[Trivia] Currently Watching 2nd Half of 2016

Yuhuuuu, how’s life?
Pertama-tama saya ingin mengucapkan maaf lahir & batin kepada Readers sekalian—yang merayakan dan yang tidak merayakan  Idul Fitri. Gak ada kata terlambat untuk mengharapkan agar diberi penerimaan maaf yang tulus, kan? Syawal belum berlalu. Momentum belum pergi menjauh. Maafkan bila selama mengasuh blog Majimak Sarang, ada di antara Readers yang tersinggung atau hatinya terluka oleh tulisan-tulisan saya. Saya juga manusia biasa—terdengar klise memang tetapi begitulah, adakalanya saking emosionalnya menanggapi sesuatu saya tidak bisa menjaga kesadaran lalu melontarkan kata-kata yang tidak sepantasnya dilontarkan seseorang yang mengaku berakal—sekali lagi maafkan saya ^^
Setelah off beberapa waktu dari drama Korea, saya kembali lagi. Drama terakhir yang saya tonton adalah Descendants Of The Sun, begitu dramanya tamat saya segera hiatus sebentar karena alasan teknis—sok formal banget ㅋㅋㅋ
Ketika mendapatkan kembali jaringan internet yang lumayan bagus—dan hape baru ehm—saya tidak langsung berburu donlotan Kdrama melainkan Variety Show hihihi. King of Mask Singer dan menggenapkan We Got Married-nya Bbyu Couple. Kelar itu, barulah saya mikir-mikir kira-kira drama apa yang bagus untuk dijadikan umpan supaya saya semangat nonton drakor. Setelah timbang sana timbang sini, dipilihlah Dear My Friends yang dibintangi Go Hyun Jung. Selain itu saya juga memutuskan menonton beberapa drama ongoing yakni Uncontrollably Fond, The Good Wife  dan Let’s Fight Ghost/Bring It On Ghost!
Berikut sekilas pandang saya terhadap drama-drama yang sedang saya tonton :
My Dear Friends-tvN
-Starring : Go Hyun Jung, Kim Hye Ja, Na Moon Hee, Go Do Shim, Park Won Suk, Yoon Yooh Jung, Joo Hyun, Kim Young Ok, Shin Goo-
Special cast : Jo In Sung, Lee Kwang Soo, Sung Dong Il, Danaiel Henney, Shin Sung Woo
Pertanyaan yang paling sering saya dapatkan dari teman-teman sesama penikmat drakor ketika meminta file drama kepada saya adalah, “apakah pemerannya ganteng/cantik? Romantis gak? Happy ending kah?” dan bila jawaban yang saya berikan berkebalikan dengan apa yang mereka harapkan, mereka dengan mantap menolak menonton drama-drama yang saya sebutkan. Tidak lucunya, selera saya soal drama jarang sekali bisa cocok dengan teman-teman saya. Saya tidak pernah memasang standar fisik aktor/aktris atau dramanya harus memiliki happy ending—ketimbang memaksa harus bahagia, saya lebih suka penyelesaian yang realistis. Seringkali, empat episode pertama memengaruhi pendapat saya apakah dramanya layak saya lanjutkan atau tidak. Pernah juga, saya tanpa alasan jelas dan sedikit absurd, menampik menonton satu drama meski saya langganan  menonton drama-drama pemeran utamanya.
My Dear Friends bukanlah drama yang pemeran utamanya diisi aktor-aktris muda nan bening seperti porselen—memanjakan mata pemirsaa. Drama ini menampilkan para aktor-aktris kawakan/veteran yang usianya setara nenek saya, dengan cerita berkisar kehidupan mereka di masa tua. Siapa yang menyangka cerita sederhana dan jauh dari kesan dramatis ini bisa membuat saya betah sejak episode perdana hingga saat ini menuju ending. Tidak ada satu pun episodenya yang membiarkan kelenjar mata saya istirahat .
Saya menonton It’s Ok That’s Love-nya Noo Hee Kyung, saya tak hentinya memuji kesolid-an cerita dan chemistry antarkarakter di drama tersebut. Ceritanya natural, manusiawi dan tidak muluk-muluk. Saya mengikuti news yang mengumumkan kepindahan No Jakkanim ke tvN, tetapi saya yang saat itu on-off dengan internet segera melupakannya. Saya tidak pernah ngeh kalau My Dear Friends adalah karya No Jakkanim yang dimaksud, barulah setelah membaca postingan di Kkuljaem, pencerahan itu datang. Pantas saja, saya merasa familier dengan pattern di Dear My Friends. Mulai dari style bercerita hingga background music-nya yang sangat mirip It's Ok That's Love.
