[Fangirl Zone] Alasan Nuna Sayang Park Bogum

bgm : DIA Eun Chae-Remember ♪
Helloow epribadeeeh, Miss Lebay in d’ house!
Postingan di bawah ini beraroma melankolik bin serius, gak usah dibaca kalau gak suka yang melo-melo!
Ngomongin inspirasi, datangnya bisa dari arah mana saja. Bisa dari quote novel, potongan lirik lagu, celetukan teman, dari rintik hujan—aduhaiiii—bisa juga dari artis, penyanyi, omelan panjang-pendek ibumu, bahkan inspirasi briliant bisa datang dari rumput tetangga yang menghijau! Ehm.
Kali ini inspirasi itu datang dari seorang Park Bogum. Salah satu aktor paling bersinar sepanjang tahun 2016. Dua tahun lalu, saya belum tahu apa-apa tentang Park Bogum, saya bahkan tidak tahu jika ada aktor Korea Selatan bernama Park Bogum #serius. Kenapa? Karena sebelum tahun 2015, ia kerap kebagian peran pembantu saja. Peran-peran kecil yang tidak begitu cermat diketahui keberadaannya, tidak begitu lekat untuk diingat karakternya dalam satu scene. Barulah setelah ia akhirnya mendapatkan peran utama—ia pelan-pelan mencuri sorotan.
Saya adalah salah satu dari sekian banyak penikmat drama yang menyukai Park Bogum. Akan tetap, mirip Sungjae, saya gak begitu lincah dan pintar mengekspresikan apa yang saya rasakan secara terang-terangan, terhadap apa dan siapa pun. Termasuk kepada Park Bogum. Entahlah—semakin ramai orang-orang ngefans pada Bogum, saya semakin jarang membicarakan dia. Di akun twitter saya, utamanya. Untuk apa saya membicarakan sesuatu yang sudah diketahui oleh hampir seluruh fansnya? Hemat saya demikian. Kalau ditanya apakah saya fan-nya Bogum? YEAH, I’M HIS BIG FAN FROM INDONESIA. Meminjam kata-katanya Lia, kita punya cara masing-masing mengekspresikan rasa sayang ke Bogum.
Berbeda saat saya masih menjadi seorang fan newbie-nya Bogum, saya senang  dan hepi sekali ngetwit apa saja tentang Bogum di akun twitter yang sudah ditutup. Setiap hari, setiap saat. Persis orang lagi kasmaran. Sampai-sampai ada salah satu teman yang saya kenal nyeletuk—masa sih masih ada orang kayak Bogum di dunia yang carut marut ini? Apalagi ini dunia showbiz, dunia yang dipenuhi atraksi-atraksi gelap. On/Off kamera banyak yang gak sama tingkah lakunya. Yang dikira innocent eh kelakuan aslinya ternyata melebihi gangster. Banyak contoh kasus lainnya. So, yakin frame ‘anak baik-baik’nya Bogum bukan sekadar ajang promosi sesaat? Nada miring yang amat sangat gak enak itu... *tarik napas sambil menerawang*
Ya. Saya gak mau munafik. Pertanyaan yang sama juga pernah singgah di benak saya. Keraguan itu pernah saya rasakan semasa masih di step awal ngefans Bogum.. Apa iya masih ada orang sebaik Bogum? Seiring berjalannya waktu, Bogum berhasil membuktikan dirinya bukan plastik. Hebatnya lagi, ia tidak berkoar-koar atau berusaha keras menampakkan dirinya orang baik. Gak menyengajakan diri menjadi attention seeker. Orang-orang yang pernah berinterkasi langsung dengan Bogum-lah yang membuka cerita perihal kepribadian pemeran Choi Taek di Reply 1988 itu. Kalau di dunia MC dan Variety ada Yoo Jae Suk, maka di bidang akting ada Park Bogum. Mbak Gummy yang bilang looooh.
Bahwa masih ada orang sebaik dan setulus Park Bogum di dunia ini—kita sepantasnya bersyukur. Masih ada harapan. Lupakan dia sebagai aktor dari Korea—pinggirkaan seluruh rangkaian perbedaan yang memanjangkan jarak, sejenak posisikan dia sebagai manusia biasa, tidakkah kita seharusnya merasa malu?
Saya tuh suka ngerasa malu sendiri, Bogum itu lebih muda dari saya—tapi kedewasaannya dalam berpikir dan bertingkah laku jauuuh melebihi kematangan usia saya. Tak separo pun sifat saya yang mendekati sifat Park Bogum. Sigh. .
He is too good to be true. Maknae rasa Oppa~ng
