[Review] Pinocchio Episode 3



Note : Ini bukan synopsis full ya, hanya sekadar me-review episode 3 setelah menonton. Drama ini bagus banget menurutku, saking semangatnya aku gatel pengen nulis di blog hehe…

Pinocchio Episode 3 : The Eye of The Queen
Choi Dal Po mendengar suara yang terasa sangat familiar memanggil-manggil namanya agar segera bangun dan sarapan. Dia membuka matanya perlahan dan menyadari itu suara siapa. Dal Po bergegas keluar kamar. Ia mendapati ayah dan ibunya di meja makan. Dal Po kaget setengah mati. 


Dia berulang kali bergumam kalau itu hanya mimpi. Dia pasti sedang bermimpi. Jae Myung juga ada di sana, tetapi hanya sebagian tubuhnya yang disorot. Wajahnya tidak.  Ayah dan ibunya heran melihat Dal Po bersikap seperti orang linglung. Lalu Dal Po bergumam ini hanya mimpi, kan? Sebuah mimpi buruk. Ayahnya bertanya mimpi buruk apa? Mimpi yang sangat buruk. Dal Po melanjutkan, bukankah ayahnya menghilang dalam sebuah kebakaran gedung? Kakaknya mengabaikan dia dan ibunya. Dan Ibu… Dal Po berkata penuh kesedihan sambil memandangi wajah ibunya yang tengah tersenyum. Sedih pisan…


Ibunya meyakinkan Dal Po kalau itu hanya mimpi tetapi tiba-tiba Dal Po melihat kehadiran In Ha di sana. Jelas saja dia kaget. Kenapa In Ha di sana? Dal Po kebingungan lagi. In Ha seharusnya tidak ada di sana. Jika In Ha ada di sana berarti ini hanya mimpi.


Dal Po setengah histeris, menunjuk In Ha seraya bertanya apakah Hyung-nya tahu siapa dia? Tentu saja, dia kemenakan kita yang manis, jawab hyungnya. Dal Po duduk, ia menenangkan dirinya dengan berkata ia hanya bermimpi. Ia bahkan tidak ingin terbangun karena bahagia bertemu orang-orang yang disayanginya di dalam mimpi. Mungkin ini pertama kali Dal Po mengalaminya setelah insiden kebakaran itu menghancurkan keluarganya. Dal Po tak sengaja menyenyuh taplak meja. Ia terhenyak, ia merasakan permukaan kasar kain taplak itu. Itu berarti dia tidak sedang bermimpi! Daaaaan, ternyata memang benar itu Cuma mimpi. Dal Po bergumam dalam tidurnya, kain taplak yang dielus-elusnya dalam mimpi tak lain adalah ujung rok yang dipakai In Ha hahahaha. In Ha heran mimpi seperti apa yang sedang dialami Dal Po. Ia menyuruh Dal Po bangun. Lucunya, Dal Po malah menarik ujung rok In Ha dan menyentuhkannya di wajahnya.

Byuntaee!              
                                                 
In Ha meninju pelipis Dal Po. Pwahahahaha…



Saat itu, 4 Oktober 2013. Lompatan waktu yang cukup jauh. Dal Po, Haraboji, ayah In Ha dan In Ha sudah pindah ke Seoul. Mereka tinggal bersama. Pagi di meja makan, Dal Po mengompres pelipisnya yang kena bogem In Ha dengan telur masak. Terjadi adu argument antara Dal Po dan In Ha lalu In Ha dan ayahnya. Haraboji menghentikannya dengan sebuah hantaman sendok di jidat In Ha (dua kali untuk In Ha ding) dan ayahnya. Rupanya ayah In Ha tidak setuju kalau In Ha melamar jadi reporter. Lucu deh gaya bertengkarnya. Kan mereka marahan tuh, yang dijadikan perantara ya Dal Po.


Di bandara, Sung Cha Ok (ibunya In Ha) tiba dari luar negri dan dijemput dua orang dari kantor. Pria yang satu adalah rekan satu timnya dulu dan satunya lagi orang baru. Sebelum kedatangan Cha Ok, dua orang itu terlibat perbincangan yang intinya kurang lebih mengenai penerimaan reporter baru di stasiun tivi mereka dan salah satunya adalah puteri Cha Ok yang menderita syndrome Pinocchio.

