[Trivia] #6 Doom at Your Service : Wrap-up!

 What is the wish of your life?

 


Satu dari sekian banyak hal menarik dari DAYS yang membuat saya tak habis-habisnya memuji drama ini sebagai salah satu drama dengan plot yang ditulis dengan rapi  adalah pemilihan judul dramanya. Jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Inggris berarti One Day, Doom Entered The Front Door of My House. Pemilihan judul ini sangat tepat dan akurat menggambarkan situasi DAYS. Judul yang memiliki arti tersirat, bila menengok kembali episode pilot, saya dengan mudahnya bisa menghubungkan judul drama dengan premis cerita yang dibangun.

 

Apakah yang akan terjadi atau apa yang kamu lakukan bila suatu hari, tiba-tiba saja kehancuran memasuki pintu depan rumahmu? Berlari? Sembunyi? Atau apa?

 

Kehancuran. Sebuah metafora. Ini bisa berarti apa saja. A-pa saja. Segala sesuatu yang bisa dihubungkan dengan kemalangan, kesedihan, kehilangan, kesusahan, kesulitan. Hal-hal yang membuat dada sesak, yang menguji ketegaran kita sebagai manusia. Doom. 

 

“Everyone has a sob story. | As sad as yours? | I don’t know about that, but everyone has their share of sorrow. Everyone has their share of burdens.|”

 

DAYS sangat relatable.

Inilah alasan mengapa saya bisa segera ngeklik dengan ceritanya. Di satu sisi saya menikmati kisah cintanya Dong-kyung dan Myul-mang, di sisi lain, DAYS ngasih saya banyak sekali pelajaran soal hidup. Sebenarnya bukan sesuatu yang baru, tapi seringnya dilupakan atau disepelekan. Saya kerapkali mendapati diri saya menarik napas panjang, atau menekan tombol pause sejenak untuk menenangkan diri ketika menonton DAYS, disebabkan sinematografi, monolog, narasi, dan kekuatan kata-katanya. DAYS ngajak yang nonton mikir, banyakan ngangguk-ngangguk setuju, atau bergumam “eh iya ya….”.

 


Ada yang ngeluh dialog-dialog DAYS sulit dicerna yang berbuntut pada klaim drama ini membosankan, banyak metafora sehingga disalahpahami bahwa dialog-dialognya nggak nyambung dengan adegan-adegan dramanya, padahal yang sesungguhnya terjadi, pada dialog-dialog itulah nyawa drama ini diletakkan. Saya sendiri tidak habis pikir, ternyata saya bisa menggunakan banyak sudut pandang saat menonton drama. Dan tidak ada yang salah dengan ini. Uniknya DAYS, semua sudut pandang yang saya gunakan itu akirnya bermuara pada satu titik yang memunculkan satu pemahaman utuh. DAYS tidak memusatkan ceritanya hanya kepada Myul-mang dan Tak Dong-kyung semata, walaupun memang tidak bisa dipungkiri, porsi adegan mereka yang paling banyak. Namun kehadiran karakter lain-lah yang membulatkan cerita DAYS.

 

Saya nggak akan capek memuji cara Im Me-ari merumuskan plot DAYS. Setiap dot (.) terhubung dengan tepat.

 

Postingan ini mungkin saja akan berisi hal-hal yang berulang soal DAYS, yang sudah pernah saya tulis sebelumnya. Jika ya, saya minta maaf. Setelah Reply 1998 di tahun 2015-2016, saya tidak pernah lagi membuat banyak postingan demi membahas satu project drama. Biasanya, untuk satu drama yang saya sukai, saya hanya membuatkan satu postingan yang merangkum semuanya di bawah tag POV (Point of View). Ada sih satu-dua drama yang pernah saya buatin sampe tiga postingan, seperti A Piece of Your Mind.

 

Tidak seperti kebanyakan orang yang rajin membuat thread di Twitter untuk membahas drama-drama kesayangannya, saya nggak bisa. Belum pernah nyoba kali ya, tapi kalo baca thread orang mah seneeeeng wkwk. Jadi hanya di blog inilah saya merasa leluasa menulis.

 

Tentang DAYS, semula saya hanya akan membuatkan satu postingan, POV. Namun niat itu buyar saat saya tidak sengaja membaca banyak sekali komentar-komentar miring terhadap drama ini. Nggak pernah kebayang kalo trivia-nya akan berjilid-jilid wkwk.

