[Review] Tunnel, OCN/2016

Starring : Choi Jin Hyuk, Yoon Hyun Min, Lee Yoo Yeong
*Konten di bawah ini mengandung spoiler*
—Special for Mbak Sharfina Handayani ^^— 
Jujur, banyak sekali yang ingin saya ubek-ubek perihal Tunnel. Saya sadar betul tidak mudah menulis sesuatu yang terdengar riuh di dalam kepalamu—bingung mau nulis yang mana duluan, ujung-ujungnya malah banyak yang gagal dikeluarkan karena semangat menggebu-gebu. Tunnel melakukan ini pada saya.
Semakin saya berpikir tentang Tunnel, semakin banyak yang saya dapatkan, ini berbanding lurus dengan kekaguman saya pada Lee Eun Mi. Beginilah saya, saya menyukai detail. Dan Lee Eun Mi memberikan saya itu melalui Tunnel-nya. Ya, mungkin saja ada yang luput dari perhatian saya, mungkin saja saya terlalu jauh dibawa euforia Tunnel—apa daya, saya hanya satu dari sekian banyak penikmat drama yang jatuh cinta sedalam-dalamnya pada Tunnel.
Berikut ini saya berikan alasan mengapa Tunnel begitu menawan saya dengan seluruh elemen yang membangun drama ini. Jangan lupa kalau apa yang saya tulis di bawah murni bersumber dari kepala saya. Subyektif, kalian bisa tidak sepaham dengan apa yang saya pikirkan.
#1 Storyline
Tunnel mengisahkan tentang Detektif Park Kwang Ho (Choi Jin Hyuk), di tahun 1986, yang terlempar ke masa depan tepatnya di tahun 2017 saat sedang mengejar seorang pembunuh berantai di sebuah terowongan. Tak seperti drama bertema time travel lainnya, Park Kwang Ho tidak melakukan perjalanan waktu secara simultan, ia bisa bolak-balik past-future asalkan menggunakan media yang sama—dalam hal ini, terowongan( seperti yang terjadi di Tomorrow With You dengan media travel-nya subway). Belakangan diketahui, ada satu kondisi khusus yang membuat Park Kwang Ho bisa kembali ke tahun 1986.
Di tahun 2017, Park Kwang Ho dilanda kebingungan mendapati kantor kepolisian Hwayang tempat ia bekerja telah berubah sedemikian rupa—itu sebelum ia sadar sesuatu yang aneh dan tidak biasa terjadi pada dirinya. Berita bagusnya, Park Kwang Ho bisa beradaptasi dengan lingkungan baru-nya. Awalnya masih kagok gitu. Liat smartphone, liat bus, liat Hwayang yang berubah total jadi lebih modern. Fakta adanya Park Kwang Ho lain (diperankan oleh N VIXX a.k.a Cha Hakyeon) yang seharusnya menempati posisi Maknae di tim investigasi, bukan dirinya—Park Kwang Ho 1986—tentu saja menimbulkan pertanyaan di kepala Park Kwang Ho (semoga kamu ga bingung bacanya ã…‹ã…‹ã…‹) Jadi tuh, ada dua Park Kwang Ho di Tunnel. Satu Park Kwang Ho 2017, dan satunya Park Kwang Ho—detektif dari tahun 1986. Ketika Park Kwang Ho 1986 terlempar ke tahun 2017, Park Kwang Ho 2017 menghilang—tidak, ia tidak sengaja menghilang. Sesuatu yang buruk menimpanya. Mereka berdua sempat berpapasan di lampu merah saat Park Kwang Ho 2017 yang sedang dikejar seseorang, memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi dan nyaris menabrak Park Kwang Ho 1986.

Apa yang sebenarnya tengah terjadi? Ada rahasia apa di balik perjalanan waktu yang dialami Park Kwang Ho? Apakah ada hubungan antara pembunuhan berantai di tahun 1986 dengan pembunuhan-pembunuhan yang terjadi secara beruntun di tahun 2017? Dan mengapa harus Park Kwang Ho?

Park Kwang Ho bekerja sama dengan Detektif Kim Sun Jae (Yoon Hyun Min) dan seorang profesor yang membidangi psikologi kriminal, Shin Jae Yi (Lee Yoo Young) untuk menyelesaikan satu-persatu kasus (sebagian besarnya merupakan pembunuhan) di Hwayang yang pada akhirnya membawa mereka pada kasus pembunuhan berantai yang belum tuntas 30 tahun silam di mana mereka bertiga punya hajat yang sama pada kasus tersebut. Kebetulan kah? Tahan dulu kesimpulannya.
#2 Plot & Storytelling
Jika saya diminta menggambarkan Tunnel dalam bentuk satu kata, ini yang ingin saya katakan; sederhana. Iya, kesan itu sudah saya rasakan sejak menonton episode pertama Tunnel. Apakah itu kemudian membuat drama ini membosankan? Oh, tidak. Tunnel sangat menyenangkan. Saya coba jelaskan menurut point of view saya sebagai penonton (dan fans?) drama yang ditulis oleh Lee Eun Mi,  screen writer yang masih terbilang sangat baru. FYI, Lee Eun Mi memulai debutnya sebagai screen writer melalui TV Movies KBS The Unwelcome Guest di tahun 2013.

