Majimaksarang.blogspot.co.id
Pangeran
Hyomyeong : Apa kau pikir kau bisa menanggung akibatnya?
Ra
On : Ya. Aku akan melakukan apapun yang kauinginkan bila kita bertemu lagi
suatu saat. Bahkan jika kau ingin aku menjadi aningmu, aku akan melakukannya!
***
Majimaksarang.blogspot.co.id
Dan waktu
terlalu cepat mengabulkan janji Ra
On, di malam ketika ia hendak melarikan diri dari ujian masuk menjadi Kasim
istana, ia bertemu Pangeran Hyomyeong—Lee Young. Yeah, lagi. Untuk kedua kali.
Ra On mencoba berkelit, namun Lee Young dengan cepat menahan dagunya.
“Senang bertemu
denganmu, mongmong-ah~” kata Lee
Young. Sorot matanya menajam.
Ra On
cepat-cepat memeluk Lee Young, mengatakan betapa menyesalnya ia telah meninggalkan
Lee Young di lubang itu. Well, Ra On
pura-pura. Memuji-muji
Lee Young. Disangkanya pria yang sudah dituduhnya sebagai sendok perak itu adalah Byeolgam.
Penjaga istana.
Sayangnya, Lee
Young tahu maksud Ra On. Gadis itu berusaha memperlebar jarak mereka dengan
terus berjalan mundur ke belakang HAHAHA. Ra On menelan ludah putus asa. You can’t go anywhere girl ㅋㅋㅋㅋ. Crown Prince is watching you.
Ra On masih
mencoba peruntungannya. Ia mengatakan telah mengirim seseorang untuk menolong
Lee Young.
“Benarkah? Dia
pasti sangat cepat tapi tuli dan buta. Aku berteriak sampai suaraku hilang
sebelum dia menemukanku,” sindir Lee Young tak percaya.
Ia bertanya
mengapa Ra On bisa berakhir di tempat
itu menjadi seorang kasim? Ra On mengaku itu sudah menjadi mimpinya sejak dulu—menjadi
kasim. Lalu mengapa ia keluar malam-malam sambil membawa tas? Lagi, Lee Young
bertanya. Ra On tidak punya cara selain berbohong bahwa ia sedang menjalankan
tugas. Ia bahkan menjual nama Guru
Sang Sun.
Waktu
benar-benar sedang tidak berpihak pada Ra On. Kasim Sung tiba-tiba muncul.
Belum sempat Kasim Sung mengatakan apa-apa, Lee Young lebih dulu menyapanya. Kepala Lee—ia menggunakan nama itu.
Meski penasaran mengapa pangeran bisa berada di sana di tengah malam itu, Kasim
Sung menunduk hormat. Lee Young memberikan isyarat—jangan mengatakan sesuatu yang mencurigakan, semacam itulah. Kebohongan
Ra On berbuntut panjang. Lee Young secara sarkas
menyinggung Kantor Petugas Kasim sangat bisa dipercaya. Hal itu terang saja
membuat Kasim Sung kesal. Ia menyuruh Ra On mengikutinya. Ekspresinya tak enak
dipandang.
Ra On berbalik. Ia
memohon agar Lee Young menampar dirinya, dengan begitu ia berharap Lee Young
akan melupakan kejadian di hari itu. Lee Young mengangkat tangan, alih-alih
menampar Ra On seperti yang diminta gadis itu, ia malah mengelus belakang topi
kasim yang dikenakkan Ra On. “Tidak baik memukul anak anjing. Kau harus
bersikap baik dan bermain dengannya. Aku akan sering menemuimu, mongmong-ah~.”
Ra On meringis. Hampir-hampir
menangis. #Pukpuk.
Ra On dibawa
Kasim Sung ke ruangan—seperti gudang? Ra On sudah melakukan tiga kesalahan
sekaligus. Pertama, melarikan diri. Kedua, berbohong. Ketiga, tertangkap
oleh... Kasim Sung urung melanjutkan kalimatnya. Tertangkap Putra Mahkota—itu
yang ingin dikatakannya.
Karena Ra On
berdalih ia melarikan diri karena takut berada di istana maka Kasim Sung akan
membantunya menyingkirkan rasa takutnya dengan cara menghukum Ra On tidur di tempat
itu. Gadis malang itu terkulai lemas. Benar-benar hari yang melelahkan.
