Sinopsis IRIS 2 Episode 4 Part 1
Narasi
Dengan pengorbanan Park
Joon Han, Yoo Gun berhasil melarikan diri dengan selamat bersama Baek San dari
rumah perlindungan. Sebagai bayaran telah menyelamatkan nyawanya, Baek San
menginformasikan Yoo Gun mengenai kemungkinan ancaman selama agenda pembicaraan
unifikasi Korut dan Koresel di Hungaria. NSS mengirim TF-A Team untuk bergabung
dengan tim keamanan Korea Selatan di Hungaria. Di sana tim NSS melakukan
persiapan menyeluruh, berjaga-jaga atas serangan IRIS. Akan tetapi,
Representativ Kwon Young Chan dibunuh oleh Yeon Hwa yang menyamar sebagai
pelayan wanita. Yeon Hwa melarikan diri dengan bantuan dari Yoo Joong Won tapi
dikejar oleh Yoo Gun yang memperkirakan rute pelariannya. Akhirnya Soo Yeon
berhasil menangkap Yeon Hwa. setelah Yoo Gun menyerahkan Yeon Hwa pada park
Chul Young, dia mendapatkan firasat bahwa Jo Myung Ho adalah target
selanjutnya. Dia bergegas untuk menyelamatkan Jo Myung Ho dari serangan IRIS.
Yoo Gun menarik tubuh Soo Yeon, mereka terhempas
bersama. Peluru Rey tak sempat menyentuh Soo Yeon. Hyun Woo menembakkan
senjatanya ke mobil Rey Cs hingga mobil itu menjauh dan hilang dari pandangan
mata. Hyun Woo menghampiri Yoo Gun dan Soo Yeon, bertanya apakah mereka
baik-baik saja? Yoo Gun bilang baik-baik saja. Ia menyuruh Hyun Woo mencari
tahu berapa banyak yang terluka karena insiden itu dan evakuasi Representativ
Jo Myung Ho dan Wakil Direktur ke tempat aman. Hyun Woo mengangguk mengerti.
Blue House (Istana Kepresidenan Korea Selatan)
Presiden datang menghadiri pertemuan yang juga dihadiri
Pria yang selalu menemani Jo Myung Ho selama di Hungaria (Biar tidak
membingungkan kita panggil saja Sekretaris), Direktur Kang dan Choi Min.
Presiden tanya bagaimana kabar Jo Myung Ho? Sekretaris menjawab Jo Myung Ho
sudah melewati masa kritis
“Masa kritis... mungkin hanya awal dari itu, untuk
Korsel dan Korut. Pemerintah Roosevelt mengabaikan informasi adanya potensi
serangan Jepang di Pearl Harbor. Tiga bulan sebelum 9/11 badan intelijen Jerman
mengingatkan bahwa teroris Timur Tengah merencanakan untuk membajak pesawat
penumpang guna melancarkan serangan, tapi inforamsi tersebut juga diabaikan.”
Presiden menunjukkan kritikan terselubungnya terhadap NSS yang tidak serius
menanggapi informasi yang diberikan Baek San.
Direktur Kang angkat bicara, “Aku mohon maaf
mengatakan ini, tetapi peninjauan atas hal yang telah terjadi selalu lebih
mudah. Teori konspirasi tersebut sebagian besar dibuat setelah insiden
terjadi.”
“Apa peringatan Baek San merupakan salah satu teori
tersebut?” tanya Presiden.
“Kali ini, keadaan ternyata berlangsung seperti yang
dia katakan. Tapi dia seorang kriminal berat yang sudah melakukan tindak
pembunuhan dan bahkan membantu dalam terorisme. Kita tidak bisa 100 persen
mempercayai kata-kata seorang kriminal seperti itu,” sela Sekretaris.
“Baru-baru ini, setelah kematian Kim Jong Il,
inisiatif garis keras untuk kebijakan mandiri telah semakin menguat. Bahkan
dengan berbagai peringatan dari Rusia dan Cina, mereka secara paksa menjalankan
rencana untuk meluncurkan rudal mereka. Kita tidak bisa dengan yakin mengatakan
kelompok garis keras tidak terlibat dalam pembunuhan Kwon Young Chan.” Choi Min
memberikan pendapatnya.