Mengapa saya bilang Tunnel adalah drama sederhana? Meski mengangkat tema time traveller, Tunnel sama sekali tidak njelimet. Mudah dicerna storyline-nya. Faktor pembeda lainnya adalah Tunnel tidak menyematkan konspirasi besar dan terselubung seperti yang sudah sering kita temukan pada drama bergenre sama—crime & thriller. Di sinilah letak kekuatan Tunnel yang mengakibatkan banyak viewers mengarahkan perhatian mereka dengan sukarela pada OCN. Efek yang paling nampak dan membahagiakan—Tunnel memegang titel sebagai drama pemegang rating tertinggi OCN untuk sementara. Amazing? Yes. Dan Tunnel memang pantas menerimanya.
Dari sisi plot cerita, menurut saya Tunnel konsisten. Pace-nya terjaga. Saya yakin sekali (sedikit sok tau ã…‹) Lee Eun Mi sudah menyelesaikan naskah Tunnel sebelum syuting pertama dilakukan. Ini terlihat dari betapa rapi dan terstrukturnya konflik yang diangkat. Lee Eun Mi sudah tahu akan ke mana Tunnel dibawa. Beliau sangat memerhatikan detail.
Lebih lanjut, saya membaca ada dua macam formula bercerita pada Tunnel. Paruh pertama Tunnel hadir dengan tampilan misteriusnya, lalu setelah memasuki klimaks, yakni pada paruh kedua hingga memasuki ending, fokus cerita sudah diarahkan kepada pertanyaan mengenai bagaimana Park Kwang Ho menuntaskan kasus pembunuhan berantai yang penyelesaiannya tertahan selama 30 tahun.  Viewers ditempatkan sebagai orang serba tahu. Kita tahu apa yang terjadi pada Tunnel, di saat yang sama kita sibuk menebak-nebak apa yang akan terjadi selanjutnya, greget. Chemistry antara penonton dan dramanya terbangun dengan baik ã…‹ã…‹ã…‹ Pakseu!
#3 Cast & Characters
Choi Jin Hyuk as Park Kwang Ho
Park Kwang Ho, seorang laki-laki biasa.  Ia menjadi luar biasa karena teguh memegang prinsipnya sebagai detektif. Ia bertanggung jawab atas tugas-tugasnya. Tidak sulit menggambarkan tokoh satu ini—tidak sesulit menebak apakah hujan benar-benar akan jatuh dari langit yang mendung. Park Kwang Ho tidak memiliki layer sama sekali. Tidak ada rahasia yang melingkupi hidupnya, tidak ada masa lalu yang menuntut harus ia selesaikan, ia semata apa yang terlihat. Jujur, tulus, apa adanya, pekerja keras. Park Kwang Ho nih, kalau sudah menangani satu kasus, enggak akan dilepas kecuali kasusnya sudah tuntas. Oh satu lagi—Park Kwang Ho orangnya penyayang. Ehm.

Yang saya suka dari karakter Park Kwang Ho adalah saya tidak pernah melihat dia berusaha menyenangkan orang lain. Dia akan bilang apa yang ada di pikirannya. Perhatikan bagaimana dia berinteraksi dengan Kim Sun Jae, Shin Jae Yi, dan Mok Jin Woo. Lihat betapa straightforward-nya Park Kwang Ho—apalagi kalau lagi ngomong sama Mok Jin Woo ã…‹ã…‹ã…‹. Saya suka ketawa sendiri sambil bilang, good job, Kwang Ho-ssi!. Tipikal kayak Park Kwang Ho ini gak akan sungkan ngomong jujur apa adanya, gak ada tuh niat nyenengin orang lewat kata-kata manis. Dia akan ngomong suka, kalau suka. Begitupun sebaliknya. Lucu aja awal ketemu Park Kwang Ho, Kim Sun Jae semacam pengen ngomong gini, nih orang annoying banget sih, pengen gue kirim ke kutub Utara deh ã…‹ã…‹ã…‹

—Entah kenapa saya merasa karakter Park Kwang Ho sangat familier. Karakternya gak dibikin ala hero yang gimana-gimana. Just like that, tipe family man yang akan ngelakuin apa pun itu—sepanjang masih dalam koridor kebaikan—untuk orang yang ia sayangi.
Kapan dan di mana saya mulai menyukai Park Kwang Ho?