Jalan Menuju Dirimu
Hari-hari ujian
pun datang. Di kantor Pendisiplinan Kasim, Kasim Han memberikan sepatah dua
katanya sebelum ujian berlangsung. Bahwa kasim memiliki peranan penting dalam
mengelola urusan rumah tangga keluarga kerajaan. Sebab itu mereka—para kasim—harus
bersatu untuk menjadi kaki tangan Raja, menjadi lampu yang menerangi jalan
Raja, dan menjadi perisai Raja di saat-saat berbahaya. Para kasim berbagi nasib
yang sama untuk melindungi keluarga kerajaan. Bilamana mereka melakukan sesuatu
yang mempermalukan reputasi dan tradisi para kasim, maka hidup adalah
bayarannya.
Sepanjang Kasim
Han berbicara, Ra On tercekat ketakutan. Bisakah kamu membayangkan hukuman apa
yang akan diterimanya bila identitasnya ketahuan? Ia melihat seorang peserta
calon kasim menangis hingga terkencing di celana—aigooo. ㅠ.ㅠ
Kasim Jang,
Kasim Sung dan Ma Jong Ja ngegosip-in
Kasim Han HHAHAHA. Trio itu berdiri
di sisi bagian samping bangunan di mana para peserta berkumpul. Apa dia harus
melakukan itu setiap kali? Kata Kasim Jang saat melihat seorang peserta yang
ketakutan. Kau harus mempersiapkan mereka lebih awal agar lebih mudah nantinya,
demikian Ma Jong Ja mencoba membela. Apa itu benar? Tetap saja, jangan terlalu
keras kepada mereka. Kau tahu dengan baik bahwa kau tergoda untuk cukup lama
jika kau tidak siap mental, beber Kasim Sung sambil melirik memberikan sedikit
dorongan bahunya ke bahu Ma Jong Ja.
“.. dan merendah
di depan semua orang,” tutupnya. Kasim Jang dan Ma Jong Ja kompak menoleh pada
Kasim Sung.
“Siapa yang
melakukan itu?” Kasim Jang kepo.
Ma Jong Ja
memasang ekspresi aneh sebelum pergi.
“Itu bukan
urusanmu,” sela Kasim Sung lalu menyusul Ma Jong Ja.
Kasim Sung dan
Ma Jong Ja berdiri di hadapan peserta menggantikan Kasim Han. Kasim Sung mulai
berbicara. Ada tiga kriteria yang akan menjadi dasar penilaian bagi para
peserta ujian yakni kebugaran fisik, ujian tertulis, dan tes karakter. Jika ada
peserta yang gagal—ia akan ditendang keluar dari istana. Ma Jong Ja yang akan
bertugas untuk urusan kebugaran fisik. Ra On panik. Satu persatu nama peserta
dipanggil.
Lulus. Lulus. Lulus.
Ra On harap-harap cemas menunggu giliran. Ketika ia hendak memutar badan, ia
menabrak salah satu peserta. Do Gi. Ra On mau melarikan diri lagi? Seorang lagi
datang menghampiri Ra On dan Do Gi. Sung Yeol namanya. Mereka bertiga berusia
18 tahun. Ra On, Do Gi dan Sung Yeol HAHAHAHA. 18 tahun sih, tapi mukanya....
Sung Yeol
mengolok-olok Ra On yang berkeringat. Apa kau takut dengan pemeriksaan fisik? Tanyanya.
Dengan gaya komikalnya ia menunjuk bagian itu-nya
Ra On. Ra On sudah gugup sepenuh hati eh—gak taunya maksudnya Sung Yeol adalah
istana. Apakah Ra On tak menyukai istana? Ok, trio yang lain telah terbentuk.
Tiba giliran Ra
On, Do Gi dan Sung Yeol. Nama yang terdaftar adalah Hong Sam Nom, bukan Hong Ra
On. Saking gugupnya kalau-kalau ia bakal ketahuan, Ra On mengkhayal ia kena
hukum tombak. Do Gi dan Sung Yeol, lulus. Dan hanya menyisakan Ra On. Ia belum
membuka pakaiannya. Ia diminta melepaskan tapi gadis itu ragu-ragu. Ketegangan
itu terurai bersamaan dengan datangnya seseorang yang mengatakan seluruh tabib
istana agar segera menuju kediaman Ratu—beliau pingsan. Bergegas, kedua tabib
yang menjadi juri ujian segera berlari
meninggalkan ruang ujian.
