Sinopsis IRIS 2 Episode 10 Part 1
Episode
10
Sebelum scene saling
todong-menodong pistol antara Yoo Gun dan Soo Yeon...
Rey mendapat telepon dari seseorang. Nampaknya ia
mendapat informasi bahwa ada yang tidak beres. Mereka harus segera berkemas dan
meninggalkan Korea. Rey menelpon Kosaku (Ini nama orang apa nama apaan sih?),
jalankan plan B, kata Kosaku. Rie merasa ada yang tidak beres, jadi dia pergi
sendiri ke Korea. *(Ooooh, pantesan si Rie nongol di akhir episode 9).
Soo Yeon mendekati lokasi Rey Cs berada. Ia mengintip
pergerakan mereka. Soo Yeon menghubungi Hyun Woo, bertanya berapa lama lagi ia
tiba di sana. Hyun Woo akan tiba 10 menit lagi, ia melarang Soo Yeon jangan
bertindak sendirian.
Soo Yeon terkejut melihat IRIS 2 sudah bersiap-siap
hendak meninggalkan gudang di pelabuhan itu. Mereka memasukan barang-barang ke
dalam mobil. Lebih terkejut lagi Soo Yeon sebab ia mengenal salah satu dari
anggota IRIS itu adalah pria yang pernah ia tembak. Jamie... Rey melepas anak
buahnya, jadi dia, Yoo Gun sama satu lagi anggotanya belum pergi dari situ. Kan
tadi si Kosaku bilang jalankan Plan B. Umm, apaan ya plan B nya? Makin kaget
lagi Soo Yeon saat lagi serius ngintip, ada mobil datang trus keluar lah si Rie
manis pake syal, lari-larian masuk ke dalam gudang *(lebai lo ah).
Yoo Gun kaget melihat kehadiran Rie.
“Sedang apa kau di sini?” tanyanya.
“Ayah memintaku menyiapkan kapal lain untuk berjaga-jaga.
Ayo pergi.”
“Apa aku juga ada hubungannya dengan ini?”
“Tidak. Bukan begitu.”
“Kudengar kau dalam bahaya makanya aku datang...”
Rey menghampiri mereka berdua. “ Tidak ada waktu lagi.
Kita harus pindah.”
Soo Yeon ngintip lagi. Dia hanya melihat bagian punggung
Yoo Gun. Rie memeluk Yoo Gun. Ia sangat ,mengkhawatirkannya. Waktu mereka tidak
banyak, mereka harus segera pergi. Dan inilah ending episode 9 yang bikin galau
itu. Soo Yeon mencegat langkah Rie dengan menodongkan pistolnya. Rie berjalan
mundur kembali ke tempat Yoo Gun berada. Insting Yoo Gun merasakan dengan cepat
ada yang tidak beres. Ia memegang pistolnya. Lalu hanya dalam hitungan detik,
ia membalikkan tubuhnya dengan pistol terulur ke arah Soo Yeon. *Tahan napas*
“Oppa...” Soo Yeon shock.
Matanya berkaca-kaca.
Yoo Gun : Turunkan senjatamu.
Soo Yeon : Oppa...
Yoo Gun tidak tersentuh sama sekali. Mata Yoo Gun tidak
mengenali Soo Yeon. Tatapannya dingin dan seperti mati rasa. Tatapan khas
pembunuh berdarah dingin. Celeeeeem....
Yoo Gun mengulang perintahnya agar Soo Yeon menurunkan
senjatanya. Soo Yeon bingung Yoo Gun tidak mengenalnya sama sekali. ia
menurunkan senjatanya. Langkahnya pelan mendekati Yoo Gun.
“Oppa... ini aku... Ini aku Soo Yeon... Kau tidak
mengenalku?”
Kau ingin tahu siapa
yang menembak kepalamu? Ji Soo Yeon... Yoo Gun mengingat kalimat Rey.
Soo Yeon : Kau tidak kenal aku?
