7 Rekomendasi Drama Korea Bertema Slice of Life

“Drama Korea? Nggak. Yang lain aja.”

“... ada nggak tontonan selain drama Korea.”

“Hah, kamu suka nonton drama Korea??” /ngomong pake nada yang enggak banget di kuping/

Sering nggak sih dapet komentar kayak gini dari orang-orang di sekitar kamu? Seolah-olah drama Korea tuh sesuatu yang paling harus dihindari di dunia ini. Seolah-olah kita yang demen ngedrakor ini spesies yang melakukan hal-hal nir faedah dengan menonton oppa-oppa dan eonni-eonni. 


Entah sampai kapan stigma ini akan terus hidup di kepala orang-orang awam bahwa drama Korea itu hanya identik dengan pria-pria tampan, kaya raya, perlente, idola sejuta wanita... yang lead female-nya (selalu) diisi perempuan-perempuan cantik, tertindas, memuja romansa, lemah, miskin, menye-menye, nangis mulu—dan mereka, laki-laki tampan nan kaya ala tsundere itu dan perempuan yang ciri-cirinya tersebut di atas, kemudian bertemu dan jatuh cinta. Klise.


Seperti halnya, kehidupan nyata, kehidupan di drama Korea pun terus mengalami perubahan. Era Winter Sonata dan Full House telah lama berlalu. Oya Gu Jun Pyo udah ga kriwil-kriwil lagi rambutnya. Kalo ada yang bilang drama Korea cuman seputaran romance antara horang kaya (chaebol) dan orang kismin, berarti dia kekurangan wawasan per-drama an, padahal sekarang drama Korea udah ga melulu (kebanyakan) ngomongin romance yang menye-menye bin lebayun. Udah variatif banget genre nya. Kualitasnya kece-kece. Iya sih, yang kebanyakan populer secara Internasional tuh yang mengusung genre romantis sebut saja Descendant of The Sun, Goblin, dan yang paling terbaru dramanya Son Ye Ji dan Hyun Bin—Crash Landing on You.


Pada postingan kali ini saya mau ngasih rekomendasi drama Korea yang mengusung tema Slice of Life alias drama yang alur dan penokohannya terasa dekat dan lekat banget dengan kehidupan nyata sesungguhnya. Yang kalo kamu nonton drama genre satu ini, kamu akan lebih banyak merenung... merenung... dan merenung. Tentang hidup. Dan tidak jarang kamu merasa mendapatkan tamparan yang sangat keras oleh penggambaran karakter di drama tersebut.


Saya yakin fans drama garis keras udah nonton sebagian besar drama yang aku rekomendasikan berikut ini. Kalau kamu belum nonton, monggo dinonton. Insya Allah kamu nggak akan nyesel.



1. Reply Series

“Go Stop, a game where you have to match the same shapes to get points. There was a time when we struggled to be the same. But in one moment, we began to be different. That we were becoming different types of people — why was that so hard to acknowledge back then? People are all different; that’s the law of the universe, the law of human growth. Eighteen. We were maturing into different people, and having to accept those differences meant we were faced with yet another consequence of growing up.” – Yoon Jae

 

Saya yakin 70% fans drama Korea adalah fans Reply series.

Kembali ke tahun 2012, tvN belum se-powerful saat ini. tvN belum stasiun tv kabel yang diperhitungkan. Bisa dapet rating di atas 1% aja udah luar biasa banget. Kalau saya bilang sih drama-drama tvN waktu itu masih masuk kategori indie. Ceritanya unik-unik, out of the box, aktor dan aktrisnya jarang ngambil yang sering wara-wiri di Big Three (KBS, SBS, MBC)—HUAAAA KANGEN TVN JAMAN DULU .


Jelang akhir 2012 hadirlah satu drama yang jejeran pemeran utamanya bikin dahi berkerut. Tidak ada nama-nama aktor-aktris A-list—Seo In-guk? Ia baru beberapa kali main drama, itu pun hanya mengisi supporting role, peran-peran kecil. Sedangkan Jung Eun-ji dan Hoya lebih dikenal sebagai member grup idola.