Sekilas, barangkali ada yang akan menggumam, apasih yang bisa diceritakan dari kakek-kakek dan nenek-nenek itu? Rasanya mustahal membayangkan adanya kisah cinta atau tragedi-ironi yang biasa diangkat di drakor—yang pemerannya masih muda-muda itu. Kurang lebih, begitulah yang terbesit di kepala Park Wan ketika ibunya memaksanya lagi-lagi menghadiri acara reuni teman-teman ibunya. Orangtua yang usianya sudah uzur hanya tinggal memikirkan perihal kematian yang sewaktu-waktu bisa datang. Berapa banyak dari kita yang memiliki pemikiran serupa? No Hee Kyung datang membawa cerita yang sukses menampar pikiran picik saya. Pertanyaan paling ringkas yang bisa membuka jalan menuju banyak kemungkinan jawaban melalui drama ini yakni, apakah menjadi tua, menjadi keriput, menjadi limapuluh, enampuluh, tujuhpuluh bahkan seratus lantas membuat makna hidup di dalam batok kepala kita menjadi sangat sempit bahkan nyaris tak punya nyawa? Dipenuhi seribu macam ketakutan tentang mati, tentang waktu yang tak banyak tersisa?”.
My Dear Friends dengan tegas menggusur pikiran-pikiran tersebut. Nenek Oh Ssang Bong yang enerjik tetap turun tangan mengelola tanah pertaniannya, mengasuh suaminya yang sakit-sakitan serta anak lelakinya yang cacat. Saya tidak pernah mendengar Nenek Oh mengeluh. Ada juga pasangan suami-istri Suk Gyun dan Jung Ah dengan semua konflik rumah tangganya yang kerap bikin saya geleng-geleng kepala melihat ulah Kakek Suk Gyun. Tipikal suami yang ingin selalu dihormati, berhak berkuasa penuh, dan egois gak ketulungan . , namun dalam perjalanannya sedikit demi sedikit diperlihatkan bagaimana Nenek Jung Ah melakukan pemberontakan terhadap suaminya dan akhirnya menuntun Kakek Suk Gyun pada jalan yang benar dan lurus ㅋㅋㅋ. Banyak menjengkelkan namun di satu sisi sarat kelucuan yang membuat saya berada di tengah-tengah. Tertawa, tetapi dalam hati merasa kasihan pada Kakek Suk Gyun.
Lalu ada ada Lee Young Won, aktris senior yang sering mendapat peran jahat di drama-drama. Di kehidupan nyata, di tengah teman-temannya yang setia, ia adalah sosok menyenangkan, pemegang rahasia paling sabar dan baiiiiiiik sekali. Young Won yang masih belum bisa move on dari cinta pertamanya menderita kanker akut, tak lantas itu membuat semangat hidupnya surut. Lee Young Won merupakan salah satu karakter favorit saya di drama ini.
Jang Nan Hee memiliki seorang puteri—Park Wan—ayah dan ibu (Nenek Oh) yang dicintai dan mencintainya dan seorang adik laki-laki. Luka lama atas perselingkuhan suaminya dengan teman Lee Young Won begitu membekas di ingatannya. Ketimbang mengenangnya dengan menjalani hidup tanpa rasa bahagia, Nan Hee memilih jalan bahagia. Ia masih punya teman-teman yang peduli, dan Wan—anaknya yang selalu punya alasan untuk adu argumen. Ia juga bertemu seorang lelaki baik—yang sepertinya jatuh hati padanya. ☺
Punya banyak anak dan rata-rata sukses bukanlah jaminan utama seorang ibu bisa hidup bahagia di usia senjanya. Ia bisa saja sangat kesepian karena kesibukan anak-anaknya menjalani hidup masing-masing. Jo Hee Ja adalah contoh nyatanya. Setelah suaminya meninggal, Hee Ja hidup sendirian. Sekembalinya dari Filipina—ada rumah anaknya yang mirip istana di sana—kekasihnya dari masa lalu muncul. Lee Sungjae (kenapa harus Sungjae ㅋㅋㅋ) Tak berapa lama Hee Ja divonis mengalami demensia oleh dokter. Ah, kisah ini sangat sedih. Saya tidak main-main .