Presiden menimpali. “Aku meramalkan negara tetangga
akan menempatkan kita di bawah tekanan yang cukup besar. Kita memerlukan
sesuatu untuk menenangkan keadaan...”
“Menggunakan kesempatan ini, kita harus menutup fungsi
NSS di bawah Badan Intelijen Nasional. Kita bisa membuat isyarat agar pihak
luar akan melihat pembubaran NSS dikarenakan mereka mengambil tanggung jawab
atas insiden baru-baru ini.”
Wajah Choi Min menunjukkan ketidaksukaannya atas
kalimat Direktur Kang yang ingin agar NSS ditutup. Presiden juga sempat
menangkap kilatan kemarahan di mata Choi Min.
Rapat kilat itu selesai sampai di situ. Sekretaris
Kepresidenan dan Direktur Kang keluar sedangkan Choi Min masih bersama
Presiden.
Tayangan berita luar negeri saluran CNN menayangkan
reaksi pihak negara lain mengenai upaya unifikasi Dua Korea yang berujung pada
insiden meninggalnya Representatif dari Korut. Seluruh TF-A Team berkumpul dan
menyaksikan penayangan berita tersebut.
“Aku rasa Amerika Serikat merasa benar-benar
dikhianati,” kata salah satu dari TF-A Team (Mian nggak tau namanya kalo di
pic, dia yang pake baju putih yang matanya paling sipit di antara yang sipit).
“Kenapa mereka harus semarah itu?” balas Ji Won tanpa
mengalihkan matanya dari layar televisi.
Byung Jin yang berdiri di belakang Ji Won, membuka
kacamatanya lalu berkata, “Krut dan Korsel berkumpul bersama kan bukan untuk
membicarakan rencana perang. Kita hanya membicarakan rencana damai penyatuan
kembali.”
“Negara-negara tetangga menyusun perundingan enam
negara, mereka mau agenda pertemuan diberitahukan terlebih dahulu untuk
mendapatkan persetujuan mereka. Dari sudut pandang mereka, mereka merasa dikhianati,”
Ketua Tim Dispatch, Yoo Hae Young menandaskan.
Direktur Kang menerima sebuah dokumen dari seseorang.
Ada kesibukan mendadak di bungker bawah tanah Kepresiden. Rapat mendadak
terkait nuklir Korea Utara.
“Ini diidentifikasi sebagai uji coba nuklir setelah
miniaturisasi rudal yang sukses. Skalanya melampaui Hiroshima,” ucap Choi Min.
“Aku tadinya ragu. Tapi tampaknya ternyata benar,”
sela Presiden.
Direktur Kang menyambung, “Tujuan dari pengujian ini
pasti bukanlah untuk membawa Amerika Serikat ke meja perundingan.”
Presiden bertanya bagaimana situasi sekarang? Choi Min
menjawab bahwa tiga jam dari sekarang Presiden Amerika Serikat akan memberikan
pernyataan dari Gedung Putih. Jepang tengah memeriksa pemaksaan batasan dana
untuk liga pro-warga Korea Utara. China akan mengikuti keputusan dari Dewan
Keamanan PBB. Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pukul 11
malam ini waktu Korea.
“Resolusi 2078 Dewan Keamanan yang baru ditetapkan
setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik, akan menjadi permasalahan
terbesar pada pertemuan tersebut,” kata Presiden.
“Aku menduga cara utama untuk membatasi Korea Utara
adalah melalui pemberian sanksi sekali lagi terhadap Banco Delta Asia (BDA),“
Choi Min mengajukan pendapatnya.
“Hubungi untuk melakukan pertemuan darurat dengan
Komandan pasukan Gabungan Koresel-AS dan Kepala Staf Gabungan. Juga adakan
pertemuan untuk NSC dalam dua jam. (National
Security Council-Dewan Kemanan Nasional),” kata Presiden mengeluarkan
keputusan rapat. Peserta rapat mengangguk. Lalu beliau melanjutlkan dengan
sebuah pertanyaan apakah Baek San tidak memberikan informasi tentang uji nuklir
terbaru?