Tidak ada yang menyangka saat penayangannya, Reply 1997 mampu menyedot perhatian dan menjadi pembicaraan di kalangan viewers-nya. Oiya, promosi drama ini menggunakan sistem mulut ke mulut, ya maklum aja, tvN masih underated banget. Dan rating Reply 1997 berhasil menembus 1%! Tivi kabel dan rating 1% itu sesuatu yang luar biasa banget di tahun itu. Beda banget sama kondisi sekarang, A Piece of Your Mind dapet rating di bawah 2% langsung di-cut 4 episode dong. Apakah tvN udah ga menolerir rating 1% ? Molla.Rating Reply 1997 kemudian terus mengalami kenaikan hingga akhirnya menembus 7% di episode terakhirnya. Nama Seo In-guk dan Jung Eun-ji melesat. Akting mereka dipuji netter.


Cerita Reply 1997 sederhana banget, seputaran kehidupan sehari-hari.

Trus kenapa dong dramanya bisa nge hits? Bisa bikin gempar se-antero Korsel, sampe-sampe dibikin parodi. Saya inget banget, salah satu acara variety show yang diisi Idol—Romantic & Idol juga menggunakan salah satu scene drama ini sebagai konsep acara.


Salah satu yang menjadi daya tarik utama drama yang menjadi debut perdana Shin Won-ho sebagai sutradara drama adalah storyline dan formatnya fresh. Saat itu, sependek ingatan saya belum ada drama yang mengangkat kehidupan seorang fan idola (diehard fan) dan Reply 1997 berhasil menyuguhkannya dengan sangat apik, it was like everybody can relate to Sung Shi-won’s life as a fangirl. Apalagi untuk orang-orang Korea Selatan yang di tahun 97 itu masih berusia remaja kayak Shi-won, beuh.. relate banget!!!

Reply 1997 berhasil menyuguhkan kehidupan seorang fangirl dengan sangat akurat melalui Shi-won. ㅋㅋㅋ


Selain itu, yang bikin penonton kepo level planet Merkurius dan enggak bisa lepas dari Reply 1997 adalah game tebak-tebakan siapa suaminya Sung Shi-won Saking powerful nya husband game ini sampe-sampe bikin penonton terbagi dua: Tim Tae-woong dan Tim Yoon-jae. Meskipun saya rada telat nge-hype drama ini, tapi saya tau konflik di antara penonton melalui apdet-an blog-blog yang rajin saya baca. Iya, memang se-heboh itu. Reply 1997-lah yang menjadi cikal bakal lahirnya teori-teori yang melatar belakangi Husband game yang terus berlanjut di Reply series berikutnya.


Reply 1997 mengisahkan kehidupan sehari-hari Sung Siwon dan teman-temannya. Berawal dari sebuah reuni SMA di tahun 2012, mengalirlah cerita flashback ke tahun 1997 saat Sung Shi-won (Jung Eun-ji), Yoon Young Jae (Seo In-guk), Kang Joon-hee (Hoya), Shin So-yul (Mo Yoo-jung), Do Hak-chan (Eun Ji-won), dan Lee Si-eon (Bang Sung-jae) masih terhitung sebagai siswa di sebuah SMA di Busan.

Kalau saya diminta nyebutin hal-hal yang bisa mewakili reply 1997, saya memilih ini; cinta pertama, keluarga, dan persahabatan.

Dramanya dikemas apik, asik, humornya dapet, romantisnya juga dapet. dan pesannya, tentu saja. Sampe sekarang saya masih sering nonton ulang Reply 1997 ini.



Di tahun 2013, tepatnya bulan Desember, duet Shin Won-ho dan Lee Woo-jung kembali hadir dengan Reply 1994. Deretan cast-nya masih menggunakan wajah-wajah yang belum begitu populer. Go Ara, Jung-woo, Yoo Yeon-seok, Baro B1A4, Son Ho-jun, dan Min Do-hee. Peran orangtua di Reply 1997 kembali mengambil peran di Reply 1994 ini, ada Sung Dong-il dan Lee Il-hwa. Duo ortu ini udah jadi icon –nya Reply series wkwk.