Di episode 01 saat ia dan Yeon Seok bertemu untuk pertama kali melalui blind date yang diatur atasannya. Sepulangnya dari sana, Park Kwang Ho dan Yeon Seok berjalan tidak bersisian—Yeon Seok di depan. Lalu sebuah mobil datang dari arah berlawanan nyaris saja menyerempet Yeon Seok andai Park Kwang Ho tidak sigap menarik tangan gadis itu. Kata-katanya Park Kwang Ho setelahnya yang bikin saya senyum-senyum gaje, pengen noyor gemes Park Kwang Ho—I found how cute he was.
“Tanganmu dingin sekali,” kata Park Kwang Ho sambil tersenyum.
“Dan tangan Kwang Ho-ssi hangat sekali.” Yeon Seok menimpali, senyum malu-malu terbit di bibirnya.
“Itu karena hatiku juga hangat,” cetus Park Kwang Ho tanpa pikir panjang.
Yeon Seok masih tersenyum.
“...Ah, aku tidak bermaksud mengatakan hatimu dingin,” ralat Park Kwang Ho cepat, kuatir Yeon Seok salah paham dan tersinggung. ã…‹ã…‹ã…‹
“Jika kau tidak keberatan, bolehkah aku memegang tanganmu?”
Yeon Seok terkejut mendengar ucapan Kwang Ho. Kwang Ho tersenyum malu.
CIEEEEEE, Kwang Ho modus nih. Jadi selain penyayang dan setia, Park Kwang Ho juga romantis loooh. Ini kisah cinta mereka pure banget ya? Gak muluk-muluk tapi setroooong. Pasangan yang likeable dan lovable.
Sebagai detektif, Park Kwang Ho cerdas dan punya insting yang kuat ketika menangani kasus. Gak bikin kita-kita yang nonton frustasi pengen nonjok layar laptop atau garuk-garuk dinding ã…‹ã…‹ã…‹ Kegigihannya mengejar pelaku dan menuntaskan kasus demi kasus jempolll banget deh!
Yoon Hyun Min as Kim Sun Jae
Pertama kali melihat Kim Sun Jae, kesan yang singgah di benak saya; arogan, dingin, nyebelin. Di tengah-tengah cerita, saya harus meralat kesimpulan sementara saya itu. Sun Jae tuh bukan arogan—apa ya nama lainnya? Gak suka basa-basi? Kalau Park Kwang Ho suka ga sabaran, Sun Jae sebaliknya, dia ini lumayan tenang. Kalau Park Kwang Ho suka melesat terlebih dahulu saat mengejar sesuatu yang berhubungan dengan kasus, Sun Jae seperti mengambil jeda sejenak, berpikir—Kwang Ho jalan sambil mikir, Sun Jae berpikir matang terlebih dahulu sebelum bertindak. Mana yang lebih baik di antara dua karakter ini, tergantung apa yang terjadi di lapangan. Posisi Kwang Ho bisa menguntungkan, bisa pula sebaliknya. Demikian halnya dengan Sun Jae. Makanya mereka dipertemukan supaya bisa saling menolong dan menutupi. Hehe.
Kehati-hatian dan ketenangan Sun Jae bisa dilihat ketika dia menyelidiki Park Kwang Ho. Ia tidak langsung grasa-grusu atau bikin kacau mengikuti emosi. Ia tidak mengambil lompatan kesimpulan secara mendadak. Yang ia lakukan adalah diam-diam mengusut dua Park Kwang Ho lalu mengonfirmasi kepada orang yang bersangkutan. Ah—andai semua orang di sosmed seperti Sun Jae. Betapa ademnya beranda facebook, timeline twitter.... Gak akan ada yang nyindir-nyindir jahat di sosmed (saya pernah beberapa kali melakukan, trus nyesel belakangan ã…œ.ã…œ), ga akan ada yang putus hubungan silaturahimnya hanya karena sesuatu yang belum bisa dipastikan kebenarannya.
Sun Jae gak nyebelin. Orang yang pertama kali berinteraksi dengannya mungkin akan menyangka dia gak asik, sombong padahal gak kok. Dia Likeable seperti Park Kwang Ho.
Lee Yoo Young as Shin Jae Yi
Di antara tiga tokoh utama, Shin Jae Yi-lah yang paling menonjol proses metamorfosisnya (dan yang paling sulit). Dari Shin Jae Yi yang emotionless menjadi Shin Jae Yi yang perlahan bisa mengkhawatirkan orang lain—dia bahkan bisa tersenyum, sesuatu yang sulit kita temui di episode awal Tunnel. Perubahan Shin Jae tidak terjadi begitu saja. Itu dimulai pada episode 03, viewers diberi tahu latar belakang kehidupan Shin Jae Yi sebelum pulang ke Hwayang. Melalui cerita yang dituturkan oleh Shin Jae Yi, dan potongan cerita lainnya yang didapatkan Kim Sun Jae dari ibu angkat Prof. Shin, kita bisa memahami mengapa Prof. Shin tampak begitu dingin, tanpa emosi, datar, introvert, dan sulit mengekspresikan rasa sakit secara verbal dan non verbal.
Prof. Shin cerdas, saya suka. Di antara begitu banyak scene Prof. Shin adalah scene nya bersama Mok Jin Woo di episode 15 yang paling saya suka. WAAAAAH. Keren. Intens. Menegangkan. Dan ekspresi Prof. Shin juara!  

