Sinopsis IRIS 2 Episode 5 Part 2
Choi Min
menjenguk Jo Myung Ho di rumah sakit. Di sana sudah ada sekretaris Presiden,
Yoon Shi Hyun dan Young Min. Rupanya Jo Myung Ho sendiri lah yang meminta agar
Choi Min menemuinya.
“Masuklah ke
dalam. Jangan berikan beliau informasi yang tidak diperlukan,” Sekretaris
Presiden mengingatkan. Choi Min masuk ke kamar perawatan Jo Myung Ho.
“Apa anda sudah
merasa sehat?” tanya Choi Min setibanya di dalam.
“Ya. Bagaimana
denganmu? Apakah kau terluka?” timpal Jo Myung Ho.
“Ya, aku
baik-baik saja.”
“Baguslah... aku
sudah satu bulan terbaring di sini. Di ruangan ini channel berita di TV telah
diblokir. Mereka mengatakan aku bahkan tidak bisa membaca surat kabar. Ini
tidak ada bedanya dengan penjara.” Jo Myung Ho mengeluarkan keluhannya.
“Aku yakin ini
diterapkan sampai anda sembuh.”
“Karena aku
mengetahui hal itu, aku memintamu untuk datang, Wakil Diektur. Aku ingin
mendengar pendapatmu yang sejujurnya mengenai Hungaria. Saat ini apa masalah
yang terbesar?”
Choi Min menarik
kursi dan duduk.
“Sekarang ini
keadaan sudah tenang, akan tetapi Ameriak, Cina, Jepang, dan banyak negara lain
di Asia secara terbuka telah mengkritik dan memberi tekanan pada kita.”
“Itu adalah
situasi yang telah kita perkirakan bahkan seandainya pembicaraan tersebut
berhasil,” ucap Jo Myung Ho.
“Singkatnya,
saat ini Korea Utara dan Korea Selatan, keduanya berada dalam isolasi
diplomatik.”
Jo Myung terdiam
sesaat.
“Karena keadaan
berakhir seperti ini adanya saat ini, satu-satunya yang bisa kita lakukan
adalah... memajukan agenda pertemuan untuk Komite Persiapan Unifikasi. Tidak
ada jalan lain. Aku akan mencoba untuk segera mengadakan pertemuan dengan
Presiden Ha Seung Jin.”
“Aku akan
mengatur jadwal Presiden melalui Kepala Staf Goo,” kata Choi Min.
“Kau tidak akan
coba menghentikanku?” tanya Jo Myung Ho tiba-tiba. “Dalam kasus seperti ini,
sebagian besar orang akan memberitahuku untuk berhenti karena ini berbahaya.
Atau mereka akan memberitahuku untuk memikirkannya kembali setelah aku sembuh
dari cederaku.”
Choi Min
mengatakan ia di sina untuk membantu Jo Myung Ho memimpin kesuksesan Komite
Persiapan Unifikasi. Ia sudah menempatlan beberapa agen NSS untuk bertugas di
sana
“Ya.
Terimakasih. Mulai sekarang aku akan terus meminta bantuanmu,” Jo Myung Ho
menutup pembicaraan.
Sekretaris (jadi
namanya Kepala Staf Goo) menyambut keluarnya Choi Min begitupun dengan dua agen
di situ. Yoon Shi Hyuk dan Young Min.
“Apa kata
beliau?”
“Beliau ingin
memajukan pertemuan Komite Unifikasi. Beliau juga memberikan izin bagi NSS
untuk memberikan pengamanan dalam komite tersebut.”
“Beliau ingin
segera memproses komite persiapan Unifikasi? Kau tahu dengan jelas kita tengah
berada dalam situasi bagaiamana. Apa kau bahkan tidak berpikir untuk
menghentikan beliau?”
“Bila kita
menyerah sekarang, berarti kita tunduk pada teroris. Dengan pendekatan semacam
itu, kita tidak akan bisa menghentikan terorisme di masa yang akan datang.”
“Apa katamu?”
Kepala Staf Goo kaget.
“Beliau ingin
segera bertemu dengan Presiden. Aku meminta tolong pada Anda tolong atur
pertemuan ini,” pinta Choi Min.
Kepala Staf Goo
mengeluh, “Aku bisa gila.”
Sebelum pergi
Choi Min mengingatkan kedua agennya. “Kalian berdua perketat penjagaan kalian.”
“Ya.”
“Ya. Aku
mengerti”
Yoon Shi Hyuk
dan Young Min menjawab hampir bersamaan.
Choi Min dan Yoo
Gun berjalan bersama sambil bercakap-cakap.