Selain beda cast, latar tahun dan situasi yang digunakan juga berbeda. Reply 1994 mengambil tahun 1994 dan 2013. Rumah kos-an yang dikelola Sung Dong-il dan Lee Il-hwa menjadi latar utama tempat cerita drama ini berkembang. Geng 94 ini isinya anak-anak kuliahan. Mereka adalah anak-anak dari daerah yang datang ke Seoul untuk kuliah.


Yang paling saya ingat dari Reply 1994 adalah Chilbong dan unrequited love-nya ke Na-jung. Pedih perihnya ga ilang-ilang sampe sekarang. 2nd lead  drama terngenes yang pernah ada. Waktu ngikutin ongoing-nya dulu, berasa dipermainkan Lee Woo-jung nim dan Shin PD nim. ㅠㅠㅠㅠㅠ


Saking patah hatinya, saya mogok nonton dua episode terakhirnya dan sampe sekarang pun, saya belum pernah nonton dua episode terakhirnya tanpa jurus skip. SAKIT BANGET COY. Dibadutin sampe jauh. Husband game-nya memantik fanwar yang luar biasa.



Dua tahun kemudian, tepatnya 6 November 2015, tvN menayangkan episode perdana Reply 1988. Drama yang mengambil setting 1988 mengisahkan kehidupan lima sekawan yang hidup rukun bertetangga. Kata Shin PD, Reply 1988 ini lebih fokus ke tema keluarganya ketimbang kisah cintanya. Sayangnya, sejak episode perdana orang-orang seperti lebih fokus pada tebakan siapa suaminya Sung Deokseon dan saya termasuk HAHAHAHA. Jadi gini yah, okelah waktu itu saya emang kepo banget soal suaminya Deokseon. Tapi itu ga lantas bikin saya mementahkan keutuhan cerita. Materi cerita reply 1988 tuh kental banget kekeluargaan. Hubungan anak-orangtua mengisi porsi yang sangat besar.


Saya cinta banget Reply 1988, hanya saja di satu sisi, drama ini juga telah meninggalkan kenangan tidak mengenakkan yang kemudian mengubah total pandangan saya tentang shipper. Saya pernah terlibat fanwar parah yang bermula dari perselisihan soal siapa suami Deokseon. Saya #TimTaek. Diehard. Saya nggak nyesel jadi #TeamTaek, yang saya sesali kenapa saya sampe segitunya dulu itu.... Saking sayangnya sama Taek kali ya, jadi ga rela Taek dijelek-jelekin makanya auto reaktif .


Sebagai fans Reply series, saya merasa nggak semestinya tiga drama ini dibanding-bandingkan satu sama lain. Tiga-tiganya bagus. Masing-masing memiliki ciri khas-nya masing-masing. Yang bikin saya takjub adalah meskipun mengusung tema yang sama—keluarga, persahabatan dan cinta—tiga drama ini mampu menuturkannya dengan sudut pandang yang berbeda namun tetap memiliki benang merah. Nostalgic feeling-nya juara banget. Ajaibnya, mereka yang notabene-nya ga hidup di tahun-tahun itu, belum lahir atau masih bocah, mampu merasakannya juga. Nostalgia yang melankolik itu....


Reply series mengingatkan kita kembali pada hal-hal sederhana seputar keluarga, yang acapkali terabaikan oleh kita. Diceritakan dengan sangat menyentuh. Tanpa kita sadari, selagi menjalani rupa-rupa hari, banyak sekali momen berharga dalam keseharian kita yang luput kita peluk dengan hati hangat, salah satunya karena menganggapnya sudah biasa, dan karena sudah biasa jadi terasa datar saja. Padahal, pada yang biasa itulah seringkali kita menemukan jalan pulang....

Highly recommended!

Reply Series mengingatkan kita bahwa hidup selalu dipenuhi hal-hal baik.



2. Dear My Friends (tvN, 2016)

Apa sih yang ada di benak kita saat menyebut orang-orang tua?

Elders.

Nenek. Kakek.

