Review When I Fly Towards You

 WARNING!!

ISINYA GA MIRIP REVIEW. LEBIH MIRIP CURHATAN TENTANG KEBUCINAN YANG NULIS. MOHON DIMAAFKAN. 😄

“This is how things work in this world. Beyond the mountains, there is the sea. At the end of the night, there is light. Things that are not so cute, may leave a print in your memory when you turn around. Adult always say there are too many uncertainties in youth. But because of those uncertainties which may bring us surprise or horror that we would look forward to every new day as we never did before at the age of 16.”

=oOo=

Apakah masa remaja itu?

Bagaimanakah seharusnya masa remaja itu?


Seiring bertambahnya usia kita, selagi menjalani hari-hari sebagai orang dewasa, kita menyadari walaupun tidak seluruhnya dipenuhi bunga-bunga, mengingat masa remaja, kita tetap bisa menemukan keping-keping kenangan yang bisa membuat kita tersenyum. Bahkan kenangan yang memalukan pun bisa membuat kita tertawa sambil geleng-geleng kepala sambil ngebatin, “bisa-bisanya…” “kok bisa sih?”


Iya, kepala orang dewasa kita ini seperti tidak sanggup menerima kelakuan-kelakuan absurd kita di masa remaja. Mengapa masa remaja banyak menyumbang banyak kenang-kenangan pada kotak kenangan kita? Mungkinkah karena pada rentang usia ini kita mengalami banyak sekali kejadian yang dilabeli ‘untuk pertama kali’nya yang berkaitan emosi dan perasaan? Kita begitu beraninya bertaruh mengenai masa depan yang menunggu kita depan sebagai sesuatu yang menyenangkan dan indah—kita terlalu percaya diri ingin segera terlepas dari fase remaja dan menjadi dewasa dengan cepat hanya untuk mendapati kenyataan bahwa terburu-buru menjadi dewasa adalah mimpi buruk yang ingin kita akhiri dengan cepat.


Melihat ke belakang, menatap masa remaja yang kita tinggalkan dengan tergesa, kita menemukan banyak sekali kata ‘andai saja’ yang berakhir dengan ya sudahlah.


Jadi, bagaimanakah seharusnya masa remaja itu? Kita di masa remaja mungkin tidak akan mampu menjawab pertanyaan ini dengan baik, tetapi kita dalam pikiran orang dewasa punya banyak sekali jawaban soal ini yang kemungkinan besarnya berisi harapan-harapan tak sampai kita ketika menjadi remaja.


Ketika menonton drama remaja, kita emang enggak selalu bisa relate dengan potongan-potongan kisah tokoh-tokohnya, tetapi spirit atau nyawa jiwa remajanya itu, nyampe banget ke saya. Rasa-rasa pengen balik ke masa itu, tapi mau yang versi bahagianya aja. Saya sering sambil ngebatin “Ahh, beginilah seharusnya anak remaja menghabiskan hari-harinya. Penuh semangat dan lebih banyak tertawa. Dipenuhi rasa percaya diri, terlepas dari apapun masalah yang dihadapi.”

Low-key : KENAPA MASA REMAJAKU GA SEMANIS ITUUUU KENAPAAAAAAAAAAAA? KENAPA KENANGAN YANG KUINGAT AKU LEBIH BANYAK NANGIS NGADEP DINDING BISU KAMARKU KENAPAAAAA WKWK.

Dahlah. Ada baiknya terima nasib aja. Syukuri yang ada. Wkwk.


Ngomongin drama remaja, mau drama Jepang, Korea Selatan, atau Cina—saya seneng-seneng aja nonton (asal cocok sama selera saya). Masing-masing punya ciri khasnya sendiri, yang uniknya, kalo dilihat lagi pake sudut pandang yang sama; dunia remaja, maka spirit yang coba dihidupkan memiliki tarikan napas yang seirama. Hanya karena ketiganya berangkat dari kultur yang berbeda maka bagaimana cerita-cerita ini disajikan pun menjadi berbeda. Tetapi, sebagai penonton, dan sesama warga Asia, saya yakin kita pasti menemukan bagian-bagian yang relate dengan hidup kita.



Saat ini saya lebih sering menonton drama Cina. Setiap kali ada drama remaja Cina terbaru yang tayang, saya cobain, lebih banyak yang ga cocok wkwk. Nah bulan Juni ini Youku merilis drama remaja terbarunya, When I Fly Towards You. Drama yang melalui proses syuting berliku-liku alias penuh ujian dan rintangan termasuk ketika wabah kopit menyerang seantero dunia ini akhirnya tayang. Ga pake babibu lagi, saya gercep nonton dan SUKAAAAAAAAAAAAA. Episode perdananya udah bagus banget. Emang udah optimis sih pas tau director-nya Cat Tree (Mao De Shu), beliau juga yang nge direct Lovely Us dan Let’s Meet Now.


Kelar When I Fly Towards You, saya baper, ini jenis baper yang berbahaya. Kenapa? Karena mempengaruhi mood saya menonton drama lain wkwk. Saya belom rela dramanya tamat, belum rela pisah sama anak-anak Jiangyi. Kalo model dramanya kayak gini sampe 100 episode juga saya ikhlas nontonin! Kenapa bisa drama remaja bisa bikin saya gagal move on dan baper ga kelar-kelar? Sini saya kasih tau alasannya kenapa saya bisa sejatuh cinta ini sama dramanya.



When I Fly Towards You nyeritain tentang Su Zai Zai yang naksir berat sama Zhang Lurang. 24 episode drama ini merangkum perjalanan Zai Zai mendekati Rang Rang sampai akhirnya berhasil menjadi teman terbaik dan terdekatnya Rang Rang (seumur hidup ehm). Zai Zai punya satu temen akrab, sekelas, namanya Jiang Jia. Trus Rang Rang juga punya temen, Gu Ran dan Guan Fang. Dan lewat insiden lucu yang bikin ngakak bin gemes, terbentuklah sirkel pertemanan lima anak remaja ini. Yang bikin saya terpikat dengan sirkel Jiangyi ini, cerita bagaimana mereka akhirnya temenan akrab dibuat sangat natural layaknya kita di kehidupan nyata, enggak ada satu momen yang dibuat dramatis. Karena sering ketemu akhirnya akrab. Soalnya beda kelas kan mereka. Zai Zai sama Jiang Jia, Rang Rang sekelas bertiga sama Guan Fang dan Gu Ran. Sebenernya mudah saja menebak kenapa lima anak remaja ini bisa langsung ngeklik satu sama lain. Karena lima-limanya adalah anak baik, istilah kerennya mereka se-frekuensi. Anak-anak remaja yang baik hati, peduli terhadap satu sama lain. Ini kalo ditanya gimana sih awalnya kalian temenan, anak-anaknya pasti pada bingung jawabnya wkwk.