Kadangkala sikap skeptis kita muncul tanpa diundang karena kita sudah terlampau lelah lahir batin menyaksikan hal/kejadian di luar ekspektasi. Misalnya, seseorang yang tak terhitung sudah berapa kali dikhianati orang-orang yang dipercayainya—pada satu hari yang ingin ia lewati sendirian, ia dipertemukan dengan seseorang yang tidak menyerupai orang kebanyakan yang ia kenal. Orang itu menawarkan sesuatu untuk dipercayai—ketika ia telah kehilangan hampir seluruh rasa percaya. Benarkah masih ada orang seperti itu? Itulah pertanyaan pertama yang terbit di hatinya. Ragu yang mengental. Pada akhirnya kita cuma punya dua pilihan; percaya atau tidak percaya. Resiko yang mengikutinya memiliki porsi yang setara. Taruhannya hatimu.
Park Bogum itu nyata. Saya percaya sepenuh hati—silakan sebut saya lebay silakan bilang “padahal cuma aktor Korea ini”, saya tidak (ingin) peduli. Catat ini, saya tidak membutuhkan referensi orang lain untuk menentukan selera saya sendiri. Ngefans sama Bogum mendatangkan influence positif kepada saya, bukankah itu sesuatu yang membahagiakan? Ngapain ngefans dengan sesuatu/seseorang yang bukannya menolongmu menjadi pribadi yang lebih baik—tapi malah semakin menjerumuskanmu ke sisi negatif? Jadi makin seneng ngebully orang? Seneng ngata-ngatain orang pake kata kasar? Kekerasan verbal... HIIIIIIIIIIIIIIIIIII ZEREEMMM ga? Kadang bukan objek-nya yang merusak. Bukan si barang atau tokoh yang disukai. Melainkan subyek atau oknum yang menyalah artikan predikatnya. Mencintai dengan cara yang keliru.
Hujan, angkot, senja, mie goreng, buku, dini hari, hening, nasi goreng... beberapa yang saya sukai dan sejak 2015 lalu ditambah satu ini; Park Bogum. Ia hadir menambah daftar favorit saya.
Ia tidak hadir begitu saja. Ada sebab, ada awalnya. Jika ditanya kenapa saya menyukai Park Bogum; apa yang saya tulis berikut barangkali bisa merangkum seluruh jawaban yang kamu cari. Semoga saja. ♥
Park Bogum vs Akting; The Beginning
Min.
Karakter Lee Min di I Remember You mengantarkan saya kepada Park Bogum. Waktu nonton Park Bogum di I remember You, saya gak sempat mikir dia ganteng apa kagak—perhatian saya sudah terbeli oleh aktingnya sendiri, dan itu yang lebih penting dari apa pun. Jatuh cinta pada kualitas bukan pada fisik atau kuantitas. Seorang teman pernah mengatakan secara blak-blakkan kepada saya bahwa dia belum bisa move on dari belah tengahnya Bogum sebagai Min—move on dalam arti yang tidak menyenangkan. Belah tengah Min meninggalkan kesan gak tampan di mata dia. Ouch. Pada saat itu saya sedang mati-matian mempromosikan Reply 1988 dan Moonlight Drawn by Clouds ke dia. Well. Setiap orang punya standar masing-masing ketika memutuskan menyukai seseorang. Bila itu menyangkut aktor/idol, urusan wajah bisa saya tempatkan ke nomor sekian. Talenta yang utama. Sekali lagi, kualitas. Akting Park Bogum sebagai Min sukses mencuri perhatian saya. Saya ngomong ke diri sendiri, villain itu biasanya dibenci, bukan dicintai—Min adalah sebuah anomali. Menyusul Mishil dari Queen Seon Deok yang begitu dicintai banyak orang meski dia adalah sosok antagonis.
Lalu sebuah kabar bagus datang beberapa waktu kemudian; rupanya ia mendapat peran di Reply 1988. Saya tidak butuh jeda terlalu lama untuk menikmati aktingnya. Beruntungnya saya. ♥
Begitulah awal mula saya mengenal Bogum. Bukan dari promosi orang per orang, tetapi melalui drama yang tidak pernah saya rencanakan jauh hari untuk ditonton. Jodoh emang gak ke mana-mana. Kalau ke mana-mana namanya bukan jodoh, tapi nyari alamat palsu. Oke, lo garing Azz. .