Masalahnya, kertas ujian Ra On secara tak sengaja ter-stampel. Setengah lulus-setengah gagal. Karena lebih dari separuh, stempelnya menyentuh lulus, maka ia pun dinyatakan lulus. Dramatis! ㅋㅋㅋ
Masalahnya, kertas ujian Ra On secara tak sengaja ter-stampel. Setengah lulus-setengah gagal. Karena lebih dari separuh, stempelnya menyentuh lulus, maka ia pun dinyatakan lulus. Dramatis! ㅋㅋㅋ
Majimaksarang.blogspot.co.id
Perdana Mentri Kim dan dua kaki tangannya—Kim Ui Gyo dan Kim Geun Gyo sedang berkumpul. Meereka tampak bahagia. Keceriaan itu bersumber pada berita gembira yang menyebutkan bahwa Ratu sedang hamil. Itu berarti akan lahir calon pemegang tahta selain Lee Young. Apalagi bila anak Ratu kelak ternyata adalah laki-laki.
Perdana Mentri Kim dan dua kaki tangannya—Kim Ui Gyo dan Kim Geun Gyo sedang berkumpul. Meereka tampak bahagia. Keceriaan itu bersumber pada berita gembira yang menyebutkan bahwa Ratu sedang hamil. Itu berarti akan lahir calon pemegang tahta selain Lee Young. Apalagi bila anak Ratu kelak ternyata adalah laki-laki.
“Ada pepatah
dalam catur, apa masalahnya kalau itu babi atau sapi?” ucap Perdana Mentri Kim.
“... tanganlah
yang menggerakannya,” lanjut Ui Gyo. Dengan lihai—gaya penjilatnya, ia
menyentuh tangan Perdana Mentri Kim. “Tangan ini yang terpenting.”
“Tapi bagaimana
kalau bayi dalam rahimnya bukan anak laik-laki?”
“Tetap saja ini
adalah waktu kita yang terbaik untuk melatih
Putera Mahkota sampai bayinya lahir.”
Perdana Mentri
Kim menatap lurus ke depan. Sepertinya pria tua ini sudah memiliki rencana di
dalam batok kepalanya.
Para peserta
ujian kasim diajak berkeliling istana. Dimulai dari Dongungjeon—kediaman
Pangeran Mahkota.
“Pernahkah kau
mendengar rumor?” bisik Do Gi.
“Rumor apa?”
Belum sempat Do
Gi menjawab terdengar keributan dari arah dalam kediaman pangeran, disusul
terpentalnya Kasim Sung keluar.
Sialnya, maksud hati hendak menolong Kasim Sung, Ra On malah menginjak jemari kasim itu. HAHAHAHA. Terdengar suara penuh kemarahan Lee Young dari dalam—ia menyuruh Kasim Sung enyah dari sana.
Sialnya, maksud hati hendak menolong Kasim Sung, Ra On malah menginjak jemari kasim itu. HAHAHAHA. Terdengar suara penuh kemarahan Lee Young dari dalam—ia menyuruh Kasim Sung enyah dari sana.
Do Gi dan Sung
Yeol membantu Ra On berdiri. Do Gi semakin yakin saja kalau rumor yang ia
dengar benar adanya. Bahwa Dongungjeon—kediaman putera mahkota itu penuh dengan kotoran—kiasan tentunya. Ra
On ngeri. Bahkan Kasim Sung diperlakukan demikian buruk, bagaimanalah dengan
mereka yang masih baru? Jika mereka melakukan kesalahan, mereka bisa kehilangan
hidup mereka. Tadinya saya berpikir Sung Yeol mengucapkan sesuatu yang serius
dan masuk akal, ternyata dia hanya melemparkan lelucon garing. Iya benar-benar
tidak lucum, heran saja mengapa Do Gi selalu tertawa dibuatnya ㅋㅋㅋ
Bad
timing. Ra On dan teman-temannya telah berbalik
meninggalkan kediaman pangeran saat Lee Young keluar melangkah cepat ke arah lain
disusul Kasim Jang yang tergopoh-gopoh. Lee Young menendang Kasim Sung keluar
kediamannya hanya karena ia datang memberitahu perihal kehamilan Ratu. Apa
sulitnya mengucapkan selamat pada Ratu? Lee Young menyuruh Kasim Jang diam.