“Opseumnida. Tidak ada,” sahut Choi Min. “Tapi untuk
mendapatkan gambaran yang jelas, aku sudah mengirimkan seorang agen untuk menanyai
Baek San.
Direktur Kang menampakan ekspresi kagetnya mendengar
jawaban Choi Min.
Di rumah tahanan Baek San, Yoo Gun-lah orang yang
dikirim Choi Min untuk menemui Baek San.
“Anda masih membaca Surat kabar?” tanya Yoo Gun.
“Aku mendengar representatif dari Korea Utara tewas.
Oleh karena itu Kepala fraksi ‘merpati’ telah dieleminasi. Berdasarkan
ekspresimu, kurasa kau sudah tahu bagaimana caranya aku mengetahuinya. Apa aku
benar?”
“Protokol IRIS pasti tersembunyi di dalam surat kabar.
Dan aku yakin hanya pejabat tinggi IRIS yang bisa memecahkan kode-kode ini.
Bila aku menanyai anda bagaimana memecahkan kode tersebut, aku tahu Anda tidak
akan bisa mengatakan apapun padaku. Karena itu mungkin salah satu senjata
terpenting yang anda miliki saat ini. Tapi sesungguhnya yang membuatku
penasaran adalah kenapa IRIS memilih surat kabar sebagai media komunikasi.”
“Itu karena email dan ponsel rentan terhadap
pelanggaran keamanan. Sebenarnya IRIS melobi untuk memungkinkan penyadapan
badan-badan intelijen. Tapi tampaknya itu berpaling menggigit kami. Sekarang
kita hidup di dunia di mana, daripada meninggalkan jejak dalam jaringan
komunikasi mengirim pesan secara langsung jauh lebih efektif. Kami telah
kembali ke cara primitif, begitulah.”
Yoo Gun mengehela napas mendengar ucapan Baek San.
“Bagaimana kalau kita buat kesepakatan bersama?”
tanyanya. “Anda akan memberitahuku kapanpun anda menemukan pesan IRIS di surat
kabar.”
Baek San bangkit dari kursinya. “Aku... akan
mendapatkan apa?”
“Seperti saat ini, kami akan melanjutkan untuk
melindungi Anda dari IRIS.”
“Aku pikir aku mendapatkan lidi berujung pendek dalam
kesepakatan ini.”
“Anda tahu dengan baik, bukan seperti itu keadaannya.
Lagipula sejak awal niat anda adalah memanfaatkanku dan NSS untuk memerangi
perang terhadap IRIS. Meski aku tahu fakta tersebut. tidak banyak yang akan
berubah. Alasannya karena IRIS tidak akan berhenti melancarkan serangan
terhadap NSS dan pemerintah Korea Selatan. Kita tidak bisa hanya duduk saja dan
menyambut segalanya yang mendatangi kita. Bila begitu aku akan menganggap anda
menyetujui kesepakatan tersebut.”
“Hei, kau...” panggil Baek San. “Yang mengeluarkanku
dari penjara khusus, yang menyerang rumah perlindungan dan membunuh Kepala
Bagian Park, hati-hati terhadapnya.
Markas NSS
Yoo Gun menghadap Choi Min mengenai hasil pertemuannya
dengan Baek San.
“Jadi apa yang telah kau ketahui?”
Yoo Gun menjawab bahwa Baek San tampaknya tidak
mengetahui apapun mengenai uji nuklir. Choi Min tanya lagi, kau tidak
menyambutnya duluan padanya, kan?
“Ya, prioritas kita adalah untuk mencari tahu
kemampuan intelijen Baek San terlebih dahulu. Dan juga dia setuju dengan
kesepakatan yang aku ajukan. Kapanpun dia menemukan protokol IRIS pada surat
kabar, dia akan memberitahuku.”
“Kau sudah bekerja dengan baik,” kata Choi Min.
Yoo Gun hendak meninggalkan ruangan saat Choi Min
mencegatnya dengan berkata, “sebelum kau pergi, apa ada yang lain yang ingin
kau katakan padaku?”
“Aku tidak tahu apa yang anda maksud.”
“Aku ingin mendengar pendapatmu mengenai uji nuklir
Korea Utara,” kata Choi Min.
