[FvN Corner] OTP; Frying Pan Couple


Aku ga bisa men-tracking memoriku, sudah berapa banyak aku mem-favoritkan kapel-kapel dari drama-drama yang pernah aku nonton. Menjadi hal yang biasa ketika menonton drama, aku yang reaktif ga bisa diem aja liat kemistri kapel di drama, sesegera mungkin berkoar-koar di temlen, ngumumin ke orang-orang aku demen kapel ini... kapel itu. Penonton drama korea—apalagi genre romance ya udah pasti rawan kena badai kemistri main leads-nya yekaaan? Wkwk

Keinget dong beberapa OTP (One True Pairing) drama-drama favoritku di masa lalu—yang saking semangatnya nge-ship, sampe kebawa sampe ke real life HAHAHAHA. Dua di antaranya yang paling membekas adalah Healer couple dan Suntaek. Tapi itu masa lalu. Sekarang mah udah kebal, ga mudah nge-ship. Cobaannya berat HAHAHA. Kemistri OTP drama cuman aku nikmati di drama, dan berakhir setelah dramanya kelar. Kecuali, yang baru-baru ini—aku nge-ship Takemone dari dorama Koitsudu. Low-key shipper. Setelah sekian lama nge-ship lagi, tapi diusahakan se-normal yang aku bisa.

Di postingan sebelumnya, aku bilang mau bikin postingan khusus Frying Pan Couple dari A Piece of Your Mind. Tulisan ini dibuat semata-mata karena aku sayang banget sama Moon Ha Won dan Han Seo Woo. Di sisi lain, aku juga cemburu—ehm. Gara-gara mereka nih, standar OTP dramaku jadi tinggi. Jujur, akhir-akhir ini aku ngerasa ceoet bosan dengan genre romance kalau udah masuk ke pattern biasa—jatuh cinta, lovey doyev, salah paham, putus, baikan—dan happily ever after. Tamat. I’m tired waching those kind of plots. I’m in trouble ã…‹ã…‹ã…‹ã…‹
Aku jarang menemukan OTP drama dengan jalinan cerita se-menyenangkan, se-romantis, dan sebagus mereka. Enak diikutin. Love-relationship yang ga perlu dibumbui dengan intimate scene untuk mengirimkan signal kepada penonton bahwa betapa saling cintanya mereka, duduk ngobrol santai, tapi udah bisa kerasa kemistrinya —obrolan yang membuat mereka saling kenal, membuat mereka bisa memahami apa yang ada di kepala masing-masing. Di real life kebanyakan emang kayak gitu kan? Aku bilang gini bukan berarti aku mau sok suci, (pura-pura)ga suka scene romance populer, cuman kadang ngerasa bosen aja sih.
Ini kapel yang scene pelukannya banyak tapi ini pelukan yang bikin hati tenang. Yang seolah-olah ingin bilang, “nggak apa-apa. Jangan khawatir. Semua akan baik-baik saja. Everything’s gonna be okay. I’m on your side. Its okay.”

Seperti itulah Frying Pan Couple. Nggak ada kata-kata kosong. Nggak ada scene mereka yang bikin frustasi. Ngalir. Its written beautifuly.

Duh. Pengen nangis. Kangen. Pake banget. Serius. ã… .ã… 
So, here it is... even if you find my writing is boring, please bear it. hehe
/belum nulis aja aku udah ngerasa emosional begini/
ㅜ.ㅜ

Aku, kalau ditanya kenapa bisa sesuka ini dengan relationship-nya Ha Won-Seo Woo, tanpa ragu akan bilang alasannya karena setiap kali dua orang ini berada dalam satu scene, ga tau kenapa, bawaannya terharu, hati jadi anget—lebay ya? Tapi emang kenyataannya begitu, mau gimana lagi dong? Aku seneng ngeliat bagaimana mereka membangun hubungan tersebut sejak pertama kali bertemu lalu menjalaninya dengan sepenuh hati. Proses menjadi deketnya realistis. Aku sering rewatch adegan Ha Won-Seo Woo hanya untuk memerhatikan detail ekspresi wajah mereka. Dapet banget. Perubahan-perubahan air muka Ha Won dan Seo Woo ketika ngobrol berdua bener-bener nunjukin kalo kemistri mereka level-nya beda. CUMA NGOBROL DOANG LOH INIII. /mon maap mbak-nya baper/
“I told you, a relationship will last long if you remember when you first met.” –Han Seo Wo
Lucunya, Seo Woo keliru mengingat pertemuan pertamanya dengan Ha Won. Sedangkan Ha Won, laki-laki ini mengingat dengan sangat jelas; pagi hari, kepalanya sedang dipenuhi banyak hal, ia memutuskan jalan-jalan, lalu ia mendengar alunan musik instrumen dari sebuah studio yang jendelanya terbuka. Di situ, Seo Woo berdiri, memandang ke luar, ke arah jalanan seraya menikmati secangkir kopinya.
Ha Won memutuskan memasuki studio tersebut.
Itulah pertemuan pertama mereka.