Rie mencabut pistol di saku belakang celananya. Soo Yeon
tahu. Ia bergerak cepat menodongkan senjatanya pada Rie. Dor! Dor! Yoo Gun
menembak Soo Yeon bertubi-tubi. Bertubi-tubi sodara-sodara...! T_T
Rey datang. Ia menyuruh mereka segera masuk ke mobil. Soo
Yeon menahan kaki Yoo Gun ketika Yoo Gun melewatinya yang terbaring di lantai.
Soo Yeon : Oppa... Oppa... Yoo Gun Oppa...
Soo Yeon berulang kali memanggil nama Yoo Gun.
Sepersekian detik, Yoo Gun seperti tersentuh. Soo Yeon tidak bisa menahan
kesakitannya. Ditembak dan tidak dikenali orang yang dicintainya, ia tak
sadarkan diri. Rey datang. Ia hendak menembak Soo Yeon, ingin memastikan
perempuan itu benar-benar sudah mati. Tapi Yoo Gun melarangnya.
Rey : Dia adalah Ji Soo Yeon
Yoo Gun Aku bilang
jangan. Tinggalkan saja...
Rey pasti kesal.
Hyun Woo datang setelah ‘pesta’ usai. Sebanyak apapun
petugas yang dia bawa sudah tidak membawa pengaruh apa-apa. Rey Cs sudah pergi.
Hyun Woo berlari menghampiri Soo Yeon yang terbaring tak sadarkan diri.
“Ji Soo Yeon! Soo Yeon-ah! Ji Soo Yeon bangunlah!” Hyun
Woo mengguncang tubuh Soo Yeon. Tapi Soo Yeon-nya gak bangun-bangun. Hyun Woo
membuka baju Soo Yeon. Pfiiiuuuuh, untunglas Soo Yeon memakai jas anti peluru.
Hyun Woo memeriksa nadi di leher Soo Yeon. Masih idup-lah pasti. Ia menyuruh
segera dipanggilkan ambulans.
IRIS berlayar dengan tenang ke Jepang.
Choi Min menerima laporan (mungkin dari Hyun Woo). Dia
sedang berada di ruang kendali keamanan di resort. Choi Min mondar-mandir.
Byung Jin mengatakan mereka sedang memeriksa semua kapal dan perahu yang pergi
dari pelabuhan terdekat. Tapi ada begitu banyak dan waktu mereka benar-benar
singkat jadi itu tidak akan mudah. Kemungkinan besar mereka sudah sampai di
laut lepas.
Choi Min : Jam berapa sekarang?
Ji Yun : Jam 23.45
Byung Jin : Wakil Direktur! Anda tersambung dengan Kepala
Bagian Oh.
Choi Min menerima tab dari Byung Jin.
Choi Min : Apa penyelidikanmu membuahkan hasil?
Oh Hyun Kyu : Lihat
dulu berkasnya.
Choi Min : Apa ini?
Ia bertanya-tanya melihat berkas yang dikirimkan Oh Hyun
Kyu.
Oh Hyun Kyu : Kotak
yang kita temukan di kamar perwakilan Kwon terdapat lapisan cat di atasnya. Ini
tulisan yang tersembunyi di bawah lapisan cat itu.
Choi Min : CX-11?
Oh Hyun Kyu :
Berdasarkan temuan kami, CX-11 adalah agen pelumpuh saraf baru yang
dikembangkan oleh Jeron dan saat ini hanya dipasok untuk Angkatan Darat Amerika
Serikat.
Choi Min : Informasi ini dapat dipercaya?
Oh Hyun Kyu : CX-11 adalah senjata kimia yang baru
dikembangkan dengan laju kelarutan yang sangat cepat. Untuk menghindari
kerusakan yang tidak perlu.
Choi Min : Maksudmu ini bisa menjadi senjata pilihan
ketika membunuh terget yang pasti?
Oh Hyun Kyu : Saat ini, hanya Jeron yang memiliki
teknologi seperti ini.
Choi Min : Bagaimana dengan kemungkinan dari negara
selain AS untuk mendapatkan senjata ini?