Yoo Gun menghela napas berat lalu duduk kembali. “Ini
mungkin kedengarannya agak mengada-ada. Tapi aku pikir Hungaria merupakan
selubung asap untuk menutupi tujuan mereka yang sebenarnya yaitu nuklir. Mereka
secara paksa membawa uji coba nuklir yang banyak ditentang komunitas
internasional. Tapi karena Representatif Korea Utara dibunuh dalam pembicaraan
damai tersebut, sekarang mereka menciptakan pembenaran untuk kritik besar yang
akan mereka terima.”
“Berkat itu, kita akan dkritik dua kali lipat oleh
negara-negara tetangga,” sela Choi Min.
“Kelompok garis keras Korea Utara mungkin telah
memulai pembersihan kalangan moderat. Dengan rezim baru menggantikan, bagi
elang yang didorong keluar oleh kalangan moderat. Ini merupakan kesempatan emas
untuk meluncurkan balasan,” kata Yoo Gun.
Choi Min menambahkan, “Bila Hungaria memang merupakan
umpan maka ini memang menakutkan. Situasi saat ini tidak terlihat baik.
Seseorang harus menerima hukuman untuk mengambil tanggung jawab atas insiden
Hungaria. Direktur mungkin akan memilihmu. Bagaimana bila kau mengambil libur
dan menghabiskan waktu bersama Baek San untuk mencari tahu lebih banyak
tentangnya dan orang-orang di sekitarnya? Bila kau membutuhkan informasi, aku
akan mengirimkan langsung padamu.
Komado Pertahanan Korea Utara
Yeon Hwa yang ditahan oleh pihak Korea Utara rupanya
mendapat perlakuan keras di sana. Demi mendapatkan keterangan darinya, pihak
Korea Utara menyiksa Yeon Hwa habis-habisan. Disetrum, dipukuli hingga babak
belur. Menyeramkan.
Lain pula dengan Joong Won yang berhasil kabur. Ia
kembali ke Kamboja.
Soo Yeon duduk sendirian. Ia masih terbayang-bayang
pria yang mati karena terkena tembakannya. Kelihatannya itu membuatnya trauma
dan gemetaran setiap kali memegang senjata. Saat itulah Choi Min datang. Choi
Min tipikal pemimpin yang respek sama bawahannya.
“Kau ada waktu sebentar?” tanya Choi Min ketika
dilihatnya Soo Yeon beranjak dan akan pergi. Soo Yeon mengangguk lalu duduk
kembali.
“Terimakasih atas apa yang sudah kau lakukan di
Hungaria.”
“Maaf?”
“Ketua Tim Jung memberitahuku. Dia mengatakan bila
bukan karena agen Ji Soo Yeon, aku ataupun Representatif Jo Myung Ho tidak akan
bisa selamat dari serangan tersebut.”
Soo Yeon merendah dengan mengatakan ia hanya melakukan
tugasnya.
“Meskipun kau hanya melakukan tugasmu, itu tidak mudah
untuk mengambil nyawa seseorang dengan tangan sendiri. Yang pertama kali
untukku terjadi di Irak. Setelah itu aku menutup dir di ruanganku. Aku tidak
menemui siapapun atau makan apapun selama seminggu. Dengan perintah atasan, aku
ditugaskan ke misi lain. Setelah orang yang kedua dan ketiga jatuh di tanganku,
aku dengan cepat melupakannya. Tapi aku lebih terkejut bagaimana cepatnya aku
melupakannya. Aku hanya menerima itu apa adanya. Jika aku tidak menarik
pelatuk, aku atau seseorang yang aku cintai akan tertembak. Seperti itu...”
Choi Min tahu kalau Soo Yeon trauma dan ia datang untuk itu, berbagi
pengalamannya agar Soo Yeon selekasnya recovery. Yah, Choi Min adalah cerminan
Pemimimpin yang sangat peduli dengan bawahannya. Dia tahu ketika ada sesuatu
yang menimpa salah satu anak buahnya. Saranghae, Unni-ya...
“Melalui scope, aku
melihat matanya. Aku yakin dia juga melihatku. Jadi aku adalah orang terakhir
yang dia lihat sebelum dia tewas,” ujar Soo Yeon sambil menerawang.