 

Banyak yang bisa diomongin dari DAYS. Bahkan adegan yang dianggap ga penting nyatanya membawa pesannya sendiri. Ada adegan yang meninggalkan kesan kuat di kepala saya, selain adegan-adegan yang pernah saya tuliskan pada postingan-postingan sebelumnya. Dan untuk ini, saya berterima kasih kepada Im Me-ari. Saya tahu banyak yang nge-judge dan nyalahin beliau terkait apa-apa yang dirasa tidak memuaskan dari cerita DAYS, tapi bagi saya, Im Me-ari sudah berbuat sebaik-baiknya untuk DAYS.

 

#Episode 1

Tak Dong-kyung dan CEO Park

 

Emosi saya naik melihat CEO Park mengomeli Dong-kyung. Lebih tepatnya melecehkan. Kata-katanya kepada Dong-kyung nyakitin banget. Apa yang dialami Dong-kyung, lontaran kalimat si CEO kurang ajar mengingatkan saya pada buku Kim Ji-yeong 1982. Pelecehan dan diskriminasi perempuan di dunia sudah biasa dan ini sangat meresahkan. Istilah mesin rusak yang dialamatkan CEO kepada Dong-kyung dan perempuan secara umum tidak hanya terdengar kasar, tetapi juga menyakitkan. Tentang pelecehan dan diskriminasi terhdap perempuan di dunia kerja, ini adalah isu sensitif yang masih dan akan terus diperjuangkan.

 

Beneran deh, pas nonton ini pengen banget geplakin pake sendal jepit mukanya tuh CEO. Trus setiap kali dia nongol bawaannya emosian.

 

#Episode 8

Tak Dong-kyung dan Penulis Dalgona

 

“He is the only person that makes me smile.” -Dalgona

 

Sekilas yang terlihat, Dalgona memberikan penguatan kepada Dong-kyung. Cintailah dia yang membuatmu banyak tersenyum. Sebatas itu? Tidak. Adegan ini justru membuat saya berpikir.

 

Saya suka semua adegannya Dong-kyung dan Dalgona, dialog-dialognya punya makna yang dalam. Tapi adegan di episode 8 inilah yang membuat saya hampir menangis. Saya teringat sesuatu.

 

Dalgona sedang berjuang melawan penyakit yang dideritanya. Di tengah masa sulitnya itu, Park Young, si penulis muda yang sedang mencoba peruntungannya dengan mengikuti ajang pencarian bakat rupanya menarik perhatian Dalgona. Siapa sangka, Park Young alias Young Prince yang bikin pusing kepalanya Dong-kyung ternyata menjadi penyemangat Dalgona. Saat itu, Dong-kyung bisa aja dengan egoisnya merusak senyum Dalgona, tapi enggak. Dong-kyung justru menganggap itu luar biasa. Ngeliat ekspresinya Dong-kyung, saya yakin sekali dia tulus ketika mengatakan itu.

 

Lebih jauhnya lagi, seringkali, entah sadar atau tidak, kita menjadi pihak yang enteng saja merusak senyum dan kebahagiaan orang lain hanya karena kita tidak sepakat dalam hal selera. Hanya karena kita tidak menemukan alasan yang sama pada sesuatu yang dianggap orang lain sebagai sumber bahagia dan kita tidak…Kita tidak pantas merusak piring kebahagiaan orang lain. Terlebih dalam situasi sulit seperti sekarang ini. Kita harus pintar-pintar mengelola zona egois di hati masing-masing. Bukan berarti kita dilarang mengekspresikan diri, mesti diingat ada batasan-batasan yang jelas sampai di mana kita berhak bersuara, dalam hal ini, narasi ketika bersuara perlu diperhatikan. Masih aja nemu orang yang menyepelekan selera orang lain dengan alasan “loh ini akun saya, saya mau nulis apa terserah saya”.

 

Di umur segitu kok masih suka kipopan?

HAHH? Kamu suka nonton drama Korea?

Ih, drama jelek begitu kok dinonton?

Astaga, seleramu jelek banget siiiih!

 

Kebahagiaan bisa ditemukan di mana saja, pada apa saja. Bahkan ia bisa ditemukan pada hal-hal receh bin remeh. Apa yang kita anggap biasa, tidak menarik, bisa jadi berarti sebaliknya bagi orang lain.