Tak terelakkan, pada takaran tertentu, saya bisa sangat bias pada sesuatu yang saya sukai. Seperti ini, semula semangat saya menonton Reply 1988 bersumber pada Park Bogum—mengingat sebelumnya Reply 1994 meninggalkan kenangan kurang mengenakkan, saya tak begitu antusias menyambut rencana tvN membuat next Reply. Tapi, setelah menonton I Remember You—perjumpaan saya dengan karakter Min, dan akhirnya saya tahu dia dikasting untuk salah satu peran di Reply 1988, level ketidaksabaran saya menanti drama yang ditulis Lee Woo Jung itu meningkat pada titik yang menyenangkan. Tentu saja rasa insecure kalau-kalau kekecewaan saya terulang kembali—tetap ada. Syukurlah paket komplit Reply 1988 sukses membetahkan saya hingga pada menit terakhir penayangannya, dan saya tidak perlu melewati fase drop drama gara-gara ceritanya gak cocok sama selera meski salah satu pemainnya kesayangannya saya. Park Bogum dan Reply 1988—AMAAAAANNN.
Meski mengaku fans, saya tidak menonton seluruh drama dan film yang ada Bogum-nya. Hanya tiga ini; I Remember You, Reply 1988, dan Moonlight Drawn by Cloud. Saya hanya akan menggunakan tiga drama ini sebagai referensi kendati untuk Moonlight Drawn by Cloud, saya tidak pernah menamatkannya, foldernya bahkan sudah saya hapus dari laptop tanpa meninggalkan back up di HDD. Seleksi alam. Drama yang tidak terlalu saya sukai biasanya tidak bisa saya pertahankan lama-lama. Mian.
Jika tidak salah ingat, saya pernah menulis di salah satu postingan Majimak Sarang mengenai ini—kekuatan akting Park Bogum terletak di matanya. Satu potensi besar yang tidak semua aktor miliki. Dengan kekuatan jenis ini saya yakin, Park Bogum bisa memerankan karakter apa pun. Saya ulangi, apa pun. Coba bayangkan perbedaan besar karakter Lee Min dan Choi Taek, bukan sesuatu yang sederhana bukan? Dari Lee Min ke Choi Taek, dari psikopat lalu berbalik arah menjadi Choi Taek yang polos dan memiliki banyak layer. Sorot mata Min dan Taek sangat berbeda. Untuk memainkan peran Min dan Taek, saya tidak bisa membayangkan aktor selain Park Bogum. Artinya apa? Bogum berhasil memberikan ruh kepada kedua karakter tersebut. Bukan wajah tampannya, tapi sesuatu yang hidup, yang akan diingat oleh viewers. Kita sulit membicarakan I Remember You tanpa menyeret tokoh Min, begitu pula dengan Reply 1988 dan Choi Taek—si pemain baduk legendaris. Hal yang sama untuk Crown Prince Lee dari Moonlight Drawn by Cloud. Bogum punya ciri khasnya sendiri, mikro-ekpresinya mengatakan seluruhnya. Detail itu ada. Fakta bahwa saya masih bisa mengingat scene-scene Min dan Taek membuktikan itu. Pada fase ini, saya bisa bilang Bogum sudah sukses melewati label aktor kelas B. Terlalu berlebihan? Ini penilaian saya loh, kalau kamu punya penilaian berbeda, monggo.
Apa yang ingin saya sampaikan adalah, keberanian Park Bogum mengeksplor akting melalui peran-peran berbeda—mulai dari kelas figuran hingga pemeran utama menunjukkan ia memiliki sesuatu. Dan saya suka tipe jenis aktor begini, yang berani menantang dirinya sendiri, menguji sejauh mana ia bisa berbuat berdasarkan apa yang ada pada dirinya. Saya berharap dia terus mempertahankan ini selagi kesempatan masih ada. Banyak aktor/aktris potensial, tapi tak semua diberikan kesempatan memerankan karakter/karakter menarik. Atau ada juga yang sering terjadi—aktor/aktris bersangkutan tidak pandai memilih peran yang datang kepadanya. Salah satu contoh lain aktor yang sukses dengan pilihan-pilihan perannya adalah Seo In Guk. Kakaknya Min! ㅋㅋㅋ
Park Bogum and His Personal Life
Salah satu konsekuensi tidak menyenangkan menjadi populer adalah orang-orang akan sibuk mengintervensi, meneliti, mencari tahu kehidupan pribadimu hingga ke hal-hal yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya akan tersebar keluar. Sedihnya, Park Bogum harus bereksperimen dengan konsekuensi ini. Mau gimana lagi... Sukses besar menuntut tumbal yang sama besarnya. Untuk mendapatkan sesuatu, kita harus merelakkan ada yang tercerabut dari diri kita, dari kebiasan-kebiasaan kita.
