[Fangirl Zone] Alasan Nuna Sayang Park Bogum
♪ bgm : DIA Eun Chae-Remember ♪
Helloow
epribadeeeh, Miss
Lebay in d’ house!
Postingan
di bawah ini beraroma melankolik bin serius, gak usah dibaca kalau gak suka
yang melo-melo!
Ngomongin
inspirasi, datangnya bisa dari arah mana saja. Bisa dari quote novel, potongan lirik lagu, celetukan teman, dari rintik
hujan—aduhaiiii—bisa juga dari artis,
penyanyi, omelan panjang-pendek ibumu, bahkan inspirasi briliant bisa datang dari rumput tetangga yang menghijau! Ehm.
Kali ini
inspirasi itu datang dari seorang Park Bogum. Salah satu aktor paling bersinar
sepanjang tahun 2016. Dua tahun lalu, saya belum tahu apa-apa tentang Park
Bogum, saya bahkan tidak tahu jika ada aktor Korea Selatan bernama Park Bogum
#serius. Kenapa? Karena sebelum tahun 2015, ia kerap kebagian peran pembantu
saja. Peran-peran kecil yang tidak begitu cermat diketahui keberadaannya, tidak
begitu lekat untuk diingat karakternya dalam satu scene. Barulah setelah ia akhirnya
mendapatkan peran utama—ia pelan-pelan mencuri
sorotan.
Saya adalah
salah satu dari sekian banyak penikmat drama yang menyukai Park Bogum. Akan
tetap, mirip Sungjae, saya gak begitu lincah dan pintar mengekspresikan apa
yang saya rasakan secara terang-terangan, terhadap apa dan siapa pun. Termasuk
kepada Park Bogum. Entahlah—semakin ramai orang-orang ngefans pada Bogum, saya
semakin jarang membicarakan dia. Di akun twitter saya, utamanya. Untuk apa saya
membicarakan sesuatu yang sudah diketahui oleh hampir seluruh fansnya? Hemat
saya demikian. Kalau ditanya apakah saya fan-nya Bogum? YEAH, I’M HIS BIG FAN FROM INDONESIA. Meminjam kata-katanya
Lia, kita punya cara masing-masing mengekspresikan rasa sayang ke Bogum.
Berbeda saat
saya masih menjadi seorang fan newbie-nya
Bogum, saya senang dan hepi
sekali ngetwit apa saja tentang Bogum di akun twitter yang sudah ditutup. Setiap hari, setiap saat.
Persis orang lagi kasmaran.
Sampai-sampai ada salah satu teman yang saya kenal nyeletuk—masa sih masih ada orang kayak Bogum di dunia yang carut marut ini? Apalagi ini dunia showbiz, dunia yang dipenuhi atraksi-atraksi gelap. On/Off kamera banyak yang gak sama tingkah
lakunya. Yang dikira innocent eh
kelakuan aslinya ternyata melebihi gangster. Banyak contoh kasus lainnya. So, yakin frame ‘anak baik-baik’nya Bogum bukan sekadar ajang promosi sesaat? Nada miring yang amat sangat gak enak itu...
*tarik napas sambil menerawang*
Ya. Saya gak mau
munafik. Pertanyaan yang sama juga pernah singgah di benak saya. Keraguan itu
pernah saya rasakan semasa masih di step awal
ngefans Bogum.. Apa iya masih ada orang sebaik Bogum? Seiring berjalannya
waktu, Bogum berhasil membuktikan dirinya bukan plastik. Hebatnya lagi, ia tidak berkoar-koar atau berusaha keras menampakkan dirinya orang
baik. Gak menyengajakan diri menjadi attention seeker. Orang-orang yang
pernah berinterkasi langsung dengan Bogum-lah yang membuka cerita perihal
kepribadian pemeran Choi Taek di Reply 1988 itu. Kalau di dunia MC dan Variety
ada Yoo Jae Suk, maka di bidang akting ada Park Bogum. Mbak Gummy yang bilang
looooh.