Oh Hyun Kyu Sangat
mungkin. Tentara As telah mengontrakkannya ke PMC (Perusahaan Manufaktur
Swasta). Jadi jika ada yang menginginkannya, aku yakin mereka bisa
mendapatkannya dengan mudah. Dan meskipun itu merupakan bahan yang dapat
diperoleh dengan mudah, itu juga bisa jadi bukti penting bagi mereka yang ingin
mengklaim As terlibat dalam terorisme.
“IRIS...” Choi Min bergumam.
Yoo Gun termenung di dek kapal. Bayangan Soo Yeon yang
tergeletak di lantai usai ia tembak memenuhi ingatannya. Yeon Hwa tak luput
melihat itu.
Joong Won berdiri di depan jendela kamarnya. Ia melihat
jam tangannya. Ia memberikan kode pada Park Choon Sung untuk mengambil sesuatu,
apa ya? Semacam alat apa gitu... Trus Joong Won menelepon Tae Hee, ia
menanyakan bagaimana pemindahannya. Tamu pindah dengan selamat.
Joong Won : Tanggal berapa pesanannya?
Tae Hee : Saya akan menerima pesanannya besok. Bagaimana
keadaan di sana?
Joong Won : Kami harus mulai berkemas sekarang.
Tae Hee : Sesuai rencana, saat anda tiba di sana akan
saya kirimkan hadiahnya.
Tae Hee menutup telepon. Ia lalu melemparkan pisaunya ke
sini (lihat gambar. Gak tau apa namanyaaaaaaaaaa *sigh*). Btw, hadiah apakah
yang dimaksud Tae Hee?
Usai menelpon, Joong Won didatangi Choi Min yang dikawal
Shi Hyuk. Kayaknya Shi Hyuk udah jadi Right
Hand-nya Choi Min nih. Semacam orang kepercayaan. Aiiiish, Joong Won hobi
banget liatin Jam tangannya. (Jualan jam tangan ya, Mas?)
Joong Won : Sekarang sudah pukul 02:45 pagi. Batas
perjanjian kita bahkan kurang dari 30 menit lagi.
Choi Min : Kami tidak bisa melakukan penangkapan, tapi
kami memperoleh beberapa bukti mengenai tersangka.
Shi Hyuk menyerahkan tab yang dipegangnya pada Joong Won.
Di situ ada gambar rekaman beberapa saat sebelum pembunuhan delegasi Korea
Utara.
Joong Won : Apa yang anda ingin katakan?
Choi Min Diketahui
bahwa ada dua orang yang membawa kotak yang berasal dari IRIS. Dan gas saraf
yang digunakan untuk aks i teroris adalah bahan biokimia baru yang dikembangkan
dan disebut CX-11.
Joong Won : CX-11?
Choi Min : Produsen senjata multi nasional. Jeron telah
memasok bahan ini untuk perusahaan manufaktur senjata. Ini merupakan bukti
bahwa IRIS dalang di balik serangan teroris. Tolong buang ide anda mengenai rudal.
Sebaliknya, kenapa anda tidak bekerja sama dengan kami dalam menemukan IRIS?
Joong Won : Seluruh pihak dari Korea Utara tewas. Dan
kami bahkan tidak tahu apakah Perwakilan Kwon masih hidup. Mereka adalah para
pemimpin Republik Rakyat Korea yang telah bekerja keras demi penyatuan. Di
Hungaria, serta di sini Korea Selatan, Hanya tokoh kunci dari Republik Rakyat
Korea yang jadi target. Anda pikir ini kebetulan? Direktur Kang Chul Hwan, saya
dengar dia menentang keras dibentuknya Komite Persiapan Penyatuan.
Joong Won sengaja membawa fakta Direktur Kang yang tidak
setuju dengan adanya Penyatauan untuk menyudutkan Korea Selatan.
Choi Min : Di Hungaria serta di sini, IRIS yang terlibat
dalam kejadian sejauh ini. Apa anda tidak sadar bahwa konfrontasi kita hanya
buang-buang waktu dan energi?