When I Fly Towards You menawarkan cerita yang sederhana, tentang kehidupan anak remaja dan hal-hal yang melekati kesehariannya. Interaksi dengan orang tua, teman, sekolah, guru. Dimulai ketika mereka baru pertama kali memasuki bangku SMA, lanjut ke perkuliahan hingga dunia kerja. Bisa dibilang When I Fly Towards You merekam perjalanan hidup Rang Rang dan Zai Zai sejak remaja sampai dewasa dengan segala perubahan yang terjadi.


Sekali lagi, drama ini ringan dan sederhana namun tidak kehilangan daya tariknya hingga menutup episode terakhirnya dengan manis. Love.



Dalam pandangan saya drama ini berpeluang besar menjadi drama remaja cringe yang bikin penonton brenti nonton di episode pertama. Terima kasih banget sama Zhang Miao Yi, aktris 25 tahun ini berhasil memerankan Su Zai Zai dengan sangat sangat baik. Aktingnya yang natural bener-bener bisa menghidupkan karakter Zai Zai yang menggemaskan tapi ga menye-menye. Imut banget huhu. Intonasi suaranya juga oke. Ga bikin eneg (syukurrrr banget pake suara sendiri). Gemesnya ga dibuat-buat. Tanpa mengecilkan peran tokoh lain, menurut saya, Zai Zai nih memegang pengaruh yang gede yang kalo diperanin sama aktris yang aktingnya ga pas kayak Zang Miao Yi, bisa-bisa bikin penonton ilang feeling—ini berdasarkan pengalaman saya nonton cdrama sejauh ini HAHAHA. Fatal banget kalo lead female-nya nggak pas meranin karakternya.


Oke, cukup sekian prolognya, saatnya saya nulis alasan mengapa When I Fly Towards You masuk ke list drama remaja Cina terbaik versi Majimak Sarang. Perlu diingat, saya menulis ini masih dalam keadaan baper dan bucin jadi harap maklum kalau tulisan saya sangat jauh dari obyektif dan menjadi tidak pantas disebut review. Kamu boleh banget segera berhenti membaca kalau ngerasa eneg wkwk.

#1 Zhang Lurang


HAHAHAHAHAHA.

Why Zhang Lurang? Sebelum Zhang Lurang, saya sudah punya list khusus anak baik versi anak muda cabang drama Cina yang spesialisasinya penyayang, lembut hatinya, bertanggung jawab, anak muda panutan yang ga bikin sakit kepala. Saya sebutin beberapa di antaranya Zhang Wansen my forever and ever soft boi (Shining For One Thing), Zhou Ziyue (Our Secret), Jiang Zhen Han (Forever Love), Nan Xi (Meeting You), Lin Nan Yi (Summer Again). Dan sekarang mereka nambah temen baru, Zhang Lurang. Say hi~


Reaksi saya persis seperti Su Zai Zai yang terkesima ketika pertama kali melihat Zhang Lurang. Saya belum baca novelnya, jadi saya nggak punya gambaran nih anak modelnya bakal kayak gimana. Penasaran dong. Apakah dia ini tipikal tsundere yang udah biasa seliweran di Cdrama atau bakal ngikutin jejak Wansen dkk sebagai anak baik? Asal ga ngikutin akhir ceritanya Wansen sih. Uhuk.


Setelah nonton, saya berani bilang Zhang Lurang bukan tipe tsundere. Selama mengikuti When I Fly Towards You, saya tidak menemukan satu pun adegan yang menunjukkan Rang Rang sebagai tsundere. Dalam pemahaman saya tsundere tuh semacam karakter yang dingun tapi bucin. Rang Rang emang pendiam, irit bicara, tapi dia bukan jenis cowo yang dingin di luar hangat di dalam. Rang Rang tidak pernah menolak segala macam tingkah ugal-ugalan Zai Zai dalam misinya deketin Rang Rang wkwk. Saya melihat Rang Rang pelan tapi pasti (dengan senang hati) kena sirepnya Zai Zai HAHAHAHAHA. Rang Rang adalah anak laki-laki Introvert yang baik hati. Mungkin awalnya Rang Rang takjub dan penasaran kok bisa ada cewe modelan kaya Zai Zai.



Awalnya saya nggak tau apa yang membuat Zhang Lurang bisa dengan senang hati meladeni Su Zai Zai, sebenarnya, alam bawah sadar saya bereaksi lain, setiap kali Zai Zai melancarkan aksi ugal-ugalannya kepada Rang Rang, dengan segala aksi terang-terangannya yang penuh percaya diri itu, saya berekspektasi ada saat-saat itu Rang Rang akan menunjukkan reaksi risihnya atau paling nggak nunjukin kalo dia suka nggak suka sama Zai Zai. Dan Rang Rang mematahkan ekspektasi saya. Mirip dengan Zhou Siyue (sebelum negara api menyerang wkwk), Nan Xi dan Wansen, pendiamnya Rang Rang bukan berarti dia tsundere. Tsundere ga melulu milik anak-anak pendiam. Pernah nggak sih punya temen yang aslinya pendiam banget, tapi act of service nya juara? Definisi cowo soft boi, si paling penyayang. Saya mendeteksi Rang Rang baik banget waktu Guan Fang dan Gu Ran dihukum guru, trus tu anak berdua malah ngajakin Rang Rang bantuin mereka ngelarin hukuman. Melihat wajah Rang Rang, nebaknya nih anak bakal nolak. Eh, ternyata di iya-in walaupun rada sebel mukanya HAHAHA. Serius deh, sependek ingatan saya selama ngeliat Rang Rang di 24 episode When I Fly Towards You, dia nggak pernah ngomong kasar atau meninggikan suaranya. Yang pas dia manggi nama lengkap Zai Zai dan nyuruh diem juga tetep rendah suaranya, cuman agak tegas dikit tapi ga kasar. Dituduh macam-macam sama emaknya aja dia diam bae nggak ngelawan. Jangankan ngelawan, buka mulut aja kagak—YA ALLAH SAYA YANG EMOSI LIATNYA. Nyesek banget. Rang Rang si anak soleh, nurut banget sama orang tua. Kalo kayak gini karakternya Rang Rang sebenernya malah lebih mirip Wansen. MANA MARGANYA SAMA PULAK TAPI SAYANGNYA BEDA NASIB /OKE MARI LANJUT NANGISIN WANSEN PART KE 123547504837282 KALI/