Di apartemen keluarga In Ha. Dal Po sedang memijit punggung haraboji. Haraboji memperlihatkan sebuah foto kepada Dal Po. Dal Po bertanya apa itu. Haraboji bilang ia mendengar kalau Dal Po baru saja putus dari Se Yeon bulan lalu. ROFL. Jin Seo Yeon adalah lawan main Lee Jong Suk di Doctor Stranger. 


Mas-nya gak usah sok imut napaaah ><
Sedangkan foto yang yang ditunjukan haraboji adalah foto Kim Min Jung hahahaha. Dal Po menolak saat haraboji memintanya bertemu gadis di foto itu. Dal Po mengaku sudah punya pacar. Ayah In Ha yang sedang membaca Koran bergumam dengan nada bangga, kakaknya punya beberapa skill (soal menggaet pacar). Haraboji bertanya gadis seperti apa dia? Namanya Hye Sung, dia gadis yang pintar, baik dan bersuara indah. (Hye Sung adalah karakter dari drama I hear Your Voice).

In Ha bersiap untuk mengikuti wawancara penerimaan reporter di stasiun tv MSC, tempat ibunya bekerja tentu tanpa sepengetahuan ayahnya. Bisa marah besar kalau dia tahu. Dal Po menanyakan di stasiun tivi mana In Ha akan menjalani interview? In Ha bertanya balik bila ia memberitahukan Dal Po apakah Dal Po bersedia merahasiakan itu dari ayahnya? Dal Po langsung tahu di stasiun tivi mana In Ha di-interview. Dal Po tidak bisa berbuat apa-apa karena In Ha sudah mantap dengan keinginannya. Ia bertanya apakah ibunya tahu? In Ha sudah mengirim pesan ke ibunya memberitahu kalau dia lolos tahap pre eliminasi.


Dal Po dan In Ha mendorong beberapa mobil yang menghalangi mobil Dal Po. Sekarang Dal Po berprofesi sebagai sopir taksi. Dal Po kembali menanyakan keyakinan In Ha, dari mana In Ha yakin kalau nomor yang selama ini dianggapnya sebagai nomor ponsel ibunya adalah benar-benar nomor ibunya? Jika itu benar-benar nomor ibunya bukankah seharusnya ibu sering-sering menghubunginya? Awalnya In Ha tidak menganggap serius, ia berdalih ibunya pasti sibuk. Tetapi nampaknya Dal Po tidak berhenti sampai di situ. Sesibuk apakah ibu In Ha hingga tega mengabaikan puterinya selama sepuluh tahun? Itu berarti dua hal, dia mengubah nomornya atau dia sudah tidak peduli lagi pada In Ha. Kemarahan In Ha meledak. Ia heran kenapa Dal Po bersikeras menjelek-jelekkan ibunya? Kata Dal Po, semakin besar ekspektasi In Ha maka akan semakin besar pula kekecewaannya jika itu tidak benar terjadi. In Ha bertanya pernahkah sekali Dal Po bertemu ibunya? Ah ya, andai In Ha tahu Dal Po adalah orang yang dihancurkan hidupnya oleh ambisi ibunya…

Pertengkaran itu berakhir dengan kepergian In Ha. In Ha sangat memuja ibunya. Dia tidak akan terpengaruh seberapapun gigihnya ayahnya dan Dal Po mencoba menjatuhkan ibunya di matanya. Dia hanya percaya apa yang dilihatnya. Sama seperti delapan tahun lalu saat Dal Po dituduh mencuri jawaban test. In Ha percaya Dal Po tidak melakukannya dan memang terbukti Dal Po di posisi benar.
Dal Po masuk ke taksinya. Terdengar suara perempuan operator taksi. Namanya Hye Sung. Hahahaha itu suaranya Lee Bo Young (pemeran Hye Sung di I Hear Your Voice). 


Di apartemen, Ayah In Ha menemukan dompet di depan pintu. Dompet Dal Po. Tak sengaja ia membuka dompet itu dan menemukan foto In Ha terselip. Seketika kecurigaannya timbul. Rasa curiganya meningkat tatkala dilihatnya di bawah parkiran Dal Po keluar dari taksi dan mencoba mengejar In Ha walau akhirnya yang dilakukannya adalah menatap kepergian In Ha dengan tatapan yang sulit diartikan.