“Itu juga berlaku pada para dokter. Mereka juga orang
terakhir yang dilihat oleh pasien sebelum mereka meninggal.”
Soo Yeon tersenyum mendengar ucapan Choi Min, “Itu
benar.”
Perkiraan Choi Min ternyata benar, Direktur Kang
menjatuhkan skors selama sebulan pada Yoo Gun terkait insiden di Hungaria. Kata
Direaktur Kang, memang benar bahwa tim gagal melindungi VIP. Oleh sebab itulah
Yoo gun harus menerima tanggung jawab sebagai ketua tim. Usai menerima
pemberitahuan sanksi, Yoo Gun kembali ke ruangan TF-A Tim. Suasananya senyap.
Para anggota TF-A Tim tampaknya sudah tahu kabar skorsing tersebut.
“Ada apa dengan suasana ini? Ada apa dengan suasana
muram ini? Kau melakukan sesuatu lagi?” cecar Yoo Gun pada anak buahnya.
“Aniya. Tidak,” geleng Byung Jin. Hihi.
“Kau menerima hukuman?” tanya Hyun Woo yang berdiri di
belakang Yoo Gun. Yoo Gun mengangguk mengiyakan. “Ya. Aku dapat hukuman. Satu
bulan.” Tidak nampak penyesalan di wajahnya. Dan semuanya sama-sama menghela
napas. Mungkin pikir mereka, karena tugas itu mereka lakukan atas nama tim maka
seharusnya tim-lah yang menanggung jawab bila ada kesalahan di lapangan. Tapi
Direktur Kang punya pemikiran sendiri yaitu dengan memberi sanksi Yoo Gun.
“Aku pikir itu berakhir baik. Anggap saja ini sebagai liburan,”
kata Soo Yeon menetralisir suasana. Yoo Gun tersenyum.
“Walau begitu, entah bagaimana aku merasa kami lolos
begitu saja,” tukas Byung Jin.
“Seperti kaya Soo Yeon, aku akan menganggap ini
sebagai hiburan. Jadi, anak-anak, kalian bersenang-senanglah selagi aku pergi.
Aku akan pergi liburan sekarang.”
Hyun Woo dipanggil Choi Min ke ruangannya. Setelah
penskorsan Ketua Tim Jung Yoo Gun, Choi Min menebak semangat kerja di tim TF-A
lumayan rendah.
“”Bila boleh berbicara jujur, aku pikir itu tidak adil
dan tidak sepatutnya,” ucap Hyun Woo mengenai hukuman yang diterima Yoo Gun.
“Kau bisa apa? Semakin kau tinggi, semakin keras kau
ditempa.”
“Dia yang di atas martil tidak akan pernah kena
tempaan.”
“Komentarmu seperti memiliki arti lain,” cetus Choi
Min.
Hyun Woo meminta maaf. Choi Min menyodorkan tiket
pesawat dan selembar foto pada Hyun Woo.
“Tadinya aku bermaksud mengirim ketua Tim Jung. Tapi
aku merasa memberi banyak beban pada satu orang. Dan terutama banyak orang
tengah mengawasi dia. Ini Siem Reap di Kamboja. Kau mengenal dia?” tanya Choi
Min ketika dilihatnya Hyun Woo fokus memerhatikan foto di tangannya. Hyun Woo
mengangguk, “Ya. Dialah orang yang berhasil lolos di Hungaria.”
“Aku lega. Setelah insiden tersebut, dia melakukan
perjalanan ke bagian barat Hungaria. Di sana dia melalui Kazakhstan, India,
Vietnam dan akhirnya tiba di Kamboja,” terang Choi Min.
Hyun Woo bertanya bagaimana Choi Min bisa mengetahui
hal itu? Choi Min mengulum senyum percaya diri. “Aku mendapatkan bantuan dari
teman-teman lamaku,” begitu jawabnya.
“Dengan otoritas sebagai wakil direktur, aku
memberikanmu tugas tunggal ini. Bawa dia. Kau tidak boleh biarkan siapapun
mendapatkan dia.
Soo Yeon dan Yoo Gun melangkah bersama ke parkiran.