“Ketua Tim Jung,
kenapa kau mengejar IRIS? Karena itu mengancam keamanan Ibu Pertiwi? Ataukan
bila tidak, karena kau agen agen NSS? Apa pertanyaanku terlampau sulit?”
“Bukan seperti
itu. Belum lama ini, aku pikir itu salah satu di antara kedua alasan tersebut.
Entahlah. Aku hanya menganggap ini sebagai takdir yang diberikan padaku. Apa
Wakil Direktur memiliki alasan khusus kenapa mengejar IRIS?”
Choi Min
menghela napas. “Aku rasa saat itu aku berusia delapan tahun. Aku sedang
menunggu Ibu untuk menjemputku dari sekolah. Tapi Ibu tidak muncul bahkan
setelah dua jam menunggu dan semua anak-anak sudah pergi. Karena Ibu sangat
terlambat. Aku bermaksud meminta boneka bayi kubis yang sudah kuidam-idamkan
selama sebulan. Boneka bayi kubis
lumayan terkenal saat itu. Aku bertekad bahwa aku harus memiliki boneka
tersebut. Akhirnya aku mendapat boneka bayi kubis meskipun itu dari nenekku. Orangtuaku
bekerja di Konsulat. Mereka terbunuh dalam serangan teroris bom di hari itu.
Karena itulah Ibu tidak bisa datang menjemputku di hari itu. setelah itu, aku
tidak pernah menuntut apa-apa dari siapapun. Setelah dua puluh tahun orangtuaku
meninggal dunia, untuk pertama kalinya, aku menuntut sesuatu dari pacarku saat
itu. Kami pergi melakukan perjalanan di mana seharusnya dia akan melamar. Tapi
dia melupakan cincinnya di kantornya. Aku berkata tidak akan melakukan
perjalanan terkecuali dia memiliki cincin tersebut. Di bandara, aku menuntut
dia kembali ke kantornya untuk mengambil cincinnya. Hari itu adalah 11
September 2001. Pentagon dserang dan dia berada di sana. Di masa-msa paling
penting dalam hidupku, orang-orang paling berharga untukku kehilangan nyawa
mereka akibat serangan teroris. Setelah mengejat beberapa teroris selama
beberapa tahun, aku menyadari IRIS secara langsung maupun tak langsung terlibat
dalam terorisme. Alasan kenapa aku mengejar IRIS? Aku tidak mau lagi kehilangan
orang-orang yang berharga untukku. Setidaknya tidak pada IRIS.”
Choi Min
menghadap ke arah Yoo Gun. “Aku bertemu dengan Representatif Jo Myung Ho Ho
pagi tadi. sebagaimana kau yang mencoba untuk menggunakan Baek San sebagai
umpan untuk memancing IRIS, aku juga berpikir untuk menggunakan Representatif
Jo Myung Ho sebanyak yang aku bisa. Hal-hal seperti ini akan mustahil aku
bicarakan terkecuali aku sangat mempercayaimu. Harap ingatlah itu.”
Di penjara Korea
Utara...
Yeon Hwa
bertanya pada Joong Won mengenai kakanya (Yeon Hwa adalah adik Sun Hwa di IRIS
Season Satu yang diperankan oleh Kim Seo Yeon).
“Berapa kali
harus kubilang padamu? Kalau sampai sekarang aku tidak dengar apapun tentang
dia. Itu artinya dia bukan lagi orang yang ada di dunia ini,” sahut Joong Won.
“Tapi ngomong-ngomong, jangan bilang kau mencampakan Ibumu dan kabur sendirian
dari Korea Utara?”
Yeon Hwa berang.
“Kalau kau tidak tahu apapun jangan bicara seenaknya. Setelah Unni dicap
sebagai pengkhianat, Ibu dan aku ditahan di koloni buruh pidana No. 18.”
Joong Won
terperangah. “Kalau itu koloni buruh pidana No. 18 berarti... Maksudmu kamp
tawanan tambang batubara Gyeonghueng?”
“Sejak musim
gugur tahun itu, Ibu mulai batuk-batuk. Tapi semakin waktu berlalu, bukannya
membaik dia bahkan mulai batuk darah. Kami benar-benar putus asa, jadi kami
memanjat pagar dan melarikan diri. Tapi belum begitu jauh kami pergi dan
Ibu...” Yeon Hwa mulai menangis terisak.
Joong Won
menatap iba sekaligus sedih. Ia menepuk bahu Yeon Hwa.
