[Trivia] Best Moment Moonlight Drawn by Clouds Episode 3-6

Majimaksarang.blogspot.co.id
*saya belum nonton episode 7-10*
Episode 3
Jika dua episode plot sebelumnya lebih memfokuskan kehidupan Ra On, bagaimana ia bertemu Lee Yeong hingga akhirnya menjadi seorang kasim, maka di episode 3 dan 4, fokus cerita mulai menyoroti kehidupan Lee Yeong. Bagaimana ia kehilangan ibunya—permaisuri, rasa tidak sukanya pada Raja—ayahnya sendiri yang selalu tampak rapuh dan kehilangan wibawa di depan para mentri khususnya Perdana Mentri Kim dan bagaimana Lee Yeong menjalani hidupnya sebagai Putera Mahkota yang senantiasa diintai musuh dari dalam istana.
Berikut best moment di episode 3, ini menurut saya loooh... bisa saja menurut kamu berbeda ^^
Selir Seok Hui akhirnya bertemu Raja Soonjo berkat kelihaian Kasim Ra On
Ini adalah langkah awal Ra On memasuki kehidupan Lee Yeong. Ketika melihat scene ini feeling saya segera saja muncul bahwa kelak di masa depan akan banyak sekali pengorbanan Ra On untuk kebaikan Lee Yeong.
Mau berapa kali pun saya menonton scene pertemuan Selir Seok Hui dan Raja Soonjo, saya tetap bisa menangis. Perfect. Latar belakang musiknya, ekspresi Selir Seok Hui dan Raja Soonjo lalu keberadaan Lee Yeong dan Ra On di seberang istana, spot on. Betapa besar jasa Ra On di sini. Karena keberanian dan kecerdasan gadis ini, tiga kesalah-pahaman segera terselesaikan. Tanpa disadarinya, ia telah menyambungkan kembali kasih sayang yang tulus seorang ayah kepada anaknya, membantu memulihkan rasa percaya seorang anak kepada ayahnya, dan karena Ra On pula, Selir Seok Hui akhirnya tahu, sejatinya Raja tidak pernah mengabaikannya. Tak secuil pun perasaan Raja berubah padanya.
Sebagai viewer, saya sepatutnya harus berterimakasih pada Ra On. Ia memberikan keberanian kepada saya agar memercayai, Raja Soonjo barangkali memang tidak se-heroik keinginan saya, tetapi ia—seperti monolog yang diucapkan Lee Yeong—tetaplah seorang ayah dan suami yang baik. Sejak kemunculan Raja Soonjo pertama kali, saya terlanjur men-cap sebagai pemimpin yang tidak bisa diandalkan meski saya tahu dengan sangat jelas, menjadi raja Joseon tak serta merta memberikan legitimasi sepenuhnya kepada Raja Soonjo untuk mengendalikan roda pemerintahannya. Bahkan dengan pemahaman seperti itu, saya tidak bisa menabah-nabahkan hati untuk menaruh respek pada ayah Lee Yeong ini. Jika kita berpikir menjadi penguasa berarti segalanya, saya rasa ada baiknya kita memikir ulang. Menjadi penguasa adalah posisi paling tidak aman dan paling sunyi di dunia pada masa itu—bahkan mungkin saja di masa modern saat ini, Yang pernah nonton Three Days pasti tahu maksud saya. Menjadi Raja, berarti mau tak mau rasa tidak aman menjulang setinggi langit. Harap-harap cemas kalau-kalau di saat lengah, seseorang akan muncul dan mencuri tahta melalui pemberontakan. Belum lagi keharusan untuk melindungi orang-orang yang dicintainya. Tidak ada yang tahu, orang terdekat bisa saja adalah orang yang paling berbahaya itu... 
Raja Soonjo menunjuk Putera Mhkota sebagai walinya
Beberapa menit menjelang ending episode 3 adalah detik-detik paling terbaik. Kita melihat rekonsiliasi serta kerja sama yang apik antara Raja Soonjo dan Putera Mahkota. Modal utamanya hanya satu, saling percaya. Hayati terharuuuuuuuu _
Puas banget ngeliat Perdana Mentri serta antek-anteknya tergagap kaget menyaksikan Lee Yeong tampil tak seperti harapan mereka. Ingin rasanya menabuh drum band di depan istana sambil nari hula-hula #yakalibisaAzz HAHAHAHA. Jreeeng bum jreeeng bum taaaaaaakkkkkkkkkk! Skor 1-0 untuk kemenangan Lee Yeong. Perdana Mentri Kim skakmat. #tumpengan
Lee Yeong-ida, nae ireum.