Setelah jatuh cinta dengan akting Park Bogum, kejutan lain menunggu saya di depan. Sesuatu yang membuat rasa suka saya pada cowok berpostur menjulang ini semakin dalam saja. Satu sisi kehidupan pribadi Park Bogum terekspos. Ia harus berurusan dengan pengadilan terkait hutang ayahnya ketika usianya belum menginjak dewasa. Thank God, perkaranya selesai sebelum popularitasnya melesat jauh. Saya tidak ingin menceritakan detailnya—saya yakin jika kamu fans Bogum setidaknya pernah mendengar soal ini.
Kita gak punya hak men-judge siapa-siapa. Saat beritanya keluar saya sedang di rumah pacar adik saya—melayat ibunya yang meninggal. Entah karena sisi melankolik saya sedang on, habis baca artikel yang memuat berita Park Bogum dan hutang ayahnya, saya gak bisa nahan diri .. Ya ampuuun, Bogum... Gak kebayang kalau saya berada di posisi dia, dan harus memikul beban se-berat itu... gak, saya gak berani ngebayangin .
Sebelum newsnya keluar, semua mengira sosok Park Bogum itu tanpa cela. Perfect. Bahkan ada yang mengira ia anak orang kaya. Hidupnya udah enak dari sononya. Begitu. Mungkin karena Bogum selalu mengekpresikan diri sebagai sosok yang bahagia. Taunya... .Untuk bisa berada di mana ia berpijak sekarang, Bogum sudah melewati banyak hal, banyak kejadian yang tidak sepele. Ia tidak datang kepada kita layaknya bintang jatuh. Melihat ia sekarang, tak jarang pertanyaan itu datang memantul kembali di benak saya,
Bagaimana bisa seseorang dengan pengalaman masa lalu serumit itu bisa menjelma menjadi sosok se-cemerlang ini?
Saya ingin tahu. Saya ingin belajar... saya cemburu .
Park Bogum and His Family Picture
Siapa yang tidak ikut menitikkan air mata melihat scene menjelang ending Reply 1988 episode 02? Waktu itu Taek dan Sung Appa terlibat obrolan pendek. Tepat di malam ulang tahun Taeki. Berikut potongan dialognya.
Sung Dong Il : ... mothers tend to be the one you miss the most, whether they are alive or dead. I miss my mom. *smile*
Setelah beberapa detik berselang, Sung Appa bertanya kepada Taek, “When do you miss your mom the most?
Taek tidak segera menjawab. Diambilnya jeda sekian detik, seraya mengontrol emosi, dengan mata berkaca-kaca ia menjawab lirih, everyday... I miss my mom every single day.” Setitik-dua titik air matanya menyusul jatuh.
Ketika pertama kali menonton adegan di atas, saya masih menggunakan sudut pandang Taek sebagai anak yang kehilangan ibunya saat masih kecil. Cerita berubah total setelah Youth Over Flower Afrika tayang. Semua tercengang mendapati fakta bahwa Bogum sudah kehilangan ibunya di usia belianya. Gak ada satu pun yang menyangka! SAYA KAGET SEPENUH HATI. Abis itu saya sedih gak kira-kira. Demi apa, Lee Woo Jung mengawinkan fiksi dan real life dengan begitu tepat, begitu menyentuh dan begitu tak tertebak? Kali kesekian saya menonton dialog Sung Appa dan Bogum, rasanya tak pernah sama lagi dengan sebelumnya. Bagi saya yang berbicara itu bukan sosok Taek, tapi Bogum sendiri.
Di Youth Over Flower Afrika, Bogum sedih gak punya family picture, ini bukan soal uang, bukan soal dia gak bisa atau gakbisa bayar tukang fotohello logic!—tapi karena anggota keluarganya tidak se-lengkap dulu. Ada yang telah pergi. Ibunya... . *HADOOOOHHHH SIAPA YANG NGIRIS BAWANG DI BAWAH MATA GUEEEEH*
Tanpa kehadiran ibunya, Bogum bisa tumbuh dengan baik menjadi seperti sekarang. Saya sungguh-sungguh penasaran dengan pola pengasuhan di keluarga Park Bogum .
My precious love, my precious maknae...