Rapat tertutup dan mendadak diadakan Kepresidenan guna
membahas Korea Utara yang hendak menyerang Korea Selatan dengan rudal.
“Jika rudal benar-benar jatuh di wilayah kita, angkatan
laut AS yang saat ini ditempatkan di Jepang akan segera bergerak. Serta pesawat
jet Stealth Fighter yang telah meluncur dari Guam akan tiba 4 jam lagi.” Ucap
salah satu staf yang hadir di rapat itu.
Presiden : Apa benar-benar tidak ada kemungkinan untuk
mencegat rudal?
“Sejujurnya, kemungkinannya 50:50. Namun pencegatan bukanlah bagian
penting. Yang menjadi masalah di sini adalah apakah Korea Utara akan
meluncurkan rudal ke arah kita atau tidak.”
Presiden : Jika rudal tersebut berisi miniatur bom
nuklir, kira-kira kerusakan aoa yang akan terjadi?
“Berdasarkan data yang kami kumpulkan dari pengujian
nuklir mereka baru-baru ini, diperkirakan kekuatan ledakannya lebih dari 10
kilo ton. Jika jatuh di Yongsan, tenpat di mana Kepala Staf Gabungan dan
Komando pasukan Gabunga Korea dan AS berada...” Staf itu menghentikan
penjelasannya.
Presiden : silakan lanjutkan.
“Pada awalnya kami memperkirakan sekitar 400.000
kematian. Kerusakan sekunder akan menyebablan sekitar 200.000 kematian. Jika
kebetulan ada angin barat laut kerusakan tersier bisa menyebabkan sekiatr
800.00 kematian.”
*(Astagfirullah... ngebayangin jumlah kematian yang bisa
disebabkan oleh senjata nuklir bikin merinding. Ckckckck Siapa sih penemu bahan
kimia satu ini? Aku lupa. Kasian yah penemuannya disalah gunakan generasi
selanjutnya.)
Presiden bangkit dari kursinya. Staf yang tadi
menjelaskan menerima telepon bahwa Angkatan laut AS sedang mempersiapkan rudal
jarak jauh Tomhawk. Rudal Tomhawk melambangkan dimulainya perang skala penuh.
Presiden tegangnya minta ampun pasti. Perang loh!
P-E-R-A-N-G! Di masa lalu bangsa mereka sudah kenyang dengan yang namanya
perang. perang melawan penjajah dan perang melawan saudara sedarah sendiri. Aku
bisa mengerti mengapa hingga sekarang Korea Selatan masih menerapkan Wajib
Militer bagi seluruh pria di sana. Yah, ada semacam traumatik terhadap perang
sehingga mereka harus siap setiap saat jika hal itu terjadi. Semua Pria Korea
Selatan dipersiapkan jika hal itu terjadi suatu saat. Hiks...
Di ruang kendali NSS, Tim Dispatch TF-A tim seperti
kebakaran jenggot mendekati tenggat waktu yang disisakan bagi mereka.
Hae Young : Kira-kira di mana lokasi danpak rudalnya?
“Kau sudah menemukannya?” tanya salah satu anggota tim
pada Mr. Kepo (gak tau namanyaaaaa).
“Sebentar. Beri aku lima detik.”
Super tegang. Hae Young tidak bisa membayangkan apa yang
akan terjadi jika rudal itu jadi ditembakan.
Mr. Kepo : Ketua Tim, lokasi perundingan Penyatuan,
tenpat di mana Wakil Direktur berada.
Hae Young terhenyak. “Apa?”
Omayaaaaa! Joong Won sengaja mengarahkan penembakan rudal
tersebut di resort. Kenapa? Ya, itu semacam bunuh diri dengan meninggalkan dua
negara yang saling berperang satu sama lainnya. Dasar pengecut!
Lihat perubahan wajah Shi Hyuk saat Choi Min menyebut senjata nuklir Baek San |
Choi Min ditelpon Presiden.
Presiden : Apapun cara yang harus kau gunakan, tolong
usahakan untuk menghentikan ini.
Choi Min : Aku mengerti.
