjadi pada Bogum. Saya berpikir, untuk apa lagi
saya menulis sesuatu yang sudah diketahui? Dan lagi tidak menutup kemungkinan
apa yang saya ketahui tentang Bogum tidak se-lengkap para fans paling setianya.
Jangan-jangan malah nanti ada yang komentar mengoreksi ketidaklengkapan profil
Bogum pada tulisan saya ㅋㅋㅋㅋㅋ
Jadi, saya mau
nulis apa dong? Bebas. Apa aja yang terlintas di benak tentang Bogum. Sejak
kapan, dan mengapa saya bisa menjatuhkan rasa suka pada Park Bogum... situasi
terakhir fans-fansnya Bogum... yah, berkisar sekitar itu.
♥
... first meeting
Pada suatu hari
di awal tahun 2015, saya bertemu adek junior di kampus. Seperti yang sudah
sering terjadi—saling lepas kangen setelah lama gak ketemu, ngobrolin ini-itu
hingga tiba pada topik yang sudah berjasa
menjadi jembatan kedekatan kami yang terpisah dua angkatan. Soalnya saya
ehm terkenal ehm sebagai ehm senior yang cool
*cough* di kampus. Rajin ngomong kalau ketemu orang yang cocok. Siapa sangka drama Korea membuka
peluang kedekatan saya dengan teman, junior, bahkan dengan Bu dosen juga ㅋㅋㅋㅋ
Oleh junior saya
itu, diberilah dua donlotan drama yang lagi happening.
Oh My Ghost dan Hello Monster. Waktu itu dua-duanya masih tayang di tvN dan
KBS. Setibanya di kosan malem hari, langsung ta nonton dong plot episodenya.
Pilihan hati saya jatuh pada Hello Monster. Bisa aja sih saya nonton
dua-duanya, yang dulu-dulu saya bisa nonton 4-5 judul drama dalam sepekan.
Dulu. Tapi memasuki tahun 2014, saya
lebih selektif lagi memilih drama. Mood makin
susah ditebak. Terkadang saya bisa tiba-tiba mengambil hiatus dari drama Korea,
lalu melipir sejenak ke Dorama atau Anime. Saya tidak punya feeling apa-apa ke Oh My Ghost, bukan
berarti dramanya jelek. Dramanya bagus—Dicta eonni sukak banget sama chepeu-nim
ㅋㅋㅋ, waktu itu mood saya entah kenapa ngerasa lebih sreg dengan Hello Monster yang minim
romance dan lebih fokus ke hubungan hyung-dongsaeng antara Lee Hyeon dan
adiknya, Min. Drama yang mengambil tema sentral tentang psikopat ini mengajak
saya berpikir, dan menganalisa. Mengajak saya untuk menyelami pola berpikir
karakter-karakter utama yang mengisinya. 12 episode yang diberikan adek junior
saya habiskan satu malam saja, habis itu saya nelangsa karena harus menunggu seminggu lagi untuk episode terbaru
Hello Monster.
Saya tidak
seketika menyukai Min—Park Bogum—pada kemunculan pertamanya di Hello Monster. Saya
justru dipenuhi kekhawatiran Min akan melakukan sesuatu yang buruk pada Cha Ji
Ahn dan Hyeon. Nanti—pada episode saat Min mengonfrontasi Hyeon secara
langsung, setelah Hyeon mengetahui identitas aslinya, barulah simpati
besar-besaran tethadap Min menyerbu hati saya. Syediiiiiih tauuuk ngeliat mata
Min berkaca-kaca ngomong ke Hyeon.
Kalau di Protect The Boss, SW-nim menyentuh hati saya
dengan hubungan ayah-anak, di Hello Monster hubungan adik-kakak-lah yang
merebut porsi perhatian saya ketimbang hubungan cinta Hyeon-Ji Ahn yang
tampaknya memang sengaja tidak
terlalu ditonjolkan.
