[Review Pendek] Sweet Teeth

Warna Pastel.

Itulah yang muncul di kepala saya jika saya menyebut Sweet Teeth. Drama yang diadaptasi dari novel A Speck Amid the Dust of the World (世界微尘里) karya penulis Mu Fu Sheng (木浮生) ini merupakan bagian dari line up Sweet On-nya iQIYI.

Mengisahkan kehidupan tiga orang sahabat dan kehidupan pribadi mereka di penghujung 20-an.

Zheng Li (Wu Xuanyi), seorang pustakawan yang bekerja di perpustakaan Universitas Donghu. Zheng Li mencintai pekerjaannya. Berada di antara lautan buku membuatnya bahagia. Suatu hari ia bertemu Ai Jing Chu (Bi Wenjun), si dokter gigi yang juga mengajar di Universitas Donghu. Dokter Ai masuk ke dalam list The Most handsome Man di kampus. Pertemuan tak terduga Zheng Li dan dokter Ai bisa dibilang nggak menyenangkan. Kesan pertama Zheng Li terhadap dokter muda itu sangat buruk. Ia menyalahpahami dokter Ai sebagai cowok yang nggak bertanggung jawab. Berkali-kali bersinggungan dalam situasi yang kurang mengenakkan, Zheng Li perlahan mulai melihat sisi lain dokter Ai. Bisa ketebak kan ujungnya ke mana kisah pustakawan dan dokter gigi ini?

Berikutnya ada Wu Ying (Baby Zhang), dokter yang bekerja di IGD. Usianya nyaris menyentuh angka 30 dan ia tetap enjoy dengan kesendiriannya. Having fun dengan geng-nya dan bermain game di waktu luang. Hidup Wu Ying hanya berkelindan di rumah sakit, kafe yang dibukanya bersama teman-temannya, dan game online favoritnya, hingga bertemu seorang anak muda bernama Liu Yucheng (Zhai Xiao Wen), mahasiswa asal Malaysia yang sedang menempuh studinya di universitas Donghu jurusan Pengobatan Tradisional China. Liu Yucheng terkena mantra cinta pada pandangan pertama, ia pula yang mati-matian mengejar Wu Ying. Kisah cinta dengan perbedaan usia yang terpaut jauh, di real life banyak terjadi. Saya paham banget perasaannya Wu Ying.

Lalu yang terakhir, Ma Yi Yi (Wan Zi Lin). Seorang Influencer yang berupaya keras menemukan laki-laki yang tepat untuk hidupnya. Ma Yi Yi akrab dengan Deng Haoran (Terry Liu), kakak tiri Zheng Li. Setiap kali mentok dengan urusan percintaannya, orang pertama yang ia cari untuk menumpahkan curhatan enggak jelasnya adalah Haoran. 

Cerita drama berjumlah 22 episode ini sama sekali nggak berat atau njelimet. Dramanya ringan, fun, dan bisa bikin orang ketawa. Orang itu saya. Saya berkali-kali kelepasan ngakak kenceng gara-gara liat kelakuan warga Sweet Teeth ini. Konfliknya juga nggak ribet. Alur ceritanya cepat.

Saya pertama kali nonton trailer Sweet Teeth secara nggak sengaja beberapa waktu lalu, saat Crush masih tayang. Tertarik? Yess. Kayaknya seru, begitu batin saya. Tiba giliran Sweet Teeth tayang, saya nggak langsung cuss nonton. Mood nonton lagi ngetem di tempat pasca menamatkan Crush dan You Are My Glory. Mungkin karena saya nonton dua drama ini pake jalur fast track, langsung balapan mengejar sisa episode yang tersisa. Saya pikir ini yang bikin ledakan emosi saya kuat sekali. Saya ragu mau mulai nonton Cdrama baru, takut nggak bisa dapet mood-nya. Ya sudah, saya simpen dulu untuk pekan berikutnya. Tapi di temlen Twitter, Mbak Mel kenceng banget ngomporin supaya saya segera nonton Sweet Teeth. Mbak Mel udah gerak cepat nonton Sweet Teeth dong. Mbak Mel tuh kalo udah semangat 45 ngomporin nonton satu drama, tandanya dramanya emang bagus dan layak dinonton.


Saya kelarin deh itu sisa pekerjaan di hari Ahad. Supaya bisa nonton Sweet Teeth dan Our Secret/Secret in The Lattice. Dua-duanya rekomendasi Mbak Mel.