Mereka yang usianya telah jauh melampaui usia kita. Mereka yang telah lebih dulu merasakan derasnya arus kehidupan... melewati lika-liku perjalanan yang tidak mudah, tahun-tahun yang jauh, yang hanya dengan membayangkannya saja tidak akan sanggup membuat kita sebenar-benarnya mampu merasakan kehadirannya...

Apa yang kamu pikirkan tentang mereka?


Dear My Friends yang ditulis oleh Noh Hee Kyung—script writer It’s Okay That’s Love—mengisahkan kisah kehidupan tiga generasi. Wan, ibunya, dan neneknya. Wan adalah seorang penerjemah buku. Suatu hari ibunya memintanya untuk menulis cerita tentang dirinya dan teman-temannya. Wan menolak. Ia mengenal semua teman-teman ibunya—ia tumbuh besar bersama mereka. Ia pikir tak ada hal menarik yang bisa ia kisahkan kepada orang mengenai itu. Ya, itulah Wan yang mulanya bersikap skeptis.

No one can imagine how hard their lives back then.

Hidup di jaman perang, diselingkuhi suami hingga nyaris bunuh diri, hidup bersama suami yang egois dan tidak pengertian... tetapi mereka mampu melewatinya, meski bilur-bilur luka memenuhi setiap inci ingatan mereka, yang pada sebagiannya mewujud trauma mendalam. Mereka, yang di usia senja toh tetap menggenggam erat mimpi-mimpi di masa muda...


Nenek, ibu, dan teman-teman ibunya Wan memiliki kisah kehidupannya masing-masing.


Dear My Friends lebih banyak menggunakan point of view-nya Wan sebagai outsider di lingkaran pertemanan ibunya. Sudut pandang Wan—pada beberapa kesempatan mewakili kaum-kaum muda yang acapkali memandang orang-orang tua adalah mereka yang sudah hilang semangat hidup dan tinggal menunggu mati, bahwa mereka yang sudah lanjut usia sudah tidak memiliki apa-apa yang bisa dilakukan.


Dear My Friends dramanya kehidupan yang bagus banget. Sangat menyentuh dan membuka mata. Sehabis nonton drama tvN ini saya menemukan sudut pandang baru terhadap para orang-orang tua.


Alhamdulillah nenek saya masih hidup. Saya sering sekali mengajak beliau ngobrol, tentang apa saja. Mendengarkan beliau berkisah tentang masa lalunya, tentang hal-hal apa saja yang sudah dilaluinya, peristiwa-peristiwa besar di masa lalu, dan tentang bagaiman mereka—orang-orang terdahulu melewati itu semua—semakin membuat saya tahu diri.


“We have a time limit.”

Quote ini saya kutip dari salah satu scene Dear My Friends. Waktu yang terbatas, batas waktu—entah muda entah tua, masing-masing memiliki garis waktunya sendiri, di titik mana kita berhenti, dan sebelum itu datang yang bisa lakukan adalah melakukan yang terbaik untuk diri kita sendiri.


Saya sangat merekomendasikan drama ini. Ini bisa menjadi satu tontonan bagus, ga ada drama berlebihan, realistis, dan menyentuh. Jarang sekali ada drama Korea yang tokoh utamanya sudah berusia lanjut.



3. My Mister (2018)

When the day breaks…

I hear the clip-clop of people’s footsteps.

Hearing that sound from underneath my covers makes me feel so lonely.

You couldn’t even imagine. The feeling that I’m the only one not rolling forward.

So, sometimes I sit outside near the door, early in the morning. Because I want to feel as if I’m rolling forward with them, too. –Lee Ji-an

 

Drama terbaiknya IU versi saya.

Melalui drama yang disutradarai Kim Won Seok (Misaeng, Signal) ini, IU menemukan kembali denyut-nya sebagai aktris. Kalo saya bilang nih, My Mister jadi titik baliknya IU sebagai aktris. Kemampuan aktingnya OKE. BANGET.


Lee Ji-an (IU), seorang gadis muda berusia 20-an tahun, hidupnya tidak pernah putus dari rundungan masalah. Ia menanggung hidup neneknya yang menderita disabilitas. Miskin dan putus asa—dua hal ini adalah pasangan yang cocok untuk membuat seseorang berbuat nekat. Dan Ji-an sedang berada di posisi sulit tersebut.