Jangan bohong, pasti sekali saja kalian pernah mencoba menerka atau membuat skenario sendiri bagaimana caranya supaya Ra On tahu jati diri Lee Yeong sebenarnya. Bisa saja melalui alur yang klise. Tak dinyana screen writer mengejutkan kita dengan caranya yang tak tertebak—setidaknya oleh saya. Bukan melalui scene epik, atau melalui momen dramatis. Proses Lee Yeong mengenalkan dirinya kepada Ra On sangat sederhana, yang membuatnya terasa bombastis dan memorable adalah bagaimana director mengemas scene tersebut. Sekali lagi pemilihan musik latar berhasil membangun mood viewers, diiringi gerakan lambat yang tidak terasa membosankan dan too much. Tidak ada kalimat berlebihan. Lee Yeong tampil selayaknya dia sebagai pangeran dan seluruh kharisma yang melekat di dirinya. Ekspresi kaget yang terlukis di wajah Ra On mengakhiri episode 3 dengan sempurna. Pakaian kebesaran Lee Yeong sebagai Putera Mahkota sudah cukup mewakili seluruh penjelasan Lee Yeong. Skor 1-0 untuk screen writer Moonlight Drawn by Clouds! Penonton dapet skor 0. Biar kata dapet 0 tapi penonton seneng gak terkira. Saya tidak sempat mikir atau mengkhawatirkan bakalan seperti apa reaksi Ra On di episode selanjutnya karena sibuk melakukan selebrasi. Tepuk tangan sendiri, heboh sendiri, senyum-senyum sendiri. Yang terngiang-ngiang adalah suara Lee Yeong yang penuh percaya diri.
Lee Yeong-ida, nae ireum...
Yeong-ah, nae ireumeun, Azz-imnida! Take me to your palace, juseyoooo~ng HAHAHAHAHA Azz sarap.
Episode 04
Apa antisipasi pertamamu menjelang episode 4 tayang? Pasti ngarep yang muncul di menit awal adalah lanjutan ending episode 3, ye kaaaaaaaaan? ㅋㅋㅋㅋ
Episode 4 dibuka dengan lanjutan pertemuan di balai istana. Demi restu dari Raja Qing, Lee Yeong menerima tantangan yang dilemparkan Perdana Mentri Kim dan antek-anteknya untuk menjamu utusan dari Qing.
Setelah pengakuan blak-blakan Lee Yeong, Ra On tidak punya pilihan lain. Andai ini bukan drama sageuk dan Lee Yeong bukan seorang yang memiliki kekuasaan setingkat raja, kita mungkin akan melihat Ra On marah-marah, ambekan atau eksyen yang paling dekat yang bisa saya bayangkan adalah gadis itu melakukan aksi diam pada Lee Yeong (baca; melarikan diri).
Nope. Ra On berada di istana, dan dia adalah seorang Kasim. No way out HAHAHA. Satu-satunya yang bisa ia lakukan cuma  satu, terima nasib. #PukpukBerjamaahRaOn
Sebelum masuk ke best moment episode 4, saya ingin terlebih dulu memuji Kim Byeong dan selera humornya yang garing tapi bisa bikin saya ketawa. Setelah Ra On mengetahui kalau Lee Yeong adalah Putera Mahkota, Ra On menemui Kim Byeong lalu curhat—teringat pula seluruh kekasaran yang ia lakukan pada Lee Yeong. Ra On membentur-benturkan kepalanya ke pilar/tiang dan tahukah apa komentar Kim Byeong?
“Hentikan. Pilarnya bisa rusak.”
Gak lucu kan? Emberrrrrrrrrr. Tapi saya ketawa looh. Ucapan pendek Kim Byeong mengingatkan  saya pada kakaknya sahabat saya. Saya sudah lupa siapa yang dia komentari, tapi apa yang dia ucapkan kurang lebih mirip dengan Kim Byeong.
“Jangan suka balapan. Kalau jatuh gimana? Kan kasian aspalnya...”
You get it? Jadi, sebenarnya yang tsundere bukan Lee Yeong, tapi Kim Byeong. Ia menunjukan perhatian dengan cara yang cool ㅋㅋㅋㅋ
Oke, momen paling tak terlupakan dari episode 4 yakni tarian solo yang dipertunjukan oleh Ra On di acara penyambutan utusan dari Qing. Bagaimana bisa sebuah tarian membuat hati saya sakit dengan merasakan sedih dalam waktu bersamaan? Saya nangis nonton scene ini .
Tarian solo Ra On mengandung unsur cerita mengenai pengharapan, pengorbanan, dan kerinduan mendalam terhadap seseorang. Apakah ini adalah semacam firasat akan seperti apa hubungan Ra On dan Lee Yeong di masa depan? Saya mencium aroma kesedihan yang kental. Lantas haruskah saya meyiapkan hati sedini mungkin untuk mengantisipasi ini? Tidak mengherankan bila Lee Yeong seketika teringat mendiang ibunya di detik pertama tarian Ra On dimulai. Ra On menarikan setiap gerakannya dengan penuh penghayatan.
Siapakah yang harus saya puji atas scene spektakuler ini? Director? Music Director? Koreografer? Park Bogum dan Kim Yoojung untuk mikro-ekpresi mereka? Jujur, Ra On menyelamatkan episode ini.