Beruntung, dari sekian anaknya, ada Yoo Min Ho yang menyayangi Hee Ja lebih daripada apapun. Di awal penampakan Min Ho yang diperankan dengan cemerlang oleh Lee Kwang Soo, sedikit meninggalkan kesan negatif di mata saya. Saya pikir dia sama dengan kakak-kakaknya yang lain—dengan ringan menelantarkan ibu mereka. Min Ho adalah pengecualian. Ia benar-benar menyayangi ibunya. Tulus. .. Jika sebelumnya Lee Kwang Soo identik dengan jerapah dan label King of Betrayal (salahkan Running Man ㅋㅋㅋ), setelah menikmati perannya sebagai Min Ho, saya terpesona. Ng, Kwang Soo bisa kelihatan ganteng juga ahahaha. Soal akting, tidak usah ditanya. Two thumbs up!
Di geng, hanya Oh Chong Nam yang memilih menjadi single sepanjang hidupnya. Dikorbankannya hidupnya untuk merawat sanak-kerabatnya yang sakit-sakitan. Berangkat dari kisah hidup yang tak biasa (baca; rumit, pelik dan keras), Chong Nam merasa perlu dan harus bertanggungjawab atas seluruh hidup keluarganya. Kalau bukan dirinya, siapa lagi? Terlebih dari segi finansial ia memiliki kelebihan. Ada sentilan halus sekaligus mengharukan, bagaimana Chong Nam yang emoh berhenti belajar dan ikut ujian meski gagal berkali-kali. Tampaknya Chong Nam memegang teguh prinsip tuntutlah ilmu dari buaian hingga ke liang lahat. Ngapain malu sama usia? Gitu.
Adalah Park Wan yang menjadi tokoh sentral di dalam cerita ini. Ia, si narator yang membantu kita memahami setiap karakter. Bagaimana latar belakang hidup dan pemikiran mereka. Setelah melalui konflik yang tak ringan dan sangat melelahkan dengan ibunya, ia akhirnya menyanggupi untuk menuliskan kisah ibu serta teman-temannya dalam wujud buku. Bagian hidup Wan yang tak kalah menarik adalah kisah cintanya dengan Yeon Ha, seorang kartunis yang hidup di Slovenia. Cinta yang menggebu-gebu seringnya hanya menyisakan sepotong luka yang tak bisa sembuh sekuat dan seampuh apa pun obat yang coba diberikan. Bukan karena pada akhirnya, cinta itu mencapai antiklimaks lalu padam. Mati. Bukan seperti itu. Wan dan Yeon Ha saling mencintai. Seolah tak ada celah untuk cinta lain di antara mereka. Bagi Wan, ada satu cinta yang rupanya bisa menyandingi cintanya pada Yeon Ha—cintanya pada ibunya. Bagi ibunya ada dua jenis pria yang tidak boleh dinikahi Wan. Satu, pria cacat. Dua, pria beristri. Dan Yeon Ha adalah salah satu jenis pria itu. Sebuah kecelakaan menyebabkan Yeon Ha cacat. Hal itu pula yang membuat Wan meninggalkannya dan kembali ke Korea. Di benak Wan, ia mengorbankan cintanya pada Yeon Ha demi ibunya. Maka cinta pula yang kemudian membawanya kembali.
Oke, saya kira saya perlu mengatakan ini... Jo In Sung sebagai Yeon Ha benar-benar mencuri perhatian saya. Sebelumnya saya tidak pernah merasakan rasa suka yang berlebihan pada karakter yang diperankan Jo In Sung, bahkan pada Jo In Sung sendiri. Tetapi, sebagai Yeon Ha, saya terpukau dan jatuh cintaaaa. Tsk tsk tsk.... Gestur tubuh, cara bicara, cara Yeon Ha tersenyum, cara Yeon Ha merayakan kesedihannya, kesepiannya, kehilangannya, saya menyukai seluruhnya . Lucunya, Jo In Sung adalah cameo. Tapi kenapa ya saya merasa karakternya sama pentingnya dengan karakter-karakter utama di drama ini?