Soo yeon berkata, sebuah insiden terjadi di Hungaria seperti yang dibilang oleh
Baek San. Apakah tidak masalah membiarkannya begitu saja? Bagaimana kalau Baek
San dipindahkan ke salah satu rumah perlindungan NSS dan meningkatkan
interogasinya?
“Direktur mengatakan akan mengurus ini untuk saat ini.
Jadi kita harus menunggu dan melihat apa yang akan terjadi. Karena sekarang aku
liburan. Kau mau pergi melihat laut?”
“Laut?” Soo Yeon pura-pura berpikir keras. “Laut itu
apa?”
“Tidak tahu juga, jadi aku rasa aku perlu memastikan
itu apaan.” (Kalau pada nggak tau laut itu apaan, itu loh tempat ikan berenang.
Garing).
Soo Yeon terlihat senang.
Hyun Woo sedang bersiap-siap menjelang
keberangkatannya ke kamboja. Soo Yeon datang.
Bakalan sering liat ekspresi Hyun Woo yang seperti ini |
“Kau mau pergi ke suatu tempat?” tanyanya.
“Perjalanan bisnis,” jawab Hyun Woo.
“Tiba-tiba? Kau mau ke mana?”
“Kau tahu dengan baik aku tidak bisa bicarakan itu.
ketua tim yang semestinya pergi tapi aku yang pergi menggantikan dia.”
“Aku rasa kau yang kelihatan paling nganggur. Semoga
perjalananmu menyenangkan. Jangan lupa oleh-oleh.”
Choi Min menemui Baek San. Baek San tanya kenapa Choi
Min memberitahunya soal itu semua. Entah apa yang coba diberitahukan Choi Min
pada Baek San.
“Siapa tahu anda penasaran mengenai apakah dunia luar
berjalan seperti yang anda perkirakan. Aku melakukan beberapa pemeriksaan latar
belakang terhadap anda. Di antara temanku, ada beberapa yang mengetahui masa
lalu anda. Aku akan menanyakan pertanyaan blak-balakan pada anda. Alasan kenapa
IRIS ingin menangkap anda hidup-hidup, bukankah itu karena fasilitas militer rahasia?
Dan terlebih lagi fasilitas yang lama.”
Baek San menunjukkan wajah tenang tak terusiknya. “Aku
rasa kau sudah melakukan pemeriksaan latar belakang yang luas terhadapku. Tapi
itu hanya puncak gunung es saja,” elak Baek San penuh rahasia.
“Jika Anda membantuku lebih dekat ke sifat sejati
IRIS, aku akan berbicara dengan Presiden mengenai pemberian amnesti pada anda.”
“Kau lebih berbahaya daripada yang kubayangkan,” tukas
Baek San.
“Aku akan menganggap itu sebagai pujian,” kata Choi
Min Cool. “Aku hanya bekerja untuk keadilan yang aku anggap benar. Aku tidak
memiliki niat bekerja untuk pemerintah ataupun seseorang yang berkuasa. IRIS
adalah musuh terkuat yang berjalan bertentangan dengan keadilan yang aku
percayai. Bagaimana jika kita menjadi sekutu?”
“Sebelum itu, sebaiknya kau melakukan beberapa
pemeriksaan lagi terhadapku. Bagiku, keadilan adalah negara ini. Republik
Korea. Semua yang kulakukan, tak terhindarkan, adalah demi kekuasaan nasional.
Aku tidak pernah melakukan apapun untuk keuntungan pribadi atau keserakahan.”
“Bahkan kenyataan bahwa anda bersekutu dengan IRIS?”
“Ini merupakan pengorbanan terbesarku untuk melindungi
negara ini.”
“Itu memang aneh,” cetus Choi Min.
“Bukankah itu tidaklah berbeda dengan keadilan yang
kau bicarakan? Dan bukankah kau mengatakan kau ingin bersekutu? Aku sudah
memiliki senjata paling kuat yang bisa aku miliki. Jadi aku rasa aku tidak
membutuhkan bantuanmu,” kata Baek San dengan tatapan nanar. Ingatannya melayang
ke masa lalu.
[Tahun 1979]
Dua orang pria sedang berbicara. Salah satunya kita
ketahui ada Baek San muda yang diperankan dengan apik oleh Jung Suk Won.