“What happens if we remember different moments?”  -Han Seo Woo
Tunggu, dan lihatlah apa yang terjadi. Ha Won menjawab, ada senyum kecil menggantung di wajahnya.
Tunggu dan lihat apa yang terjadi.
Sejak awal kita mengenal Seo Woo, ia bukanlah tipe perempuan yang egois. Pun ketika ia akhirnya jatuh cinta pada Ha Won. Perasaan sayang itu hadir setelah beberapa kali berinteraksi dengan Ha Won, Ia menyukai cara Ha Won mencintai Ji Soo dengan sepenuh hati. Mungkin, bagi Seo Woo—ia belum pernah melihat cinta setulus itu.

Di mana-mana mencintai seseorang dalam diam, lebih banyak nyeseknya, ya nggak? Berharap perasaan kita dikenal orang tersebut, berharap mendapat balasan. Tapi tidak dengan Seo Woo. Ia memilih menyukai Ha Won seorang diri. Unrequited love. Peluang berhasilnya hanya 1 %. Lihat saja sewaktu AI Ji Soo blak-blakan membongkar cinta diam-diam-nya itu di depan Ha Won. Seo Woo berharap Ha Won nggak perlu tau perasaannya, karena ia tahu persis seberapa besar sayangnya Ha Won ke Ji Soo ã… .ã… . Surprisingly, di scene tersebut ga ada itu awkward moment. Ha Won-nya juga  ga lebay, tenang saja. Tapi kita bisa menangkap perubahan pada wajahnya yang—gosh, I can’t explain it. Its so raw. Yang lucu malah Seo Woo, sampe kesandung gitu pas keluar rumah wkwk. Yakali situ bisa stay cool setelah perasaannya ditelanjangi di depan crush. Kalo bisa itu tanah depan Seo Woo membelah, udah masuk ke sana dia. Ngumpet, ogah balik-balik lagi. HAHAHAHA. Ini nih yang aku suka dari A Piece of Your Mind. Scene-scene-nya dibuat senatural mungkin, diambil dari sudut pandang yang dewasa. Its not just for sake of romance. Fresh.
“I always wake up at 2 am or 4 am in the night. I’ll call you every time I wake up.” –Seo Woo
“I’m always awake at that time. Call me.” –Ha Won

Jaman abege dolooo pasti seenggaknyaa pernah sekaliii teleponan sama syesyeorang, dini hari, ngobrol ngalor-ngidul. Makanya pas nonton Ha Won-Seo Woo teleponan jam dua pagi langsung keinget masa lalu, kayak ada manis-manisnya tapi bukan Le Minerale wkwk.
Sebenernya, kalau diperhatiin lagi, Ha Won tuh udah merhatiin Seo Woo loh sedari pertama kali ketemu. Beberapa kali menangkap ekspresinya Ha Won kayak yang seumur hidup baru pertama kali ngeliat orang seperti Seo Woo. Seo Woo ga nyadar itu wkwk. Gimana yah, Seo Woo itu pure, tulus. Kesamaannya Seo Woo dan Ha Won, mereka sama-sama (entah sadar entah enggak) suka mengobservasi orang diam-diam. Dan menurutku, orang-orang dengan kebiasaan semacam ini cenderung mudah memahami perasaan orang lain. Bayangkan dua orang dengan karakter yang sama bertemu—itulah Ha Won dan Seo Woo.
Dan sebelum menyadari kalau kehadiran Seo Woo-lah yang membuatnya bisa tertidur pulas, di ep 3, Ha Won sempat tertidur sambil bersandar di kursi studio, di seberang meja, di atas sofa, ada Seo Woo yang sedang tidur.