Bahwa masih ada
orang sebaik dan setulus Park Bogum di dunia ini—kita sepantasnya bersyukur. Masih ada harapan. Lupakan dia sebagai
aktor dari Korea—pinggirkaan seluruh
rangkaian perbedaan yang memanjangkan jarak, sejenak posisikan dia sebagai manusia biasa, tidakkah kita seharusnya
merasa malu?
Saya tuh suka ngerasa malu sendiri, Bogum itu
lebih muda dari saya—tapi kedewasaannya dalam berpikir dan bertingkah laku
jauuuh melebihi kematangan usia saya. Tak separo pun sifat saya yang mendekati
sifat Park Bogum. Sigh. ㅠ.ㅠ
He
is too good to be true. Maknae rasa Oppa~ng ♥
Kadangkala sikap
skeptis kita muncul tanpa diundang karena kita sudah terlampau lelah lahir
batin menyaksikan hal/kejadian di luar ekspektasi. Misalnya, seseorang yang tak
terhitung sudah berapa kali dikhianati orang-orang yang dipercayainya—pada satu
hari yang ingin ia lewati sendirian, ia dipertemukan dengan seseorang yang
tidak menyerupai orang kebanyakan yang ia kenal. Orang itu menawarkan sesuatu
untuk dipercayai—ketika ia telah kehilangan hampir seluruh rasa percaya. Benarkah masih ada orang seperti itu? Itulah
pertanyaan pertama yang terbit di hatinya. Ragu yang mengental. Pada akhirnya
kita cuma punya dua pilihan; percaya atau tidak percaya. Resiko yang
mengikutinya memiliki porsi yang setara. Taruhannya hatimu.
Park Bogum itu
nyata. Saya percaya sepenuh hati—silakan sebut saya lebay silakan bilang “padahal cuma aktor Korea ini”, saya tidak (ingin) peduli. Catat
ini, saya tidak membutuhkan referensi orang lain untuk menentukan selera saya
sendiri. Ngefans sama Bogum mendatangkan influence
positif kepada saya, bukankah itu sesuatu yang membahagiakan? Ngapain
ngefans dengan sesuatu/seseorang yang bukannya menolongmu menjadi pribadi yang lebih baik—tapi malah semakin
menjerumuskanmu ke sisi negatif? Jadi makin seneng ngebully orang? Seneng
ngata-ngatain orang pake kata kasar? Kekerasan verbal... HIIIIIIIIIIIIIIIIIII
ZEREEMMM ga? Kadang bukan objek-nya yang merusak.
Bukan si barang atau tokoh yang disukai. Melainkan subyek atau oknum yang
menyalah artikan predikatnya. Mencintai
dengan cara yang keliru.
Hujan, angkot,
senja, mie goreng, buku, dini hari, hening, nasi goreng... beberapa yang saya
sukai dan sejak 2015 lalu ditambah satu ini; Park Bogum. Ia hadir menambah
daftar favorit saya.
Ia tidak hadir
begitu saja. Ada sebab, ada awalnya. Jika ditanya kenapa saya menyukai Park
Bogum; apa yang saya tulis berikut barangkali bisa merangkum seluruh jawaban
yang kamu cari. Semoga saja. ♥
Park Bogum vs Akting; The
Beginning
Min.
Karakter Lee Min di
I Remember You mengantarkan saya kepada Park Bogum.
Waktu nonton Park Bogum di I remember
You, saya gak sempat mikir dia ganteng apa kagak—perhatian saya sudah
terbeli oleh aktingnya sendiri, dan itu yang lebih penting dari apa pun. Jatuh
cinta pada kualitas bukan pada fisik
atau kuantitas. Seorang teman pernah mengatakan secara blak-blakkan kepada saya
bahwa dia belum bisa move on dari
belah tengahnya Bogum sebagai Min—move on
dalam arti yang tidak menyenangkan.