Nah, selain apa yang sudah saya tuliskan di atas, ada beberapa elemen Tunnel yang tidak luput saya perhatikan, saat menyadari elemen-elemen ini saya tidak bisa menolong diri saya untuk tidak tersenyum bahagia sembari berseru dalam hati, bravo Tunnel! Apa sajakah elemen-elemen yang saya maksud? Check it out!
—Coincidence? No—
Dimulai dari kasus kedua yang dihadapi Park Kwang Ho dkk di tahun 2017, tidak ada faktor kebetulan. Saya benar-benar tidak pernah menyangka salah satu korban pembunuhan di tahun 1986 masih hidup, dan akhirnya justru menjadi pembuka kasus lama 30 tahun kemudian. Nge-twist bokk!
Ketika di tahun 1986 Park Kwang Ho melakukan investigasi pada seorang anak SMA—Jung Ho Young, tak terbesit sedikit pun curiga di kepala saya bahwa kelak scene ini akan muncul sebagai salah satu kunci yang mengantarkan konflik ke tingkat yang lebih dramatik.
Bocah ini—he is sooo cute, rite? Siapa yang menyangka Park Kwang Ho akan bertemu kembali dengannya di tahun 2017 dalam nuansa yang jauh berbeda. Menggelitik, lucu juga menyentuh.
1986, Park Kwang Ho menghilang di terowongan, meninggalkan Yeon Seok yang tengah mengandung. What is this? Clue apakah ini? Begitu pikir saya. Semula saya mengira Kim Sun Jae-lah orangnya. Tapi saya cepat-cepat meralat itu, latar belakang Prof. Shin Jae Yi lebih mencurigakan. Heee.
Lee Eun Mi memilih media kasus untuk menceritakan perkembangan kehidupan Shin Jae Yi dan Yeon Seok kepada penonton setelah Park Kwang Ho meninggalkan mereka di tahun 1986. Setidaknya melalui dua kasus tersebut—pembakaran (Episode 08) dan perampokan/pembunuhan (Episode 03)—diketahui Yeon Seok setia sampai akhir kepada Park Kwang Ho, dan Yeon Ho, puteri mereka menjalani hidup yang tidak mudah tanpa kedua orangtua kandungnya ã…œ.ã…œ

Takdir, bukanlah sesuatu yang muncul secara tiba-tiba. Tidak ada satupun hal di dunia ini yang terjadi begitu saja. Kebetulan? Saya tidak percaya dengan kebetulan. Sebab itu saya harus hati-hati dengan seluruh tindakan dan ucapan saya. Mawas diri. Everything happens for reason.
Lee Eun Mi jago nge-twist euy!
—Criminal Minds vs Victims & Family—
Setidaknya ada dua hal yang sengaja ditonjolkan dalam Tunnel. Pertama motif yang menjadi pendorong utama seseorang melakukan kejahatan. Kedua, perspektif keluarga korban kejahatan sebagai orang yang ditinggalkan. Menurut pengamatan saya, dua hal ini saling berkaitan. Bisa berjalan dua arah (timbal balik), bisa juga hanya satu arah (aktif-pasif).

Ingat pembunuhan terhadap sopir truk di episode 05, setelah kasus terpecahkan dan diketahui motif pelaku membunuh? Sumbernya berasal dari si korban—saya tahu tidak etis membenarkan kejahatan dan saya tidak bermaksud melakukan itu, tapi ketika mengetahui kejadian di balik pembunuhan di rumah penginapan tersebut, saya tanpa sadar menghela napas dan bergumam, “Ooo pantas saja dia dibunuh...”

Si Bapak sebenarnya sudah mengikhlaskan apa yang sudah terjadi di masa lalu. Namun setelah melihat cara hidup orang yang telah merenggut nyawa anaknya, kemarahannya pun muncul seketika dan terjadilah pembunuhan tidak berencana itu. Ada, banyak sekali orang-orang yang meski telah dimaafkan tapi tidak tahu cara yang benar bagaimana menghargai kesempatan kedua yang telah diberikan kepadanya.