“Batu bara yang
dingin dan kokoh itu aku gali dan gali dengan tangan kosong. Seperti itu...
seperti itu... untuk menguburkan Ibu. Dengan sepasang tangan ini...” Yeon Hwa
mengangkat kedua belah tangannya.
“Maafkan aku...
Aku sama sekali tidak mengira itu. Tapi bukan kau satu-satunya yang kehilangan
keluargamu. Kadang-kadang aku membayangkan adikku Seung Won yang telah tewas
mungkin saja masih hidup di suatu tempat,” getir Joong Won.
Yeon Hwa
mengangkat wajahnya, “Walau begitu, kau tidak mau membalas dendam?”
“Balas dendam?”
Joong Won berdiri. “Pada siapa? Maksudmu pada bajingan-bajingan Korea Selatan
yang turut serta dalam konflik Yeonpyeong? Ataukah kalau tidak, haruskah aku
mengebom Komando Angkatan laut Korea Utara yang mengirimkan adikku menuju
kematian di kapal bocor? Kalau saja dengan membunuh seseorang bisa
mengembalikkan adikku yang tewas aku sudah akan membunuh ratusan orang! Tapi
Yeon Hwa, meski kau balas dendam... ibumu dan adikku tetap tidak akan kembali,”
ucap Joong Won dengan suara penuh penekakan. Menahan emosi dan kesedihan
mengingat adiknya. Dan tangis Yeon Hwa benar-benar pecah.
Joong Won memeluknya
dari samping. (Adegan ini bikin mata basah. Sedih. Good Job Im Soo Hyang, her
acting so daebak!).
Soo Yeon berada
di arena tembak. Sebagai pemegang medali emas cabang tembak, tentu saja Soo
Yeon terguncang mendapati dirinya yang sekarang. Bahkan untuk memegang pistol
saja tangannya gemetaran apalagi menembak. Selalu saja bayangan wajah pria yang
tewas tertembak di bagian kepala olehnya, berseliweran di pelupuk matanya. Hyun
Woo yang berdiri di belakangnya segera maju mendekati Soo Yeon. Ia membantu Soo
Yeon memegang senjatanya. “Ini hanya arena tembak. Di sini kau hanyalah...
peraih medali emas, Ji Soo Yeon. Kau akan baik-baik saja.” Hyun Woo
menenangkan. Ia kemudian mundur perlahan. Soo Yeon mulai menembak. Sekali. Dua
kali. Tiga kali.
Dan hasilnya?
Soo Yeon tak bisa menyembunyikan kegembiraannya melihat hasil tembakannya yang
tepat sasaran. Ia melihat ke arah Hyun Woo. Hyun Woo memeluk dan mengangkat Soo
Yeon. Ia turut senang.
“Kau menembak
dengan baik,” kata Hyun Woo.
“Barusan kau
agak-agak memelukku.” Protes Soo Yeon tapi sambil tersenyum.
“Kau yang duluan
loncat ke lenganku.”
“Jangan buat aku
tertawa,” cetus Soo Yeon.
“Kau sudah besar
kenapa malu-malu begitu?” tuding Hyun Woo
Soo Yeon tidak
menghiraukan Hyun Woo, ia terlampau senang dengan hasil tembakannya hari itu.
Ia menarik tangan Hyun Woo. “Lihat! Semua mengenai target.”
Di markas TF-A Team, anggota tim sedang makan
bareng minus tiga aktor utamanya. Yoo Gun, Soo Yeon dan Hyun Woo. Oh Hyun Kyu
memakan ceceran makanan di atas meja yang ia kira pasta cuka lada merah.
Omayaaa, dan ternyata itu adalah darah bekas otopsi sebelumnya. Hueeeek. Mereka
makan di atas meja bedah ruang otopsi. Mampus, aku nonton scene ini pas lagi
makan maleeem >_<. Byung Jin dan yang lainnya protes kenapa mereka selalu
makan di atas meja itu. Apa tidak ada meja lain? Sempat-sempatnya juga asisten
Oh Hyun Kyu mengajak salah seorang rekannya untuk makan di luar alias kencan
hahaha. Oh Hyun Kyu nanya kenapa dua hari ini Byung Jin dan yang lain terlihat
lebih sibuk dari biasanya. Hampir saja Ji Won membeberkan misi pemindahan Baek
San, untung saja Ketua Tim Dispatch NSS menyikut rusuknya. Ji Won seketika
mengalihkan dengan mengatakan mereka sibuk karena tiba-tiba mereka tidak bisa
mengakses internet kantor, hal itu turut pula di-iya-kan oleh Byung Jin (Ini
ya, gara-gara di Twitter aku ketemu terus sama nama Byunghee alias G.O MBLAQ,
nulis nama Byung Jin kadang kepleset jadi Byunghee :D)
Oh Hyun Kyu tahu
kalau TF-A Team menyembunyikan sesuatu darinya makanya ia kesal dan mengusir
Byung Jin dkk keluar ruangan. “Apa kalian tidak percaya padaku? Keluar! Keluar!