Kenapa Zhang Lurang menjadi salah satu alasan saya sesuka ini sama When I Fly Towards You? Karena dia baik. Benar sekali, saya lagi nggak mood nonton cowo fiksi rese bin complicated wkwk. Dikasih model macam Rang Rang, saya tanpa tedeng aling-aling berubah ngikutin jejak Zai Zai, menyayangi Rang Rang dengan ugal-ugalan juga. Ya kaaan buktinya sampe gagal move on begini.



Tentang Zhang Lurang, ada sesuatu pada karakter ini yang membuat saya selaku penonton bersimpati dengan tulusnya. Jika karakter ini sungguh-sungguh eksis di dunia nyata, andai dia adalah salah satu murid di kelas saya, saya ingin sekali memberikan tepukan di bahu (pengennya meluk tapi ini jelas ga boleh wkwk). Pengen bilang, “Rang Rang makasih ya sudah bekerja keras.” Gitu. Si anak baik.


Hal ini tidak terlepas dari bagaimana ia diperlakukan oleh kedua orang tuanya. Ekspektasi orang tuanya yang terlalu tinggi dan memaksa tanpa memperhatikan kondisi mentalnya. Mereka juga kerap membandingkan Rang Rang dengan adiknya. Kayak dia tuh sekolah hanya untuk memenuhi standar selangit orang tuanya. Dia hanya bisa dibanggakan kalau nilainya bagus. Sedih ya? Rang Rang jadi insekyur padahal aslinya dia juga pinter, cuman karena sering dibanding-bandingin sama adeknya yang anak aksel, bikin rasa percaya dirinya terjun bebas. Bawaannya sedih aja liat dia belajar mulu. Gu Ran aja yang mak bapaknya dokter nggak gitu amat. Ekspektasi orang tua ke Rang Rang tuh lebih tinggi dari Burj Khalifa.


Bisa bayangin nggak andai Rang Rang ga ketemu Zai Zai? Andai dia nggak ditransfer ke sekolah di Jiangyi? Bunga matahari kalo nggak ada mataharinya bisa idup ga?

Oiya, alasan lainnya yang bikin saya menyukai Zhang Lurang adalah karena karakter ini tidak digambarkan sempurna yang dipuja-puja seantero jagat. Rang Rang ternyata lemah di mapel Bahasa Inggris. Iyes, dia tetep masuk kategori anak pinter, tapi bagaimana dia ditampilkan di drama masih keliatan manusiawinya wkwk. Gimana ya bilangnya… Saya melihatnya dia sama aja kayak kebanyakan anak remaja laki-laki seusianya. Singkatnya, di real life ada kok yang modelannya kayak Rang Rang. Yang pendiem, pinter dan baik. Care sama temennya. Nggak banyak tingkah. Cuman sayangnya pas saya SMA saya ga nemu PWAHAHAHA. Ya gimana bisa nemu kalo semasa SMA anaknya introvert parah, bukan anak pinter juga wkwk.


Kalau kamu, apa yang bikin kamu menyukai Rang Rang? Pernah nggak nemu modelan cowok kayak Rang Rang di kehidupan nyatamu? Hehe.


Btw, Zhou Yiran cocok banget meranin Zhang Lurang. Lesung pipinya menggemaskan sekaliii. Perasaan di Falling Into Your Smile biasa aja. Bener ya adanya, akan selalu ada karakter yang bisa mengangkat aura dan nama actor/aktris. Kayak karakter itu tuh memang ditakdirkan untuk dia dan dia bisa ngidupin karakternya dengan baik. Suara Yiran enak banget. Doi mantan idol rupanya. Belakangan pas saya rewatch, saya pake earphone, demi apa pun suaranya Yiran berasa nembus sampe relung jiwa HAHAHAHA. Gimana sih suara berat dipake di nada rendah. Merinding. Saya udah nyetok beberapa dramanya Yiran, mau ta coba nonton kali aja cocok.


Female Lead-nya Asik.


Rang Rang! Rang Rang!

Dengerin nama Rang Rang dipanggil Zai Zai udah kayak lagu wajib yang nggak bisa nggak ada di setiap episode When I Fly Towards You. Seperti yang sudah saya bahas dikit sebelumnya, kehadiran Zhang Miao Yi sebagai Su Zai Zai adalah pilihan tepat. Penikmat cdrama bisa dengan mudahnya menemukan karakter utama cewe yang annoying-nya ga ketulungan dengan acting kaku khususnya di genre romance (entah pake suara asli atau dubbing yang jelas ini ngaruh banget ke mood nonton). BANYAK BANGET. Jadi kalo nemu yang model Su Zai Zai begini, udah dipastikan bakal jatuh hati sih untuk penonton seperti saya hehe. Su Zai Zai ini bukan tipikal cewe yang ngejar-ngejar gebetan dengan barbar sambil mempertontonkan kebodohannya. Dia punya kelebihan. Jago bahasa Inggris, cerdas, punya value dan prinsip yang bagus banget. Dia bisa bersinar tanpa minjem cahaya-nya Rang Rang atau orang lain. Inget dong waktu dia dituduh maling duit kelasnya Rang Rang. Sikapnya Zai Zai ke cewe yang nuduh dia tuh kelasssss banget. Ga bisa ditindas anaknya. Saya suka cewe model Zai Zai, idaman!