In Ha berdiri di Halte bus sambil menahan dingin. Sudah masuk musim akhir musim gugur. Dal Po memarkirkan taksinya di samping In Ha. In Ha sok jual mahal. Setelah Dal Po mengatakan ia tidak akan menyalakan argo-nya barulah In Ha mau masuk itupun dengan ekspresi yang… yah agak ketus. Pura-pura LOL. Baru juga bertengkar beberapa menit lalu udah baikan. Dal Po menceritakan kalau dia semalam mendapatkan mimpi yang baik. Ia bertemu orang-orang yang dirindukannya. In Ha membeli mimpi Dal Po senilai 5.000 won dan memberikan kancing bajunya untuk In Ha. 


How cute they are…

Di stasiun tivi MSC, ada tiga orang sedang duduk berhadapan. Dr. Guk (aku belum tahu siapa namanya di sini jadi aku panggil dia sementara Dr. Guk, perannya di ER Couple), seorang lagi rekan Cha Ok yang menjemputnya di bandara dan satuya lagi, molla-yo… Mereka menggosipkan Cha Ok. Sudah bukan rahasia lagi kalau Cha Ok itu ambisius. Demi mendapat rating tinggi untuk beritanya dia melakukan tindakan licik. Dua diantaranya adalah membeli sebuah sepatu dan berpura-pura kalau sepatu itu adalah milik salah satu korban kecelakaan di jalan, dia melaporkan dari TKP dengan wajah penuh kesedihan. Satu-nya lagi, Cha Ok melaporkan kejadian banjir seolah-olah banjir itu sangat tinggi, padahal kenyataanya Cuma selutut ajah. Cha Ok berlutut di dalam air itu. Ckckck….
Sepertinya rekan Cha Ok ini getol mengkritisi Cha Ok di belakangnya namun di hadapannya dia berpura-pura baik. Dr Guk mendekati rekan Cha Ok sambil melihat ke layar laptop yang dipegang pria itu. Melakukan sesuatu untuk menaikan rangking pencarian berita online? Sindirnya. Rekan Cha Ok beralasan apa yang dilakukannya masih kecil dibandingkan apa yang telah dilakukan Cha Ok. Look, betapa hitamnya dunia pertelevisian itu. Penuh kebohongan.


In Ha sedang berada di salon. Dia meminta agar didandani seperti reporter. Bukankah reporter dan penyiar itu sama? Tanya karyawan salon. Tidak, itu berbeda. Reporter itu lebih berkelas dan cerdas. Karyawan salon itu paham (atau pura-pura paham)? Dia berlalu sambil member kode ke temannya agar mendandani In Ha seperti penyiar. Saat itu sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. Dari ibunya. In Ha sangat bahagia bahkan ia sampai menangis. Diteleponnya Dal Po hanya untuk mengabarkan itu.

Dal Po mengomel sendiri di dalam taksi yang dikemudikannya. Seorang penumpang asing terlihat ketakutan menyaksikan Dal Po berceloteh sendirian. Ia menyangka jangan-jangan Dal Po orang aneh yang berbicara dengan GPS. Pria asing itu ketakutan masih sambil menelpon temannya, dia benar-benar tidak waras. Pria yang berbicara dengan GPS. Ia meminta agar Dal Po menurunkannya tapi Dal Po dengan tenang mengatakan dia bukan orang jahat. Hahahaha epik banget. Ia menurunkan Pria itu di tempat yang ditujunya. Saat itu seorang pria tua sedang berada dalam kesulitan. Gerobaknya menghantam sebuah mobil pick up yang terparkir di pinggir jalan. Dal Po keluar mobil untuk menolongnya. Dimintanya pria tua itu pergi, biarkan dia yang mengambil alih urusan itu. Sepeninggal pria itu Dal Po memeriksa depan mobil pick up itu yang sedikit penyok. Karena ia tidak bisa menunggu lama, disimpannya sebuah memo yang berisi nomor ponsel serta permintaan maaf telah tak sengaja menabrak mabil itu.