Ketika yang lain
komplain dan ogah nonton karena perbedaan usia Seo In Guk dan Jang Nara, saya
malah tidak menjadikan itu sesuatu yang bisa merusak mood. Gitu deh kalau fokus saya ke story line—sepanjang menarik, bagi saya unsur cast yang non
favorite bisa saya abaikan.
Akting Park
Bogum sebagai Lee Min telah menginvestasikan rasa penasaran pada saya,
kira-kira peran seperti apa yang akan diambil berikutnya? Saya tuh kalau lagi
suka sama satu aktor/aktris/idol ketauan banget dari akun twitter—siapa yang
baru-baru saya follow, retweet-an, sampe twit-twit saya tidak akan jauh-jauh
dari itu. Merr, temen sesama eks Eiples yang juga jadi salah satu dongsaeng kesayangan saya di twitter buru-buru menyahuti kicauan saya tentang Park
Bogum. Tenyata Merr pernah kepincut Bogum juga berkat perannya di Cantabile Tomorrow—yang sudah jelas
belum saya tonton sampe sekarang.
Ingatan saya
buram apakah casting news Reply 1988
keluar saat Park Bogum sedang syuting atau setelahnya. Yang saya ingat betul,
terlepas dari sakit hati akibat Reply 1994, saya antusias (kembali) menantikan
kehadiran Reply 1988 karena Park
Bogum mengisi salah satu peran bersama Go Kyung Po, Lee Hyeri dan Ryu Haeyoung.
Apakah Park Bogum lead male-nya atau
bukan, itu urusan belakang. Tahu kalau dia bakal main drama, Reply series
pula—senangnya saya gak kira-kira. Di mata saya, anak bungsu kelahiran 1993 ini
memiliki potensi cemerlang di dunia akting selepas melihat penampilannya di
Hello Monster. Yang ia butuhkan adalah peran yang punya ciri khas di waktu yang tepat—kerja
sama itu sudah bisa melejitkan namanya.
Bulan-bulan
menjelang penayangan Reply 1988 adalah masa-masa penuh aneka tebakan. Di tahun
1988—satu tahun sebelum kelahiran saya—apa yang akan dikisahkan Lee Woo Jung
dan Shin Won Ho di sana? Kabarnya fokus ceritanya berkisar pada keluarga. No husband game dong? Ahem, saya sedikit
lega. No baper... dan no fanwar.
Dan datanglah
November yang ditunggu. Reply 1988 menayangkan episode perdananya. Tanpa
ba-bi-bu mata saya langsung terpaku pada
Park Bogum, ehm—Choi Taek. Taek tak hanya kesayangan para penghuni
Ssangmundong, tapi juga kesayangan-nya saya. Di saat yang lain teliti mengobservasi apakah karakter Sunwoo
adalah suaminya Deokseon—belakangan orang-orang ngeramein tebak-tebakan dengan memasukan nama Junghwan juga. Hanya
minoritas saja yang membahas Choi Taek—duh,
kangen. Aseli ㅠ.ㅠ
Maafkeun Engrish-nya si mbak yang acakadut |
Di Forum Soompi
Reply 1988, saya yang udah gabung dari pertama kali dramanya tayang, iseng komen gimana kalau di
episode-episode mendatang Choi Taek muncul sebagai kuda hitam di kancah husband
game? Tanggapan dari teman-teman terkesan dingin karena mereka udah yakin aja kontestan-nya cuma dua orang itu. Mingkem dong saya, apalagi kan di episode-episode awal kemunculan
Choi Taek sangat sedikit. Saya rendahkan harapan
saya se-rendah-rendahnya. Gak boleh tinggi-tinggi—pengalaman menonton Reply
1994 mengajari saya demikian. Kalau jatuh, sakitnya itu loh, gak ketulungan,
jenderal...