Kisah di Dear My Friends bisa kita temukan di lingkungan hidup kita tak hanya pada orang-orang tua, bahkan bisa juga terjadi pada pasangan muda. Perselingkuhan, KDRT persahabatan, pasang-surut hubungan anak-orangtua. Saya cemburu pada persahabatan antarkarakter di Dear My Friends. Chy, kita bisa gak ya tetap menjadi sahabat hingga usia senja datang? I hope so.
Bertambahnya usia memang sesuatu yang pasti, tetapi tak lantas itu membuat semangat hidup kita ikut menua bersamanya. Hargailah para orang-orangtua di sekitar kita, betapa pun hebatnya hidup kita, tak ada yang bisa menandingi kehebatan hidup mereka. Mereka telah melewati pengalaman-pengalaman hidup yang luar biasa, menjalani masa-masa yang barangkali tak akan pernah kita rasakan hingga akhir hayat kita.
Saya sangat menyayangkan bila ada yang melewatkan menonton drama keren ini. Semua karakternya likeable. Di awal episode, kita tanpa sengaja akan memandang negatif hampir semua karakter yang muncul, semakin jauh episode semakin dalam rasa simpati kita terhadap mereka. Drama ini sukses memainkan emosi penontonnya. Satu menit tertawa, menit berikutnya kita dibuat menangis ^^

Uncontrollably Fond-KBS
Starring : Suzy, Kim Woo Bin, Im Joo Hwan, Im Joo Eun, Lee Seo Won
Dulu, dulu banget. Saya tidak sempat memikirkan apakah Stairway to Heaven atau Sorry I Love You terlalu melelahkan untuk saya tonton. Saya lupa apakah saya menontonnya karena memang tidak ada pilihan lain di tivi atau memang waktu kecil saya doyan nonton drama yang memeras air mata. Sekarang, jika saya diminta menonton Sorry I Love You, saya akan menolak. Bukan karena saya sudah tidak menyukai ceritanya. Cukup sudah, hati saya kurang kuat untuk menonton drama makjang dan melo. Hayati punya hati yang lemah, Bang ㅋㅋㅋㅋ. Saya tidak ingin berubah jadi ahjumma rempong yang pengen banget banting tivi saking keselnya pada karakter di drama yang saya tonton .
Oke, intinya saya jarang bisa tertarik pada drama yang terlalu makjang. Si A jatuh hati pada B, tapi ayah si B menjadi penyebab kematian ibu C, si A sakit maag akut dan bentar lagi koit. B jadi bingung sendiri mau milih siapa. B aja pusing, apalagi saya yang nonton. Alih-alih, ikut mikir. Saya lebih baik matiin lepi dan tidur.
... akhirnya Si A dan C pun menikah dan hidup bahagia selamanya. Si B kemudian ngungsi ke ketub Utara, meneliti populasi pinguin yang hampir punah. Ya Allah, drama banget ini hidup orang .
Tanpa ekspektasi apa-apa, saya iseng nonton Uncontrollably Fond. Rasanya saya tidak perlu menjadi fans Suzy atau Kim Woo Bin hanya agar minat saya tumbuh untuk drama ini. Cukup sedikit rasa penasaran plus iseng tak beralasan, maka lahirlah apa yang dinamakan ‘selamat anda terkena jebakan betmen’.
Uncontrollably Fond tanpa banyak cincong tampil sebagai drama melo dan seratus persen makjang. Harusnya saya—seperti yang sudah-sudah—akan segera undur diri lalu beralih pada drama lain. Faktanya, saya tidak bisa. Ini drama melo dan makjang. Iya, saya sangat tahu. Tetapi kenapa masih betah menonton? Sungguh, ini masih menjadi misteri. Saya pun mencoba membuat hipotesa sementara, sedari awal Lee Kyung Hee sudah memberikan isyarat dengan gamblang mengenai ending bagi tokoh utama di Uncontrollably Fond. Barangkali karena inilah saya merasa aman mengikuti per episodenya. Sudah ada bayangan kesedihan macam apa yang sedang menunggu saya di depan—sebagai penonton. Drama ini tak mengikuti pola melodrama yang sering saya nonton. Ajaibnya, sejauh ini selama menonton 3 episode perdana, belum muncul niat banting lepi atau yang lebih sadis—menyantet penulis skripnya. Hey, siapkan tisu yang banyak—anggap saja ini firasat. Takdir Noeul (Suzy) dan Shin Joon Young (Kim Woo Bin) sudah tak mulus sejak awal. Kisah cinta mereka adalah tragedi paling pilu yang mungkin bisa terjadi—kecuali Lee Kyung Hee punya sedikit belas kasihan dan membiarkan keduanya bersama di akhir, dan bagi saya itu sulit. Kemungkinan lain, drama ini termasuk pra-produksi. Syutingnya sudah kelar. Tidak ada itu namanya cerita yang tiba-tiba berubah haluan secara mendadak demi mengikuti mood penonton—keinginan banting lepi bisa diminimalisir. Fiuh.