Sebelum masuk ke taksi-nya, ponsel Dal Po berbunyi. Dari ayah In Ha yang memberitahukan dompet Dal Po ketinggalan. Dal Po curiga jangan-jangan ayah In ha melihat foto In Ha. Saat yang bersamaan, pemilik mobil pick up yang ternyata adalah Jae Myung, kakak Dal Po berada di depan mobilnya. Aaarrrgggh, mereka nggak jadi ketemu deeh. Tapi Jae Myung mengantongi kertas memo dari Dal Po.
Ayah In Ha mengamati dompet Dal Po. Ia teringat masa lalu, ketika In Ha dan Dal Po pulang kehujanan. Tak sengaja Dal Peng (ayah In ha) menyaksikan rona lain di wajah Dal Po saat menatap In Ha. Hati seorang ayah pasti tahu bila seorang pria menaksir anak perempuannya. Di waktu lain, Dal Peng dan In Ha sedang terlibat diskusi mengenai uang kuliah yang hanya cukup membiayai satu orang saja. In Ha merasa Dal Po yang lebih berhak kuliah. Nilai test-nya lebih bagus disbanding dirinya. Dal Po datang. Dia bilang tidak tertarik masuk kuliah. Dia akan masuk wajib militer saja.


Kembali ke masa sekarang, mengingat hal itu Dal Peng merasa Dal Po pasti menyukai In Ha. Dal Po datang. Dal Peng menunjukkan apa yang ditemukannya di dompet Dal Po. Dal Po berkata In Ha melupakan pas fotonya untuk resume—nya jadi Dal Po menyimpannya untuknya. Dal Po berharap Dal Peng tidak berpikir macam-macam. Dal Peng menyimpan foto itu. Akan jadi masalah kalau pacar Dal Po melihatnya di dompet Dal Po. Dal Po mana punya pacaaaaaaar.

Lee Yo Bi


In Ha mengikuti interview. Dia senang sekali bahkan hanya dengan mengetahui ibunya adalah satu dari tim pewawancara. Sebelumnya, dia bertemu Lee Yo Bi (aku belum tau nama dia siapa di sini). Keliatannya Lee Yo Bi akan menjadi lawan tangguh untuk In Ha baik dalam hal pekerjaan maupun ehm, cinta xD. Sayang sekali, kekhawatiran Dal Po terjadi. 


Sung Cha Ok sama sekali tidak memperlihatkan sisi keibuannya pada In Ha. Dengan kejam dia menjatuhkan In Ha karena syndrome Pinocchio yang dimilikinya. In Ha tidak berhasil melewati test wawancara tersebut. Ia gagal berbohong saat melaksanakan misi menelpon sebuah rumah makan. Sejujurnya, bukan itu yang menyakiti In Ha. Tapi cara ibunya memperlakukannya sangat diluar harapannya. Yang lebih menyakitkan setelah tets wawancara itu, In Ha sendiri membuktikan bahwa ponsel yang selama ini dianggap sebagai ponsel milik ibunya ternyata bukan, melainkan milik orang lain. Entah bagaimana jalan ceritanya hingga bisa demikian. Saat terakhir ibunya hendak meninggalkan In ha di selasar kantor berita itu, In Ha berbisik lirih betapa ia merindukan ibunya sepuluh tahun terakhir ini. Dan tahukah bagaimana reaksi ibunya? Dingin sekali Cha Ok menjawab, maaf tapi aku tidak punya waktu untuk merindukanmu. Kejam ga tuh?


Rupanya pemilik no ponsel yang selama ini dianggap In Ha sebagai no ibunya dipegang oleh Kim Young Kwang (ga tau siapa namanya di sini, males gugel juga lol).

Kim Young Kwang
Dia terpekur nama membaca sms dari In Ha yang bernada kemarahan. Dia menelpon In Ha tapi tidak sanggup berkata-kata saking merasa bersalahanya. In Ha mencecarnya penuh marah. Betapa dia telah menunggu sepuluh tahun untuk sesuatu yang sangat menyakitinya itu.