Perjalanan saya
sebagai #TeamTaek terangkum lengkap di blog ini. Lucu aja, saking keselnya sama
tim tetangga saya pernah nyumpahin
tim tetangga. Berharap Taek-lah yang akan menjadi suaminya Deokseon setipis apa
pun harapan yang saya miliki. Saya pengen gunain itu untuk ngetawain mereka-mereka yang keukeuh underestimate pada tokoh Taeki. Jahatnya saya... ㅋㅋㅋㅋㅋ
Bayangin deh,
seperti apa rasanya ketika harapan dan kekhawatiran bertemu di sisi yang sama.
Harap-harap cemas dengan khayalanmu. Kamu menjadi lebih hati-hati, lebih
cermat, lebih mawas diri, tidak berani menjaminkan
diri pada kemenangan yang belum jelas di
depan. #TeamTaek = #TeamLowExpectation. Bahagianya hari-hari itu.... sungguh, itu salah satu momen terbaik saya
selama menjadi penikmat drama Korea setelah Healer ㅠ.ㅠ
Di samping husband game yang melelahkan dan di sisi
lain menyenangkan itu, saya cintaaa banget sama Reply 1988. Pada ceritanya,
pada karakter-karakternya, pada semuaaa tentang drama ini. Jika semula Park
Bogum menjadi motivasi pertama saya menonton, setelah episode plot, niat itu
saya renovasi secepat yang saya bisa.
Park Bogum—dengan
seluruh totalitas akting, berhasil menjawab rasa penasaran saya, ia memerankan
Choi Taek dengan sangat sempurna. Tone suara, ekspresi wajah, sorot matanya,
gestur—sebutkan komposisi akting lainnya, Bogum memiliki semua itu. Saya bisa
membedakan mana Taeki, mana Min. Saya tidak bisa membayangkan aktor selain
Bogum untuk memerankan Taek. Karakter ini memang dilahirkan untuk Bogum. Kalau saya tidak salah ingat, Lee Jakkanim
memang sengaja memadu-padankan
karakter asli Park Bogum dan Choi Taek yang hasilnya bikin susah move on banyak hati—termasuk yang nulis
postingan ini. Gara-gara Choi
Taek, saya makin sayang sama Bogum. Sebagai aktor, juga sebagai karakter di
dunia nyata. Saya tidak perlu menjabarkan bagaimana personalitinya Park Bogum
di luar pekerjaannya sebagai aktor. Semua
sudah tahu. Yang tidak saya
ketahui adalah, mengapa dengan sifat-sifat baiknya, masih adaaa saja orang yang
benci. Gini, wajar ya orang kontroversional itu banyak haters-nya, mereka yang
serupa bunglon—demen gonta-ganti
warna mengikuti di mana ia melekat, punya muka
sembilan, seneng ngebacot tapi gak konsisten, playing victim buang kentut sembari tangan lain menunjuk orang lain,
saya gak akan heran antisnya banyak—yang nyerang
terang-terangan dan ngedunel
gelap-gelapan. Tapi Bogum? Anggap saja saya yang terlalu naif bertanya demikian
karena fitrah manusia emang kayak gitu kan? Tidak selamanya semua orang akan
menyukai kita, tak peduli betapa baik dan sabarnya kita mencoba membuka jarak
selebar-lebarnya supaya bisa berjalan beriringan. Nyatanya yang tidak suka
bakal tetap ada.
.... sekadar
ngingetin sih, yang berlebihan itu gak baik. Dalam agama saya gak yang namanya
karma, yang saya percayai adalah bahwa kita kelak—cepat atau lambat pasti,
PASTI akan menuai apa yang sudah kita tanam. Tidak ada akibat tanpa sebab.
♥
... side effects
Berawal dari
Reply 1988, khususnya Choi Taek dan serba-serbi hidupnya, saya bertemu banyak
teman baru, saya mendapatkan pemahaman yang lebih bijak tentang hidup, cinta,
keluarga, dan juga Majimak Sarang jadi rame oleh kunjungan serta komentar dari readers dan silent reader—
Oh! Satu lagi,
saya membuat musuh baru. Demi apa...