Belah tengah Min meninggalkan kesan gak
tampan di mata dia. Ouch. Pada
saat itu saya sedang mati-matian mempromosikan
Reply 1988 dan Moonlight
Drawn by Clouds ke dia. Well. Setiap orang punya standar masing-masing
ketika memutuskan menyukai seseorang. Bila itu menyangkut aktor/idol, urusan wajah bisa saya tempatkan ke
nomor sekian. Talenta yang utama. Sekali lagi, kualitas. Akting Park Bogum
sebagai Min sukses mencuri perhatian saya. Saya ngomong ke diri sendiri, villain itu biasanya dibenci, bukan dicintai—Min
adalah sebuah anomali. Menyusul Mishil dari Queen
Seon Deok yang begitu dicintai banyak
orang meski dia adalah sosok antagonis.
Lalu sebuah
kabar bagus datang beberapa waktu
kemudian; rupanya ia mendapat peran di Reply 1988. Saya tidak butuh jeda
terlalu lama untuk menikmati aktingnya. Beruntungnya saya. ♥
Begitulah awal
mula saya mengenal Bogum. Bukan dari
promosi orang per orang, tetapi melalui drama yang tidak pernah saya rencanakan
jauh hari untuk ditonton. Jodoh emang gak
ke mana-mana. Kalau ke mana-mana namanya bukan jodoh, tapi nyari alamat palsu. Oke,
lo garing Azz. ㅡ.ㅡ
Tak terelakkan,
pada takaran tertentu, saya bisa sangat bias
pada sesuatu yang saya sukai. Seperti ini, semula semangat saya menonton
Reply 1988 bersumber pada Park Bogum—mengingat sebelumnya Reply 1994
meninggalkan kenangan kurang mengenakkan, saya tak begitu antusias menyambut
rencana tvN membuat next Reply. Tapi,
setelah menonton I Remember You—perjumpaan saya dengan karakter Min, dan
akhirnya saya tahu dia dikasting untuk salah satu peran di Reply 1988, level
ketidaksabaran saya menanti drama yang ditulis Lee Woo Jung itu meningkat pada
titik yang menyenangkan. Tentu saja
rasa insecure kalau-kalau kekecewaan
saya terulang kembali—tetap ada. Syukurlah paket
komplit Reply 1988 sukses membetahkan
saya hingga pada menit terakhir penayangannya, dan saya tidak perlu
melewati fase drop drama gara-gara
ceritanya gak cocok sama selera meski salah satu pemainnya kesayangannya saya. Park
Bogum dan Reply 1988—AMAAAAANNN.
Meski mengaku
fans, saya tidak menonton seluruh drama dan film yang ada Bogum-nya. Hanya tiga ini; I Remember You, Reply 1988, dan Moonlight Drawn by Cloud.
Saya hanya akan menggunakan tiga drama ini sebagai referensi kendati untuk
Moonlight Drawn by Cloud, saya tidak pernah menamatkannya, foldernya bahkan
sudah saya hapus dari laptop tanpa meninggalkan back up di HDD. Seleksi alam. Drama yang tidak terlalu saya sukai
biasanya tidak bisa saya pertahankan lama-lama. Mian.
Jika tidak salah
ingat, saya pernah menulis di salah satu postingan Majimak Sarang mengenai ini—kekuatan
akting Park Bogum terletak di matanya. Satu potensi besar yang tidak semua
aktor miliki. Dengan kekuatan jenis
ini saya yakin, Park Bogum bisa memerankan karakter apa pun. Saya ulangi, apa
pun. Coba bayangkan perbedaan besar karakter Lee Min dan Choi Taek, bukan
sesuatu yang sederhana bukan? Dari
Lee Min ke Choi Taek, dari psikopat lalu berbalik arah menjadi Choi Taek yang polos dan memiliki banyak layer. Sorot mata Min dan Taek sangat
berbeda. Untuk memainkan peran Min dan Taek, saya tidak bisa membayangkan aktor
selain Park Bogum. Artinya apa? Bogum berhasil memberikan ruh kepada kedua karakter tersebut. Bukan wajah tampannya, tapi sesuatu
yang hidup, yang akan diingat oleh viewers. Kita sulit membicarakan I
Remember You tanpa menyeret tokoh
Min, begitu pula dengan Reply 1988 dan Choi Taek—si pemain baduk legendaris.