Iya—kamu boleh bilang saya lebay. Bagi saya Bogum bukan sekadar aktor Korea, sosoknya penuh inspirasi, penuh aura positif, dia bisa jadi kaca—mengajakmu bercermin. Melihat seberapa tahu diri-nya kamu menjalani hidupmu. Dalam segala hal, kita mungkin berbeda—entah itu agama, ras, suku, negara—jika menyangkut manusia seutuhnya tanpa embel-embel pembeda, banyak sekali kebaikan yang bisa kita ambil sebagai pelajaran dari sosok satu ini. Ada alasan masuk akal mengapa ia begitu dicintai tidak hanya dari kalangan Korea—melainkan di banyak negara. Bahkan oleh mereka yang baru pertama kali bekerja sama dengan dia.
Tahu kenapa? Karena Bogum menjadi dirinya sendiri—bukan Park Bogum si aktor. Ia datang kepada kita sudah dengan pondasi dasar yang kokoh. Ketika ketenaran berhasil ia rengkuh, itu tidak lantas menjadikannya sosok asing yang tak tersentuh. Sebaliknya, ia tetap menjadi Park Bogum yang dipenuhi ungkapan terima kasih yang tidak pernah mengenal kata habis itu.
Bagian mana dari sosok Bogum yang layak ditempeli kebencian? Jika kamu berpikir—ada. Think again with all your heart and soul. Jangan biarkan hatimu dibutakan benci.
Park Bogum Itu....
Yang selalu mendahulukan kepentingan orang lain sebelum dirinya...
Yang melarang fans memberinya hadiah berupa-rupa...
Yang meminta fans menggunakan uang bukan untuk dirinya, tapi keluarga—ibu, bapak, adek...
Yang tidak pernah lupa mengucapkan terima kasih kepada siapa saja...
Yang menghargai orang tak peduli se-sepele apa pun pekerjaan orang tersebut...
Yang doyan makan—gak pilah-pilih makanan << Gaes, kamu yang ikut fan meet komporin gih bilang Indonesia kaya makanan-makanan enak.
Yang mudah terharu...
Yang gak pelit senyum (asal) gak dipepetin kayak kejadian di mana tuh? Bogum kayak ketakutan gitu. GUE JUGA! KUATIR BOGUM PARANOID AMA KERAMAIAN. KAN YANG RUGI KITA-KITA JUGA SEBAGAI FANS? TRUS NAPA LO PAKE CAPSLOCK SEMUA AZZZZZ? MAAP_
Yang gak lupa rekan kerja walaupun sudah bertahun-tahun berlalu, walaupun sekarang dia sudah populer—idolanya anak-anak sampe emak-emak... sampe lintas negara pulak! Bogum tetap rendah hati... ♥
... silakan ditambahin sendiri
Extra
Saya berharap, sebagai fans kita pandai menempatkan diri. Tidak semua yang ada pada Bogum bisa menjadi konsumsi publik. Akan lebih baik bila kita semua—saya dan kamu, dengan segenap hati memberikan penghargaan pada privacy Bogum—tidak menerabas batas-batas yang memang tidak diperuntukkan bagi fans. Cinta itu melindungi, bukan merusak. Bogum sudah melakukan yang terbaik untuk kita, kenapa kita tidak melakukan hal yang sama?
Sebelum mengatakan sesuatu, sebelum melakukan sesuatu yang menyangkut Park Bogum, sempatkan diri memikirkan efek yang akan ditimbulkan setelahnya.
“Gak jadi ah ngefans sama Bogum, fansnya serem—“
Kita gak mau kan ada calon fans yang melontarkan kalimat di atas? Jangan biarkan urusan shipper  mencederai kekaleman #TeamBogum. Dan kamu, iya—yang ngefans Bogum karena dia bermain di drama bareng aktor/aktris favoritmu... jika kamu ingin kamu dan aktor/aktris favoritmu diperlakukan sebaik-baiknya perlakuan—perhatikan bagaimana caramu memperlakukan orang lain. Simpel, bukan? Orang egois gak punya tempat di mana-mana.
Sebelum kita terlanjur lupa dan sibuk dengan urusan hidup masing-masing, saya ingin mengingatkan tentang Aleppo yang menangis. Ini bukan lagi soal agama, tetapi menyangkut urgensi kemanusiaan. Silakan luangkan diri membaca berita mengenai konflik di Syiria, ada di mana-mana. Peliknya perang di sana sudah berlangsung selama bertahun-tahun, anak-anak dibunuh menggunakan gas beracun, perempuan, laki-laki, orang tua—mereka ditembaki, dibunuhi tanpa perasaan .
Ada dua cara yang bisa kita lakukan—mengirimi doa dan donasi kemanusiaan. Sekecil apa pun, itu sangat berharga bagi saudara kita di sana...
Banyak organisasi kemanusiaan yang berinteraksi langsung dengan situasi di Syria khususnya Aleppo. Selama ini saya memercayakan titipan saya kepada Aksi Cepat Tanggap, @ACTforhumanity.