“For many years, I put no value in physically seeing someone, and I believed feelings continued even if you didn’t see each other. But I get it now. I get what it means to like looking at someone. It was nice looking at it.” –Moon Ha Won

Kenapa aku ga abis-abisnya mengagumi Moon Ha Won? Karena dia ga menye-menye, ga cengeng, ga lebay. Segala sesuatunya di-handle dengan baik. Ga grasa-grusu. Logis. Dewasa banget mas-nya ã… .ã… . Termasuk menyoal perasaannya sama Seo Woo. Ha Won ga menggunakan Seo Woo sebagai tameng atau alat untuk membunuh perasaan pada Ji Soo. Pada akhirnya, setelah renungan panjang, ia sadar ucapan Seo Woo padanya benar adanya. Ji Soo sudah meninggal, apalagi yang bisa diharapkannya? Setidaknya unrequited love-nya Seo Woo masih punya peluang 1 %, karena Ha Won masih hidup. Move on dari Ji Soo bukan berarti Ha Won akan menghapus kenangannya bersama gadis itu, ia hanya menyadari bahwa pada akhirnya, dalam hidup, akan selalu ada hal-hal yang tidak akan pernah bisa direngkuh dengan sempurna sebesar apapun keingingan dan usaha kita, akan selalu ada hal-hal yang mesti kita relakan kesudahannya. Ji Soo, sampai kapan pun, akan selalu menjadi bagian dari kehidupan Moon Ha Won dan Seo Woo, yang akan mereka kenang tanpa embel-embel luka dan kesedihan. Tak hanya bagi Ha Won, Ji Soo pun sama berharganya di mata Seo Woo. Karena mereka menyayangi Ji Soo.

Ha Won, dengan caranya telah menunjukkan pada Seo Woo bahwa kehadiran gadis itu penting baginya.
Di ep 6, aku suka banget scene setelah Seo Woo meninggalkan Kang In Wook di studio, dan terdampar di jembatan penyeberangan. Sendirian. Merenung. Ketika ia hendak menuruni anak tangga, pulang... ada Ha Won di sana. Menunggunya. Ga ada yang ngomong. Tapi dari air muka mereka, tertangkap kelegaan yang hanya dipahami dua orang itu. Bagi aku, scene gini doang lebih powerful daripada kissue scene. Aku mah gitu yaã… .ã… 
Teruuusss, waktu di kamar Seo Woo, Ha Won bilang ke Seo Woo kalau sekarang ia ngerti gimana rasanya suka ngeliat seseorang itu. Sebelumnya, Ha Won, tanpa sepengetahuan Seo Woo melihat gadis itu menelungkupkan kepalanya di meja studio. Ibaratnya tuh, ngeliat bagian belakangnya aja udah bikin hepi. Hanya orang-orang yang sedang jatuh cinta yang bisa memahami ini.

“You didn’t quit, right? One percent is a lot. You shouldn’t quit. I really want to see how your one percent grows.” –Moon Ha Won

Ini tuh, Ha Won-nya udah membuka hati. Pake ngelarang Seo Woo-nya jangan berhenti (suka sama dia). Uhuk. Moon Ha Won tau apa yang dilakukannya. Seo Woo sudah jauh memasuki hatinya.
Di mana ya bisa nemu makhluk yang kayak Moon Ha Won ini...

“I can’t say exactly what this feeling is. But... I need you. Can you stay? Please stay...” –Moon Ha Won
Stay.
Moon Ha Won (akhirnya) mengucapkan satu kata itu, yang sangat berharga bagi Seo Woo. Ha Won ingin agar Seo Woo selalu di sisinya. 1 persennya Seo Woo akhirnya sempurna mencapai 100 %.
Apa sih yang bikin kapel ini bisa setrong banget meski tanpa kiss scene yang banyak? Yang utama dan paling penting—ga ada noble idiocy di antara mereka. Ga ada scene salah paham dan semacamnya yang bisa bikin penonton frustasi bin gemes pengen jambakin rambut orang. Satu alasan itu aja udah bisa bikin kapel ini terasa berbeda dari yang lain.
“... it’s like we share the one thing we wish others would understand.”

Gimana ya rasanya ketemu orang yang bisa memahami isi kepala kita, memahami hal-hal yang selama ini sulit dipahami orang lain? Pasti menyenangkan. Dengan orang itu, kita bisa ngobrolin aja, berbagai genre; politik, cuaca hari ini, harga bawang di pasar, film favorit, musik favorit, tempat makan baru yang enak—apa saja. Orang yang mau mendengarkan dan didengarkan. How nice it would be?
Ha Won dan Seo Woo adalah pasangan seperti itu.