Siapa yang ketipu sama wajah baby face-nya Miao Yi? Ternyata dia lahir dua tahun duluan daripada Zhou Yiran tapi ga keliatan ya? Malah kayak tuaan Yiran.


Gara-gara Zai Zai dan pilihannya menyayangi Rang Rang dengan ugal-ugalan, saya berkali-kali dibuat malu—dalam artian gemes yang menyenangkan ngeliat tingkah polahnya mepetin Rang Rang. Kayaknya level pedenya Zai Zai nggak ada takarannya alias unlimited. Mana Rang Rang nya gitu kan, ga ditampik Zai Zai-nya. Disambut baik malah HAHAHA. Tapi bakal beda cerita nggak sih kalau misalnya Rang Rang dibikin jadi cowo tsundere? Jadi nggak bakal beda jauh dari drama remaja yang pernah ada, jadi nggak gemes lagi jatohnya. Apa ya yang ada di kepalanya Rang Rang tiap kali Zai Zai ngeluarin tingkah ajaibnya? Btw, modelan Rang Rang yang pendiem cocoknya emang sama cewe yang mencintai dengan blak-blakkan macem Zai Zai. Yang cowo bahasa cintanya act of service, yang cewe bahasa cintanya words of affirmation. Cocok kan? Tuhan memang adil. Di rumah sendiri Rang Rang nggak dianggap, eh ternyata sama Tuhan dikasih cewe super duper baik. Entah amalan apa yang dilakukan Rang Rang sampe bisa dicintai Zai Zai dengan sangat sangat sangat tulus. Mungkin karena dia nggak pernah ngelawan orang tua. HEHHHHHHHHHHHH. Maap.



Sekali lagi, Su Zai Zai di When I Fly Towards You tidak hanya dikenal karena upayanya mengejar Rang Rang, she has her own colour. Kalo ditanya sebesar apa saya menyukai Su Zai Zai, jawabannya pendek, sebesar saya menyukai Rang Rang. That’s it.


Ngeliat ortunya Zai Zai nggak heran sih kenapa anaknya bisa semenyenangkan dan penuh kasih sayang begitu. Pernah baca katanya anak-anak cenderung akan mencontoh (sadar atau tidak) apa yang dilihat, dirasakan, dialaminya di rumah. Zai Zai sehar-hari liat ortunya berinteraksi penuh cinta. Komunikasi satu sama lain, ke anak juga bagus. Mama-papanya Zai Zai lucuuu dan asik. Nggak saklek. Potret keluarga yang dipenuhi kehangatan dan kasih sayang. Kalo di rumahnya Rang Rang suasananya suram, kebalikannya di rumah Zai Zai cerah ceria.


Persahabatannya!


Siapa yang cemburu melihat persahabatannya Rang Rang, Zai Zai, Jiang Jia, Gu Ran, dan Guan Fang? SAYA!!! SAYAA!!!

Porsi hangat-nya When I Fly Towards You banyak disumbangkan oleh persahabatan lima anak ini. Udah nggak heran lagi sih. Dramanya Cattree yang lain juga yang paling banyak di-highlight adalah persahabatan tokoh-tokohnya (Lovely Us, Let’s Meet Now). Trus ya, When I Fly Towards You ini kan diangkat dari novel karya Zhu Yi, nah drama The Best of You in My Mind yang pernah saya nonton yang juga merupakan adaptasi novelnya Zhu Yi kental sekali unsur persahabatannya. Drama-drama yang saya sebutkan ini membuat saya yang nonton kepengen punya temen-temen seperti tokoh-tokoh fiksi ini.



Vibes persahabatan drama-dramanya Cattree kayak Reply series. Saya nggak tau penggambaran saya ini tepat atau nggak, sebagai penonton saya merasa ada kedekatan emosional dengan tokoh-tokohnya. Nggak monoton. Jalinan cerita antartokohnya mengalir natural. Nggak ada tokoh antagonis yang bikin pusing kepala. Trus karakter temen-temennya pemeran utama punya karakter yang kuat, dan nggak sekadar penggembira aja. Keberadaan mereka penting, yang kalo dramanya udah kelar, penonton masih bisa mengingat mereka dengan ciri khasnya masing-masing.

“It’s too tiring to be the lead. They have to shine brightly and it’s important to make sure everyone can see. You don’t necessary have to become the sun. If you are willing, you could be a star, a streetlights or a firefly. When they want to shine, they shine. When they don’t feel like shining they slack off. Even if you never shine, some people could see you at a glance.” –Nai Nai

Adegan Guan Fang dan Nai Nai ini termasuk salah satu adegan favorit saya. Pesan yang ingin disampaikan dalem banget. Makin suka karena yang diberi porsi adegan ini bukan tokoh utama. Saya ingin bilang, apa pun perannya, sekecil apa pun porsi waktu yang dimilikinya, Cattree dan writer (Yue An dan Tao Kai Xin yang juga turut menulis naskah Let’s Meet Now) seperti ingin memastikan bahwa mereka akan selalu diingat oleh penonton.



Di When I Fly Towards You, Guan Fang, Gu Ran, dan Jiang Jia, masing-masing diberikan satu-dua episode yang menfokuskan pada karakter mereka. Guan Fang dengan Nai Nai (neneknya), Gu Ran dengan orang tuanya yang dokter, dan Jiang Jia dengan first love-nya. Sebagai penonton, kehadiran episode yang nggak hanya focus pada Rang Rang dan Zai Zai malah memberi peluang saya untuk mengenali Guan Fang, Gu Ran dan Jiang Jia.


Jadi tau kan kalo Gu Ran itu anak yang sayang banget sama orang tua meskipun pekerjaan orang tuanya bikin mereka nggak bisa sering-sering bareng, dia selalu jadi nomer dua kalau tuntutan kerjaan udah manggil orang tuanya. Wise banget Gu Ran. Dia udah paham, nggak nuntut yang aneh-aneh ke orang tuanya.