Adalah Zheng Li yang bikin saya mutusin bakal lanjut nonton Sweet Teeth. Saya banyak membaca komentar yang nggak sreg dengan karakter Zheng Li, ngerasa aktingnya Wu Xuanyi di beberapa scene terlihat berlebihan. Saya memiliki kesan yang berbeda. Akting komikalnya Wu Xuanyi udah pas. Saya cocok aja wkwk. Malah yang bikin saya suka kelepasan ngakak ya si Zheng Li ini. Aktingnya natural, ga maksa ngelucu. Mudah sekali bagi saya untuk ilang mood nonton cdrama ketika tokoh utama perempuannya tampil nggak natural atau lebay. Tapi sama Zheng Li nggak kejadian. Saya cocok dengan humornya Zheng Li.


Sweet Teeth asik. Lucu. Dramanya bikin hepi saat nonton. Dan itu udah cukup untuk saya.


Saya suka tone gambarnya, terasa hangat dan cerah. OST-nya bagus-bagus. Dramanya sangat terbantu dengan kehadiran OST-nya, bisa banget ngebangun mood atau emosi pada adegan-adegannya.

Kalau saya diminta nyebutin apa aja aspek dari Sweet Teeth yang bikin saya betah nonton, maka itu adalah interaksi antarkarakter-nya yang hidup dan mengalir. Geng rempong bin hebohnya Kafe Carol:  Zheng Li, Wu Ying dan Ma Yi Yi feat Haoran, abang kaya rayanya Zheng Li yang selalu stand by jadi 'penyelamat' di saat para gadis ini membutuhkan telinga (dan duit). Haoran nih loyal banget anaknya. Sering ngajakin geng rempong makan di tempat bagus. Mau juga dong punya kakak macem Haoran ini wkwk. Saya dan Mbak Mel siap diadopsi HAHHAHA. Geng sulung yang pengen ngerasain punya abang (kaya nan baik). 

Haoran setia ngejagain tiga adek perempuannya. Khususnya Ma Yi Yi. Yang paling sering menyita waktunya emang Ma Yi Yi sih. Tapi Haoran playboy. Durasi pacarannya nggak lama. Belakangan ketauan dong doi belom move on dari Ma Yi Yi, si mantan terindah yang sekarang jadi sohib HAHAHAHA. Ada cinta lama belum kelar nih antara Haoran dan Yi Yi. Saya suka interaksinya Haoran-Ma Yi Yi. Walaupun kadang kesel juga sama Ma Yi Yi yang kelewat manja wkwk. Tapi Ma Yi Yi lucu.... 

Interaksinya Zheng Li dan rekan kerjanya di perpustakaan juga seru. Lucu. Salah satu penyumbang scene komedi yang bikin ngakak. 

Suka banget hubungan kakak-adek Zheng Li dan Haoran. Haoran menyayangi Zheng Li, begitupun sebaliknya. Zheng Li masih menjalin hubungan baik dengan ayahnya Haoran, mantan ayah tirinya. 

Zheng Li mengingatkan saya pada sosok Sang Wuyan (Crush). Pada beberapa momen saya merasa ada kemiripan pada keduanya dari sisi perkembangan karakter. Zheng Li memiliki masa lalu yang berat dan meninggalkan trauma di hatinya. KDRT, perceraian orang tuanya, ibunya yang berkali-kali menikah. Namun ia bisa melewati masa-masa gelap itu dengan baik. Zheng Li dan Wuyan adalah perempuan-perempuan kuat yang akhirnya bisa menemukan kebahagiaan yang berhak mereka peluk dengan hati hangat. Saya jadi penasaran dengan sosok penulis Mu Fu Sheng.


Persahabatan geng rempong-nya Kafe Carol bikin iri. Pada santuy banget. Sering ngobrol ngalor-ngidul, saling nge-diss, ngegodain temen yang lagi pusing sama percintaan, selalu siap nyediain kuping bagi yang butuh, keliatan sekali kalo mereka udah temenan lama dan kualitas dari 'temenan dari jaman dulu' ini keliatan banget vibes-nya. Udah paham keborokan masing-masing lah. Setipe sama geng-nya Be Melo gitu. Pengen nyempil di antara mereka, ikut berpartisipasi jadi bagian kerempongan dan kehebohan mereka 😂
 

Karakter tokoh utama cowoknya sangat likeable. Awal ketemu dokter Ai saya pikir dia ini tipikal cowo rese yang sok cool seperti yang sering saya liat di idol drama. Taunya enggak. Beda jauh malah. Dokter Ai orangnya hangat, baik hati, no jaim-jaim club. Highlight karakter ini terletak pada sifat dan sikapnya. Saya suka sekali saat dokter Ai menceritakan masa lalunya kepada Zheng Li. Bagaimana ia dibesarkan, apa yang terjadi pada ayah dan ibunya, lalu apa yang melatarbelakangi sikap hangatnya kepada orang lain. Ia memang memiliki masa lalu yang sulit, tetapi itu nggak lantas bikin dia jadi sosok yang dingin. Prinsipnya, dokter Ai nggak ingin apa yang dirasakan dan dialaminya di masa lalu menimpa orang lain. Apa ya... simpati dan empatinya berada di jalur yang benar.