Alasan lain—karena Ha Won dan Seo Woo adalah jenis orang yang terbiasa mengobservasi orang lain, maka ketika salah satu di antara mereka sedang mengalami kesulitan, baik Ha Won maupun Seo Woo segera tahu apa yang perlu dilakukan. Mereka ada untuk satu sama lain.
 “I wanted you to stay, so I should follow you around.” –Moon Ha Won

Ketika Seo Woo akhirnya memiliki keberanian mengunjungi reruntuhan rumahnya yang dilalap api di kampung halamannya, Ha Won diam-diam mengikutinya. Mengamatinya di kejauhan. Memastikan gadis itu baik-baik saja.
Ketika Ha Won dan Soon Ho bersitegang karena In Wook, Seo Woo yang turut mendengar perdebatan itu—dengan kesedihan yang tak tertanggungkan segera mencari Ha Won ke tempat-tempat di mana ia rasa bisa menemukan Ha Won. Rumah mereka. Kafe. Tapi ia tak menemukan Ha Won di sana.
Di manakah Ha Won?
Seo Woo mendapatinya duduk di kursi di bawah lampu jalan, kursi yang biasa digunakan mendiang ibu Seo Woo saat menunggu kepulangan anaknya itu. Melihat Ha Won, Seo Woo tidak bisa menahan air matanya. Ha Won terlihat begitu lega, dibentangkannya tangannya menyambut Seo Woo yang segera berlari menujunya. SUMPAH INI SCENE DRAMA ROMANCE TERBAIK YANG PERNAH AKU LIAT. Seo Woo udah nyari ke mana-mana, taunya Ha Won nungguin dia di tempat yang paling berharga bagi Seo Woo, level konektivitas-nya Seo Woo-Ha Won bener-bener warbiasahhhhh. Ha Won ga butuh minum-minum alkohol saat frustasi, ia hanya butuh Seo Woo. ã… .ã…  /waktu pertama kali nonton scene ini aku nangis, aku juga sering ngulang-ngulang scene ini. Nyiksa diri sih, abisnya aku suka scene-nyaã… .ã… /
“I guess you wished someone would do this for you when things were tough.” –Moon Ha Won

Di ep 11, Ha Won menemui In Wook. Ia melakukan konfrontasi langsung. Kebenaran terungkap. Pertanyaan yang mengikuti Ha Won sekian tahun tentang penyebab kematian ibunya terjawab. Ga usah dibayangin tingkat kesedihannya Ha Won. Ga kebayang soalnya, saking sesaknya hatinya.

“Don’t you feel like you are being supported? Helping you maintain your balance.”

Ia pulang ke rumah. Dari luar ia bisa melihat Seo Woo menunggunya. Luar biasanya Seo Woo, dia nggak nyinggung masalah yang dihadapi Ha Won, alih-alih bertanya, gadis itu memilih memeluk Ha Won. Lalu ia bercerita tentang apa-apa saja yang bisa membuatnya bahagia, ia juga menyarankan agar Ha Won bisa menemukan itu, hal-hal yang bisa membuatnya bahagia.

“I thought of something that I like. Listening to things you like.” –Moon Ha Won

ã…¡itulah cara yang dilakukan Seo Woo untuk menghibur Ha Won. Ia kuatir, pertanyaannya yang menyinggung In Wook dan ibunya justru akan semakin menyakiti Ha Won. Tapi Ha Won-nya tau, bukan itu yang sebenarnya ingin dikatakan Seo Woo.

“’are you okay?’ No. I’m not okay. You are right. I’m not okay. Right now, its all hazy, like I’m walking in a dense fog. Weird, right? I think so too.” –Ha Won

Kata-kata Seo Woo selanjutnya ngademin banget. Diucapin sambil mandangin Ha Won, megang kedua belah tangannya.

“It will get better. The world changes on its own. Rely on it. Its 12° C today. Tomorrow, it will be 17. I’ll get better. It was cold today, but tomorrow, it will be warm. I’ll get better.” –Han Seo Woo

Semua akan berlalu. Kesedihan hari ini pasti akan berlalu, seperti halnya dunia dan seluruh perubahannya. Kita hanya perlu bertahan. Semampunya.
ã… .ã… 
“Are you crying?” –Han Seo Woo

Sukaaa banget pas Seo Woo ngomong gini ke Ha Won di ep 12. Ia menunggu Ha Won di tangga. Setelah Ha Won mendengar dari Soon Ho kalau In Wook sudah menyakiti Seo Woo dan kata-katanya, ia langsung mendamprat In Wook, kirain bakal berantem loh. Moon Ha Won kalo marah serem ya. Baru bisa liat marahnya Ha Won di ep 12 ini, bukan gara-gara ibuknya atau Ji Soo, tapi Seo Woo.