*tarik napas panjang lalu menghembuskannya lebih panjang lagi*
Coba tanya tipe
orang seperti apa saya kepada sepuluh saja dari sekian teman yang mengenal saya
di dunia nyata, saya cukup yakin jawaban mereka tidak akan jauh berbeda; saya
adalah teman yang baik dan asik kendati saya punya kepribadian yang unik. ㅋㅋㅋㅋ
Yeah. Gara-gara
jadi #TeamTaek saya dapet musuh, apa
kata emak saya kalau tau ini. Saya gak pernah sedikit pun menaruh niat untuk
nyari musuh—siapa sih yang mau? Tapi, gara-gara beda pendapat, beda yang
didukung, semacam udah jadi keharusan harus
saling gedebuk-gedebukan secara
verbal—mirip pas pilpres yey? Heih. Eneg hati ini. Saya gak punya pilihan
selain menikmati arus permainan.
Meskipun begitu, saya berusaha agar tidak menyeberang batas-batas yang sudah saya sepakati
dengan hati saya. Bagi saya aturan main tetap jalan. Inget kata Nenek, yang
berlebihan itu gak baik.
♥
...
how deep is your love?
Ini jenis pertanyaan
yang gak jelas bagi saya. Sedalam apa rasa cintamu pada... emm, sebut satu
objek—Bogum, misalnya. Mau pake jenis takaran apa? Emang cinta bisa diukur
seberapa dalam atau seberapa dangkal? Sedalam Samudera Hindia atau sedangkal selokan di depan halaman rumah saya? Begitu? Hh. Ribet amat. Cinta itu, sesuatu
yang abstrak. Gak bisa dihitung, gak bisa dikalkulasikan.
Saya suka Bogum.
Titik. Soal seberapa besar rasa suka saya, saya tidak punya kewajiban
menjabarakannya kepada siapa-siapa. Kepo banget sih jadi orang, dicintai aja
gak kepo—kenapa situ yang rempong? Kurang kerjaan.
Kenapa bisa
suka? Bo’ong banget kalau saya bilang bukan karena wajah ngggganteng-nya itu.
Lantas cukupkah hanya dengan wajah? Saya udah bilang hati saya gak selemah itu.
Bogum memukau saya dengan aktingnya, dengan kepribadiannya, dengan bagaimana ia
memperlakukan orang-orang di sekitarnya—entah itu teman kerja, sunbae dan
hoobae, wartawan, fotografer... Gak fake.
Bogum itu, saking transparannya, saya hampir-hampir tidak percaya masih ada
aktor seperti dia di dunia showbiz. In
Bogum we trust. Entahlah,
saya merasa aman ngefans sama Bogum—yang bikin gak aman itu beberapa die hard fansnya yang... HHHHHH.
Senyum Bogum
adalah salah satu bentuk senyum paling tulus yang pernah saya lihat. Duh,
gimana yah... liat dia senyum, saya jadi ikut senyum, bawaannya terharu tanpa
alasan jelas. Bikin saya sejenak melupakan haters,
mengabaikan fans jadi-jadian, yang tersisa hanya ucapan maaf ke Bogum
karena Nuna rentan emosi tiap nemu twit/komentar
yang men-judge dia semena-mena.
Ada juga yang
merasa paling punya hak memiliki Bogum?
Errr. Orang tipe begini yang nyebelinnya gak terkira. Bagi dia, saya gak berhak
jadi fans-nya Bogum karena saya ngritik dramanya, karena saya akhirnya gak sanggup bertahan menikmati story line-nya yang udah gak sreg dengan
mood saya—saya gak pantes nyebut diri
fans-nya Bogum. Halo, Mbak-nya yang di sana... bisa ngebedain kan kritik secara personal dan yang
bukan? Saya tuh ngritik dramanya, bukan aktor/aktrisnya. Saya rasa kita sudah
sama-sama dewasa.