Dan inilah menit-menit paling menyenangkan melihat Joong
Won kalah.
Choi Min : fakta bahwa Bake San dalam tahanan NSS, serta
fakta bahwa IRIS tidak henti-hentinya mencari Baek San. Apa anda mengetahuinya?
Joong Won : Apa yang anda ingin katakan?
Choi Min : Alasan kenapa IRIS ingin menemukan Baek San,
alasannya adalah karena lima senjata nuklir diselesaikan pada masa pemerintahan
ke-4. Tentu saja kami sudah mengamankan mereka. Apa yang anda ingin lakukan
sekarang? Perang nulir di Semenanjung Korea? Apa Anda ingin memulai perang dunia ketiga?
Waktunya telah habis. Saatnya membuat keputusan.
Joong Won : Jika anda menggertak....
Choi Min : Saya rasa anda sudah tahu bahwa mencari jalan
keluar dengan menggertak bukanlah tipe saya.
Joong Won tidak berkutik. Jahahahahahah *(Ketawa
puaaasssss. Rasain looooo).
Wajah-wajah tegang ini.... Gara-gara keegoisan satu orang
TT____TT
Staf kepresidan memburu masuk menemui Presiden yang duduk
sendirian di ruangan.
“Presiden! Peluncuran rudal...”
Presiden bangkit dari kursinya.
“... Telah dihentikan...”
Pfiuuuuh *(lap keringat).
Choi Min duduknya lebih santai sekarang. Assa! Ia tanya
apa masih ada ancaman lainnya?
Joong Won diam dengan sikap yang tidak sejumawa
sebelumnya. Aduuuh, pengen ngakak terus nih liat dia. Sombong sih, Mas.
Choi Min : Kami akan terus mengejar para teroris. Jika
anda mau, kita dapat memperpanjang masa tinggal anda sampai kami menangkap
mereka. Karena kita juga perlu mencari Perwakilan Kwon Young Choon.
Choi Min meninggalkan kamar Joong Won diikuti Shi Hyuk.
“Awasi Yoo Joong Won baik-baik. Aku yakin dia akan
memutuskan untuk tinggal lebih lama.”
“Aku mengerti. Ngomong-ngomong, boleh saya bertanya satu
hal pada anda?”
“Apa itu?”
“Yang anda katakan di kamar tadi, mengenai Baek San memiliki
senjata nuklir dan kita sudah mengamankan mereka.”
Choi Min menghentikan langkahnya.
“Apakah itu benar?” tanya Shi Hyuk.
“Benar. Tapi kau tidak mendengar apa-apa di kamar itu.
Kau paham maksudku?”
Maksudnya, Shi Hyuk anggap saja tidak mendengar apa-apa
dan tutup mulut mengenai pembicaraan senjata nuklir tersebut. Pertanyaannya
adalah, kenapa Shi Hyuk penasaran dengan hal itu? Saat di kamar tadi, Choi Min
menyebut kalau mereka sudah mengamankan lima senjata nuklir dari Baek San,
wajah Shi Hyuk kentara benar berubah. Ini bukti pertama kalau Shi Hyuk patut
dicurigai *nelen ludah pait*
Ini kapal lama amat berlayarnya... ><
Yoo Gun berusaha keras mengingat Ji Soo Yeon. Saat Park
Chul Young memanggilnya Jung Yoo Gun juga terlintas.
Soo Yeon dirawat di rumah sakit. Dia sudah sadar. Hyun
Woo setia menemaninya.
Hyun Woo : Kau mengalami retak tulang rusuk. Kau juga
mengalami infeksi di paru-paru. Kau menjalani rawat inap di sini, jadi santai
dan istirahatlah.
Soo Yeon seolah tidak mendengarkan suara Hyun Woo. Matanya
sudah basah. Hyun Woo memanggil namanya sekali.
Hyun Woo : Aku tidak akan menghabiskan tenaga. Orang di
dalam CCTV kamar pengaturan udara, apa dia anggota IRIS yang bernama Ken?