Kasus ini cukup menggelitik (sarat sindiran terselubung), mengingat betapa sensitifnya K-netz terhadap kasus serupa yang terjadi di dunia nyata—adiknya aktris Han Hyo Jo pernah terseret kasus yang mirip. Di Indonesia sendiri, kejadian yang mirip berkali-kali terjadi, penganiayaan yang dilakukan senior kepada junior hingga mengakibatkan seseorang kehilangan nyawa. Mirisnya, ada upaya untuk menutupi kebenaran demi menjaga nama institusi tertentu. Cerita yang mirip bisa dilihat di salah satu episode Romantic Doctor.

Apa yang terjadi di Tunnel ini juga terjadi di Bad Guys. Tidak adanya kesadaran yang utuh dari para pelaku kejahatan bisa memicu efek yang lebih besar dan bahkan bisa merugikan banyak pihak. Catatan penting untuk kita.

Kasus pembunuhan di episode 02 Tunnel, motif pelaku lahir dari perlakuan tidak mengenakkan yang diterimanya dari korban. Pun kita sudah berusaha semampunya menjaga lisan dan tindakan agar selalu terjaga, tetap saja ada orang-orang yang sakit hati, apalagi kalau kita suka seenaknya ngomong kasar? Tidak memilah-milah mana yang patut dan tidak patut keluar dari mulut kita. Api ketemu bensin. Hasil akhirnya, abu. Ada kejahatan yang sudah diniatkan jauh-jauh hari, dan ada pula yang muncul tiba-tiba secepat tahun cahaya. Pemicunya sebagian besar berasal dari diri kita.

Kembali ke motif para pelaku kejahatan di Tunnel, saya menyukai bagaimana Lee Eun Mi memberikan pemahaman yang lebih rinci lagi kepada kita mengenai criminal minds melalui Prof. Shin Jae Yi dan kelas mengajarnya di Universitas Hwayang. Materi kuliah Prof. Shin yang menitikberatkan pendekatan psikologis dalam menganalisa motif pelaku kejahatan sekaligus telah membantu saya—sebagai penonton—mempelajari karakter pelaku kejahatan di Tunnel. Yang merasa paling terbantu dengan kehadiran Prof. Shin tentu saja pihak kepolisian dan Kim Sun Jae *cough* ã…‹ã…‹.
—Bromance vs Romance—
Bro-mance di Tunnel tidak hanya terjalin antara Park Kwang Ho dan Kim Sun Jae tapi dengan detektif-detektif lain di Kepolisian Hwayang. Tapi, memang yang paling menonjol dan paling merebut perhatian ya duo Tom & Jerry ini—Kwang Ho-Sun Jae. Lucu aja ngeliat Sun Jae yang kayak nyuekin Kwang Ho gitu, trus Kwang Ho-nya semacam masa bodo dan tetap mepetin Sun Jae ke mana-mana HAHAHA. Bickering-nya mereka juga bikin geleng-geleng kepala, tapi banyakan Kwang Ho yang ngomel-ngomel sih. Maklum umur aslinya kan udah haraboji ya ã…‹ã…‹ã…‹
Ajaibnya, meskipun tiap sama-sama, kelakuan Kwang Ho-Sun Jae mirip Tom & Jerry tapi mereka akur dengan cara yang aneh kalau udah nanganin kasus. Tetep sih ada bickering-anya. Gak sah deh pokoknya gak ngeliat Sun Jae misuh-misuh sebel gak berdaya ngeliat/menimpali/mengomentari kelakuan dan kata-katanya Kwang Ho. Pada kebanyakan penuntasan kasus, Kwang Ho berperan sangat penting. Cara berpikirnya mencerminkan ia memang seorang detektif senior (udah dari sono-nya cerdas kali ya ditambah pengalaman, klop).
Ngakak itu—bener-bener ngakak pas udah ketahuan siapa Shin Jae Yi. Kwang Ho merasa punya hak utuh untuk menjaga Prof. Shin dari jangkauan Sun Jae HAHAHA. Naluriah. Sun Jae beberapa kali pengen nge-modusin Prof. Shin dan berkali-kali pula modusnya dipatahkan Kwang Ho HAHAHAHA.
Ini gokil, asli! HAHAHAHAHA Sun Jae ketahuan...
Trus Sun Jae berlagak tsundere gitu sama Kwang Ho, suka-enggak suka, sayang-enggak sayang kkkk.
Unsur romance di Tunnel tidak mengganggu fokus dan pace cerita. Porsi romance di Tunnel sedikit tapi tidak bisa dipungkiri kalau kisah cinta Kwang Ho dan Yeon Seok  merupakan salah satu pondasi penting yang membangun Tunnel.
Apa cuma saya yang merasa kisah cinta Kwang Ho-Yeon Seok pure banget? Gak neko-neko. Mereka ketemu di blind date, lalu menikah. Betapa beruntungnya Kwang Ho memiliki Yeon Seok. Dia setia sampai akhir. Terharu ngeliat Yeon Seok yang berusaha mencerna cerita tidak masuk akal Kwang Ho tentang masa depan. Dia manggut-manggut, tersenyum dengan kening berkerut-kerut. Seluas apa ya ruang pengertian Yeon Seok untuk Kwang Ho? Pasti luas banget, lebih luas dari lapangan sepakbola. Kwang Ho-Yeon Seok serasi. Kisah mereka jauh dari kesan fairy, down to earth, sederhana... Ngebayangin Kwang Ho pulang ke rumah dalam keadaan lelah setelah berhari-hari menangani kasus, trus disambut Yeon Seok dan senyum paling pengertiannya. Adem gak sih? Wajarlah Kwang Ho sayang banget sama Yeon Seok.
Selain Kwang Ho dan Yeon Seok, ada juga Prof. Shin dan Kim Sun Jae di tahun 2017. Romantisme ala Prof. Shin dan Kim Sun Jae berbeda. Ngalir tanpa rencana. Sun Jae ngasih kode/umpan, Prof. Shin segera menyambut. Gak ada kata-kata gombal, lebih ke... apa  yah... um, pokoknya interaksi nih orang berdua banyak yang bikin senyum-senyum, berasa pengen ngecie-ciein Sun Jae HAHAHA. Biasanya, yang kayak gini nih yang meninggalkan kesan mendalam di hati penonton. Saya gak bilang yang banyak skinship bla bla bla gak punya efek yang dahsyat, maksud saya gini—untuk genre macam Tunnel gak cocok kalau romantisnya dimunculkan berlebihan, bisa-bisa fokus cerita utama belok ke mana-mana. Tapi yah, relatif. Asalkan sedari awal premis-nya jelas. Kebanyakan (atau semua?) drama crime-thriller-homicide yang saya nonton, gak ada yang menonjolkan romance secara berlebihan. Dikit, tapi ngegemesin, gregetan, gak bikin baper yang lebay. Baper yang menyenangkan sih iya (emang ada gitu? ã…‹ã…‹ã…‹ã…‹)