Saya baru menonton
dua dramanya Bogum—Hello Monster dan
Reply 1988. Adapun Moonlight Drawn
by Clouds belum saya tamatkan. Entah kenapa mood nonton saya drop ke titik terendah. Cinta saya ke bogum tidak
bisa menahan saya untuk bertahan. Saya pernah bilang di postingan lain kalau
saya gak akan sungkan-sungkan mendrop atau menolak menonton drama meskipun yang
main aktor/aktris kesukaan saya kalau ceritanya gak cocok dengan selera saya,
bukan? Kalau kamu menggunakan ini untuk menilai saya sebagai fans yang tidak loyal,
itu hak kamu. Hanya saja, tampaknya, standar dan pemaknaan loyal di antara
kita, berbeda. Menurut saya, loyal dan logis harus beriringan biar seimbang. Toh saya pada akhirnya memperlakukan MDBC berbeda dengan drama
lain, setidaknya saya selesaikan donlotannya hingga tamat. Drama-drama lain
yang saya drop biasanya saya hentikan juga donlotannya. Yang udah berdikari
pasti pahamlah gimana rasanya. Saya ngenet pake kuota per bulan yang saya beli
pake uang sendiri. Makanya saya lebih hati-hati soal donlotan, jangan sampai
jebol, kalau jebol saya yang bakal stres sendiri. Gak mungkin dong lari ke
orangtua minta duit buat beli paket internet? Umur segini masih ngedot sama ortu? ㅠ.ㅠ
HHHhhh.
Sesama fans tuh
baiknya saling menghargai, bukannya menggunakan telunjuk untuk menghakimi—gak
ingat apa, tiga jari lainnya mengarah ke diri sendiri. Gak seru aja, di bawah
nama yang sama sebagai fans Bogum malah perang
dan menimbulkan ketidaknyamanan bahkan kepada mereka yang non-fans.
Kalau disuruh
memilih, saya lebih menyukai hari-hari bersama
Bogum pasca Reply 1988 tamat. Suasananya—sesama fans sangat bersahabat dan
bersahaja, jauh dari kesan horor.
Terus terang, saat ini, mood saya
ikut dipengaruhi kejadian-kejadian tak mengenakkan yang menimpa Bogum
belakangan ini. Popularitas MDBC berbanding lurus dengan sorotan pada Park Bogum. Mirisnya, tak semuanya bernada
menyenangkan.
... tolong, sekali lagi tolong, jangan
bertingkah seolah-olah kita keluarga dekatnya Bogum yang tahu seluruh sudut
kehidupannya. Leave Bogum alone!
☼
...
shipper oh shipper
Hayati lelah
menghadapi semua ini, pengen pen(g)siun(g) aja jadi fans-nya Bogum. Kalau
ngefans seseorang bisa bikin emosi naik-turun, untuk apa? Saya sukanya yang
damai tentram, bukan dikit-dikit fanwar dikit-dikit
nyerang pihak lain, dikit-dikit playing
victims, lama-lama gue tabok nih pake papan baduknya Taeki. Dunia shipper
identik dengan delusi, delulu. Pake baju yang warnanya sama dibilang couple, pake kacamata yang mirip
dibilang ada sisuanto eh sesuatu, berdiri deketan dibilang pacaran... pake
gelang sama dibilang...
BESOK
GUE MAU NGEBORONG BAJU DAN AKSESORIS YANG MIRIP DENGAN YANG DIKENAKKAN PARK
BOGUM BIAR GUE DIGOSIPIN ADA MAEN AMA DIEEEE!! PUAS LOOO?!
Hayati lelah.
Enggak masalah
situ mau nyiper-in siapa dengan siapa. Tapi kalau gaya nyiper udah kayak
pasukan berani mati—hopeless. ㅜ.ㅜ
Saya tidak bisa
tidak marah ketika membaca komentar-komentar kurang ajar yang dilontarkan kepada Park Bogum untuk alasan yang
menurut saya sangat tidak masuk akal, level delusional-nya melebihi dosis. Saya
mau blak-blakan saja di sini—yang mau memprotes saya monggo....