Lee Yeong semakin unggul selangkah lebih maju dari Perdana Mentri Kim di ending episode 4 setelah menjebak kakek Kim Yoon Sung secara halus di hadapan Raja dan utusan Qing. Dari sekian banyak orang di istana, Perdana Mentri Kim adalah orang paling berpengaruh kedua setelah Raja. Untuk menaklukan Perdana Menteri Kim, Lee Yeong menemukan cara jitu tanpa harus melewati aksi-aksi fisik yang melelahkan. Karena Lee Yeong jenius. Selama ini orang-orang sudah keliru menilainnya. Lucunya, Lee Yeong seperti manut-manut saja. Mengaminkan apa saja yang dipikirkan orang-orang tentangnya. Lee Yeong-nya enggak sombong. His action speaks loudly. It’s enough. ㅋㅋㅋㅋㅋ
Skor 2-0. Tambahan poin untuk Lee Yeong.
Episode 05
Jika disuruh memilih antara hubungan sebagai abdi dan sahabat, manakah yang akan dipilih?
Dengan cerdas dan penuh resiko, Yoon Sung memilih kedua-duanya. Baginya menjadi abdi dan sahabat tetaplah sama. Jika Pangeran melalui jalur yang salah, ia harus membawanya kembali ke jalan yang benar. Maka agar Pangeran bertindak benar layaknya pemimpin dan sahabat, Yoon Sung akan mendukung Lee Yeong seumur hidupnya.
Ah. Menonton scene ini kenapa lagi-lagi saya mengkhawatirkan Yoon Sung di episode-episode mendatang? Saya tak henti-hentinya memikirkan apa kiranya yang menyebabkan hubungan baik Yoon Sung dan Lee Yeong di masa lalu tidak berlanjut setelah mereka tumbuh remaja? Bisakah Yoon Sung memenuhi janjinya untuk tetap berada di sisi Lee Yeong seumur hidupnya? Sebagian besar hati saya yakin, Yoon Sung tidak akan mengkhianati janji yang sudah diucapkan didepan guru dan kedua sahabatnya. Saya ingin percaya itu .
Ra On yang sedang sakit memimpikan ibunya. Lee Yeong duduk di sisinya. Menungguinya. Sedih sekali. Aktingnya Kim Yoojung superb! Jjang-ida! .
Nae saram-imnida
Gak sah kali ya dramanya kalau gak ada scene narik tangan di mana si cewek berada di tengah antara 1st lead male dan 2nd lead male? Syukurlah line-nya Lee Yeong menjadikan scene ini spesial. Yoon Sung tak menyangka akan mendapatkan perlawanan seperti itu dari Lee Yeong.
Episode 06
Bentar, mau ngakak dulu. HAHAHAHA.
HAHAHAHA. Aduh. Gak bisa gak ngakak tiap keinget penjelasan tabib istana perihal sakitnya Lee Yeong. Menurut tabib, Lee Yeong menderita sakit yang dialami janda dan biarawati HAHAHAHA. Makin gokil saat si tabib menambahkan soal yin dan yang... mencintai orang yang tidak pantas... Kasim Jang yang cegukan... tabibnya ikutan kaget... demi menutupi kegugupannya, Lee Yeong menyuruh tabib itu pergi HAHAHAHA. Kasian Lee Yeong HAHAHAHA aduh ini gimana caranya sih supaya gak ngetawain orang yang jatuh cinta? HAHAHAHA lucu tauuuuuk. Bahagianya melihat Lee Yeong kebingungan mengatasi perasaannya sendirian. Cute.
Siapa yang menahan napas gugup ketika Lee Yeong datang menyelamatkan Ra On dari aksi bejat utusan dari Qing? Sayaaaaa! Beugh, saya berdoa Lee Yeong tidak kelepasan dan menebas habis si bapak-bapak gak tahu malu itu. Untunglah kontrol emosi Lee Yeong masih berfungsi.
Kau siapa sampai... Kenapa kau membuatku sangat marah? -Lee Yeong
Di waktu lain, giliran Yoon Sung bertindak menghukum Kasim Ma. Go Yoon Sung go! ㅋㅋㅋㅋ
ROMAAAAANTIIIIIIIIIISSSSSSSS ABISSSSSSS. COBA AJA YANG ADA DI POSISI RA ON ITU SAYAAAAA, BOGUM GAK AKAN PULANG KE KEDIAMANNYA DENGAN SELAMAT! HAHAHAHA. AAAARGGGHHH. Tatapannya Bogum eh Lee Yeong sadiiisss, full of love. Yang ditatap sedemikian rupa akan merasa tidak ada yang tidak baik-baik saja, sepanjang masih ada Lee Yeong, it’s ok. .
Scene ini! Heol! Daebak! Heol! Saya mewek gara-gara musiknya, gara-gara Ra On, gara-gara Lee Yeong .
Sly Lee Yeong kkkk. Kemunculannya bersama Kim Byeong tak terduga sebelumnya. Jika tanpa campur tangan dua sahabatnya—Kim Byeong dan Yoon Sung, Ra On tidak akan selamat. Benar, Lee Yeong cerdas dan jago mengatur strategi, tapi seringnya itu tidak cukup bila tanpa sokongan sektor lain. 
Lee Yeong tidak bisa melakukannya sendiri.