 

Bahkan dalam kebebasan pun akan selalu ada kata cukup. Jangan berlebihan.

 

Oke, lanjut ke bagian lain dari DAYS yang menurut saya keren.

 

Relationship Antarkarakter

 


Nggak ada satu pun karakter yang bisa dianggap sebagai toxic character di DAYS. Selain dialog-dialognya yang kuat, hubungan antarkarakternya juga hidup dan unik. Seru, ada lucunya, menggemaskan juga, nggak ngebosenin. Dan paling penting ada isinya. Tidak semata berperan sebagai penggembira saja.

 

Hubungan atasan-bawahan Cha timjang dan Dong-kyung yang udah kayak kucing-tikus, tapi kulitnya doang, aslinya Cha Joo-ik peduli banget sama Dong-kyung. Bickering-nya mereka menggemaskan. Kebayang dong, Dong-kyung dan Sa Ram ketemu Joo-ik, misal double date sama Ji-na, apa tidak ribut itu HAHAHAHAHA. Joo-ik kan mulutnya suka lebih pedes dari mulut tetangga. Nggak beda jauh sama Sa Ram. Kalo ngomong kadang nggak pake perasaan. Saling nge-diss nya bisa sampe lebaran kodok, nggak kelar-kelar. Nggak bakalan ada yang mau ngalah.

 

Dong-kyung dan Ji-na.

Yang nonton DAYS pasti setuju, persahabatannya Don-kyung dan Ji-na keren banget. Hanya dengan melihat interaksi mereka aja udah ketebak seberapa dalam dan tangguh hubungan keduanya. Ini jenis persahabatan yang sehat, yang udah berlangsung bertahun-tahun. Seneng deh liat mereka ngobrol.

 

Jaminan bahwa persahabatannya Dong-kyung dan Ji-na se-dalam itu bisa terbaca dari kedekatan Ji-na dan Sun-kyung. Sun-kyung berasa punya dua nuna wkwk. Bedanya, Ji-na lebih setrong ketimbang Dong-kyung dalam menangani Sun-kyung. Cita rasa omelannya Dong-kyung dan Ji-na berbeda HAHAHAHA.

 

Lee Hyun-kyu dan Cha Joo-ik.

Sampe sekarang saya masih samar soal kejelasan hubungan Hyun-kyu dan Joo-ik. Kakak-adek kandung jelas bukan. Sepupu kah?

 

Joo-ik sayang banget sama Hyun-kyu. Makanya dia nggak tega ngerebut Ji-na dari Hyun-kyu. Saya tetep nyalahin Joo-ik karena nyium Ji-na yang lagi duduk di anak tangga nungguin Hyun-kyu.

 

Saya lega hubungan Joo-ik dan Hyun-kyu berjalan sesuai trek. Masalah Ji-na nggak dijadiin trigger untuk merusak. Sebaliknya, ini menjadi titik balik Hyun-kyu untuk bertumbuh. Patah hati nggak lantas membuat Hyun-kyu lupa berpikir rasional. Joo-ik juga nggak berubah jadi ngeselin. Nggak ada yang out of character. Menurut saya sih gitu.

 

Dong-kyung dan Park Young/Young Prince.

Hubungan antara penulis dan editornya. Lucu, menggemaskan. Barulah setelah episode 16 saya paham mengapa ekspresi Myul-mang gitu amat sewaktu bertemu Park Young pertama kali, dan seterusnya nggak pernah nyantai. Ternyata dia tau Park Young suka sama Dong-kyung HAHAHAHA si bapak cemburu sama bocah HAHAHAHA.

 

Park Young dan Dalgona adalah dua penulis yang di-editori Dong-kyung. Cara mereka menanggapi pertanyaan Dong-kyung atau bagaimana keduanya berinteraksi dengannya begitu berbeda, selain perbedaan latar belakang dan situasi yang melekati hidup mereka, sudut pandang mereka sebagai penulis juga memegang pengaruh banyak. Di tangan penulis, si juru kisah dan cerita ini, bagaimana patah hati atau jatuh cinta diolah bisa sangat berbeda narasinya. Saya yakin sekali cerita-cerita yang ditulis Dalgona dan Park Young bedanya bagai bumi dan langit. Dan lebih yakin lagi, nggak akan ada yang menyangka Young Prince adalah anak remaja laki-laki. Rasional dan tegas, cenderung nggak banyak pertimbangan kesan inilah yang saya tangkap dari dia, dengan melihat tanggapannya terhadap pertanyaan Dong-kyung. Sedangkan Dalgona lebih wise dan kalem. Pengalaman hidup yang dimiliki Park Young dan Dalgona berbeda.