Bromance vs romance? Tunnel berhasil memuat dua elemen ini tanpa merusak fokus  cerita. Dua-duanya memberi warna yang menyenangkan untuk Tunnel—jadi gak gelap-gelap amat yak xD
... saya tidak lupa chemistry Park Kwang Ho dan Shin Jae Yi. Gak pernah nyangka 'hubungan' mereka akan bermuara ke sana ㅜ.ㅜ
Sociopath vs Psycopath
Sudah terang benderang Jung Ho Young merupakan copycat Mok Jin Woo. Jung Ho Young tidak memiliki spesialisasi ketika membunuh, Mok Jin Woo punya. Seperti kata Prof. Shin, Jung Ho Young adalah anak yang baru keluar dari rumah sakit jiwa dan mengalami kesulitan beradaptasi dengan lingkungan, seorang psikopat. Sedangkan Mok Jin Woo, yang dengan lihainya bisa beradaptasi, bercampur baur di tengah-tengah masyarakat, ternyata lebih mengerikan. Orang seperti Mok Jin Woo ini menakutkan karena dia terlihat baik, bisa melebur di masyarakat, dan memiliki reputasi yang bersih tapi sebenarnya ia menyembunyikan jati dirinya yang sejati. Bukan di dalam kegelapan melainkan di tempat terang benderang. Ngeri.
Baik Jung Ho Young dan Mok Jin Woo, keduanya tidak ada yang sedikit lebih baik—mereka sama-sama berbahaya. Terlepas dari itu, pertanyaan ini masih mengusik saya; mungkinkah Jung Ho Young dan Mok Jin Woo bisa diselamatkan andai mereka diasuh dengan cara yang pantas sebagai manusia? Ataukah mereka dilahirkan memang sudah seperti itu? Bibit-bibit monster yang tumbuh karena bertemu wadah yang cocok? Saya masih tetap percaya setiap anak terlahir bersih, yang membentuk kehidupan mereka selanjutnya adalah tempat di mana mereka dibesarkan—rumah, keluarga, teman-teman bermain, sekolah...
Betapa besar peran orang tua dalam proses pembentukan karakter seorang anak ㅜ.ㅜ

Akting Kim Min Sang (Mok Jin Woo) dan Heo Sung Tae (Jung Ho Young) bener-bener jempolan. Serem sih, tapi keren. Total banget sebagai psikopat.
#4 Ending
Penutupan Tunnel tidak terkesan buru-buru, tidak antiklimaks, rapi. Saya puas dengan endingnya. Seenggaknya doa saya soal happy ending terkabulkan. Hehe.