Hal yang sama untuk Crown Prince Lee
dari Moonlight Drawn by Cloud. Bogum punya ciri khasnya sendiri,
mikro-ekpresinya mengatakan seluruhnya. Detail itu ada. Fakta bahwa saya masih
bisa mengingat scene-scene Min dan
Taek membuktikan itu. Pada fase ini, saya bisa bilang Bogum sudah sukses
melewati label aktor kelas B. Terlalu
berlebihan? Ini penilaian saya loh, kalau kamu punya penilaian berbeda, monggo.
Apa yang ingin
saya sampaikan adalah, keberanian Park
Bogum mengeksplor akting melalui peran-peran berbeda—mulai dari kelas figuran
hingga pemeran utama menunjukkan ia memiliki sesuatu. Dan saya suka tipe jenis aktor begini, yang berani menantang
dirinya sendiri, menguji sejauh mana
ia bisa berbuat berdasarkan apa yang ada pada dirinya. Saya berharap dia terus
mempertahankan ini selagi kesempatan masih ada. Banyak aktor/aktris potensial,
tapi tak semua diberikan kesempatan memerankan
karakter/karakter menarik. Atau ada
juga yang sering terjadi—aktor/aktris bersangkutan tidak pandai memilih peran
yang datang kepadanya. Salah satu contoh lain aktor yang sukses dengan
pilihan-pilihan perannya adalah Seo In Guk. Kakaknya
Min! ㅋㅋㅋ
Park Bogum and His
Personal Life
Salah satu
konsekuensi tidak menyenangkan menjadi populer adalah orang-orang akan sibuk mengintervensi, meneliti, mencari
tahu kehidupan pribadimu hingga ke hal-hal yang tidak pernah kamu bayangkan
sebelumnya akan tersebar keluar.
Sedihnya, Park Bogum harus bereksperimen dengan konsekuensi ini. Mau gimana
lagi... Sukses besar menuntut tumbal yang
sama besarnya. Untuk mendapatkan sesuatu, kita harus merelakkan ada yang
tercerabut dari diri kita, dari kebiasan-kebiasaan kitaㅠ.ㅠ
Setelah jatuh
cinta dengan akting Park Bogum, kejutan lain menunggu saya di depan. Sesuatu yang membuat rasa suka saya pada
cowok berpostur menjulang ini semakin dalam
saja. Satu sisi kehidupan pribadi Park Bogum terekspos. Ia harus berurusan
dengan pengadilan terkait hutang ayahnya ketika usianya belum menginjak dewasa.
Thank God, perkaranya selesai sebelum
popularitasnya melesat jauh. Saya tidak ingin menceritakan detailnya—saya yakin
jika kamu fans Bogum setidaknya pernah mendengar soal ini.
Kita gak punya
hak men-judge siapa-siapa. Saat
beritanya keluar saya sedang di rumah pacar adik saya—melayat ibunya yang
meninggal. Entah karena sisi melankolik saya sedang on, habis baca artikel yang memuat berita Park Bogum dan hutang
ayahnya, saya gak bisa nahan diri ㅠ.ㅠ. Ya ampuuun, Bogum... Gak kebayang
kalau saya berada di posisi dia, dan harus memikul beban se-berat itu... gak,
saya gak berani ngebayangin ㅠ.ㅠ
Sebelum newsnya keluar, semua mengira sosok Park
Bogum itu tanpa cela. Perfect. Bahkan ada yang mengira ia anak
orang kaya. Hidupnya udah enak dari
sononya. Begitu. Mungkin karena Bogum selalu mengekpresikan diri sebagai sosok
yang bahagia. Taunya... ㅠ.ㅠUntuk bisa berada di mana ia berpijak
sekarang, Bogum sudah melewati banyak hal, banyak kejadian yang tidak sepele.