Jika Joon Young dibesarkan seorang single mother, Noeul hidup bersama ayah serta seorang adik laki-laki. Trus makjangnya di mana? Ayah Noeul menjadi korban tabrak lari dan meninggal. Kasus Ayah Noeul ditangani oleh Ayah Joon Young (yang meninggalkan dirinya dan ibunya ketika ia masih dalam kandungan). Demi menyelamatkan ayahnya, Joon Young tak sengaja menjadi penyebab kecelakaan Noeul. Oya, saya lupa bilang Joon Young menyukai Noeul. Bertahun-tahun kemudian, Joon Young yang sudah menjadi artis papan atas divonis menderita penyakit mematikan, hidupnya paling banter sisa setahun. Kesian amat. Tuh kan, makjangnya gak tanggung-tanggung. Sepertinya pertemuan kembali Joon Young dan Noeul—seorang rookie PD—akan menjadi ajang penebusan dosa oleh Joon Young. Tau gak bagian paling anehnya? Saya nunggu banget heartbreaking scenes di drama ini. Semacam udah siap banting lepi *eh*
Menyoal divisi akting, banyak yang gak sreg dengan akting Suzy. Bagaimana dengan saya? Saya mah enjoy aja. Saya akui, akting Suzy masih standar, tak jauh berbeda ketika dia ngedrama bareng Seunggi di Gu Family Book. Tapi, tetap saja komentar netizen terlalu berlebihan. Aktingnya tidak seburuk itu juga kalik.
Uncontrollably Fond masih jauh dari ending, dengan cukup percaya diri sepertinya saya tidak akan men-drop drama ini di tengah jalan. Saya penasaran akan se-tragis apa hidup Joon Young pada akhirnya....
Drama ini tidak menawarkan cerita yang unik dan fresh, polanya masih mengikuti melodrama Korea di awal tahun 2000-an. Jika kamu fans berat Sorry I Love You atau Nice Guy, mungkin kamu perlu memberikan kesempatan pada Uncontrollably Fond. Sinematografinya cakep pisan .
Ng, kamu bisa mengetahui sebuah drama makjang atau tidak bila melihat kehadiran ajeossi satu ini ㅋㅋㅋㅋ
----
Let’s Fight Ghost!-tvN
Starring : Taecyeon, Kim So Hyun, Kwon Yeol.
Saya tidak pernah membayangkan sebelumnya akan nekat menonton drama horor. Mata saya sedikit sensitif dengan hal-hal yang berbau dunia lain—jika kamu mengerti apa yang saya maksud. Sebisa mungkin saya menghindari tema ini, kuatirnya tingkat paranoia saya terhadap item satu ini meningkat pada titik yang menyeramkan.
... tetapi saya kemudian—entah dari mana datangnya kenekatan itu—menonton plot episode Let’s Fight Ghost yang memadukan Kim So Hyun dan Taecyeon 2PM ini. Dramanya fun, kecuali penampakan hantu-hantunya .
Let’s Fight Ghost ini serem tapi lucu. Diadaptasi dari webtoon populer, Hyun Ji adalah setan penasaran yang masih bergentayangan di dunia karena masih punya urusan yan belum selesai berkaitan dengan kematiannya—sebelas duabelas dengan setan Oh My Ghost—melalui sebuah kesengajaan ia bertemu Park Bong Pal, si pembasmi hantu. Jangan tanyakan kemiripan drama dan webtoon-nya karena saya tidak membaca webtoon-nya.
Kalau boleh bilang, saya lebih suka bickering antara Hyun Ji dan Bong Pal dan tidak cukup yakin akan bisa menerima bila ada romance bertebaran. Habisnya lebih mirip Oppa-dongsaeng sih ㅋㅋㅋ
Karakter-karakter pendukung di drama ini tidak kalah lucunya kok. Dijamin bikin ketawa. Saya curiga, Joo Hye Sung yang diperankan Kwon Yeol ada kaitannya dengan kematian Hyun Ji.