Guan Fang, side storynya dengan Nai Nai menyentuh sekali. Saya nangis pas bagian ini. Ngakak juga sih waktu Gu Ran sok-sok belain Guan Fang di depan para preman. Dikira cupu ternyata suhu si Guan Fang HAHAHAHA. Guan Fang berubah menjadi versi terbaik dirinya karena kasih sayang Nai Nai. Pas SMA ketemunya sama anak-anak baik ya makin baik juga Guan Fang nya. Sehari-hari berinteraksi dengan anak-anak dan remaja, saya ngerti banget perasaan Nai Nai. Dan saya sepakat, adakalanya anak-anak remaja sebenarnya tidak butuh penilaian kita sebagai orang dewasa, yang paling mereka butuhkan adalah didengarkan. Seringnya, penilaian dan penghakimanlah yang memaksa mereka membenarkan apa yang dituduhkan orang-orang dewasa. Masa-masa rebel adalah masa-masa paling krusial yang menjembatani mereka di masa depan kelak. Yang banyak terjadi, banyak orang dewasa entah sadar atau tidak justru mengulang hal-hal yang tidak ingin ia terima dan alami semasa remaja kepada anak remaja lainnya. Misalnya, diceramahin dengan sok tau, pas remaja kita nggak suka, tapi setelah dewasa kita seneng banget nyeramahin anak-anak. Sebenernya niatnya baik, tapi caranya kurang tepat.



Lalu Jiang Jia, temen paling suportif-nya Zai Zai. Jiang Jia naksir kakak kelas yang sayangnya bertepuk sebelah tangan. Hayooo ngacung siapa yang pernah naksir kakak kelas jaman sekolah? Dan bertepuk sebelah tangan. Relate nggak sama kisahnya Jiang Jia? Hehe. Sama seperti Zai Zai, Jiang Jia juga nggak rese karakternya. Asik iya, keren iya. Pantes aja Gu Ran jatuh sayang. Setia mencintai sendirian selama lima tahun.



Menyoal penokohan, saya senang tidak ada tokoh yang menutupi tokoh lain, masing-masing bersinar dengan cara-nya. Kok bisa seperti ini? Salah satu alasannya yak arena penokohannya lumayan bagus, untuk ukuran drama remaja dengan jumlah 24 episode yang masing-masing episodenya berdurasi kurang lebih 30 menit.

Pada porsi persahabatannya ini, When I Fly Towards You berhasil menampilkan dengan apik esensi dunia remaja yang mungkin sudah banyak dilupakan orang-orang dewasa. Usia remaja yang nggak banyak neko-nekonya, bisa ngabisin waktu bareng temen aja bisa bikin hepi, pikirannya belum njelimet, se-njelimet-njelimetnya pikiran anak remaja normal nggak akan ngalahin njelimetnya pikiran orang dewasa yang dipenuhi overthinking soal hidup. Anak abegeh ya, bisa liat bayangan gebetan dari jauh aja senengnya udah kayak berhasil bungkusin bulan dibawa pulang wkwk. Mengutip potongan kalimatnya Zai Zai di episode dua, bahwa di mata orang dewasa dunia remaja itu penuh dengan ketidakpastian (masa transisi dari anak-anak ke dewasa), dan itulah yang membuat masa remaja itu menarik, penuh antusiasme, seolah-olah semua hal terbaik (akan) terjadi di masa itu. Di sana pula segala yang serba pertama (yang berhubungan transisi emosi) terjadi. Orang-orang yang masa remajanya nggak bahagia, dewasanya besar kemungkinan banyak menelan penyesalan. Iya, orang kayak saya ini. Bukan berarti masa remajanya full nestapa juga. Cuman kalo dikasih kesempatan balik ke masa remaja dan ngomong dengan versi remaja saya, ugh, dijamin pasti banyak banget yang pengen saya omongin. Yang harus dan yang nggak perlu dilakuin. Tapi reaksi pertama yang ditunjukkan pastilah meluk erat sambil bisikin, “makasih ya udah bertahan”. Hehe.



Ada yang bisa jawab nggak, kenapa ada orang dewasa yang dengan nada pesimis bilang ke anak remaja, “nikmatin baik-baik deh masa remaja kalian, karena kalau udah masuk fase dewasa…. Beugh—“


Padahal kan nada bicaranya bisa dibuat seramah mugkin biar kesannya nggak nakut-nakutin walaupun aslinya menjadi dewasa adalah sesuatu yang memang berat tapi tetap harus dijalani wkwk.


… hayooo siapa yang udah melewati fase remajanya dan merasa masih memiliki banyak sekali utang kepada entah, kepada diri sendiri di usia awal belasan??


Mengapa cerita sederhana yang disajikan When I Fly Towards You bisa membuat banyak orang bahagia? Hanya menyaksikan lima anak remaja menjalani aktivitas sehari-harinya di sekolah, di rumah, dan interaksi mereka satu sama lain bisa bikin hati bahagia dan candu. Senyum-senyum dengerin Zai Zai manggil “Rang Rang, Rang Rang!”. Tebakan saya, pada dasarnya kita ini sebenarnya tidak menyukai kerumitan (tapi tanpa sadar suka merumitkan banyak hal). Alam bawah sadar kita merindukan hal-hal yang simple. Kesederhanaan kisah yang dibawa When I Fly Towards You berhasil menyentuh hati. Ya itu, ada saatnya kita ini butuh tontonan yang ringan-ringan tapi tetap punya nilai kehidupan yang kuat. Yang kita nikmatin sambil meluk guling sambil senyum-senyum HAHAHAHA. Modelan drama kayak gini nggak mudah ditemukan alias jaraaang banget shaaayy. Drama yang akan menetap di ingatan kita untuk waktu yang lama.


Storyline

“When you feel lost, where you stand is the right direction.”


Sometimes, I love simplicity.

Saya temukan itu pada When I Fly Towards You. Saya akui dramanya nggak perfect, kayak hidupnya Rang Rang cs kok mulus-mulus amat ya? Sejak bangku sekolah hingga memasuki dunia kerja. Fase struggling-nya mereka nggak dikasih liat kayak youth drama lainnya. Part ortunya Rang Rang yang toxic juga nggak diceritain gimana tobatnya, padahal kita tau sendiri bentukan orang tua Rang Rang kayak gimana. Ada sih sedikit dibahas dalam surat adeknya Rang Rang yang ditujukan kepada Zai Zai, penonton nggak puas wkwk. Perpindahan dari fase remaja ke dewasanya kelewat cepat alias maya terburu-buru.