Semoga Allah melapangkan dan meringankan hati untuk menolong saudara kita di Aleppo. Percayalah, bahwa ketulusan dan keikhlasan selalu punya teman. Tidak ada kesia-siaan bagimu.

P.s : Apakah baik-baik saja menggunakan beberapa foto fansite-nya Park Bogum di sini? Saya tidak mengubah atau meng-crop apa pun. Jika ya—saya bersedia mengganti dengan foto lain.
With love,
Raha Azzhura

6 comments:

  1. Hi mbak Azz...

    Saya setuju dengan semua yang mbak Azz tuliskan di postingan ini. By the way, saya seorang ibu muda lho, tapi saya masih ngefans sama yg Park Bo Gum yang unyu-unyu karena semua sifat yang mbak Azz sebutkan di atas. Benar banget kata mbak Azz buat noona seperti saya, Park Bo Gum juga dongsaeng rasa oppa (Ahaiii).

    Pengen banget deh minta rahasia cara mendidik anak ke orang tuanya Bo Gum. Bisa membesarkan anak dengan sifat seperti Park Bo Gum itu patut diacungi 4 jempol lho. Daebak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hai, Mbak Dika ^^
      Aaaaah akhirnya terjawab sudah. Sejak membaca komentar Mbak Dika di beberapa postingan MS, aku bertanaya-tanya Mbak Dika ini cewe apa cowo. Mianheeee.

      ... kareana ngefans sama Bogum mendatangkan masukan positif, kenapa tidak? Mau nuna kek, dongsaeng kek, cowo, cewek... siapa aja boleh ngefans. Orang dia sebaik itu <33333 tosss dong Mbak! ㅋㅋㅋㅋㅋ

      Aku kepo setinggi langit sama keluarganya Bogum. Ngebayangin seperti apa lingkungan di mana dia dibesarkan, dia sangat menghargai keluarganya. Itu mendandakan ia dibesarkan di lingkungan yang hangat. T.T

      Salamin dong Mbak sama si dedek. Dedeknya cewek apa cowok? Pasti lagi lucu-lucunya ya dia. Salam muahmuah dari aunty yang jauh. Semoga bisa tumbuh dan besar seperti Om Bogum ^^

      Delete
  2. Setuju banget sama artikel ini ^^. Thank you Raha udah bikin ini.
    Salam kenal yah Raha n Dika ^^
    "Dongsaeng rasa oppa" bener banget!! Meskipun usiaku jauh lebih tua dari Bogum tp byk belajar dr dia, spt bersyukur dlm segala keadaan, selalu menghargai dan berterima kasih dengan orang2 sekitar, lebih sayang sama orang tua...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Salam kenal, Mbak Pineapple ^^

      Bogum benar-benar 'kebaikan yang menularkan kebaikan pula'. Terimakasih udah mampir, Mbak ^^

      Delete
  3. udah lama ga mampir ternyata akhir taun sempet posting lagi ya XD ahh bogum yang kita sayangi.. semoga di tahun ini dan seterusnya..dia tetap menjadi pribadi yg menyenangkan <3

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya nih. Gak lama setelah mosting akhir taun, blognya hiatus xD

      Aamiiiiiin untuk Bogum, dan untuk fansnya; be like Bogum. Jangan ngelakuin sesuatu yang bisa berimbas langsung ke imejnya Bogum. Aamiiin ^^

      Delete

Haiii, salam kenal ya. 😊