In Ha melangkah keluar dari kantor berita MSC. Dal Po yang memarkirkan mobilnya di seberang jalan melihat kelesuan yang tergambar di wajah In Ha. Ia ingin menghampiri In Ha namun lalu lalang kendaraan menghalanginya beberapa waktu sebelum lampu hijau menyala. Dal Po menelpon In Ha tetapi tidak diangkat. Dal Po merasa ada yang salah apalagi melihat In Ha menangis hebat di bangku tak jauh dari stasiun tivi MSC. In Ha dan Dal Po terlibat sms panjang. In Ha berbohong. Ia bilang sedang bersama ibunya. Ibunya sangat merindukannya. Padahal kan jelas-jelas Dal Po melihat In Ha di depan sana sedang menangis seperti anak kecil. Dal Po bertanya apakah ia perlu menjemput In Ha? Tidak usah, kata In Ha. Dia bisa pulang sendiri. Dal Po menurut. Setelah memacu mobilnya meninggalkan In Ha, Dal Po merasa tidak tenang lalu memutuskan kembali ke kantor berita MSC akan tetapi In Ha tidak adak di sana, gadis itu sudah pergi. Mnegejutkan, Dal Po melihat Sung Cha Ok berdiri tak jauh dari pintu masuk gedung MSC. Ia melambai ke arah mobil Dal Po. Kilasan masa lalu yang menampilkan Cha Ok terlintas di ingatan Dal Po. Dal Po berusaha menekan perasaannya. Di dekatinya Cha Ok.


Dalam perjalanan. Dal Po mengamati Cha Ok. Ia berbasa-basi, menebak Cha Ok pasti dari MSC. Dengan cuek Cha Ok mengi-yakan. Dal Po lalu bertanya apakah Cha Ok mengenal In Ha? Bagaimana test wawancaranya? Apakah dia berhasil? Cha Ok mengatakan In Ha tidak bisa melewatinya. Sarkastik, Dal Po menyindir Cha Ok apakah karena In ha adalah puterinya? Kaget dong Cha Ok. Kenapa Dal Po bisa mengetahuinya? Karena dia adalah paman In Ha. Cha Ok meminta agar Dal Po segera menghentikan mobilnya.

Di rumahnya, In Ha memasukan semua buku-bukunya ke dalam koper. Ia menyeret koper itu gontai.
Cha Ok dan Dal Po berdiri di pinggir jalan. Siapa Dal Po sebenarnya? Ia tahu benar In Ha tidak memiliki paman. Dal Po mengakuinya, ia diangkat anak oleh kakek In Ha. Dari sini diketahui mengapa In Ha tidak bisa lolos interview. Karena syndrome Pinocchio-nya itu. Belum pernah ada satupun di Negara itu ada penderita syndrome Pinocchio yang berprofesi sebagai jurnalis. Statistic berkata demikian. Perbincangan alot itu terpotong. Kita akan mengetahui kelengkapannya di detik-detik terakhir episode ini selesai.
Jae Myung sedang minum-minum bersama temannya. Ia mengirim pesan untuk Dal Po, mengatakan kalau Dal Po tidak perlu mengganti biaya kerusakan mobilnya karena tidak terlalu parah. Temannya berkomentar Jae Myung seharusnya tidak merelakan begitu saja. Tidak apa-apa kata Jae Myung. Duuuh, Jae Myung ini baik menurutku. Kasian banget dia. Dal Po menerima pesan Jae Myung dengan perasaan lega.



Kembali ke rumah makan, perhatian Jae Myung teralihkan oleh pertengkaran tiga pria. OMO, ketiga pria itu adalah orang yang telah menyebabkan ayah Jae Myung dan Dal Po tertuduh. Bodohnya lagi tiga pria itu saling mengungkit masalah-masalah tiga belas tahun lalu mengenai kebakaran itu. Pertengkaran itu berakhir saat salah satu tangan pria itu menyentuh pemanggang daging yang membara akibatnya tangannya melepuh, mereka bergegas pergi ke rumah sakit. Jae Myung kaget menyimak pertengkaran itu. Ia bergegas mengejar namun ketiga pria itu sudah menghilang bersama taksi.

Dal Po tiba di rumah. Haraboji menanyakan kapan terakhir kali Dal Po berbicara dengan In Ha? In Ha menghilang. Dia membawa semua buku-bukunya. Dal Po lalu berlari keluar mencari In Ha. Dal Peng juga melakukan hal yang sama. Dal Po berlari menyusuri jembatan dan melihat ada pesta kembang api. Lagi-lagi ia terkenang ingatan detik-detik terakhir kebersamaannya dengan ibunya. Ingatan itu terpotong atau lebih tepatnya Dal Po tidak ingin mengingat kejadian menyakitkan itu. Jadi belum ketahuan apakah ibu Dal Po benar-benar sudah mati. Dan bagaimana kejadiannya Dal Po bisa selamat dan ibunya entah.