Tidak mau keluar?” teriaknya sambil mendorong Byung Jin dan Ji Won.
Sehari menjelang
pelaksanaan misi, Yoo Gun menemui anak buahnya dan memberikan instruksi.
“Selama misi
besok, ruang kendali Tim A akan ditutup sepenuhnya. Tidak ada seorangpun dari
dalam atau luar bisa masuk atau keluar. Persiapkan diri kalian dengan pemahaman
tersebut. Jangan membuat kesalahan.”
Yoo Gun dan Hyun Woo sempat berbicara berdua. Apa yang mereka bicarakan ya? Yoo
Gun menatap punggung Soo Yeon dari jauh. Tentang Soo Yeon kah?
D-day! Hari
pemindahan Baek San tiba. Di kamp tahanan Baek San yang lama, seorang tentara
memberikan pengarahan pada anak buahnya untuk melakukan persiapan lengkap
dengan kewaspadaan penuh. Tangan Baek San diborgol ketat. Ia senpat
mengingatkan Yoo Gun bahwa betapa gegabahnya menggunakan dirinya sebagai umpan
untuk memancing IRIS.
Namun Yoo Gun
menepisnya. “Hari ini aku pastikan akan mengetahui setidaknya satu dari dua
hal. Siapa penyusup yang bersembunyi di dalam NSS dan apa yang diinginkan IRIS
dari anda.”
“Kau sebaiknya
berhenti sekarang. Kau mungkin akan terluka.”
“Sekarang, ini
terserah anda untuk menghentikan aku. Apa yang akan anda lakukan sekarang,
Direktur Baek San?”
Baek San tidak
mengatakan apa-apa lagi. Ia dibawa keluar menuju mobil dengan kepala tertutup dan
dikawal dua tentara. Di sana sudah ada Soo Yeon Dan Hyun Woo yang akan ikut
mengawal pemindahan tersebut. Yoo Gun mengucapkan terimakasih pada komandan
yang sudah menjaga Baek San selama di kamp itu. Yoo Gun masuk ke mobil yang
memuat Baek San.
Di Kantor TF-A
Team, Tim Dispatch segera melakukan tugas mereka yakni mengawal misi itu dengan
melakukan pemantauan area yang dilalui oleh Tim dalam misi tersebut melalui
satelit.
“Kami telah
meninggalkan markas,” lapor Yoo Gun melalui saluran telekomunikasi.
“Baik.” Ketua
Tim Dispatch NSS. Ia lalu memberikan isntruksi kepada bawahannya, “Waktu saat
ini 10:30 Induk burung meninggalkan sarangnya. Bersiap-siap. Misi dimulai.
“Aku sudah
mengakses ke sistem kendali lalu lintas,” kata Byung Jin
“Sinyal lalu
lintas di bawah kendali,” lanjut Ji Won.
Ketua Tim Dispatch yang sampe sekarang blon tau sapa namanya :)) |
Ketua Tim
Dispatch meminta Ji Won menampilkan posisi Tim
di lapangan.
Mobil pemindahan
sudah keluar dari gerbang kamp lama, Yoo Gun melapor pada Choi Min mereka sudah
memulai pemindahan. Choi Min mengingatkan agar Tim-nya Yoo Gun harus
berhati-hati.
Yoo Gun
menghubungi Hyun Woo yang semobil dengan Soo Yeon. Ditanyakannya bagaimana
laporan status F1 (semacam kode). Hyun menjawab aman. Yoo Gun meminta Hyun Woo
agar ia bisa bicara dengan Soo Yeon. Hyun Woo memberikan earphone-nya pada Soo
Yeon (itu loh, yang sering dipake para aktor/aktris di drama Korea kalo lagi
nelpon sambil nyetir). Yoo Gun menanyakan bagaimana tangan Soo Yeon, apakah
baik-baik saja. Soo Yeon jawab tangannya sudah baikan.
“Saat kau pulang
hari ini, lihatlah ke dalam boneka Matryoshka yang terkecil,” kata Yoo Gun. Soo
Yeon sempat bertanya, boneka? Sekian detik kemudian raut wajahnya menunjukkan
kalau ia ingat boneka yang dimaksud Yoo Gun.