 

Dong-kyung, Kevin, Myul-mang.

Apakah percakapan antara uncle Kevin dan Dong-kyung di episode 11, dan Kevin-Myul-mang di episode 16 hanya sekadar pengisi atau hiburan semata? Masa sih? Saya pernah membaca komentar semacam ini, bahkan ada yang menuduh Im Me-ari rasis.

Saya menganggap kehadiran Kevin menarik. Dari obrolan dua pihak dengan kendala perbedaan bahasa inilah, kata family terlontar. Dari Kevin, meskipun dia nggak gitu paham sama bahasa Korea, terkendala budaya, cuman bisa ngomong sepotong-sepotong doang, tapi dari dua adegan ini aja udah kebaca gimana karakternya. Kevin bisa menjadi ayah dan paman di saat yang sama bagi Dong-kyung dan Sun-kyung, juga Myul-mang (Sa Ram). Kevin akan melakukan apa pun itu demi keluarganya. Keluarga selalu yang utama.

 

Saya nggak pernah menganggap kehadiran Kevin di DAYS sebagai sesuatu yang nggak penting. Entahlah. Mungkin karena sejak episode pilot saya melihat DAYS dengan tone positif sehingga saya selalu melihat niat baik Im Me-ari pada karakter-karakter yang beliau hadirkan di drama ini.

 

Hubungannya Hyun-kyu, Sun-kyung, Cha Joo-ik juga menggemaskan. Sun-kyung jadi kesayangan semua orang.

 

Character Development

 


Untuk membuka cerita fiksi, kita bisa menggunakan dialog, narasi, atau umm… sebuah bantingan pintu.

 

BBAAAMMMM!!

 

Im Me-ari memilih membuka DAYS dengan bantingan pintu. Oh, ini maaf bukan dalam arti sebenarnya. Maksud saya DAYS dibuka dengan efek kejut seperti mendengar bantingan pintu yang tiba-tiba di belakang kita. Im Me-ari nggak pake basa-basi, langsung aja masuk ke ruang konflik. Inget dong tensi ending episode satu antara Dong-kyung dan Myul-mang yang diiringi Breaking Down-nya Ailee? Siapa coba yang tidak ber-woah terpesona?

 

Sesuai judul dramanya; One Day, Doom Entered The Front Door My House.  Perhatiin deh, bagaimana major karakter DAYS diperkenalkan di episode pilot. Mereka sedang berada di titik krusial hidupnya masing-masing. Myul-mang yang lelah dengan manusia dan menginginkan kehancuran dunia beserta dirinya, Dong-kyung dan vonis tiga bulannya, Ji-na yang stuck di tulisan dan masa lalunya, juga Sun-kyung yang belum menemukan arah hidupnya yang tepat. Anggap saya sok tau, saya membaca cara Im Mea-ri ini menandakan beliau sudah punya gambaran utuh akan diapakan nasib karakter-karakter ini di depan. Alurnya jelas, nggak akan salah amat apalagi nyasar. Mustahil rasanya.

 

Nah karena karakter-karakter ini berangkat dari titik terlemah hidup mereka, perkembangan karakternya mudah sekali terdeteksi. Makanya saya bilang pemilihan judul drama ini tepat sekali, cocok dengan premisnya. Doom ini bisa berarti banyak, tergantung siapa karakternya dan konflik apa yang dihadapinya. Dan kita sudah sama-sama melihat bagaimana perkembangan karakter keempat tokoh yang saya sebutkan di atas. Nggak ada yang keluar alur.

 

Mengapa Cha Joo-ik tidak saya masukkan? Jika melihat karakternya, Joo-ik ini major karakter yang character development-nya paling lemah. Bukan jelek atau nggak konsisten ya, tapi emang sejak awal selain kisah cintanya dengan Ji-na, Joo-ik tidak memiliki banyak materi yang bisa membuatnya berkembang. Karakternya udah kuat. Dia nih satu-satunya karakter yang santuy, hubungannya dengan ayahnya juga terbilang nggak rumit.

 

Love-Hate Relationship

 


Myul-mang dan Dong-kyung.