Kesempatan itu datang ketika ia diterima bekerja di perusahaan kontruksi di mana Dong Hun (Lee Sun-kyun) bekerja.

Mengetahui CEO di perusahaan itu tidak menyukai Dong Hun (dia nih selingkuh sama istrinya Dong-hun), Ji-an ingin menggunakan kesempatan itu untuk mendapatkan keuntungan—uang.


Dan begitulah, masalah menjadi rumit setelah Dong-hun dan Ji-an saling terlibat di kehidupan masing-masing—and no romance for this.

Judulnya sih kayak drama-drama romantis ahjussi dan cewe yang lebih muda, tapi realitanya bukan sama sekali.


Asli, dramanya dark, too heavy for your weak heart. Yang dibahas bukan cuma Ji-an dan Dong-hun, tapi ada juga karakter-karakter yang meskipun porsi scene-nya tidak mendominasi namun efek dari kisah hidup mereka tidak kalah powerful-nya. 


Hidupnya Ji-an sangat sangat sangaat menyedihkan. Kayaknya goal-nya penonton My Mister tuh ga muluk-muluk, bisa liat Ji-an senyum aja udah bersyukur banget .


My Mister  satu dari sekian drama yang tidak ingin saya nonton ulang. Bukan karena dramanya ga bagus, tapi karena dramanya terlalu ‘berat’ untuk hati, jad cukup dinonton satu kali saja.



4. Age of Youth Season 1 & 2

Sometimes, I want to cry out loud. I want someone to hear me crying. I want them to hear me cry, and tell me everything will be okay. I want someone to pat me on the back, and tell me that it’s not my fault.

Sometimes, I want to throw a tantrum. At a person, or at my fate. And tell them, “Stop it, already.” “Haven’t you done enough?” “Please, just spare me.”

And… I’ll find hope, once more.”—Yoon Jin-myung

 

Age of Youth nyeritain 5 cewe awal duapuluhan yang tinggal bersama-sama di sebuah rumah kosan. Masing-masing punya problematikanya sendiri. Yoon Jin-myung (Han Hye-ri) dengan kondisi finansial keluarganya, Jung Ye-eun (Han Seung-yeon) dengan pacar psiko-nya, Yoo Eun-jae (Park Hye-soo) dengan ibunya dan usahanya menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya, lalu ada Kang Yi-na (Ryu Hwayoung)—dia satu-satunya yang tidak berstatus mahasiswa. Yi-na nih menggantungkan hidupnya pada pelanggan (yeah you know what I mean). Hidupnya Yi-na glamor, dia dapet uang dari pelanggannya, ga ada yang tau Yi-na menyimpan traumanya di masa lalu, dan yang terakhir ada Song Ji-won (Park Eun-bin)—paling ga bisa diem, cerewet, udah kayak ulat nangka aja dia. Emang deh di tongkrongan harus ada yang tipenya kayak Ji-won, penetralisir situasi. Masalah utamanya Ji-won adalah... statusnya sebagai jones alias jomblo ngenes HAHAHAHA.

Dramanya seru banget. Dikemas dengan baik, sinematografinya enak di mata. Tone-nya nyenening.

Karena respon season satunya bagus, maka setahun berikutnya—2017, dibuatlah sekuelnya. Namun karena beberapa kejadian tak terduga, ada beberapa karakter yang tidak muncul lagi di season 2, seperti Park Hye-soo (peran sebagai Yoon Eun-jae digantikan Ji-woo), lalu Yoon Park dan Ryu Hwayoung hanya menjadi cameo di sini.

Yang pernah ngalamin hidup di kos-kosan pasti ngerasa relate banget dengan drama ini. ANAK KOSAN NGACUNGIN TANGAN, PELIIIISS ㅋㅋㅋ



5. Be Melodramatic (2019)

“Things will be fine when you turn 30.” –Be Melodramatic

 

Ada tiga karakter utama di drama jtbc ini, dan ketiga-tiganya adalah perempuan berusia tigapuluhan.