Di kantor NSS,
Choi Min bersiap hendak ke suatu tempat. Di depan lift ia bertemu Lee Soo Jin.
Lee Soo Jin muncul di belakangnya. Dilihat dari mata Choi Min, nampaknya ia
sudah mulai mencium ketidakberesan dari Lee Soo Jin. Lee Soo Jin berbasa-basi
bukankah saat itu mereka sedang dalam misi pemindahan? Choi Min mengangguk, “Benar.”
“Anda yang
memimpin misi ini tapi Anda tampaknya akan pergi ke suatu tempat?”
Choi Min
menimpali ia pergi melakukan inspeksi lapangan. Lee Soo Jin mengerti. Karena
Lee Soo Jin tidak juga masuk ke dalam lift, Choi Min tanya apakah ia mau masuk
atau tidak yang dijawab Lee Soo Jin kalau ia akan ke bawah (?) Sepeninggal Choi
Min, ekspresi Lee Soo Jin langsung berubah. Ia memutar balik badannya kembali
ke dalam kantor NSS. Apalagi yang direncanakan yeoja satu ini >.<
Misi pemindahan
ini rupanya melibatkan dua agen-nya Choi Min. Shi Hyuk dan Young Min. Dua
Bromance favorite-ku di sini. Yang satu pede-nya gak ketulungan, yang satunya lagi
masih polos hahahaha. Young Min dan Shi Hyuk ditugaskan ke lokasi kamp yang
lain. Jadi ceritanya, ada dua lokasi kamp yang dituju. Tim dibagi dua. Yoo Gun
memiliki rencana tersendiri dengan misi ini. Di dalam mobil yang dikemudikan
Young Min, Shi Hyuk mengeluarkan kekesalannya terhadap Yoo Gun.
“Menurutmu masuk
akal bagi mereka membuat kita mengemudi berkeliling seperti ini?”
“Tapi yang
mengemudi adalah aku,” tangkis Young Min kalem.
“Tapi tetap saja
ini tidak benar,” sela Shi Hyuk mendecih. “Pokoknya, aku tidak suka dengan Jung
Yoo Gun itu. ekspresi wajahnya itu masam sekali.”
“Aku rasa
belakangan ini kau tidak melihat dirimu sendiri di cermin.”
Ekspresimu, Oppaaaaaa <3 |
Bwahahaaha,
Young Min menyindir halus Shi Hyuk. Shi Hyuk menatap galak ke arah Young Min.
Young Min menelan ludah dan pura-pura memakai earphone-nya.
Sementara itu,
Rey Cs juga mulai bergerak.
Dan tahukah apa
yang terjadi selanjutnya? Di sebuah tempat lain, Baek San didudukan di kursi
oleh dua petugas. Penutup kepalanya dibuka. Trus siapa dong yang berada di
mobil bersama Yoo Gun? Bagaimana dengan misi pemindahan itu? Jebakan kah? Baek San
teringat kata-kata Yoo Gun sebelum ia dibawa keluar.
“Hari
ini aku pasti akan mengetahui setidaknya satu dari dua hal. Siapa penyusup yang
bersembunyi di dalam NSS dan apa yang diinginkan IRIS dari anda...”
Baek San
terhenyak. Ia berteriak kepada petugas jaga, “Hei, apa kau bisa menghubungkanku
dengan Wakil Direktur Choi Min? Ini mengenai masalah yang sangat penting!”
Lee Soo Jin
ternyata pergi ke ruang server utama untuk mengetahui kepastian misi pemindahan
hari itu. ia menemukan fakta ada dua tempat pemindahan yaitu Chuncheon dan
Pocheon. Lee Soo Jin kesal sudah berhasil dikelabui Jung Yoo Gun. Ia menelepon
Rey. Diberitahukannya kalau ada sesuatu yang aneh dengan misi pemindahan itu.
“Ada dua tim
pemindahan yang bergerak menuju dua lokasi kamp yang berbeda. Satu adalah umpan.”
Rey bertanya apa
maksudnya.
“Jung Yoo Gun
dan Wakil Direktur Choi Min merancang misi ini. Aku sedang melacak lokasi
mereka jadi tunggu sebentar.
“Yang mana yang
benar?” desak Rey tak sabaran.
“Pocheon,” jawab
Lee Soo Jin meyakinkan.
“Sebaiknya kau
benar,” desisi Rey mengingatkan. Diperintahkannya anak buahnya untuk berbalik
arah ke Pocheon.