5 menit menuju ending episode 6 adalah moment  terbaik. Sinematografinya badaaiii. Beautiful scenery.
Ra On : Aku kira kau tidak bisa menahan amarahmu jika melihatku
Lee Yeong : Sekarang juga begitu. Melihatmu membuatku marah. Tapi bagaimana lagi, kalau tidak melihatmu, aku lebih marah sampai rasanya bisa gila.
... jadi tetaplah di sisiku.
Pemandangannya... speechless....
Em, kasian Kim Byeong ㅋㅋㅋㅋㅋ
Saya hampir lupa kalau kelima karakter utama Moonlight Drawn by Clouds dikisahkan masih berusia 18 tahun. Barulah ketika saya mencoba mengambil jarak dari drama yang sudah menayangkan 10 episode ini, saya bisa menangkap ciri khas anak muda pada diri mereka kecuali Ra On dan Kim Byeong.
Di usia segitu, masih rawan terjadinya pemberontakan sebagai dalih pencarian jati diri—walau memang benar demikian halnya.
Coba perhatikan apa yang dilakukan Lee Yeong terhadap ayahnya? Sebuah konfrontasi langsung. Lihatlah reaksi Kim Yoon Sung pada intimdasi halus kakeknya, Perdana Mentri Kim. Diam-nya bukan berarti selalu bermakna persetujuan. Dan Jo Ha Yeon, kata adek saya yang sudah menonton episode 7 dan 8 dengan tega memberikan spoiler kalau gadis itu menolak perjodohan yang diatur ayahnya.
Apakah kelima remaja Joseon ini akan membiarkan diri mereka menjadi pion orang-orang dewasa atau sebaliknya, mereka akan meretas jalan hidup berbeda seperti yang mereka kehendaki? Kita harus menunggu untuk melihat pertanyaan ini menemukan jawabannya. 
Menurut saya, salah satu yang menyebabkan drama Moonlight populer di berbagai tingkatan usia karena ceritanya yang dinamis. Menghibur. Juga menyentuh. Saya sepertinya harus mengingat kesimpulan ini di masa yang akan datang bahwasanya, tidak peduli seklise apa pun suatu cerita, namun bila dikemas dengan cara yang tidak biasa maka hasilnya pun akan berbeda.
Saya masih berharap karakter Kim Yoon Sung akan muncul mengejutkan saya dengan rahasia-nya. Semua karakter di drama ini menyimpan rahasia-nya masing-masing. Bagi saya, Kim Yoon Sung masih ambigu. Belum bisa saya baca hingga episode 6 ini.
Untuk karakter Ra On, semoga saja SW-nim tidak lupa kalau lebih dari siapa pun karakter Ra On adalah kunci cerita—bukan Lee Yeong. Saya tidak siap bila akhirnya ia hanya menjadi objek tarik ulur di antara Lee Yeong dan Kim Yoon Sung. Ra On sudah melakukan perannya dengan baik di episode-episode sebelum sadar telah jatuh cinta pada Lee Yeong. Yang membuat saya jatuh cinta pada Ra On adalah dia yang muncul di awal episode...
Btw, bukan salah Park Bogum karena karakter Lee Yeong jauh lebih bersinar dibandingkan  karakter lain. Ia hanya bertugas memerankan Lee Yeong se-perfect yang ia bisa lakukan. Terima saja bahwa Lee Yeong memang ditakdirkan untuk Park Bogum. Perlukah mendebat hal-hal yang tidak esensial? ☺