Siapa yang jatuh cinta duluan? Kapan?

 

“To love someone, I must know his world. Show me your world.”

 


Episode 4, adegan Myul-mang mengajak Dong-kyung melihat dunianya, dunia kehancuran, di mana semua hal-hal indah menghilang, inilah momen Dong-kyung bisa melihat dengan jelas kesedihan dan kesepian pada sorot mata Myul-mang.

 

Untuk bisa memutuskan menyukai seseorang, kita harus sudah tahu isi kepalanya. Mantan crush saya di masa lalu pernah ngomong gini ke saya. Artinya rapuh sekali pondasinya jika jatuh cinta karena tampang doang. Ini pula sebabnya mengapa saya sangat menikmati drama romantis dengan kisah semacam ini, yang jelas timeline jatuh cintanya, nggak sekadar saling tatap sekian detik dengan efek slow-mo dramatis wkwk.

 


It sure must be lonely to love the things that disappear the moment you touch them. Lonely enough not to ever want to love them.”

 

Setelah tahu seperti apa rasanya menjadi seorang Myul-mang, Dong-kyung mulai mengubah caranya memandang Myul-mang. Sebenernya Myul-mang juga ikut berubah sih. Lebih tepatnya ia mulai terusik perlakuan Dong-kyung padanya. Dengan kata lain, Dong-kyung dan Myul-mang melangkah bersama-sama ke tahap yang berikutnya dalam sebuah hubungan kasih sayang; mencoba mengenali dunia masing-masing. Cuman pada nggak sadar aja wkwk.

 

Awalnya nih, Myul-mang enteng aja ngomong ‘ayok sukai aku, biar aku yang mati demi kamu’, nggak pake perasaan, setengah serius, setengah bercanda, semacam pengen ngusilin Dong-kyung, entah. Belom nyadar ada yang diam-diam bertunas dan tumbuh di hatinya, rasa sayang ke Dong-kyung. Myul-mang belum ngeh ada patah hati yang demikian besar menunggunya di depan sana.

 

Nah di ending episode 6, abis kiss scene itu, ekspresi  Myul-mang kayak “eh kok” “oh tidaaakkk ini salah ini salaaahhh” trus cling, doi ngilang kayak Om Jin HAHAHAHA kena batu yang dilemparnya sendiri.

 

Yang bilang kok kisah cintanya Myul-mang dan Dong-kyung gitu-gitu aja, kek jalan di tempat, berarti nggak cocok sama model alur romance lambat tapi jelas kayak di DAYS ini.

 

Love-hate relationship tapi skinship-nya banyak HAHAHAHA. Tapi bukan jenis skinship yang gimana-gimana, bukan yang sok dramatis romantis. Skinship-nya Dong-kyung dan Myul-mang tuh santai, natural, gemes-gemes lucu dan bikin baper wkwk. Level pegangan tangan aja bisa bikin yang liat baper. Btw, ada nggak sih yang bikin video kumpulan pegangan tangannya Myul-mang - Dong-kyung? Keren loh kalo dibikin kompilasinya pake bgm yang pas.

 

Ending

 

Suka banget iniiiiii, tampak belakang aja udah bisa keliatan sedihnya 😭

Baru beberapa hari lalu beredar bocoran skrip aslinya DAYS, dari situ ketauan bagian-bagian yang diisi adlibs nya In-guk atau Bo-young. Gara-gara ini bermunculan nada protes hingga (maaf) mengkritik Im Mea-ri. Saya tidak ingin mengkritik balik atau membela Im Mea-ri. Kita semua sayang sama DAYS dan orang-orang yang sudah bekerja keras demi drama ini.

 

Terhadap ending DAYS, saya punya pemikiran sendiri. Apakah saya menyesali ending-nya yang menurut sebagian viewers-nya biasa saja itu? Nope. Saya masih konsisten dengan pernyataan saya bahwa saya menyukai ending DAYS. Akhir yang berarti awal bagi kehidupan Dong-kyung dan Kim Sa-ram.

 

Saya nggak mau melihat DAYS hanya sepotong-potong saja.

 

Saya yakin banyak yang nggak puas karena kita udah sedemikian dalam-nya masuk terpengaruh kisah cintanya Sa-ram - Dong-kyung, dan ini yang bikin kita pengen liat mereka nikah bla bla bla…. jika seperti ini, DAYS nggak akan ada bedanya dengan drama lain yang pernah ada.