Im Jin-joo (Chun Won-hee), seorang penulis naskah drama. Newbie. Suatu hari, kesempatan debut datang kepadanya. Naskah dramanya akan diwujudkan menjadi drama. Jin-joo punya karakter unik. Kalo ngomong suka ga pake filter, tapi realistis. Dia juga ga suka melo-melo lebay. Setrong banget dia mah.


Lee Eun-jung (Jeon Yeo-bin), adalah seorang sutradara film dokumenter. Kehilangan kekasihnya membuat Eun-jung limbung. Hong-dae meninggal karena sakit. Belum lagi ada kejadian di masa lalu yang membuat Eun-jung tertekan secara mental. Di luar ia tampak baik-baik saja, padahal di dalam ia tidak baik-baik saja. Meskipun ekspresinya Eun-jung selalu terlihat jutek, tapi dia nih paling pengertian. Dia bisa ngebaca situasi yang luput dari perhatian orang lain.


Yang terakhir ada Hwang Han-joo (Han Ji-eun). Hidupnya Han-joo berubah drastis sejak ia menikah (muda). Termakan rayuan seorang laki-laki, Han-joo yang menjadi idola para pemuda di kampusnya, akhirnya menikah dan melahirkan seorang anak laki-laki—MBA. Dan tak berselang lama ia pun bercerai. Han-joo mewakili para ibu pekerja yang mengasuh anak seorang diri. Berbeda dengan kedua sahabatnya, Han-joo lebih lembut dan polos.


Drama ini menceritakan kesulitan-kesulitan hidup yang dialami mereka yang kini sedang menjalani usia tigapuluhannya (including me wkwk).


Yang paling saya sukai dari drama ini adalah dialog-dialognya yang berisi. Lucu, menggelitik, realistis. Banyak sindiran-sindiran halus, yang terkadang disamarkan dalam bentuk humor. Karena job setting pemerannya adalah mereka-mereka yang berada di depan dan di belakang layar, jadi kita bisa mendapatkan gambaran kurang lebih seperti apa sih proses pembuatan sebuah drama, sebelum dan selama jalannya produksi, penempatan PPL, pemilihan pemeran, perjuangan tim produksi berebut jam tayang di tivi dll—yang semuanya ini ditampilkan dengan realistis tanpa bumbu-bumbu berlebihan.


Oya, Seon Seok-koo ngisi cameo di sini, dia muncul di episode 10 sampe tamat. Karakternya ngeselin awalnya, tapi bikin sayang. Hihi.


OST paling favorit adalah Moonlight yang dinyanyiin Ha Hyun-sang!! Ga bosen-bosen didengerin.


Cemburu banget dengan persahabatannya Eun-jung, Jin-joo dan Han-joo. The best!!



6. Misaeng

“What do you think the life is?

You think it’s a big queston?

It’s simple. A collection of your choices is your life.

The choices you make in each moment makes up the quality of your life.” – Han Suk Yool

 


MISAENG ADALAH SALAH SATU DRAMA KANTORAN TERBAIK YANG PERNAH SAYA NONTON! Saya ulangi, Misaeng adalah salah satu drama kantoran terbaik yang pernah saya nonton. Fans kdrama dari jaman dahulu kala pasti udah nonton Misaeng. Ini drama nge hits banget di tahun 2014. Nama Im Si-wan melesat gara-gara perannya sebagai Jang Geu-rae.


Jang Geu-rae menghabiskan masa kecilnya dengan bermain baduk, hingga remaja. Namun ia ahkirnya gagal menjadi pemain baduk profesional.


Melalui bantuan seorang kenalan ibunya, Jang Geu-rae diterima bekerja sebagai pegawai kontrak di sebuah perusahaan trading. Dan di situlah dimulai perjuangannya Jang Geu-rae. Dia yang hampir separuh hidupnya digunakan untuk bermain baduk, kini harus berurusan dengan tetek-bengek dokumen ini-itu. Sumpah, awal dia masuk kerja, kasian banget—sediiiih pengen meluk .