Haruskah aku bertanya secara langsung? Apa kau berpikir, jika pria yang bernama
Ken itu adalah Ketua Tim Jung? Tidak salah lagi, dia Ketua Tim Jung. Jika
begitu orang yang telah menembakmu juga, Ketua Tim Jung.
Hyun Woo beranjak keluar dari ruang perawatan Soo Yeon.
Soo Yeon : Dia tidak mengenaliku. Cara dia
menatapku... seolah-olah dia sedang
menatap orang asing. Dingin dan asing.
Soo Yeon terisak.
“Tapi itu tetap tidak mengubah fakta bahwa dia telah
menembakmu. Jika kita bertemu dengannya lagi, aku yang akan menembaknya duluan.
Hyun Woo menelepon Choi Min setibanya di mobilnya.
Choi Min : Bagaimana Ketua Tim Ji?
Hyun Woo : Dia akan dirawat di rumah sakit selama
beberapa hari.
Choi Min : Benar. Biarkan dia istirahat untuk sementara
waktu.
Hyun Woo : Baik.
Choi Min : Apa kau dengar sesuatu mengenai para teroris
dari Ji Soo Yeon?
Hyun Woo terdiam. Dia teringat kebersamaannya dengan Yoo
Gun saat Kapten Park masih bersama mereka TT_____TT
Choi Min memanggil Hyun Woo, Hyun Woo tersadar dari
lamunannya.
Hyun Woo : Selain dua orang yang kita lihat di CCTV, dia
menegaskan jika mereka adalah Rey dan Kim Yeon Hwa. saya akan menceritakan
lebih rinci saat saya menemui anda.
Hmmm... Choi Min curiga nggak yah kalau Hyun Woo
menyembunyikan sesuatu? Di ruangannya Choi Min mengadakan kontak dengan
rekannya di pentagon.
“Halo, ini Sandy.”
“Apa yang sudah kau temukan?”
Sandy mengatakan tentara AS tidak tahu jika informasi
tentang CX-11 telah bocor. Pemasok mengatakan hal yang sama. Choi Min
menanyakan Jeron, perusahaan induk juga mungkin telah membocorkannya.
Sandy : Kita tidak bisa 100 % percaya pada pernyataan
mereka, tapi tidak ada bukti jika kebocoran berasal dari mereka. CEO Jeron
adalah pakar ekonomi bernama David Greene. Dia benar-benar bersih di atas
kertas.
Choi Min : Kau tahu bahwa aku tidak percaya apapun di
atas kertas.
Sandy : Sebenarnya, ada runor dari pintu belakang. Tapi
hampir tidak dapat dipercaya.
Apa itu? tanya Choi Min.
Sandy : Seperti yang kukatakan, CEO Jeron adalah David
Greene. Tapi mereka mengatakan pemilik asli Jeron adalah orang lain.
Choi Min bertanya siapa. Sandy menyebut satu nama.
Anthony Choi. Seorang campuran Korea-Amerika. Mr. Black kah? Choi Min meminta
Sandy mencari tahu mengenai Anthony Choi itu.
Akita,
Jepang
Yoo Gun dan Rie tiba di sana yang segera disambut
kakek-kakek yang sempat aku kira bokapnya Rie taunya bukan. Rie khawatir
melihat perubahan sikap Yoo Gun yang malah lebih pendiam dari sebelumnya.
Ini Joong Won sama ajudannya mau dibawa ke mana nih? Choi
Min sudah menunggu di suatu tempat. Kenapa mata Joong Won dan ajudannya
ditutup? Biar pada nggak tau tempat mereka di bawa di daerah mana. *(yakali).
Choi Min menyambut kedatangan Joong Won di rumah
persinggahan yang untuk sementara waktu akan ditempati Joong Won selama masa
penyelidikan insiden pembunuhan delegasi Korea Utara di sana.
Choi Min : Seperti yang saya katakan sebelumnya, hanya di
tempat ini anda dipebolrhkan tinggal.
Joong Won : Jadi kau memperlakukanku seperti kriminal.
Dan kau adalah sipir penjaranya.