(Aaaaaagh, seandainya Rey Cs bergerak ke Chuncheon maka ia
akan bentrok dengan Shi Hyuk dan Young
Min T_T).
Baek San dan
Choi Min akhirnya bisa bertemu. Baek San ingin mengetahui apa yang coba dicapai
Choi Min dengan memasang umpan di luar sana (misi hari itu).
“Apakah anda
sungguh berpikir kami akan melakukan sesuatu yang gegabah melawan IRIS dengan
menggunakan anda sebagai umpan? Tapi sebenarnya kenapa Anda mendesak ingin
bertemu denganku?”
“Kau mengatakan
kau ingin tahu apa yang IRIS inginkan dariku. Kau ingin tahu alasan kenapa aku
menyerah pada NSS. Aku akan memberitahumu sekarang apa yang diinginkan IRIS
dariku.
Yoo Gun meminta
laporan Tim Shi Hyuk yang bergerak ke Chuncheon.
“GH, tidak ada
masalah. Kami akan tiba dalam sepuluh menit.” GH adalah kode untuk Timnya Shi
Hyuk.
Yoo Gun lalu
menghubungi Tim F1 (Soo Yeon dan Hyun Woo), “F1, kita punya sepuluh menit.
Bersiaplah,” katanya.
Saat itulah hal
yang tidak diinginkan terjadi. Rey Cs menemukan Rombongan misi pemindahan. Rey
menyuruh anak buahnya bersiap. Di sebuah pertigaan tida mobil Rey Cs berpisah
dan bertemu di perempatan selanjutnya. Malangnya bagi Yoo Gun Team, mereka juga
sedang menempuh rute tersebut. Tanpa tedeng aling-aling, lebih dari tiga mobil
saling bertabrakan. Mobil Soo Yeon dan Hyun Woo yang berada pada posisi paling
depan tak luput dari hantaman mobil anak buah Rey. Bener-bener chaos deh kalau
aku bilang. Semua yang ada berada dalam mobil terdorong ke depan. Mobil besar
yang ditumpangi Yoo Gun dan Baek San gadungan otomatis berhenti.
“Mobil di depan
diserang!” lapor petugas yang jadi pengemudi mobil.
Yoo Gun mendapat
sambungan telepon. “Mereka memakan umpan.”
Yoo Gun : Jalankan
misi seperti rencana.
Semua bersiap-siap
menyongsong serangan. Beberapa anak buah Rey mendekati mobil besar yang membawa
Baek San gadungan. Begitu pintu dibuka, Yoo Gun langsung menyambut mereka
dengan tembakan menandai acara tembak-menembak dimulai. This is War.
Kembali ke
perbincangan antara Choi Min dan Baek San. Baek San mulai bercerita mengenai
program nukli pemenrintahan ke-4 sudah diselesaikan yang ledakannya di atas
skala bom Hiroshima. Senjata nukir yang telah selesai tersebut tersembungi di
beberapa lokasi di Seoul. Apabila Korea Utara memancing terjadinya perang dan
menduduki Seoul, mereka berencana meledakkan bom-bom tersebut untuk
membinasakan musuh. Meskipun telah beberapa kali perubahan pemerintahan
terjadi, kelima senjata nuklir tersebut masih tersembunyi dengan aman di
berbagai tempat yang hanya diketahui Baek San.
“Hal yang
diinginkan Baek San dariku adalah tak lain dari kelima senjata nuklir tersebut.
***
Saat sesi
tembak-menembak berlangsung, barulah mobil Rey tiba. Makin seru sajah
dor-dorannya >.< Dalam satu
kesempatan Rey melihat pria yang memakai baju tahanan dan terbitlah
kemarahannya mengetahui kalau semua itu adalah jebakan. Baek San tidak ada di
sana. Rey menembak pria itu hingga
tewas. Aw. Soo Yeon berhasil menembak lengan Ji Min, kanan tangan Rey di
lapangan. Yoo Gun yang sudah lama memendam dendam pada Rey mendapat angle yang
bagus untuk menshoot Rey di tengah adu tembak. Dor! Tembakan Yoo Gun tepat
mengenai lengan Rey. Rey terduduk lemas. Yoo Gun yang mengetahui targetnya
sudah dilumpuhkan kemudian mencoba mendekati posisi Rey dengan hati-hati.
Dalam
jarak dekat, Yoo Gun mengarahkan moncong senjatanya pada Rey yang tertawa
melihat Yoo Gun. Ada amarah yang hampir meluap di mata Yoo Gun. Bayang-bayang
saat Rey menembak mati Kapten Park dan kematian Letnan Ha ahjussi terbayang di
ingatannya. Pada saat itu... pada saat itulah seorang sniper, rekan Rey
menembak Yoo Gun. *Background musiknya Davichi-You Don’t Know. Bikin mewek
tauuuuu). Soo Yeon melihat langsung tertembaknya Yoo Gun.