 

Ending-nya nggak setimpal dengan air mata yang udah dikeluarin di 14 episode sebelumnya. Memangnya mau yang setimpal seperti apa? Nikah, makan ramyeon beneran? Kissing scene yang banyak? Duh, saya bener-bener nggak pengen keindahan DAYS bercampur dengan hal-hal yang sifatnya um apa ya…. napsuan? HAHAHAHAHA MAAFKAN SAYAAAAA HAHAHAHA. Saya nggak pernah melihat Dong-kyung dan Myul-mang dengan tatapan liar. Pun dari hubungan keduanya, Dong-kyung ke Myul-mang, atau sebaliknya, hubungan mereka tuh nggak ada aroma mature dalam artian sesungguhnya. Lebih ke yang pure, warm, dan gemes (aslik bingung gimana jelasinnya).

 


Saya berharap DAYS diingat karena keindahan story line, karakter-karakter, dan pesan yang ingin disampaikan kepada penontonnya.

 

Kehidupan Myul-mang - Dong-kyung pasca nikah udah bisa ketauan kayak gimana dengan melihat bagaimana interaksi mereka setelah mereka jadian. Kurang lebih akan seperti itu. Scene nyuapin cokelat di sofa misalnya. Myul-mang bisa sangat annoying dan tsundere lalu di kali lain bisa sweet banget ke Dong-kyung. Dan Dong-kyung nggak akan pernah bosen ngomelin, protesin, misuh-misuhin Myul-mang, bickering tiada akhir HAHAHAHA. Relationship mereka kayak gitu adanya. Seru.

 

Ugh. Kangen.

 


Saya belum pernah nyoba nulis naskah film/sinetron, kalo naskah drama sekolah seriiiing, dulu. Makanya ketika ada yang mempertanyakan tulisan Im jakkanim, saya diem aja. Nggak paham format naskahnya kayak gimana. Yang saya rasakan,  naskah yang ditulis Im Mea-ri memberi peluang sebanyak-banyaknya aktor untuk mengeksplor kemampuan aktingnya. Saya pernah bilang sebelumnya kalo In-guk tuh tau apa maunya naskah, sama halnya dengan Park Bo-young. Ini dibuktikan dengan apa yang mereka tampakkan sebagai Myul-mang dan Dong-kyung, di bawah arahan sutradara keren. Di lokasi syuting DAYS atmosfer-nya bagus sekali. Kerja sama timnya OKE. Di bts-bts nya keliatan proses rehearsal sebelum shooting actual scene-nya. Terlihat In-guk, Bo-young, dan aktor-aktris lainnya berdiskusi dengan PD-nim bagaimana pengambilan adegan yang bagus. PD-nimnya mau menerima saran. Akting + pelafalan dialog + intonasi Bo-young dan In-guk menurut saya juara banget sih. PD-nim berhasil manfaatin ini.

 

Gaya penulisan Im Me-ari bisa bebas dimaknai seperti apa, tapi saya tidak akan meragukan kemampuan menulis beliau. Setiap penulis punya cara menulisnya masing-masing. Tapi tak banyak yang berhasil menciptakan ciri khasnya sendiri. Dari dua drama Im jakkanim yang sudah saya nonton, ciri khas-nya udah keliatan. Saya dengan senang hati menantikan project Im Mea-ri selanjutnya setelah DAYS.

 

Pemilihan aktor/aktris yang akan terlibat dalam project drama yang bersangkutan sangatlah penting, kehati-hatiannya. Salah pilih bisa berimbas pada kualitas dramanya. Bisa juga sih, aktor/aktrisnya udah kece tapi jatoh di naskah. Sering kejadian. Kesimpulan paling dekatnya ya… naskah yang ketemu pemeran yang cocok hasilnya luar biasa, yang bisa membuat kita sulit membayangkan aktor/aktris lain memerankan peran tersebut.

 

Coba bayangkan Myul-mang dan Dong-kyung diperanin sama aktor dan aktris yang kualitas aktingnya b aja dengan range akting std alias standar? Apa tidak ancur-ancuran dramanya?

 

Mudah saja untuk melihat kualitas naskah Im Mea-ri, cukup lihat Seo In-guk, Park Bo-young, dan Kwon PD + Yoo PD. In-guk selalu teliti dalam memilih peran di setiap project-nya. Ia memilih DAYS karena tertarik dengan naskahnya. Bukankah bisa disimpulkan demikian?