Ia tidak datang kepada kita layaknya bintang jatuh. Melihat ia sekarang, tak
jarang pertanyaan itu datang memantul kembali di benak saya,
Bagaimana
bisa seseorang dengan pengalaman masa lalu serumit itu bisa menjelma menjadi
sosok se-cemerlang ini?
Saya ingin tahu.
Saya ingin belajar... saya cemburu ㅠ.ㅠ
Park Bogum and His
Family Picture
Siapa yang tidak
ikut menitikkan air mata melihat scene menjelang
ending Reply 1988 episode 02? Waktu itu Taek dan Sung Appa terlibat obrolan
pendek. Tepat di malam ulang tahun Taeki. Berikut potongan dialognya.
Sung Dong Il :
... mothers tend to be the one you miss
the most, whether they are alive or dead. I miss my mom. *smile*
Setelah beberapa
detik berselang, Sung Appa bertanya kepada Taek, “When do you miss your mom the most?
Taek tidak
segera menjawab. Diambilnya jeda sekian detik, seraya mengontrol emosi, dengan
mata berkaca-kaca ia menjawab lirih, “everyday... I
miss my mom every single day.” Setitik-dua titik air matanya
menyusul jatuh.
Ketika pertama
kali menonton adegan di atas, saya masih menggunakan sudut pandang Taek sebagai
anak yang kehilangan ibunya saat masih kecil. Cerita berubah total setelah Youth Over
Flower Afrika tayang. Semua tercengang mendapati fakta bahwa Bogum
sudah kehilangan ibunya di usia belianya. Gak ada satu pun yang menyangka! SAYA
KAGET SEPENUH HATI. Abis itu saya sedih gak kira-kira. Demi apa, Lee Woo Jung mengawinkan fiksi dan real life dengan begitu tepat, begitu
menyentuh dan begitu tak tertebak? Kali kesekian saya menonton dialog Sung Appa
dan Bogum, rasanya tak pernah sama lagi dengan sebelumnya. Bagi saya yang
berbicara itu bukan sosok Taek, tapi Bogum sendiri.
Di Youth Over
Flower Afrika, Bogum sedih gak punya family
picture, ini bukan soal uang, bukan soal dia gak bisa atau gakbisa bayar tukang foto—hello logic!—tapi karena anggota keluarganya tidak se-lengkap dulu.
Ada yang telah pergi. Ibunya... ㅠ.ㅠ *HADOOOOHHHH SIAPA
YANG NGIRIS BAWANG DI BAWAH MATA GUEEEEH*
Tanpa kehadiran
ibunya, Bogum bisa tumbuh dengan baik menjadi seperti sekarang. Saya
sungguh-sungguh penasaran dengan pola pengasuhan di keluarga Park Bogum ㅠ.ㅠ
My
precious love, my precious maknae...
Iya—kamu boleh
bilang saya lebay.
Bagi saya Bogum bukan sekadar aktor Korea, sosoknya penuh inspirasi, penuh aura
positif, dia bisa jadi kaca—mengajakmu bercermin. Melihat seberapa tahu
diri-nya kamu menjalani hidupmu. Dalam segala hal, kita mungkin berbeda—entah itu agama, ras, suku, negara—jika menyangkut
manusia seutuhnya tanpa embel-embel pembeda,
banyak sekali kebaikan yang bisa kita
ambil sebagai pelajaran dari sosok satu ini. Ada alasan masuk akal mengapa ia
begitu dicintai tidak hanya dari kalangan Korea—melainkan di banyak negara.
Bahkan oleh mereka yang baru pertama kali bekerja sama dengan dia.