“NSS merupakan suatu kelompok yang tidak benar-benar
ada di Badan Intelijen Pusat. Tapi mereka melakukan hal-hal paling penting demi
keamanan nasional. Para agen tidak pernah membuat penilaian politis.
Keberhasilan dan kegagalan misi, itu sajalah yang kita butuhkan.” Pria tersebut
nampaknya ingin menanamkan doktrinnya terhadap Baek San muda.
Sebuah adegan menunjukkan satu keluarga tengah berada
dalam mobil ketika sebuah truk melindas mobil mereka. Baek San muda menembaki
mereka satu persatu. Anak kecil yang berada dalam mobil tersebut menangis
melihat ayah-ibunya tak bernyawa lagi. Itu adalah keluarga ilmuwan nuklir Kim
Huey So.
Kembali ke masa sekarang. Baek San melamun sendirian
di ruangan tahanannya. Choi Min sudah pergi. Baek San mengambil sebuah pensil
entah mau menulis atau menggambar dengan pensil tersebut.
Hyun Woo berada di ruangan Oh Hyun Kyu. Ia memandangi
sketsa yang sudah dibuat Oh Hyun Kyu. Oh Hyun Kyu membuka pembicaraan dengan
menyinggung nama Choi Min. Ia mengungkapkan saat melihat Choi Min lebih dekat,
ia seperti melihat Baek San di masa mudanya.
“Saat dia membuat keputusan, cara dia mendorong hal
tersebut. Seperti cara dia yang tidak pernah mundur dari apa yang dikatakannya.
Sungguh beruntung seseorang yang berkompeten berada di pihak kita. Karena
orang-orang yang kompeten seperti itu bisa dengan mudah menjadi target musuh.”
Hyun Woo tak memberikan komentar apa-apa atas ucapan
Oh Hyun Kyu, hanya mendengarnya sambil menggigit kukunya. Apa yang sedang kamu
pikirkan, Hyun Woo?
Yoo Gun menjalani skorsing. Hari itu ia berencana
menghabiskan waktu bersama Soo Yeon. di meja kerja rumahnya, Yoo Gun
mensejejerkan bonek yang ia beli di Hungaria. Masih ingat boneka kayu yang
disukai oleh Soo Yeon, kan? Rupanya tanpa sepengetahuan Soo Yeon, Yoo Gun
membelinya. Tebak, apa yang dilakukan Yoo Gun pada boneka itu? Dia menyimpan
cincin di dalamnya Sweet.
Yoo Gun menjemput Soo Yeon di apartmennya. Selagi Soo
Yeon bersiap-siap, ia melihat-lihat foto Soo Yeon. Yoo Gun memberikan boneka
itu pada Soo Yeon. Raut kaget terlihat jelas di wajah Soo yeon. Yoo Gun bilang
kalau ia memesannya di toko di Hungaria karena ia bisa menghapal nomor
teleponnya. Yoo Gun menyuruh Soo Yeon menaruhnya di atas rak saja. Soo Yeon
setuju. Kencan dimulai.
Mereka naik mobil bersama, ke pasar ikan, bermain-main
dengan ikan (?), dan ke pantai. Soo Yeon jatuh, ia bilang kakinya keram. Dan
itu hanya pura-pura... hahaha. Yoo Gun pura-pura ngambek, saat Soo Yeon hendak
mendekatinya, Yoo Gun berbalik mengejar Soo Yeon. Soo Yeon lari lalu jatuh. Bukan
pura-pura. Yoo Gun menggendong Soo yeon di belakangnya (Piggyback). Tapi sebelum
itu, Yoo Gun push up dulu hahaha. Soo Yeon berat kali yah.
Di kamar sebuah hotel.
“Aku pikir segalanya berbalikan di antara kita.” Soo
Yeon memulai.
“Apa?”
“Coba pikir, sejak kita masih kecil selalu aku yang
pertama-tama mengungkapkan perasaan. Dan lebih banyak menunjukkan. ‘Aku rasa
oppa tampan’, ‘siapa yang melakukan ini pada Oppa?’, ‘Bawa mereka padaku, aku
akan mengurus mereka semua’. ‘Aku rasa aku suka sama Oppa.’, dan kau tidak
mengatakan apapun untuk itu. lihat kan sekarang juga begitu. Sudah pasti saat
pria malu-malu, si wanita sudah sewajarnya lebih atraktif. Ya, aku tidak
peduli...”