Sebagai fans
Bogum—meskipun bukan salah satu Ministry—saya sangat tidak nyaman
men-shipper-kan Bogum dengan Kim Yoojung. Jika 10 tahun dari sekarang misalnya
mereka main drama bareng lagi trus ada yang menjadi shipper mereka, saya gak
akan komen apa-apa—silakan. Tapi sekarang ini? Ketika Kim Yoojung-nya tamat SMA
aja belom? K-netz sangat aware
terhadap hal semacam ini. Yoojung masih minor—secara pribadi saya tidak
berharap Park Bogum terlibat sesuatu dengan
anak di bawah umur. Saya yakin Bogum tidak
akan setega itu. Kalau pun dia misalnya memang benar ada rasa ke Yoojung,
tunggulah beberapa tahun lagi—saat Yoojung sudah bermetamorfosis menjadi wanita
dewasa.
Seingat saya, di
salah satu wawancara ia hanya menganggap
Yoojung sebagai adek. Dongsaeng. Bogum itu, anaknya jujur. Jika kalian—sekali lagi—keukeuh
nyipperin Bogum-Yoojung, silakan. Lakukan sesuka hati. Tapi, jangan coba-coba
menyeret shipper lain dalam konteks negatif dan gak tahu sopan santun. Ayolah, sesama delulu-ers gitu loh. Sadar diri
posisinya di mana.
Saya nulis
sembilan halaman cuman buat nge-rant deh. Capek ati. Saya serius mikirin mundur jadi fansnya Bogum. Resign.
Mau setia ama Taeki aja.
Azz
#GUE_BEBAS_NGEFANS_SAMA_SIAPA_AJA.
halo mbak azz... saya setuju sih sedih sekarang bogum disorot terus,, hatersnya banyak amat...
ReplyDelete1) pertama dari reply 1988.. team Jungpal yang ampe sekarang masih benci ama taek dan mulai menjurus ke ga suka ama bogum (gile lo ndro)
2) shipper2 yang saling berantem,, mulai dari borene, bori / suntaek sampe BoYoo, ampe mikir buset dehhh mau bogum ama sapa suka2 dia keleus
3) belum drama sebelah yang nyinyirin bogum karena ratingnya rendah dan ujung2nya seakan nyalahin "oh karena ada bogum aja deh itu drama ratingnya tinggi " LAH? salah bogum banget????
aku kesel loh,, dulu udah cape hati brantem amaa fans jungpal pas reply.. sekarang kesel baca tentang haters lain... tp aku jadi kasian ama bogum nya.. kayaknya hidup dia jadi salah banget ya T___T
dan iyaa aku jd sayang banget sama bogum gara2 taek,, dan terutama min,,, walau telat nonton Hello Monster,, tp menurut aku karakter min yang membekas banget di hati...
singkat aja sih,, jangan leave sebagai fans bogum donk mba,, sedih aku yg udah ngikutin blog ini dr jaman reply T____T
nanti siapa lagi yg bisa nuangin isi hati dan sesuai sama isi hati aku? hahahaha
makasih ya udah nulis2 tentang bogum :D
anyway hak siapa aja ko suka sama drama dari aktor yg kita suka apa ga..
contoh nya aku fans banget sama park sihoo,, tp pas kemaren dia akting di neigborhood hero aku ga nonton,, udh coba nonton sih beberapa episode,, tp ga cocok.. terus lantas aku ga bs jadi fans nya? kan nggak jugaaa
hehehehe
eh anyway dirimu 89 liner? ihiyy sama donk *dilempar papan baduk
Halo Kak Azz, salam kenal~ Ehm, avatar akun Soompi-nya udah familiar banget. Bikin saya makin kangen Ssangmundong T_T Setelah jadi silent reader saya akhirnya berani menyapa Kak Azz di Majimak Sarang hehe..