Choi Min : Sebaiknya kita berusaha agar tidak seperti
itu.
Joong Won : Apa kau berencana untuk mengawasi dan
mengupingku di sini? Aku akan dikurung di sini jadi kurasa itu tidak perlu.
Choi Min : Kami tidak akan melakukannya.
Joong Won : Baiklah. Demi untuk menangkap musuh kita
bersama, IRIS. Aku juga akan berusaha sebaik mungkin.
Trus salaman deh tuh orang berdua. Tau deh gimana dalam
hati masing-masing. Etapi hati Joong Won udah ketahuan lah ya kalo dia itu Muna
to the fik. Munafik. Di depan kita manis gitu tapi di belakang nusuk pake
belati berkarat. Hati-hati sama jenis manusia satu ini. Dan bukan hal gampang
mendeteksi kebusukan mereka karena mereka melakukannya dengan rapi. *(Ini, aku
kenapa jadi frontal begini -_-)
OMG! Kwon Young Choon menemui Mr. Black! Kediaman Mr.
Black luar biasa mewahnya dan masih di Korea! Jangan-jangan bener nih Mr. Black
ini si Anthiny Choi-jutawan kaya blasteran Amerika-Korea. Hanya Kwon Young
Choon yang boleh menemui Mr. Black. Tae Hee disuruh menunggu di lantai satu.
Sabaaaar, mbaaak. Jadi bawahan emang suka digituin. *sigh* sebelum meninggalkan
Kwon Young Choon, Tae Hee sempat melihat Mr. Black tapi cuma bagian punggung
doaaang sih -_-
Tae Hee menelpon Joong Won. Joong Won tanya apakah Tae
Hee melihat wajah Mr. Black? Tae Hee tidak melihatnya. Joong Won juga bertanya
mengenai kondisi di Jepang. Mereka tiba dengan selamat.
Tae Hee : Saya berpikir, mungkin sebaiknya anda
pertimbangkan kembali kerja sama dengan mereka.
Joong Won : Berhenti bicara omong kosong! Dengarkan aku,
sampai kita bisa mengubahnya kembali ke Republik Rakyat Korea yang
sesungguhnya, kita tidak akan pernah kembali ataupun menyerah. Jadi sebaiknya
kau sadar.
Tae Hee tidak berkomentar lagi.
Bersambung ke part 2 (klik link)^o^
Komentar :
Siapakah Mr. Black itu? Aku curiga sama nama Anthony Choi dan Atasan Baek San waktu masih muda. Aku rasa dia belum mati.
Ye Ye Yeee,,,,
ReplyDeleteakhirnya ep 10 part 1 keluar jga
heheheheheeeee,,,
G tau harus komen pa,
Yg pstinya sediiihhh bnget ngeliat Yoo Gun yang G inget ma soo Yeon,,,
Hiks, iyah. Episode ini bener-bener deh. Huft, ini drama pertama yang gak berani aku tebak endingnya. TT_____TT
Deletekok yang part 2nya belum ada,ditunggu ya :)
Deleteiya kok part2nya belum keluar juga... ayo dong kak, cepet keluarnya ya.. ^_^
Deletemakin seru aja bikin deg2an. Ra usul nih gmn klo per partx diksh link, misal part 1 dibwhx ksh link ke part 2 n sebalikx kayakx kbh mudahin yg bc deh he...he..
ReplyDeleteRyanti
Pake banget deg-degannya. Siiiiaaap! Gomawo usulnya, Ryanti. Insya Allah aku edit tar kalo ada waktu luang ^__^
DeleteDuuuuuuhhh sedih bnget liat yoon gun gak ngenali soo yeon....mksh buay sinopsis nya, lanjut terus y.
ReplyDeleteuh sebel banget yoo gun nembak soo yeon... padahal kan dia udah bilang oppa ke yoo gun... apalagi rie, pengen ku lempar ke laut... makasih buah sinopsis.na ya kak... lanjutkan terus ya.. aku tunggu kelanjutan.na... ^ ^
ReplyDelete