Dan... Saat itulah Yoo Gun mendekat dan mencium Soo
Yeon. Ciuman yang panjang dan dalam *lap keringat, tutup mata* Soo Yeon kaget
setengah mati mendapat ciuman dadakan plus. Ia mengerjapkan mata berkali-kali.
“Siapa yang malu?” tanya Yoo Gun. Cieee, tersinggung
nih dibilang malu, lah emang bener pemalu ya kaaaaan? *disambit Yoo Gun*,
kissing season 2 pun dimulai. Ada bed scene-nya juga. Tapi atas nama kesopanan
aku nggak mosting pikunya di sindang. Bed scene-nya bikin panas dingin. Aku
pake jurus skip.
Soo Yeon gugup mau ketemu calon ibu mertua. Ia tanya
apakah wajahnya benar-benar terlihat baik? Ia mengatakan sebaiknya ia ke salon
untuk merapikan make up dan rambutnya. Yoo Gun menenangkannya dengan mengatakan
kalau Soo Yeon yeppo, cantik.
Mereka turun dari mobil dan bertemu Ibunya Yoo Gun di
halaman. Masih cantik euy.
“Putraku yang sudah lama tidak kutemui datang
mengunjung ibunya dan membawa hadiah besar.” (Direstui nih).
Soo Yeon senyum-senyum sendiri. Ibu Yoo Gun mengajak
mereka masuk. Soo Yeon dan Yoo Gun masuk ke kamar Yoo Gun. Soo Yeon
melihat-lihat foto-foto Yoo Gun. Ada foto Yoo Gun bersama Ha Jae Yong
(baru
ketahuan si ahjussi yang mengeluarkan Yoo Gun dari kantor polisi namanya adalah
Ha Jae Yong). Ibu Yoo Gun muncul, ia membawa telepon dari Ha Jae Yong Ahjussi.
Yoo Gun berkelakar, ia rasa Ahjussi tahu kalau ia sedang membicarakan dia. Soo
Yeon ditinggal berdua dengan ibu Yoo Gun. Ada ubi jalar panas. Saking gugupnya
Soo Yeon ia langsung mengambil ubi jalar padahal uap panasnya masih mengepul
hahahaha. Hati-hati di depan calon ibu mertua, kesan pertama sangat
menetukan... *bisik-bisik*
Soo Yeon dan Yoo Gun berjalan-jalan bersama di sekitar
rumah Yoo Gun. Pemandangannya indah sekalipun masih musim dingin. salju
menutupi kemana pun mata memandang.
“Ibumu pasti kesepian hidup sendirian. Saat aku
melihat album fotomu tadi, tidak ada foto ayahmu saat dia masih hidup. Benar,
kan?” tanya Soo Yeon.
Yoo Gun mengangguk. “Benar. Karena itu aku bahkan
tidak tahu bagaimana wajah ayahku.”
“Sekarang, kalau kupikir marga ibumu Jung. Kau juga
marganya Jung. Jadi kalau dengan ayahmu, berarti kalian bertiga semuanya
bermarga Jung?”
“Nama ayahku diambil dari karakter Yoo pohon willow
dikombinasikan dengan karakter Sang dan Joon. Jadi Yoo Sang Joon. Menurut ibuku,
dia meninggal sebelum aku lahir. Tapi karena suatu alasan, ibu memberikan
marganya padaku dan menamaiku Jung Yoo Gun. Dan memasukkan ke dalam daftar
keluarga pamanku,” jelas Yoo Gun.
Soo Yeon mengangguk. “Jadi seperti itu.. Benar juga,
beberapa orang mengambil masing-masing marga dari kedua orang tua mereka. Aku rasa
kau mendahului jaman...”
Mereka tertawa bersama...
Bersambung ke part 2
Waaaaahhhh,,,
ReplyDeleteSetelah menungu sekian lama,,,
*lebay*
Akhirnya muncul juga episode 4 part 1
kekekekekekekkkkk
Hihi... Mian kelamaan. Insya Allah part 2-nya nyusul besok. Hepi reading! :)
ReplyDelete