“Oppa... Oppa...”
desisnya berkali-kalai. Air matanya meluncur. Ia tidak peduli lagi dengan suara
tembakan di sekitarnya. Tujuannya adalah mendekati tempat Yoo Gun terkapar. Di sana,
di seberang jalan... Yoo Gun mencoba bangkit tapi terjatuh kembali. Darah segar
mengusur dari kepala dan mulutnya. Soo Yeon histeris. Ia hampir saja berlari ke
arah Yoo Gun.
Untung saja Hyun Woo segera menangkap dan mendekapnya erat. Hyun
Woo membawa Soo Yeon menjauh dan mencari perlindungan di mobil. Rey Cs
melarikan diri. Yag tidak sempat melarikan diri mati ditembaki pihak NSS. Soo
Yeon memburu ke arah tempat Yoo Gun terjerembab tak sadarkan diri namun Yoo Gun
sudah tidak ada di sana. Tubuh Yoo Gun dibawa pihak Rey Cs. *Nangis di pojokan*
:((
Dalam pelarian
Rey mendapat telepon dari Mr. Black, ia memberitahu kalau Baek San tidak ada dalam
misi. Itu adalah jebakan.
Nun jauh di
ruang tahanan Korea Utara...
Joong Won
ditemui oleh Park Chul Young. Joong Won mengatakan pada Park Chul Young, Yeon
Hwa selalu membaca surat kabar terbitan luar negeri sejak mereka ditahan di
sana.
“Apabila mereka
menyembunyikan semacam kode di surat kabar itu adalah metode yang digunakan
Republik kita di tahun 70-an dan 80-an,” cetus Joong Won sinis.
“Cari tahu
bagaimana cara menguraikan kode tersebut. kami akan menganalisa isinya,” kata Park
Chul Young.
Joong Won
menghela napas. “Anda tahu soal itu... dia akan dibunuh bila dia berbicara. Karenanya
dia sama sekali tidak mau membuka mulut. Bila kita terus menekannya, dia bahkan
akan semakin membungkam mulutnya. Lagipula, kita bukannya akan mendaatkan
banyak dari melihat beberapa surat kabar?”
Pembicaraan mereka
terpotong oleh hadirnya seorang bawahan Park Chul Young. Ia datang membawa
berita penting. Park Chul Young memberikan kode pada dua anak buahnya agar
mengembalikan Joong Won ke sel-nya. Sempat-sempatnya Joong Won berteriak,
karena ia sudah menemukan jalan, maka Park Chul Young harus mengampuni nyawanya
:D
Rupanya anak
buah Park Chul Young membawa kabar insiden baku tembak IRIS-NSS. IRIS menyerang
kendaraan yang memindahkan Baek San. Dan Yoo Gun tertembak dan menghilang.
Malam sudah
turun. Choi Min mengunjungi lokasi terjadinya bentrok IRIS dan TF-A Team. Hyun
Woo Mengatakan dari pihak mereka ada tida korban. Total 17 agen IRIS tertembak
mati. Dan tida agen IRIS yang tersisa berada dalam pelarian bersama Tim Jung
Yoo Gun. Choi Min terlihat gusar mengetahui hilangnya Jung Yoo Gun. Tiba-tiba
matanya menubruk sosok Soo Yeon di kejauhan yang masih shock dengan kejadian
hari itu.
“Apa
jangan-jangan, Ketua Tim Jung dan Ji Soo Yeon memiliki hubungan yang lebih
daripada rekan kerja?”
“Ya. Benar.”
Hyun Woo menyahut pendek.
Soo Yeon
benar-benar seperti orang linglung.... :’((
Di kantor utama
TF-A Team. Kang Byung Jin tidak dapat menahan kemarahannya atas kejadian itu.
Ia memukul meja demi melampiaskannya. Ji Won menariknya keluar. Byung Jin
berkata kalau saja sedari awal mereka mendukung Ketua Tim maka kejadian seperti
itu tidak akan terjadi. Kenapa IRIS harus membawa Ketua Tim Jung? Ji Won
menebak bahwa ada penyusup di NSS yang membocorkan hal itu. Tapi Byung Jin
tidak habis pikir bagaimana bisa misi mereka ketahuan kalau lokasi sebenarnya adalah
Pocheon? Ada begitu 49 kamp perlindungan di negara mereka, itu akan memakan
waktu lama untuk mengetahui dimana tepatnya Baek San dipindahkan.