Tahu kenapa?
Karena Bogum menjadi dirinya sendiri—bukan Park Bogum si aktor.
Ia datang kepada kita sudah dengan pondasi dasar yang kokoh. Ketika ketenaran
berhasil ia rengkuh, itu tidak lantas menjadikannya sosok asing yang tak
tersentuh. Sebaliknya, ia tetap menjadi Park Bogum yang dipenuhi ungkapan
terima kasih yang tidak pernah mengenal kata habis itu.
Bagian mana dari
sosok Bogum yang layak ditempeli kebencian? Jika
kamu berpikir—ada. Think again with all
your heart and soul. Jangan biarkan hatimu dibutakan benci.
Park Bogum Itu....
Yang selalu
mendahulukan kepentingan orang lain sebelum dirinya...
Yang melarang
fans memberinya hadiah berupa-rupa...
Yang meminta fans
menggunakan uang bukan untuk dirinya, tapi keluarga—ibu, bapak, adek...
Yang tidak
pernah lupa mengucapkan terima kasih kepada siapa saja...
Yang menghargai
orang tak peduli se-sepele apa pun pekerjaan orang tersebut...
Yang doyan makan—gak
pilah-pilih makanan << Gaes, kamu yang ikut fan meet komporin gih bilang
Indonesia kaya makanan-makanan enak.
Yang mudah terharu...
Yang gak pelit
senyum (asal) gak dipepetin kayak kejadian di mana tuh? Bogum kayak ketakutan gitu. GUE JUGA! KUATIR BOGUM PARANOID
AMA KERAMAIAN. KAN YANG RUGI KITA-KITA JUGA SEBAGAI FANS? TRUS NAPA LO PAKE
CAPSLOCK SEMUA AZZZZZ? MAAPㅡ_ㅡ
Yang gak lupa rekan
kerja walaupun sudah bertahun-tahun berlalu, walaupun sekarang dia sudah
populer—idolanya anak-anak sampe emak-emak... sampe lintas negara pulak! Bogum
tetap rendah hati... ♥
... silakan ditambahin sendiri
♥
Extra
Saya berharap,
sebagai fans kita pandai menempatkan diri. Tidak semua yang ada pada Bogum bisa
menjadi konsumsi publik. Akan lebih baik bila kita semua—saya dan kamu, dengan
segenap hati memberikan penghargaan pada privacy
Bogum—tidak menerabas batas-batas yang memang tidak diperuntukkan bagi
fans. Cinta itu melindungi, bukan merusak.
Bogum sudah melakukan yang terbaik untuk kita, kenapa kita tidak melakukan hal
yang sama?
Sebelum
mengatakan sesuatu, sebelum melakukan sesuatu yang menyangkut Park Bogum,
sempatkan diri memikirkan efek yang akan ditimbulkan setelahnya.
“Gak
jadi ah ngefans sama Bogum, fansnya serem—“
Kita gak mau kan
ada calon fans yang melontarkan kalimat di atas? Jangan biarkan urusan shipper mencederai kekaleman
#TeamBogum. Dan kamu, iya—yang ngefans Bogum karena dia bermain di drama
bareng aktor/aktris favoritmu... jika kamu ingin kamu
dan aktor/aktris favoritmu diperlakukan sebaik-baiknya perlakuan—perhatikan bagaimana
caramu memperlakukan orang lain. Simpel, bukan? Orang egois gak punya tempat di mana-mana.
☼
Sebelum kita
terlanjur lupa dan sibuk dengan urusan hidup masing-masing, saya ingin
mengingatkan tentang Aleppo yang menangis. Ini bukan lagi
soal agama, tetapi menyangkut urgensi kemanusiaan. Silakan luangkan diri
membaca berita mengenai konflik di Syiria, ada di mana-mana. Peliknya perang di
sana sudah berlangsung selama bertahun-tahun, anak-anak dibunuh menggunakan gas
beracun, perempuan, laki-laki, orang tua—mereka ditembaki, dibunuhi tanpa
perasaan ㅠ.ㅠ
Ada dua cara
yang bisa kita lakukan—mengirimi doa dan donasi kemanusiaan. Sekecil apa pun,
itu sangat berharga bagi saudara kita di sana...