ReplyDeleteTentang Bang Bogum, saya mulai suka sejak akhir tahun lalu aja sih. Sejak zamannya Choi Taek. Tapi karena kepo dengan aktor Park Bo Gum, akhirnya saya selalu update deh. Dan itu mengantarkan saya pada Moonlight.
Dulu saya pernah iseng2 nge-ship salah satu main OTP Kdramaland karena suka banget sama drama mereka, tapi cuma beberapa bulan saya akhirnya berhenti karena jengah. Itu jadi pengalaman real-life shipping pertama dan terakhir saya sampai detik ini. Secinta2nya saya sama SunTaek, tapi saya belum pernah nge-ship Bang Bogum dengan Hyeri. Dan sesuka2nya saya sama YeongOn, saya gak tertarik nge-ship Bang Bogum dengan Yoojung. Walau begitu, bukan berarti saya bakal gak suka kalau orang lain jadi shipper. Bagi saya, nge-ship OTP atau tokoh2 dalam suatu drama itu merupakan bentuk apresiasi terhadap cerita yang gak ada hubungannya dengan nge-ship aktor-aktris pemerannya. Jadi saya selalu betah nge-ship Bang Bogum dengan saya hehehe... Daripada real-life shipping, mending doain Bang Bogum dapat jodoh yg solehah hahaha (apaan sih, Mes -_-)
Btw Kak Azz, saya bakal merasa kehilang (jujur, lho!) kalau Kak Azz berhenti nge-stan Bang Bogum dan gak nulis lagi tentang dia :3 Blog yg pro-PBG di Indonesia itu jarang dih. Di satu sisi saya merasa seperti proud sister lihat kesuksesannya Bang Bogum, tapi di sisi lain sedih karena komen haters-nya di SNS bikin mata pedes. Belum lagi komen hardcore shipper yg kelewat batas itu lho >< Di Twitter dan IG hebohnyaaaa kayak lagi musim pemilu. Saya sih mencoba stay calm and cool aja, kalau gak dilayani mereka pasti cape sendiri.
Oiya tentang Moonlight, saya akui ini sageuk yang gak terlalu mainstream dan berhasil bikin saya makin sayang Bang Bogum. Walaupun secara umum Moonlight gak bisa menggeser posisi R88 di hati saya, tapi 18 episode bersama YeongOn, Kim Hyeong, dan Yoonsung memang perjalanan yg impressive. Terutama tokoh Yeong yg berhasil dihidupkan dengan sempurna oleh Bang Bogum. Bagi saya, Lee Yeong adalah putra mahkota Joseon terbaik; tertampan, paling charming, paling keren, paling manis, dan paling-paling lainnya se-Kdramaland. Gak ada aktor lain yg bisa menggantikan Bang Bogum sebagai Yeong, seperti halnya Bang Bogum sebagai Choi Taek. Bang Bogum berhasil memberikan penampilan yg powerful dan memorable sebagai Taek dan Yeong. Balik lagi ke Moonlight, menurut saya kekuatan drama ini tuh dari karakterisasinya. Ceritanya memang sederhana dan nothing fresh, tapi penulis berhasil bikin saya peduli dengan tokoh2nya. Bahkan saya berani bilang kalau Moonlight lebih menarik daripada DOTS. Tapi yah ini kembali lagi ke selera masing2. Moonlight memang nggak se-amazing R88, gak secerdas Signal, dan ending-nya gak serapih Pinocchio, tapi penampilan para aktor, eksekusi cerita, sinematografinya berhasil bikin saya bertahan sampai akhir. Saya merasa perlu melihat YeongOn hidup bahagia di episode 18. Setelah nonton Moonlight, saya sadar kalau Lee Yeong itu jenis Kdrama hero yg langka sekali di Kdramaland. Dia bukan tokoh utama yg kasar dan gak berhati. Yeong dan Taekie punya cara yg unik dalam mengekspresikan perasaannya ke perempuan yg mereka cintai. Dan saya sangat senang dua tokoh itu diperankan Bang Bogum.