Dal po berlari kembali ke gedung apartemen sambil meneriakan nama In Ha. Ada sobekan-sobekan kertas berjatuhan dari atap gedung. Dal Po mengira In Ha akan bunuh diri. Kalap Dal Po berlari menuju atap gedung. Benarkah In Ha hendak bunuh diri? Nope. Gadis itu memasukan buku-bukunya ke dalam drum untuk dibakar. Sayangnya, korek gas yang digunakannya padam. Maksud hati mau mengabil korek gas itu eh malah separuh badan In Ha masuk ke dalam drum hahahaha koplak. Saat itulah Dal Po menggedor pintu menuju atap yang dikunci In Ha. Dal Po benar-benar menyangka In Ha akan bunuh diri LOL. In Ha tidak punya pilihan lain selain membuka kunci pintu. Ia segera bersembunyi dibalik sebuah kain bekas baner. Hahahaha, yang tadinya sedih malah jadi lucu. Dal Po hampir menangis mencari-cari In ha di atas gedung itu. Dalam persembunyiannya, In Ha bertanya-tanya kenapa Dal Po seperti itu? Dia mencemaskanmu, bodoh. Dal Po melihat kaki In Ha menyembul.


Keluarlah, aku melihat kakimu.
Hahahahaha…

In Ha tidak mau. Dal Po menarik kain panjang yang menutupinya.

In Ha berkata tidak bisakah Dal Po membiarkannya sendirian? Ia sedang sedih. Semua kata-kata Dal Po mengenai ibunya benar adanya. Mereka terlibat cekcok (yang kita tahu bersama pasti ujung-ujungnya baikan entar). Dal Po meminta agar In Ha jangan membakar buku-bukunya karena ia membutuhkannya. In ha bingung. Untuk apa? Apakah Dal Po akan menjualnya? Tidak. Dal Po membutuhkannya karena ia ingin menjadi reporter seperti mimpi In Ha. Dal Po mengajak In Ha mengejar mimpi menjadi reporter bersama-sama.


Ada cuplikan sisa debat Sung Cha Ok dan Dal Po. Kesimpulannya, Dal Po akhirnya memutuskan menjadi reporter karena ingin membuktikan pada Cha Ok bahwa orang seperti In Ha bisa menjadi reporter. Cha Ok menyindir Dal Po yang mengguruinya dan mengkritiknya padahal Dal Po sendiri tidak tahu reporter itu seperti apa. Tidak ada serigala yang menggonggong pada harimau, kata Cha Ok sinis. Dal Po lalu berkata, benar ia tidak tahu dan akan mencari tahu sendiri bagaimana reporter itu. Dan pada saatnya nanti ia akan datang pada Cha Ok untuk memberitahunya langsung seperti apa reporter itu. Itu seperti tantangan.


Satu scene lainnya, Kim Young Kwang membaca riwayat sms-sms dari In Ha. Ia menemui ibunya dan mengatakan kalau ia memutuskan akan menemui gadis Pinocchio itu. Kim Young Kwang sepertinya orang yang sangat kaya dengan ibu yang ehm sedikit over penyayang?
Episode tiga bersambung.



Komentar :
Alur drama ini berjalan sangat cepat. Padat, jelas, solid dan detail namun tetap sukses menyimpan pertanyaan-pertanyaan. Aku tidak menyangka akan secepat ini Jae Myung mengetahui latar penyebab insiden kebakaran itu. Apakah ibu Jae Myung dan Dal Po benar-benar sudah meninggal? Lalu mengapa Dal Po bisa selamat dan ibunya tidak? Sung Cha Ok tidak berhak disebut ibu. Aku tahu dia pasti punya alas an mengapa ia begitu tega menelantarkan dan mengabaikan In Ha. Tetapi bagiku dia sangat tidak bisa dipahami. Sebegitu besarkah ambisinya?


Dal Po menyukai In Ha. Di sisi lain, ia harus menekan perasaannya itu karena In Ha adalah puteri dari perempuan yang dibencinya setengah mati. Dua tokoh lainnya sudah terlihat, walaupun porsinya masih sedikit, sudah bisa terlihat bibit-bibit persaingan cinta dan pekerjaan. Sebenarnya masih banyak yang ingin aku tulis tapi berhubung udah ngantuk yah segini aja.

No comments:

Post a Comment

Haiii, salam kenal ya. 😊