Begitulah Seo Woo menempatkan diri di saat Ha Won menjalani masa-masa sulitnya.
Hal yang sama dilakukan Ha Won pada Seo Woo.
Inget ga scene  di ep 12 sewaktu Seo Woo buru-buru kabur begitu melihat Ha Won tiba di rumah mereka? Seo Woo keliatan seperti orang bingung dan tertekan. Diteleponin, Seo Woo nya nggak ngangkat. Ya udah, Ha Won ikutin aja Seo Woo, tapi mereka ga papasan. Ending-nya Ha Won menemukan Seo Woo duduk di anak tangga gerbang rumah. Berasa nggak sih scene-nya simbolik? Kayak mau bilang sejauh apa pun mereka terpisah, mereka pasti akan ketemu lagi. Mereka ketemu di tempat mereka berpisah. Enggak tau kenapa aku suka banget scene ini. Hehe. Syukaaaaaaakkk sama filosofi seperti ini. Dan scene ini ngasih kita gambaran bakal kayak gimana hubungannya Ha Won-Seo Woo setelah short break jelang ending.

DAN SCENE PUTUSNYAAAAAHHHH. /bentar, mbak-nya mau ngatur hati dulu/
“Lets take a brief... A very short break... for a little while. While we are apart, do something for me. Anything. Do something that encourages you for me.” –Han Seo Woo

Yang sayang sama Ji Soo bukan cuman In Wook dan Ha Won, ada Seo Woo juga. Seo Woo sayang banget sama Ji Soo. Ia menganggap Ji Soo temannya. Makanya ketika AI Ji Soo minta agar Seo Woo menghancurkannya, Seo Woo-nya jadi kacau. Taulah yang paling sering diajak ngobrol AI Ji Soo itu siapa... Seo Woo. Aku ga nyalahin Seo Woo yang minta short break sama Ha Won. Seo Woo memang butuh waktu sendiri, setelah semua yang beruntun terjadi. Ga ada yang salah dengan short break jika memang itu dibutuhkan untuk menenangkan diri, membuat semuanya clear. Dan Ha Won yang semula berat hati, akhirnya mengikuti permintaan Seo Woo—pasti dia nggak kuat liat Seo Woo-nya nangis.

Sebelum berpisah sementara, Ha Won memastikan satu hal. Ia akan selalu ada kapan pun Seo Woo kembali. Yang perlu dilakukannya adalah menelepon.
“Put your fingers under your ear... and feel your pulse.
Thump... thump... thump... remember this with every heartbeat. That I love you a lot, and I cherished you a lot. Don’t crumble just because you are sad. I’ll wait, so.. make sure to call me.” –Moon Ha Won

I’ll tell myself that what protects me beats inside of me. I’ll remember with every heartbeat.” –Han Seo Woo

Pernah nggak sih ngeliat scene putus di drama yang ga bikin patah hati? Sedih iya, tapi di sisi lain terharu. Karena kita ga perlua kuatirin apa-apa, mereka pasti baikan lagi. Seperti katanya Ha Won ke Hoon—I can’t explain it, but we can’t break up.
KENAPA SIIIIIH MOON HA WON DAN HAN SEO WOO BISA SE BIUTIPULLL GINI RELATIONSHIP-NYAAAHHH?? KENAPAAAAAHHH, JAGO BANGET BIKIN ORANG BAPER. /nangis di pojokan/

 “The place I wouldn’t have been able to go to if I didn’t have Ha Won.” –Han Seo Woo

“I got to know someone that precious. Shouldn’t I change somehow? If I never met Seo Woo, I never would have had the courage to even try.” –Moon Ha Won

Ha Won dan Seo Woo menyadari betapa penting posisi mereka satu sama lain. Kalau ga ada Ha Won, Seo Woo ga akan berani pulang ke kampungnya. Dan Ha Won, jika dia ga pernah ketemu Seo Woo, mungkin dia ga akan punya keberanian untuk move on, untuk membuka hati.
Seo Woo dan Ha Won sama-sama orang yang ga nyembunyiin isi hati. Ga sungkan nunjukkin perhatian. Jujur terhadap diri sendiri. Lebih-lebih Ha Won. Kalo khawatir, dia akan bilang khawatir. Emang dah favorite couple numero uno ini! Aku sih yakin ya, model hubungannya Seo Woo-Ha Won ini akan long last, mereka akan selalu bisa menemukan jalan tengah dari masalah-masalah yang mereka hadapi bersama.