Cowok-cowok di drama ini nggak ada yang nyebelin sih. Kecuali si temen kencan butanya Zheng Li. Saya ngakak liat dia nangis, telepon mamihnya untuk laporan kalo Zheng Li udah punya cowo. Korban kekuatan gibah orang-orang di RS dia nih. 😂😂

Dokter Ai dan Zheng Li sering terlibat deep talk. Dari obrolan mereka inilah ketauan gimana aslinya karakter mereka, trus pelan-pelan juga kita tau latar belakang keluarga dan kehidupan mereka seperti apa. Satu sama lain saling belajar mengenal. Makin banyak couple cdrama yang model dokter Ai-Zheng Li ini. Ngobrol-ngobrol santai tapi ada isinya.


Peak comedy dan romantisnya Sweet Teeth terletak di episode 3-4. Dua kelinci jadi-jadian yang berjalan di tengah hamparan salju yang memutih dengan hanya ditemani sinar bulan dan cahaya dari senter. Adegan masangin headset! Simple tapi kena banget romantisnya.
Sumpah lawak banget Zheng Li dan rekan kerjanya pas family outing di gunung. Akting komikalnya pas. 

Lalu Liu Baochang dan CPR. Ya Allah engap banget nonton adegan ini. Zheng Li berbakat jadi pelawak. Lagian heran, udah tau siaran radionya horor tapi tetap aja didengerin. Trus si dokter Ai iseng banget pura-pura ga bisa napas bikin anak orang panik dan ngasal-ngasalan ngasih CPR. 

Btw, nasibnya Liu Baochang gimana ya?

Endingnya manis. Udah pasti ini mah, kalo nggak happy ending nggak mungkin Sweet Teeth dimasukin ke line up Sweet On-nya iQIYI. Yang paling penting semua konflik menemukan closure-nya masing-masing. Kisah cinta second lead-nya indah sekali penyelesaiannya. Realistis dan menyentuh.

Sweet Teeth ditutup dengan video dari real life couple yang mengisahkan pertemuan pertama dan perjalan cinta mereka. Ini bagus banget jadi pamungkas drama ini. Yang diawal mengerutkan kening melihat 'kesederhanaan' kisah cinta di Sweet Teeth, setelah ngeliat gimana kisah cinta real life couple nggak yang uwow romansanya. Tapi manis. 


Saya termasuk orang yang senang mendengar atau menonton kisah cinta orang lain, tapi cenderung skeptis dan pesimis dengan miliknya sendiri. Perkara cinta, jatuh cinta, bisa menjadi rumit atau sederhana. Setiap orang memiliki kisah cintanya sendiri. Ada yang berawal dari salah paham (Zheng Li & dokter Ai), cinta terpaut usia yang jauh (Wu Ying & Liu Yucheng), ada juga yang wujudnya mantan-an lalu rujuk (Ma Yi Yi & Deng Haoran). Ada yang udah masang standar cowo idaman seperti apa, ternyata nikahnya berbeda 180 derajat dari cowo idaman, ada banyak kisah cinta di dunia ini. Yang sederhana, yang ribet, yang toxic, yang bikin sakit hati, ada banyak. Mestinya cinta nggak bikin kita seperti sedang meremas-remas hati kita sendiri kan ya? Kalo kata mendiang penyanyi legendaris Korea, Kim Kwang Seok lewat lagunya; It's not love if it hurts too much.

... and sometimes, love is unpredictable.

Overall, Sweet Teeth is enjoyable to watch. I'm having a good time as a viewer! Kalo lagi butuh tontonan ringan dan manis, yang nggak bikin pusing bisa tapi bikin senyum dan ngakak, bolehlah dicoba Sweet Teeth.


Abis nonton Sweet Teeth saya jadi kepengen punya geng kayak geng-nya Kafe Carol, pengen punya abang kaya raya dan baik hati seperti Deng Haoran, dan pengen ketemu cowok yang lembut hatinya macam dokter Ai Jing Chu! Maruk? Emaaaang iya HAHAHAHA. 

/Azz menunggu racun Mbak Mel yang lain/ 😂😂😂

Tabik,
Azz
💚💚💚
.
.
.
.
.
P.s : Sedikit terganggu dengan dubbing-nya dr. Ai, tapi bisalah ditolerir. dr. Ai-nya menggemaskan soalnya. Cute.


No comments:

Post a Comment

Haiii, salam kenal ya. 😊