Tapi terlepas dari kekurangannya, bagi saya When I Fly Towards You udah perfect. Drama ini berhasil menampilkan apa yang ingin ditampilkannya. Ingat pembukaan episode satu? Pertemuan tak sengaja Zai Zai dan Rang Rang. Ini drama tentang cinta pertama, kehangatan keluarga dan persahabatan, tentang hal-hal kecil yang kita anggap sepele padahal menyimpan kekuatan yang baik. Kalo ngikutin POV nya Zai Zai dan Rang Rang, definisi bahagia versi mereka cukup sederhana, nggak muluk-muluk. Seringnya nih pikiran kita udah kadung complicated, akhirnya pandangan kita terhadap sesuatu juga turut menjadi rumit. Itungan-itungannya bisa panjang banget bolak-balik melintasi galaksi Bima Sakti ga kelar-kelar itu kerumitan isi kepala. Mau heran tapi ini manusia bukan kukang.



Ya iya sih ini hanya drama, hidup di dunia nyata lebih banyak gedugubrak-nya, jauh dari kesan mulus. Makanya drama ringan macam ini bisa jadi salah satu alternative melarikan diri sejenak dari huru-hara kehidupan yang asdfghjkl wkwk. Yang jomblo bisalah sambil berdoa bisa nemu spesies laki-laki baik kayak Rang Rang.


There is beauty in simplicity. When I Fly Towards You membuktikan itu. Rang Rang tersenyum gara-gara ulah Zai Zai aja bisa bikin saya hepi. Guan Fang ngobrol sama Nai Nai, Gu Ran yang diam-diam menyayangi Jiang Jia dengan seluruh yang bisa dia lakukan. Nggak sebatas hepi, ada harunya juga. Seperti adegan Rang Rang pontang-panting nyariin adeknya yang melarikan diri dari rumah usai terlibat pertengkaran kecil dengan ibu mereka, dia menyisiri berbagai penjuru kota. Juga waktu dia lari-larian dari rumah ke sekolah hanya demi kartu ujian adeknya bikin terharu. Sediiiiih, pengen meluk Rang Rang. Sayang Rang Rang banyak-banyak. Baik banget anaknya. Geng Jiangyi latihan drama di rumah Guan Fang diliatin Nai Nai, Gu Ran yang sakit sendirian trus akhirnya ditemenin sama temen-temennya. Hal-hal sederhana yang kita anggak biasa dan wajar ternyata menjadi besar dan berharga bagi orang lain.


Kerennya Cattree, sentuhannya bisa mengubah sebuah situasi sederhana yang biasa kita temukan dalam kehidupan sehari-hari menjadi menarik dan menyentuh. Tiap adegan yang dia buat tuh semacam ada nyawanya. Ntah dari cara nge-direct nya kah, tone warna yang dipilih, unsur BGM-nya, sukaaaaa banget.


Cattree dengan When I Fly Towards You telah membuktikan ide bahwa cerita sederhana yang dikemas dengan sentuhan-sentuhan yang tepat bisa mewujud sebuah visualisasi yang menyenangkan tidak hanya untuk mata, telinga, tetapi juga hati. When I Fly Towards You adalah drama yang fun dan heartwarming. 24 nya episode yang memberikan kebahagiaan.


OST dan Sinematografi


Drama remaja Cina tidak terlepas theme song yang menjadi salah satu icon dramanya. Maksud saya begini, ada drama remaja yang kita dengerin opening/closing song-nya bisa bikin kita langsung keinget dramanya. Ost yang punya ruh dramanya. Ost drama remaja yang membekas dan masih jadi favorit saya saat ini seperti Always, Always, Love You-nya Lin Xin Yi (Our Secret), dan Flourish in Time-nya Hu Xia (Flourish in Time)—saya cuma nyebutin dua ini aja, sebenernya ada beberapa lagi. Nah, When I Fly Towards You juga punya ost yang memorable melodinya, opening song yang dinyanyiin Lin Chen Yang berjudul When I Run to You, hanya dengerin lagunya aja udah bisa langsung bikin otak saya menampilkan imej manisnya Rang Rang dan Zai Zai, kebersamaan mereka bersama teman-teman mereka. Melodi lagunya sarat dengan aroma nostalgia dan ini cocok banget mewakili dramanya. Aransemen lagu When I Run to You yang memasukan unsur rock, mirip lagu Jepang, waktu denger pertama kali saya udah menggumam ‘eh, mirip lagu Jepang’. Enak lagunya. Selain itu ada lagi closing song-nya berjudul I Think I Will, dinyanyiin Yin Xi Lu. Demi apa pun lagunya manisssss banget. Yang kebayang adegan-adegan manis dan romantisnya Zai Zai-Rang Rang. Huhuhu pengen jatuh cinta jugaaa tapi mau jatuh cinta sama siapa? Sama Rang Rang aja boleh ya….


Overall, OST When I Fly Towards You bagus semua. Saya pernah ngetwit lagu-lagu yang dipake sebagai BGM di drama ini mengingatkan saya pada lagu-lagu indie Korea, ingatan saya melayang pada drama-drama tvN di era tivi kabel ini masih terbilang baru. Sependek ingatan saya, waktu itu ostnya masih make lagu-lagu seperti lagu-lagunya Standing Egg, Coffee Boy, Epiton Project. Tau sendiri kan, pemilihan BGM yang pas cocok dengan adegan yang ditampilkan efeknya ke kita yang nonton tuh kek gimana… kita ikutan hanyut masuk ke dalam cerita.


Saya juga jatuh hati dengan sinematografi When I Fly Towards You. Apa ya, ini kedengerannya sok tau, saya ga tau istilah atau penyebutannya apa, sepenglihatan saya pergerakan kameranya bersih. Angle-nya cantik. Tone warnanya cocok dengan tema dramanya. Paduan warnanya hangat. Aestetik. Dan lagi, drama ini memiliki detail yang bagus. 