Ada dua hal  di episode 16 yang bikin saya speechless, gak nyangka bakal kejadian.
Pertama, ponselnya Park Kwang Ho 2017. Di tengah-tengah usaha pihak kepolisian menangkap pembunuh berantai, saya tidak henti-hentinya berharap ada yang menemukan ponsel Park Kwang Ho, begitu yakinnya saya bahwa ponsel tersebut menyimpan bukti-bukti menyangkut pembunuh bayaran tersebut. Saya sudah putus asa, saya pikir keberadaan ponsel tersebut bukan apa-apa... hingga Kwang Ho, Sun Jae dan teman-teman detektif membawa pulang abu Kwang Ho (2017) ke rumah neneknya. Dan mereka menemukan ponsel itu! Ini membuktikan Lee Eun Mi begitu memerhatikan detail.
Kedua, masih berhubungan dengan Park Kwang Ho (2017). Pada nggak nyangka kaaaan Kwang Ho (Choi Jin Hyuk) dan Park Kwang Ho (Cha Hakyeon) bertemu pertama kali di tahun 1988, melalui sebuah kejadian yang tidak disangka-sangka? Unexpected.
Btw, saya gak komplain soal ending Tunnel, bukan berarti di kepala saya gak ada pertanyaan yang tertinggal. Ada. Satu, saya ingin tahu bagaimana Mok Jin Woo dan Kim Sun Jae bertemu? Di preview episode 15, saya melihat cuplikan Mok Jin Woo yang tak sengaja melihat Sun Jae dan ayahnya tapi scene itu tidak dimunculkan di episode 15. Mungkin karena durasi waktu yang tidak cukup. Dua, mengapa media lintas waktunya terowongan? Ada apa dengan terowongan itu? Dan mengapa harus di dekat pintu itu? Mungkin saya harus membaca kembali teori time traveller. Atau, memang tidak perlu ada penjelasan soal ini?

Sopir taksi ini apa kabarnya? Udah sukses kah jadi polisi? 
Closure paling menyentuh adalah bagaimana Park Kwang Ho, Kim Sun Jae, serta detektif lainnya menemui para keluarga korban dan menyampaikan penghormatan dan permintaan atas keterlambatan mereka menuntaskan kasus pembunuhan yang telah merebut orang-orang yang mereka sayangi. Mengapa Park Kwang Ho melakukan perjalanan lintas waktu? Inilah yang ingin disampaikan Tunnel; agar para pihak berwenang jangan menyerah mengusut kasus-kasus yang belum terungkap meski sudah bertahun-tahun lamanya—orang lain, masyarakat umum mungkin sudah melupakan kasus-kasus tersebut, tapi keluarga korban? Kita tidak pernah tahu sedahsyat apa kehilangan yang mereka alami, bagaimana mereka menghadapi hari-hari sambil terus-menerus menumbuhkan harapan bahwa orang yang telah menciptakan kehilangan itu akan diadili di bawah payung hukum suatu saat. Suatu saat yang tidak pernah diketahui kapan datangnya. ã… .ã… 
Pesan tersirat ini mirip dengan Signal, bukan?
Dan terakhir, sebagai penutup tulisan ini, ada pesan menarik dari Prof. Shin :
“Mengapa kita mempelajari para pembunuh? Karena menyelidiki kriminal itu menyenangkan? Atau untuk menjadi seorang kriminal? Kita melakukan itu agar kita bisa menghindari tindak kriminal serupa. Aku yakin kalian semua sudah melihatnya di berita. Seorang pembunuh berantai yang bersembunyi 30 tahun lamanya telah tertangkap. Pembunuh itu, secara otomatis kini dipisahkan dari masyarakat. Namun, apakah memenjarakan orang itu adalah akhir segalanya? Apakah tidak akan ada pembunuhan lainnya? Ada para residivis yang kembali ke masyarakat setelah sebelumnya membunuh 1-2 orang. Namun ada juga orang-orang yang sedang berproses menjadi monster. Kita harus mengetahui siapa mereka untuk dapat menghindar dan menyelamatkan orang lain yang mungkin dapat menjadi korban.
... pada akhirnya, hal yang paling penting adalah menyelamatkan nyawa seseorang.”
Secara keseluruhan Tunnel adalah drama bagus. Bagus yang sebenar-benarnya. Drama yang sejak episode 1 hingga 16 memberikan suguhan yang tidak hanya menghibur, mengedukasi, juga memberikan sebuah perenungan berharga kepada penonton—tentang manusia dan kemanusiaannya.
Bagaimana hasilnya ketika aktor-aktor yang kerap jadi scene stealer di drama berkumpul? Teteep sukses jadi scene stealer kkkk. Kang Ki Young (Song Min Ah), Kim Young Chul (Kwak Tae Hee), dan Jo Hee Bong (Jeon Sung Sik) melengkapi squad Tunnel. Kalau gak ada mereka, Temen ' bickering-nya Park Kwang Ho kuraaaang. :D
9,9/10 
Saya juga punya pertanyaan penutup, mengapa kalian suka menonton drama berlatar belakang crime/thriller/mistery? Karena senang dengan temanya? Karena nonton genre berat seperti ini menyenangkan? Bisa memacu adrenalin? Atau ada alasan lain?
—Tabik—
Azz

6 comments:

  1. huaaa aq terharu dapet kado spesial dari kak azz.... kak azz terima kasih banyak untuk postingan ulasan TUNNEL nya...

