[Reply 1988] Taek-Deokseon : Unconditional Love

A tribute to you, the one I loved the most....

-Choi Taek-

Hari ini, aku dan ayah pindah ke sebuah gang di salah satu sudut kota Seoul. Ssangmun-dong, namanya. Ibu telah pergi selamanya ke tempat yang tak akan pernah sanggup terjangkau rangkulan mata, tangan dan hati kami. Bagi ayah kehilangan ibu sama halnya kehilangan separuh hidupnya. Begitu pun aku. Menyakitkan.

Kepindahan ini berarti banyak untuk ayah, juga untukku. Serupa harapan membuka satu lembaran baru dalam kehidupan kami.

Ssangmun-dong, musim gugur 1978

Hari itu adalah hari di mana aku bertemu denganmu untuk pertama kalinya. Seorang gadis kecil, berpipi tembam, datang padaku sambil tersenyum hangat.

Sejak saat itu, aku tahu takdir kita telah dimulai.

Jangan tanyakan pada pria ini kapan dan mengapa ia bisa jatuh hati padamu. Ia takkan sanggup memberimu jawaban yang tuntas. Bukankah cinta selalu punya cara misterius? Dia memasuki bilik hatimu tanpa isyarat. Saat kau tersadar, waktu tak lagi sama seperti sebelumnya. Dan kau tahu dengan pasti, kau tak bisa melakukan apa-apa selain menerimanya.

Aku pun demikian.

Kau dan aku tumbuh bersama. Berbagi udara yang sama, kebahagiaan yang sama, kenangan yang sama. Adakah bagian dari hidupmu yang luput kuketahui? Ketika kau dan aku beranjak dewasa, ada yang mekar di dalam hatiku, seiring berjalannya waktu.

Aku mencintaimu, begitu saja.

Tahukah kau kapan aku merasa sebagai orang paling bahagia? Itu saat aku bersamamu. Berada di sisimu, sejenak menepi dari riuhnya dunia luar. Bersamamu, kutemukan tempat paling hangat dan nyaman.

“Kau melakukannya dengan baik....” sepotong kalimatmu ini selalu bisa menenangkanku.

Senyum kecilmu, tingkah polosmu, segala kekonyolanmu, tawa renyahmu, raut wajahmu saat marah, perhatianmu yang tanpa batas, kamu yang apa adanya...

Mungkin ini terdengar menggelikan dan sulit kaupercayai, ketahuilah betapa kau tak pernah gagal menerbitkan senyum di wajahku selelah apa pun hati dan tubuhku...

Di musim dingin yang membuat gigil, kamu ibarat matahari. Menghangatkan. Menenangkan.

Kamu, adalah rumah tempatku memulangkan seluruh langkahku.

Terimakasih telah menyambut hatiku.

Satu yang takkan pernah kusesali, adalah mencintaimu.

Jika di kehidupan mendatang aku terlahir kembali, aku masih ingin menjadi seseorang yang mencintaimu dan kaucintai sepenuh hati.

.... tanpa syarat

Dan tanpa batas.

Deokseon-ah, saranghae....