When I Fly Towards You punya acting pemain yang oke, kemistri oke OST dan background music oke, sinematigrafi oke—ga heran penontonnya sold out mengikuti 24 episode yang membetahkan.



Oiya, saya nggak boleh lupa menyinggung kisahnya Jiang Jia dan Gu Ran—Si Paling sabar mendam cinta selama lima tahun. Couple yang ga kalah manisnya. Jarang-jarang nemu di cdrama seken CP yang nggak bikin hati empet bin kesel sama kisah mereka. Kisahnya Jiang Jia dan Gu Ran bisa berjalan tanpa mengganggu main CP. Banyak yang baperin mereka juga, selain kemistrinya bagus, storyline mereka juga bagus, menarik. Prosesnya penuh ujian. Dari kisah cinta bertepuk sebelah tangan—Gu Ran yang bersedia melakukan apa saja asal Jiang Jia bahagia—hingga cintanya nggak bertepuk sebelah tangan lagi. Dahlah, drama tanpa kisah cinta segitiga, segiempat, segibanyak bla bla bla memang juara.


Satu lagi alasan mengapa When I Fly Towards You jadi favorit saya, drama ini tidak membangun sub-plot cowo pinter dan cewe nggak pinter. Enough said. Cukup, udah banyak drama yang bikin cerita seperti ini.



Sebagai penutup, saya akan membahas kenapa Rang Rang dan Zai Zai adalah pasangan yang cocok satu sama lain. Mereka lahir untuk saling jatuh cinta. Ibaratnya kalau bukan sama Zai Zai, Rang Rang nggak akan sama siapa-siapa. Kalaupun dia bersama orang yang lain yang tidak memiliki spirit dan karakter seperti Zai Zai, saya tidak yakin Rang Rang akan berhasil menjadi versi terbaik dirinya. Karena Zai Zai, Rang Rang berani keluar dan memilih menjadi versi terbaik dirinya. Rang Rang dan Zai Zai beruntung bisa saling menemukan.


Adalah monolog Rang Rang di ending episode 23 yang membuat saya ber-ah panjang. Ternyata… pertanyaan apa yang membuat Rang Rang tidak pernah memasang sikap menolak Zai Zai terjawab sudah. Puzzle-nya lengkap juga akhirnya.


“I used to be a person with no self-confidence. Even before high school, I had a little bit of low-esteem. I always thought I would live out my life in mediocrity until I met someone. Everytime I look into her eyes, there is me in them. I’ve always wondered why there is someone as cheerful as the sun in this world. When I failed, when I was in trouble, when I wanted to give up, she would tell me, ‘it’s okay, you are the best for me’. I don’t think anyone can resist such a preference. Not to mention me, who never received such preference before. It was because of her unreserved faith in me that I thought I should persevere for her.”


Inilah Zhang Lurang dan cintanya kepada Su Zai Zai.


Terharu banget waktu Rang Rang ngomong begini. Sebegitu sayangnya dan bersyukurnya dia bisa disayangi dan dicintai setulus dan sedalam itu sama Zai Zai. Dia yang sejak kecil tidak masuk dalam prioritas orang tuanya, dia yang selalu menjadi pihak yang disalahkan, tidak dianggap kehadirannya, tau benar rasanya ketika akhirnya ada seseorang yang dengan berani dan lantang dan terang-terangan memberinya apa yang tidak pernah dirasakannya sebelumnya. Kepercayaan, rasa bangga, peduli, kasih sayang, semua hal-hal positif yang membuatnya bisa menghargai dirinya sendiri. Kita harus seperti Rang Rang, tau caranya bersyukur. Tidak menyia-nyiakan apa yang udah diberikan kepada dia. Soalnya, jaman now banyak orang yang lupa bagaimana caranya bersyukur. Susah loh nyari orang yang bisa mencintai kita dengan seluruh yang melekat pada kita. Denger Rang Rang ngomong begitu, saya bisa ngebayangin segimana besarnya efek validasi bagi kita. Khususnya validasi perasaan.



Saya pikir tak sedikit dari kita yang ingin berada di posisi Rang Rang, atau paling tidak mengidamkan apa yang dimiliki Rang Rang; Zai Zai dan caranya menyayangi. Kita ingin bertemu seseorang yang bisa melihat kita dengan utuh dengan semua yang ada pada diri kita—kelebihan dan kekurangan kita dan merasa tidak masalah dengan itu, dan malah kehadirannya membuat kita merasa oh it’s ok to be not perfect. Kita ingin merasakan rasanya dicintai seperti Zai Zai mencintai Rang Rang. Su Zai Zai adalah orang seperti itu. I love when she said, “… you should pursue your own goals. Let’s not give up our dreams for others. I don’t like that.  Becoming better together is the coolest thing.”


Ada satu lagi ucapan Rang Rang yang jadi favorite saya, satu potongan kalimat yang dari kalimat itu saya bisa merasakan energy cintanya Rang Rang (gemes sama ayang sendiri) sekaligus memberikan gambaran orang seperti apa Zai Zai itu.. Ada di episode 25, pada video rekaman Zai Zai yang diambil oleh Rang Rang.


“Because of the extra serving of bobas added to her cup of milk tea, she overjoyed.”



Zai Zai bisa bahagia bahkan untuk hal-hal sederhana. Dikasih tambahan boba aja bisa bikin dia kegirangan. Dalam POV-nya Rang Rang, Zai Zai adalah orang seperti itu. MO NANGISSSSSSSSSSSS. THEY ARE SO CUTE AND I’M IN LOVE AGAIN AND AGAIN. Gini ya hasilnya kalo dua orang manusia yang tau gimana cara menghargai pasangan masing-masing, bertemu, yang mencintai dengan sederhana, ga neko-neko. Kalo kata Backstreet Boys “As long as you love me” sebodo amat sama yang lain wkwk. Sulit… sulit. Mau ngarep bisa memiliki apa yang mereka miliki. Sulit.