Banyak
organisasi kemanusiaan yang berinteraksi langsung dengan situasi di Syria
khususnya Aleppo. Selama ini saya
memercayakan titipan saya kepada Aksi Cepat Tanggap, @ACTforhumanity.
Semoga Allah
melapangkan dan meringankan hati untuk menolong
saudara kita di Aleppo. Percayalah,
bahwa ketulusan dan keikhlasan selalu
punya teman. Tidak ada kesia-siaan bagimu.
P.s
: Apakah
baik-baik saja menggunakan beberapa foto fansite-nya Park Bogum di sini? Saya
tidak mengubah atau meng-crop apa pun. Jika ya—saya bersedia mengganti dengan
foto lain.
With love,
Raha Azzhura
Hi mbak Azz...
ReplyDeleteSaya setuju dengan semua yang mbak Azz tuliskan di postingan ini. By the way, saya seorang ibu muda lho, tapi saya masih ngefans sama yg Park Bo Gum yang unyu-unyu karena semua sifat yang mbak Azz sebutkan di atas. Benar banget kata mbak Azz buat noona seperti saya, Park Bo Gum juga dongsaeng rasa oppa (Ahaiii).
Pengen banget deh minta rahasia cara mendidik anak ke orang tuanya Bo Gum. Bisa membesarkan anak dengan sifat seperti Park Bo Gum itu patut diacungi 4 jempol lho. Daebak...
Hai, Mbak Dika ^^
DeleteAaaaah akhirnya terjawab sudah. Sejak membaca komentar Mbak Dika di beberapa postingan MS, aku bertanaya-tanya Mbak Dika ini cewe apa cowo. Mianheeee.
... kareana ngefans sama Bogum mendatangkan masukan positif, kenapa tidak? Mau nuna kek, dongsaeng kek, cowo, cewek... siapa aja boleh ngefans. Orang dia sebaik itu <33333 tosss dong Mbak! ㅋㅋㅋㅋㅋ
Aku kepo setinggi langit sama keluarganya Bogum. Ngebayangin seperti apa lingkungan di mana dia dibesarkan, dia sangat menghargai keluarganya. Itu mendandakan ia dibesarkan di lingkungan yang hangat. T.T
Salamin dong Mbak sama si dedek. Dedeknya cewek apa cowok? Pasti lagi lucu-lucunya ya dia. Salam muahmuah dari aunty yang jauh. Semoga bisa tumbuh dan besar seperti Om Bogum ^^
Setuju banget sama artikel ini ^^. Thank you Raha udah bikin ini.
ReplyDeleteSalam kenal yah Raha n Dika ^^
"Dongsaeng rasa oppa" bener banget!! Meskipun usiaku jauh lebih tua dari Bogum tp byk belajar dr dia, spt bersyukur dlm segala keadaan, selalu menghargai dan berterima kasih dengan orang2 sekitar, lebih sayang sama orang tua...
Salam kenal, Mbak Pineapple ^^
DeleteBogum benar-benar 'kebaikan yang menularkan kebaikan pula'. Terimakasih udah mampir, Mbak ^^
udah lama ga mampir ternyata akhir taun sempet posting lagi ya XD ahh bogum yang kita sayangi.. semoga di tahun ini dan seterusnya..dia tetap menjadi pribadi yg menyenangkan <3
ReplyDeleteIya nih. Gak lama setelah mosting akhir taun, blognya hiatus xD
DeleteAamiiiiiin untuk Bogum, dan untuk fansnya; be like Bogum. Jangan ngelakuin sesuatu yang bisa berimbas langsung ke imejnya Bogum. Aamiiin ^^