 

…. saya bisa saja sok tau soal ini. Saya mainnya kurang jauh. Hehe.

 

Scene Stealer

 

Pertama, Dawon! Adek kesayangan semua orang, tempat curhat dan dokter cinta-nya Hyun-kyu dan Ji-na wkwk. Kalo nggak salah Tak Sun-kyung ini debut perannya dia ya? Udah bagus. Aktingnya natural, pelafalan dialognya juga udah lumayan bagus. Saya berharap Dawon nggak terburu-buru mengincar peran utama. Banyakin jam terbang dulu, ambil peran-peran kecil tapi penting, asah aktingnya. Potensinya besar.

 

Scene yang bikin saya jatuh sayang sama Sun-kyung adalah ketika dia jalan sambil nangis usai mengetahui kakaknya mengidap penyakit mematikan. Liat dia nangis, antara sedih sama pengen ketawa. Nangisnya natural, ga jelek. Bener-bener kayak bocah. Gemes.

 

Kedua, Jung Ji-so. Pemeran Sonyeoshin yang pernah disangkain antagonis sama penonton HAHAHA. Waktu pertama kali dia nongol, saya pikir dia masih remaja di bawah usia duapuluh-an ehhh ternyata line 99. Baby face banget. Mana rambutnya di-potong pendek. Yang nge-cast dia meranin Sonyeoshin jago banget dah. Sonyeoshin tuh kan Deity yang tinggal di tubuh anak remaja, tapi cara ngomongnya dewasa banget. Jung Ji-so sukses bawain karakter Sonyeoshin dengan baik. Chemistry-nya dengan In-guk bagoooosssss. Vibes keibuannya Sonyeoshin terasa sekali. Ketika berinteraksi dengan Dong-kyung juga sama bagusnya. Sayang yah kita nggak dikasih liat gimana bts-bts nya Jung Ji-so selain di ep 15-16 itu. Padahal dia termasuk karakter super penting di DAYS.

 

***



Kalo kamu tau waktumu hanya menyisakkan 100 hari, apa yang akan kamu lakukan?


Di kepala kita pasti banyak sekali hal yang ingin kita lakukan, tetapi saya yakin, jika kita benar-benar berada di posisi Dong-kyung, hal pertama yang muncul di kepala kita adalah rentetan penyesalan mengapa kita menyia-nyiakan waktu yang kita miliki selama ini.

 

Kita baru bisa menghargai sesuatu justru di saat sesuatu itu menghilang dari kita; waktu luang, nama-nama, kesempatan, atau sebut apa saja itu…

 

Di episode 7, Dalgona yang mengetahui dirinya mengidap kanker ovarium mengatakan kepada Dong-kyung betapa ia menyesali banyak hal setelah jatuh sakit; seharusnya aku lebih jujur tentang hal yang kusukai dan kubenci; aku seharusnya lebih peduli pada keinginanku daripada keinginan orang lain; aku seharusnya memuji diriku sendiri daripada membuang waktu memuji orang lain.

 

Karena ya, seringkali kita luput memeluk diri sendiri. Kita kerap melewatkan hal-hal kecil karena menganggapnya hal biasa.

 

DAYS bukanlah drama perfect, masih banyak pertanyaan-pertanyaan tak terjawab, potensi-potensi yang tidak diolah, dan lain-lain. Namun hemat saya, jika sebuah drama mampu menyampaikan pesannya dengan selamat kepada penontonnya tanpa ada dull moment dalam perjalanannya, saya rasa tidaklah berlebihan bila DAYS termasuk ke dalam kategori drama bagus dan berkualitas. Setidaknya versi saya DAYS berhak dapet rating bagus.

 


9/10

 Doom At Your Service bisa dilihat secara utuh sebagai sebuah cerita fantasi romance dengan moral cerita yang kuat, dan relatable. Story line, plot, konflik, OST sinematografi, akting, dan chemistry-nya solid.

Satu kata, heartwarming!

 

Saya nggak pernah ngebayangin atau sekadar berandai-andai Seo In-guk dan Park Bo-young disatukan dalam drama. Ketika ini beneran kejadian, efeknya magic! Di bts-bts dan drama, chemistry dua orang ini selalu menjalarkan kebahagiaan. Jangan-jangan ini misi terselubungnya Yoo PD dan Kwon PD nih, nyatuain Inguk-Boyoung di satu drama, bukan sebagai cameo tapi sebagai partner HAHAHAHAHA. Mari nge-halu.