Ketua Tim
Dispatch menghadap Direktur Kang. Ia meminta izin agar bisa mengakses ke ruang
server utama.
“Jadi maksudmu
kau bisa menemukan penghkianat itu? tentu saja, ini adalah sebuah misi yang
dirancang di belakang Direktur. Jadi tentu saja kau harus mencari
pengkhianatnya.”
“Tim kami juga
tidak menyadari rencana sebenarnya dari misi ini. Satu-satunya yang mengetahui
rencana tersebut adalah Ketua Tim Jung dan Wakil Direktur.”
Brak! Direktur
Kang menghantam meja. Ia kesal karena tidak diberitahu mengenai misi
terselubung dalam upaya pemindahan itu.
“Apakah Wakil
Direktur masih di lapangan?” tanyanya.
“Sejauh yang aku
pahami, Wakil Direktur sedang dalam perjalanan kembali.”
Direktur Kang
mengusap wajahnya. “Aku akan memberimu izin keamanan untuk mengakses ruang
server. Jadi kau harus menemukan pengkhianat tersebut. dan saat kau
menemukannya kau harus melaporkannya terlebih dahulu padaku. Kau paham?”
Ketua Tim
Disptach : Ya, aku mengerti.
Byung Jin masih
terus memikirkan kejadian hari itu. Ia mendekati Ji Won.
Why you so kepo, man? -_- |
“Saat kau
menyiapkan kamp, tim operasional meninggalkan jejak pada rute transportasi
senjata api?”
“Benar.”
“Kalau informasi
tersebut bisa ditemukan, kau bisa mencari tahu kamp mana yang dipersiapkan,
bukan begitu?”
Ji Won ikutan
berpikir.
“Kau bisa
memastikan itu di sini.”
Byung Jin
mengeluh. “Aku tidak bisa melakukannya di sini.” Tiba-tiba ekspresi wajahnya
berubah. “Aku bisa melakukannya dari ruang server utama.
“Siapa yang memiliki
akses ke ruang server utama di Tim kita?”
Ketua Tim
Dispatch masuk. Percakapan Ji Won-Byung Jin spontan terhenti. Tapi dari tatapan
kedua orang ini nih, bisa dipastikan kalau mereka mencurigai Ketua Tim mereka
sendiri. Hadeh. Ketua Tim Dispatch tanya apa yang terjadi dengan CCTV di jalan
yang dilalui Tim pemindahan. Byung Jin menjawab mereka kehilangan jejak
penyerang saat memasui persimpangan. Ketua Tim Dispatch meminta mereka agar
tetap mencari tahu dan lekas memberitahunya bila menemukan sesuatu yang
penting.
Ini mau ngapain lagi sih >_< |
Yoo Gun
menjalani operasi di dalam pesawat oleh timnya Rey.
Saat operasi berlangsung,
Rey mendapat telepon dari Mr. Black. Ia memberitahu Rey kalau penyamarannya
(Lee Soo Jin) sudah ketahuan. Rey bilang
Lee Soo Jin masih bisa bermanfaat. Lagipula mereka masih punya orang dalam di
NSS (nugu??). Tim dokter yang menangani Rey terus berjuang menyelamatkan Yoo
Gun. Ada kilatan kenangan-kenangan Yoo Gun bersama orang-orang yang
ddicintainya. Soo Yeon, Ibunya, Letnan Ha, Kapten Park. Lalu Baek San, Choi
Min.... semuanya....
Komentar :
Makin seru aja nih ceritanya... Kata Rey masih ada mata-mata IRIS di NSS. Nugu? Who's the next mole?
salam kenal... join yuk di http://sobatcyber.com/ , komunitas pertemanan dari dunia maya. terimakasih :)
ReplyDeleteHuhuhuuuuuuuuuu,,,,
ReplyDeleteEpisode kali ini bener" bikin nangis,,,
aQ da liat Ost Sohyang-Don't Forget Me,,,
Sedih banget ngeliat nasib Yoo Gun,,
Keep Semangat buat sinopsisnya
:)
Rata-rata OST IRIS 2 keren-keren yah? Aku suka semuanya... Banyak lagu-lagu ballad-nya. TT__TT
ReplyDeleteBangeeeeeeeeeeettttt,,,,
ReplyDeleteand Setujaaaaaa,,,
Q sampe ber ulang" nonton n ngedengerin Ost IRIS 2,,,,
Heheheheheheeeee