Pelajaran moral yang bisa diambil dari Frying Pan Couple antara lain adalah tentang bagaimana menghidupkan komunikasi dengan pasangan, dibicarakan, jangan lari, penting bagi pasangan untuk saling menjadi support system. Rasa percaya tidak lahir begitu saja. Ia datang dari pondasi yang kuat, dan untuk membangun pondasi yang kuat perlu komunikasi dua arah... /yang ngomong ini udah single sekira 10 taunan lebih jadi percaya ga percaya/ ã…‹ã…‹ã…‹ã…‹

Aku suka endingnya.
Ha Won masih di Oslo. Orang pertama yang diingatnya ketika melihat pemandangan indah di hadapannya adalah... Seo Woo. Pengen nelepon, tapi ragu. Sepersekian detik kemudian ponselnya berdering, dan display layar-nya menampilkan nama Seo Woo.
Aku deg-degan loh pas ini, pengen tau kata pertama yang keluar dari mulut Seo Woo dan Ha Won. Kan udah lama pisah ya...

Ha Won : Hello.”
Seo Woo : What do you see?
Ha Won : The sky. What are you looking at?
Seo Woo : the night sky. The front yard. The clothesline.

Seperti biasa, kapel favoritku ga mendramatisir wkwk.
Mereka yang teleponan, aku yang senyam-senyum sendiri. Tabah ya mblo HAHAHAHA.
MON MAAP YAA, AKU UDAH TAU JUNG HAE IN GANTENG TAPI KENAPA GUANTENGGGG-NYA JADI BERKALI-KALI LIPAT YAK DI SCENE INI??  Sepadan sama background-nya, matanya Hae In kayak ada lope-lopenya, manis banget kamu massss ngalahin gula ã… .ã… 
Ha Won : You will be all better once you see me. A fully recovery.
Seo Woo : I’ll have to see you soon. When will I can see you?
Ha Won : Tomorrow. See you tomorrow.
Seo Woo : Tomorrow... how nice...
Tomorrow-nya Ha Won ke Seo Woo terdengar puitis... ada harapan yang coba disampaikan.
“I’m back.” –Moon Ha Won.


Banyak banget moment memorable-nya Frying Pan Couple. Dari awal ketemu sampe episode terakhir, semuanya memorable, ya ga sih? Tapi, kalau disuruh milih 3 aja, kamu pilih yang mana?

With Love,
Azz
I think its time for me to find my Ha Won ã…‹ã…‹ã…‹ 

2 comments:

  1. AAAAAAA😭 terimakasih sudah menjabarkan isi pikiranku dengan baik kak :')) Ga ngerti lagi sama hawon seowoo, tiap rewatch bukannya bosan malah makin bucin sama mereka berdua😭... Seperti yang kakak tulis, pola hubungan mereka jarang atau mungkin gak ada di drama lain... Aku di tim yang sama😌 udah capek nonton drama polanya benci jadi cinta 🙂 dan plot mainstream lainnya. Apalagi kalau udah kiss scene... ada bbrp drama yang setelah kiss scene kesan romantisnya malah jauh berkurang🤔 (terkesan dipaksakan(?))

    Setuju banget kalau semua momen mereka memorable... Tapi kalau disuruh milih 3 mungkin..
    1. Ending ep 10 ft. Kursi😭
    2. Break up
    3. SEMUA SCENE YG ADA HAWON-SEOWOO😂
    Gabisa milih yang ketiga🤧 karena semua yang tersisa memorable wkwkwk, saling tatap aja dapet banget feelnya :'))

    ReplyDelete
  2. Aaarrggghh komen lagi dipostinganmu mba.. semua isi pikiranku kok bs dijabarin sedetil dan seindah ini ditulisanmu mba..makasih banyak sudah buat tulisan ini yaakkk udh bbrp mggu dan aku blm jg bs move on dr mereka..semua moment emang memorable dan yangbter the best buat aku pas mereka putus, sedih banget.. drama ini so warm, alus lembut dan menenangkan..

    ReplyDelete

Haiii, salam kenal ya. 😊