 

Tabik,

Azz

 

P.s : psssttt…. hati-hati dengan permintaan atau harapan yang kamu lontarkan dalam keadaan marah, kecewa, atau sedih. 

4 comments:

  1. Nggak tau lagi, Kak. Hampir dua Minggu sejak DAYS tamat, aku masih gagal move on. 😭Masih sering nonton ulang, masih scrolling time line demi DAYS doang.


    Setuju banget sama pernyataan kakak yang bilang kalau hubungan tiap karakter di DAYS itu saling terjalin dengan baik. Salah satu syarat drama bagus menurutku itu ada di hubungan semua karakter. Menurutku, drama bagus biasanya mengulik potensi karakter satu supaya ada keterkaitan dengan karakter lainnya. Tiap karakter menjadi alasan kenapa karakter lain melakukan sesuatu, atau menyadari sesuatu, dan DAYS dengan sangat kerennya, mewujudkan itu.


    Aku selalu takjub saat suatu karakter berdialog dengan karakter lain di DAYS. Im Meari jago banget bikin dialog antar karakter selalu bermakna; kadang gemes,kadang lucu, kadang menyentuh, kadang bikin kita termenung. Dan dialog-dialog di DAYS tuh cerdas-cerdas menurutku. Gimana ya. Jawaban setiap karakter terhadap pertanyaan karakter lainnya tuh bikin kita nggak nyangka kalau suatu dialog bisa berjalan dengan cara kayak gitu.


    Tipe dialog di DAYS mengingatkan aku akan novel Erich Segal, Love Story. Bickering-nya Myulmang - Dong-kyung bikin aku keinget Oliver dan Jenny di drama itu. :"))

    Aku suka banget novel Love Story karena dialognya cerdas meskipun novelnya tentang romance. Dan DAYS entah bagaimana membuatku jatuh cinta juga dengan dialog-dialog cerdasnya. Dialog antara Myulmang dan Dong-kyung, maupun karakter lain dan karakter lainnya.


    Setuju banget pas kakak bilang akting Dawon bagus. Jujur aku nangis pas adegan Sun-kyung nangis setelah tau kakaknya sakit. Akting Dawon natural banget, meskipun keliatan kekanakan, tapi justru aku nangis karena ikutan sedih dan mikir seandainya aku ada di posisi Sun-kyung, aku pasti bakal nangis kayak gitu.

    Dan Jiso juga. Astaga. Aku sampe sekarang masih sering ngulang kalimat yang dia ucapin pas adegan Saram di kebun dewa. Cara ngomong Jison di situ bikin merinding. Kalem, keibuan, dan sedikit misterius tapi bikin tenang. "넌 나비야. 내 정원의 꽃을 위한 나비." 😭😭👍





    Ah, nggak tau lagi mau nulis apa. Sepanjang apapun aku nulis komen tentang DAYS, kayaknya nggak bakal cukup untuk menunjukkan rasa cintaku sama DAYS, Myulmang dan Dong-kyung, Sa-Ram, dan semua karakter di DAYS.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Emang deh ngomongin DAYS ga bakal ada habisnya. Drama dengan layer yang buanyak wkwk.

      Delete
  2. Ini drama emang tipe slowburn, kalo orang ga suka simply because DAYS is not their piece of cake, bukan berarti dramanya jelek. Mereka hanya ga bisa liat pesan yang mau disampaikan. Sama sih, aku bisa nyampe ke blog kamu karena berawal dr rasa ga terima atas kritikan orang-orang sotoy hahahaha. Yakin, karena DAYS gak se-shallow yg mereka pikirin tentang romance menye menye. Bahkan ada yang review kalo DAYS ini refer ke novel Filsafat, Frederich Nietzche. Sisi mana yang dibilang shallow? Wkwkwkwk

    ReplyDelete
    Replies
    1. Setujuuu, filsafatnya kental sekali. Pemaknaan satu scene bisa berbeda bagi setiap orang. Makanya yang minggat di tengah jalan karena gagal paham sama apa yang diceritain dramanya semata karena ga cocok aja sama dramanya wkwk.

      Delete

Haiii, salam kenal ya. 😊