Berasa ada di posisi dia. Semua serba asing. Di antara empat pemagang, hanya dia yang bukan lulusan uni. Dia mulai dari nol banget. Tapi Jang Geu-rae pekerja keras, tekun, dan pantang menyerah. Pemain baduk tuh ahli strategi, nah Jang Geu-rae kayak gitu anaknya. Dia bisa ngebaca situasi yang nggak dibaca orang lain. Mikirnya out of the box. Dan itulah yang membuatnya berbeda, dan menonjol tanpa embel-embel universitas mana ia berasal.


Banyak banget adegan berisi perjuangannya Jang Geu-rae selama kerja di perusahaan yang bikin saya terharu, nangis, dan bangga!


Setting Misaeng lebih banyak di ruang-ruang kantor, pun dengan konflik dramanya. Romance?  Ga ada. Misaeng udah bagus banget tanpa kisah romantis kantoran wkwk. Mas-mas dan mbak-mbak pekerja kantoran yang nonton Misaeng langsung keinget kisah hidupnya masing-masing. Se-nyata itu ceritanya. Yang belum nonton, sangat direkomendasikan!


Kira-kira bakal ada season duanya nggak ya?



7. The Light in Your Eyes

“Kau harus lebih mencintai dirimu sendiri

Itu akan membantumu

Menjadi lebih murah hati pada diri sendiri” –Kim Hye-ja

 

A Tearjerker drama!


Aku sempat underestimate dengan drama yang dibintangi Nam Joo-hyuk, Han Ji-min dan Kim Hye-ja ini. Jujur, aku jarang bisa nge-klik sama genre fantasi.


Ceritanya ada dua Kim Hye-ja. Hye-ja muda diperankan Han Ji-min, dan Hye-ja tua yang diperankan Kim Hye-ja.

Hye-ja muda bermimpi menjadi penyiar. Suatu hari, demi mencegah ayahnya mengalami kecelakaan, Hye-ja memutar waktu kembali ke masa lalu menggunakan arloji yang ditemukannya di pantai sewaktu kecil. Konsekuensi dari tindakannya itu, ia berubah menjadi tua.

Lalu ada Lee Joon-ha (Nam Joo-hyuk). Miskin dan kehilangan mimpi-mimpinya.

Mereka bertemu. Lee Joon-ha dan Hye-ja muda yang telah berubah menjadi tua karena memanipulasi waktu.

Joon-ha nggak menyadari itu. Hye-ja muda menyukai Joon-ha.


And the biggest plot twist comes.... PARAH GILAK. Sampe menit terakhir dramanya saya nangis. Mata bengkak. Bengek. .


Pesan yang ingin disampaikan drama ini bagus banget. Tentang bagaimana seharusnya kita menghaargai dan berterima kasih pada waktu dan kenangan yang disimpannya dengan rapi.

***


Nah, itulah 7 (atau 9) drama bertema slice of life yang saya rekomendasikan dan semuanya berasal dari dua stasiun tivi berbayar alias tivi kabel—tvN dan jtbc. Semuanya mengandung bawang tapi wajib banget ditonton.

Nanti kalau ada yang bilang sama kamu drama Korea isinya oppa-oppa berwajah cantik dan cewe-cewe muda berwajah mulus alus kayak masa depannya orang lain, atau ada yang bilang drama Korea itu cengeng menye-menye, coba kasih dia rekomendasi di atas. Kalo dia masih nggak kerasa tertampar juga ya... entahlah. Abaikan saja dia ㅋㅋㅋ

Ummm, abis ini mau ngasih rekomendasi apa ya? Ya kali aja kaaan ada yang satu selera sama saya... hihi.

Drama-drama lain yang kira-kira setipe :

- When The Camellia Blooms

- Just Between Lovers

... apa lagi ya? Banyak lupanya nih.

Kalo kamu, ada rekomendasi juga ga untuk saya? Genre slice of life. Siapa tau saya belum nonton. Kelewat atau pas tayang saya lagi ga mood nonton. Hayuk tulis di kolom komentar!

SANKYUUUUUU


💕 With love

Azz

No comments:

Post a Comment

Haiii, salam kenal ya. 😊