Hehehe... Maaf banget ya Kak Azz, saya malah "nyampah" di sini. Panjang-lebar pula. Tapi makasih banyak lho udah bikin posting-an tentang Bang Bogum. Saya merasa terhibur dan senang bacanya^^ (Dan sedih juga u.u karena rindu saya akan Ssangmundong family semakin membengkak tiap kali lihat foto Taek atau R88-related posts T_T)
hii hayati. salam kenal, lol.
ReplyDeletecurcol ttg bogummy. aq udah ngikutin dia sjak gaksital tp msh biasa aja. aq julukin young joinsung hahaha.
tp yg membuat mataku terbelalak itu di hellomonster. ngik dia bkn sekedar unyu2 actor, skillnya mak, angkat tangan sy.
microexpression leemin ampe skrg msh kebayang2. satu2nya pembunuh yg membuat aq nangis minta dia dimaapkn.
aq g ngikutin ongoing hellomonster. jd 1 minggu stlah berpisah dg leemin maka datanglah taeki.
habis terang datang terang lg dan sisanya mnjdi sejarahku dg bogummy hahahaha.
ahh aq jg kangen masa2 reply88 tayang, jd CSI (choitaek Sungduksun Investigation) n kangen fanswar jg (kangen krn aq menang yeaah).
Dan trkhir untk yg masih pede ngerasa dikepoin (kalo nyasar disini).
Tidak ada yg kepoin eluu ciin. tp kata kasar,sindiran, ngejatuhin yg qm anggap opini pada org yg dlu kau anggap teman,
kata2 sprti itu layaknya bangke.
yg walo tersembunyi tp tetep tercium. Trs emank qt ni tembok yg diem aja kalo digituin. yg jgn salahkn banyak yg ngamuk dg anda. Jgn playing victim.
Hai mbak Azz. Senang deh membaca tentang Bogum dari sudut pandang mbak Azz sebagai fans. ^0^
ReplyDeleteKalau saya, kecintaan saya pada Bogum diawali oleh perannya sebagai Taek di Reply 1988. Reply 1988 sukses saya tonton dari awal hingga akhir tanpa skip. Baru selepas Reply 1988, saya mulai menonton drama lainnya yang pernah Bogum bintangi.
Lantas setelah itu, apa saya sudah layak menyebut diri saya fansnya Bogum? Serius, saya ngefans Bogum sebagai aktor kok. Nggak percaya? Itu buktinya saya berusaha nonton semua filmnya walaupun beberapa tidak tamat (Masalah selera kalau kata mbak Azz).
Kalau saya bukan fans, lantas seperti apa yang disebut fans? Yang update berita tentang Bogum tiap menit tiap detik?! Yang tahu kehidupan pribadi Bogum dari A sampai Z ?! Yang berada di garda terdepan untuk melawan antifans-nya Bogum? Yang beli semua produk yang bintang iklannya Bogum?
Walaupun mengaku sebagai fans, saya sih ogah investasi (waktu, uang, hati dan pikiran) sampai segitunya untuk seseorang, yang bahkan tidak tahu kalau saya eksis di dunia nyata. Haha...
Tulisan mbak Azz kali ini terutama tentang fans begitu menarik untuk saya. Menurut saya kritik untuk sesama fans dari sesama fans jarang disampaikan oleh para Bloger. Kritik yang cerdas untuk kebaikan dan kenyamanan kita bersama sebagai fans, bukan fans dan pastinya untuk kenyamanan idola kita bersama. Park Bogum.
Lewat tulisan mbak Azz kali ini, saya berusaha menarik kesimpulan (mohon koreksi kalo ada yang salah ya mbak Azz): Ngefans sewajarnya saja. Biar tidak capek hati. Kalau pun mengaku fans, ya jangan membabi buta. Jangan sampai nanti ada “anti fansnya fans-nya Park Bogum”. Nah lho… Bingung kan #Wkwkwk