Tiba-tiba aja kepikiran, kalo misalkan suatu saat Zai Zai lagi gabut dan pengen ngelakuin hal-hal absurd misalnya lari-larian di bawah hujan deras, kayaknya bakal diladenin sama Rang Rang wkwk. Zai Zai udah terdeteksi bucin sejak pertama kali, tapi sekalinya Rang Rang yang bucin, dahlah kita pindah ke galaksi lain aja.


Yang saya sukai dari When I Fly Towards You, jaman sekolah unsur romance-nya dibatesin nggak ada namanya pacaran-pacaran (nyesuaiin aturan di sono juga kali ya, takut ga lulus sensor wkwk) tapi udah sesuai kok, sekadar nge crush aja ga papa, anggap aja fase pedekate, fokusnya sekolah dulu, haha hihi dulu sama temen-temen, nikmatin masa-masa sekolah dengan bahagia. Romance sesungguhnya baru dimulai saat kuliah, sekalinya mulai langsung gercep HAHAHAHAHA dasarrr. Justru karena interaksi manisnya Rang Rang-Zai Zai yang nggak lebay tapi manis bikin senyum-senyum yang bikin penonton betah. Mereka yang lirik-lirikkan salting, kita yang jumpalitan, yang jadi korban guling. Sabar ya, Mblo. Namanya juga hidup.



So, what is youth?

Su Zai Zai once said, “The charm of youth is never about getting what you want, but about every unexpected tomorrow and every person you meet by chance.”


Dan letak pesona When I Fly Towards You yang lain yang membuatnya unik, yang menjadikannya berbeda dari drama remaja yang pernah saya tonton adalah kebiasaan Zai Zai merekam catatan hariannya lewat handycam. Keberadaan rekaman ini membuat When I Fly Towards You terasa nyata. Seolah-olah saya sedang menonton documenter kisahnya Zai Zai-Rang Rang. Nanti kalo YouYou udah gede bisa nih dikasih liat, “ini loh rekaman pas Mama ngejar Papa kamu.”


Eh, Zai Zai nyadar nggak sih kalau sebenarnya Rang Rang sukaaaa banget merhatiin dia diem-diem, senyum simpul diem-diem gara-gara dia? SAYA GEMESSS PENGEN NYUBIT!


ENDING


If fate could have told me in advance that I would meet such a person, could I have chosen to meet her a little earlier? For a long time afterwards, I would think of that scene over and over again. She stood under the roof with her shining eyes looking at me through the rain, that glance seemed to hint to me that my light was coming.


Ternyata, ini adalah tentang cinta pada pandangan pertama yang berakhir bahagia. Pernah nggak sih, setelah selesai menonton satu drama romantic yang bagus, kamu mikir dan bertanya-tanya kisah kayak di drama yang barusan kamu nonton itu beneran ada di dunia nyata atau nggak? Orang-orang sering nyeletuk, “alaaah itu kan cuman ada di drama—“, apakah mustahil menemukan kisah cinta sebagus itu di dunia nyata?


Di antara miliaran manusia, masa nggak ada yang mirip sama cerita di drama? Yang mendekati masa nggak ada sih? Saya suka mikir aja wkwk. Kayaknya banyak deh. Pasangan yang nggak neko-neko kayak Rang Rang-Zai Zai, misalnya. Akhir-akhir ini kita tuh lebih sering dicekokin sama berita-berita negative yang bikin kita wabilkhusus yang masih single makin skeptic dan pesimis menyoal pasangan hidup. 

Nonton drama romantic di mana pasangannya hidup happily ever after kayak cerita dongeng bukan berarti kita jadi punya hobi ngimpi muluk-muluk yang kayak gitu, ya nggak juga. Tapi berharap punya pasangan dengan karakter yang mirip dengan tokoh yang kita nonton, nggak papa kan ya? Karena akhirnya kita tuh sadar, sebagai perempuan (selain banyak duitnye wkwk), kita butuh pasangan yang bisa diajak komunikasi dalam urusan apa pun. Nggak ada pernikahan yang nggak ada masalahnya, pasti ada. Tapi kalau kita hidup bersama dengan orang yang tepat, masalah segede gimana pun Insya Allah bisa dilewatin. Tumbuh bersama. Beruntunglah mereka yang saat ini sudah bertemu pasangan hidupnya, dan sedang menjalani proses tumbuh bersama. Selamat.

Ummm, kenapa coba, rata-rata drama romantic dengan lead male idaman, usut punya usut penulis naskahnya adalah perempuan? Hehe.

Saya menyukai ending When I Fly Towards You. Ceritanya menjadi utuh setelah POV-nya Rang Rang diperlihatkan. Nggak pernah ada cinta bertepuk sebelah tangan. Soal kebucinan, Rang Rang dan Zai Zai rupamya se-frekuensi. Bedanya, yang satu frontal, yang satu kalem. Penontonnya yang dibikin salting dengan brutalnya.

Akhir kata, saya bahagia menonton When I Fly Towards You, lalu bersedih setelah dramanya tamat. Sedih karena kehilangan, nggak pengen pisah. Ini bukan drama yang akan memenuhi ekspektasimu tentang definisi drama yang sempurna, tetapi saya percaya drama ini memiliki banyak alasan bagus yang bisa membuatmu betah menonton hingga episode terakhir saat kepala dan tubuhmu sedang butuh jeda. When I Fly Towards You adalah drama ringan yang asik, seru, menghangatkan hati, dan tentu saja romantis!

Pengen ketemu YouYou huhu.



RATE

9,5/10

Mon Maap, saya bucin.


Ketika Rang Rang ditanya Zai Zai andai bisa kembali ke masa lalu adakah yang ingin ia lakukan, Rang Rang menjawab tidak tahu karena hanya mereka yang memiliki penyesalanlah yang ingin kembali ke masa lalu. Tidak seperti Rang Rang yang tidak memiliki penyesalan, tentang masa remaja, kepadanya, saya selalu merasa memiliki hutang yang tidak akan pernah mampu saya lunasi sampai kapan pun.

But it’s okay that’s life. Life must go on, right? How about you?

Tabik,

Azz.

Selamat bertumbuh, ya. 💙

No comments:

Post a Comment

Haiii, salam kenal ya. 😊