P.s : Di langit hanya boleh ada satu rembulan, tidak bisa dua ^^
Tabik,
= Azz =

Remember, that great love and great achievements involve great riskDalai Lama

1 comment:

  1. Uyeeee...akhirnya postingan yg ditunggu2������

    Dan 3 terbaikq adalah
    Ending ep3 favorite banget...lee young~ida nae ireum....keren abis scene ini...dan pnsrn abis reaksi ra on selanjutnya...awalnya dia gk percaya ekspresinya bikin ngakak����
    Ending EP6 baper sedunia...jadi tetaplah disampingq~scene yg super duper indah...#scene penjara#kalo sm aku bogum gk bakal plg dg pakaian lengkap~~wkwkwkwk
    EP4 scene ra on nari...sangat indah Dan menyentuh...akting yoojung n bogum badaiii
    Thanks God...yoojung yg jd female lead nemenin bogum...gak bs bayangin ra on dg org lain...yoojung perfect buat raon...the next queen of saeguk...

    Btw...JCW is back back back....keren banget dia d K2...dedek gk kuat liat abang top less������ healer feels ~pas ntn...ada kemiripan sm Yong pal..ya iya penulisnya samaan...emmm...berharap MB. Azz buat postingan..lbh bahagia kalo buat sinopnya...wkwkwk*pgmr yg maruk kebanyakan mau*
    Aahhh~~sedang terserang virus seja dan jeha����~

    ReplyDelete

Haiii, salam kenal ya. 😊