The Good Wife-tvN
Starring : Jeon Do Yeon, Yoo Ji Tae, Yoon Kye Sang, Kim Seo Hyung, Nana After School, Lee Won Geun
Tak banyak yang bisa tulis mengenai drama terbaru tvN ini. Merupakan adaptasi serial populer Amerika yang menceritakan kehidupan Kim Hye Kyung pasca tertangkapnya Jaksa Lee Tae Joon, suaminya akibat tuduhan penyuapan. Hye Kyung memulai karirnya sebagai pengacara setelah tertunda selama 15 tahun. Ia diterima bekerja di sebuah firma hukum milik kakak-beradik Seo Myung Hee dan Seo Joong Won. Joong Won adalah hoobae Hye Kyung di kampus.
Dimulai dari penangkapan Lee Tae Joon, saya mencium banyak rahasia terselubung yang melingkupi hidup Hye Kyung. Selain dia dan kedua anaknya, saya mencurigai semua orang tak ada yang tulus menolongnya. Semua orang memiliki kepentingannya masing-masing dan mereka merasa perlu memanfaatkan Hye Kyung entah untuk alasan apa. Saya tidak menonton serial Amerika-nya jadi saya sama sekali buta dan tak punya gambaran apa-apa.
Hye Kyung semata seorang ibu dan istri yang baik. Saya terenyuh menyaksikan interaksinya dengan kedua anaknya setelah kasus suaminya merebak ke media. Apakah Lee Tae Joon benar-benar memiliki perangai yang buruk seperti yang banyak dikatakan rekan kerjanya? Menghalalkan segala cara demi kemenangan di pengadilan? Benarkah tuduhan suap yang dialamatkan kepadanya? Lantas, sanggupkan Hye Kyung menceraikan suaminya? Lalu apa motif Seo Joong Won mempekerjakan Hye Kyung di firma hukumnya?
Psssttt, karakter Lee Won Geun sebagai Lee Joon Ho lumayan menyebalkan.
Setelah menonton Punch (SBS, 2015), saya sangat pesimistis Lee Tae Joon bersih dari seluruh tuduhan. Poor Hye Kyung.
=oOo=
Demikianlah sekilas pandang—tapi kok jadi panjang begindang ya?—drama-drama yang sedang saya ikuti saat ini. Sebelum hiatus, sebenarnya saya sempat mendonlot Memory dua episode dan Goodbye Mr. Black satu episode. Apakah ada di antara Readers yang sudah menonton drama ini? Mungkin saya bisa dikasih pencerahan perlu tidaknya melanjutkan donlotan?
Upcoming drama yang sedang saya tunggu antara lain W, Moonlight Drawn By Clouds, dan K2.
Bye~ing
= Azz =
Jangan lupa bahagia ☺
P.s :  out of topic, saya sedang mencari orang yang mau dengan tulus ikhlas saya repotkan sebagai narasumber untuk bahan tulisan fiksi saya. Mereka yang mengenal kota Ternate dan Banjarmasin secara langsung .
P.s.s : Adakah seseorang yang bisa mencerahkan saya tentang satu contoh kasus yang berkaitan dengan psikologi medis—atau apapun istilahnya?

5 comments:

  1. haiiii azz salam kenalll...
    suka banget baca blogmu, suka banget narasinya, kerennn...
    abis ngubek2 blogmu nyari signal ma another oh hae young tp gag nemu xixixi...
    barangkali bs jd rekomendasi buat azz tonton, soalnya aku pngen banget baca ulasanmu ttg 2 drakor itu.. hihihi..
    and tq buat review my dear friends, bakal donlot abis ini..
    see u azz :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Haiiiiii, Mbak Alvina!
      Terimakasiiiiih banget bangettt udah mampir baca dan suka. Sayang sekali aku belum nonton Oh Hae Young, mungkin nanti ya ^^

      Delete
  2. Eh ulasanmu soal signal baru ketemu hihihi

    ReplyDelete
  3. kalo menurutku goodbye mr. black bagus dan recomended buat dilanjutin.

    ReplyDelete

Haiii, salam kenal ya. 😊