    Hal pertama yang bikin aku tetep bertahan dan setia sama TUNNEL adalah cara pemeran utama dalam melakukan time travel yang 'tidak dipaksakan' untuk mengubah takdir sehingga seolah olah time travel nya terjadi mengalir begitu saja...

    aq sependapat sama kak azz kalau plot dan cerita TUNNEL sederhana tidak njimet.. ini juga lah salah satu faktor yg membuat aku terus setia 'mantengin' TUNNEL tiap minggu.. Di paruh waktu episode aq malah ngiranya detektif park kwang ho ndak bakal balik lagi ke masa lalu..habisnya seperti kata kak azz detektif park kwang ho tidak melakukan perjalanan waktu secara simultan eh ternyata writer-nya pinter banget bikin twist yang ndak diduga duga...

    ditambah lagi rentetan peristiwa dari 30 tahun yang lalu yang sukses bikin emosi aq naik turun geregetan pas tau ternyata letnan kim adalah 'baby sun jae' anak korban pembunuhan dan profesor shin adalah putri kandung detektif park kwang ho dengan istri tercintanya yoon seok-si...

    dan yang terpenting yang paling bikin aku kepincut sama TUNNEL adalah karakter para pemeran di drama ini sungguh konsisten.. Detektif park kwang ho si ahjusi keras kepala yang sayang banget sama keluarga.. aq ampe ngiri pengin punya suami begitu... bener banget kak azz tipe orang yang jujur banget apa adanya...wkwkwk...

    karakter vilain nya juga dibikin 'likeable' banget buat ditonton.. walaupun paruh pertama sempet ndak percaya ternyata si pembunuh berantainya adalah orang yang selama ini jadi mentor dan dokter forensik tapi menjelang akhir cerita akhirnya terkuak juga apa yang melatarbelakangi pelaku melakukan pembunuhan.. mana pembunuhannya pake stoking lagi..

    menjawab pertanyaan dari kak azz alasan kenapa suka nonton drama dengan latar belakang crime mistery adalah karena suka dengan perkembangan dan penyelesaian kepingan kepingan kasus yang nanti nya akan dipecahkan dalam sebuah drama.. kayaknya kalau udah nonton drama yang genre nya begituan kok puas banget..hehe...

    semoga saja nanti drama remake CRIMINAL MIND versi korea bisa sebagus TUNNEL..hehe..

    Buat kak azz.. sekali lagi terima kasih banyak sudah membuat ulasan POV TUNNEL...
    Sukses selalu untuk kakak... aq tunggu tulisan tulisan kakak selanjutnya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Coba ya blog ada tombol 'like'-nya, komen ini pasti ku-like berkali-kali.
      Kembali kasih yaaakkk ^^

      Aku sukaaa Criminal Mind versi Amrik,semoga versi Korea gak ngecewain ya, ugh ga sabar nunggu tayangnya :D

      Delete
    2. Wkwkwk...kak azz bisa aja..

      Amin ya allah semoga tim produksi criminal minds versi korea bisa nampilin drama yang berkualitas dari segi cerita karakter dan akting si pemain...hehe

      Delete
  2. Ndak sengaja ngeliat currently watching nya kak azz kok ada secret forest.. wah kita berjodoh lg rupanya kak... Semoga nanti ada ulasan POV secret forest dari kak azz...
    Jo seung woo ahjusi karismatik banget di drama ini...bikin semangat nungguin kelanjutan ceritanya...

    ReplyDelete
    Replies
    1. KYAAAAAAAA tontonan kita samaan lagi! Bener-bener satu selera ya :D
      Insha Allah aku emang ada rencana mau bikin postingan Secret Forest, nunggu 6 episode dulu. Ditunggu yak hihihi

      Makasiiiih banget udah mampir ke MS. Btw, kita udah sering sapa-sapaan di blog tapi belum tau mau manggil namanya gimana.. Aku manggilnya siapa nih biar makin akrab kitaaa *modus* Kkkkkk

      Delete
    2. Beneran aq juga cengo pas liat currently watching nya kak azz... Kok ada secret forest...wah aq nya jadi semangat sering berkunjung ke blog majimak sarang deh...

      Iya kak azz sama sama... Aq juga seneng banget punya temen yg satu hati dan satu selera genre drama...wkwkwk.. rasanya ada temen buat tempat curhat...

      Wkwkwk...kak azz bisa manggil fina...hehe...

      Delete

Haiii, salam kenal ya. 😊