Dalam perjalanan
menuju kediaman Ratu, Lee Young melewati sebuah tempat yang membuatnya teringat
kenangan manisnya bersama ibunya 8 tahun silam—mendiang permaisuri kah? Mereka
bermain alat musik tradisional. Gayageum?
Perdana Mentri
Kim muncul menginterupsi Lee Young dan kenangannya tsk tsk tsk. Sekejap saja
wajah sendu Lee Young beralih ceria—akting. Ia menyapa Perana Mentri Kim. Ia
datang ke sana untuk mengucapkan selamat kepada Ratu. Tensi ketegangan sudah
langsung bisa terasa.
Kalau ada yang
berpikir Permaisuri senang dengan kedatangan Lee Young di kediamannya. Salah
besar. Yang terjadi adalah saling sindir. Ternyata Lee Young lima tahun lebih
mudah dari ratu. Tentang perebutan tahta, jarang ada yang berakhir manis tanpa ada pertumpahan darah. Dongyi aja yang menurut saya sedikit
lebih tenang tetap juga diwarnai
hal-hal seperti ini.
Selepas dari
kediaman ratu, Lee Young dan rombongannya melewati lokasi ujian tertulis para
peserta calon kasim. Ia tersenyum melihat sosok Ra On di antara barisan peserta
lainnya.
“Apa yang akan
terjadi bila mereka gagal tes?” tanyanya pada Kasim Jung.
“Mereka akan
dipaksa keluar dari istana tanpa sempat menjadi seorang kasim.”
Setelah
memergoki Ra On yang hendak melarikan diri beberapa malam sebelumnya, Lee Young
yakin Ra On tak pernah berniat atau ingin menjadi kasim. Ia memikirkan sebuah
ide brilian yang akan membuat Ra On menyesal telah mengerjainya di lubang tempo
hari.
“Kasim Jang...”
panggil Lee Young.
“Ya Yang
Mulia...”
Lee Young
memberikan sorot mata ke arah baju Kasim Jang. Dan kalau ada orang yang melihat reaksi yang diberikan Kasim Jang,
saya sangat yakin orang itu akan mikir macam-macam. Belum lagi aksi Lee Young
selanjutnya yang merangkul Kasim Jang. Padahal intinya kan cuma mau minjem
baju.... aya-aya wae nih orang berdua ㅋㅋㅋ
Setelah melucuti seragam Kasim Jang, lalu ke
manakah Lee Young? Yep. Pewaris tahta itu menuju ruangan di mana ujian tertulis
tengah berlangsung. Kasim Sung dan Ma Jong Ja bertugas sebagai pengawas.
Alangkah terkejutnya Kasim Sung mendapati Lee Young mengendap-endap memasuki ruangan. Lee Young memberikan isyarat agar Kasim Sung dan Ma Jong Ja lekas meninggalkan ruangan tersebut.
Alangkah terkejutnya Kasim Sung mendapati Lee Young mengendap-endap memasuki ruangan. Lee Young memberikan isyarat agar Kasim Sung dan Ma Jong Ja lekas meninggalkan ruangan tersebut.
... Dan dengan
senyum jahil tersungging di bibirnya, Lee Young pun segera beraksi. Mengerjai
Ra On tentunya.
Pernah gak saat
kesulitan menjawab soal ujian, kamu ngitungin kancing seragam atau pake cara
tutup mata sambil mainin dua jari telunjuk—mempertemukannya di depan dada?
Kalau Ra On, dia menggunakan pensil-nya. Dia gulirkan ke arah pilihan jawaban—multiple choice—di mana pensil itu
berhenti bergulir maka itulah jawabannya ㅋㅋㅋ
Pada percobaan
pertama, ia sukses. Namun memasuki percobaan kedua, gangguan itu akhirnya
datang. Lee Young menginterupsi guliran pensil Ra On. Yang semula Ra On memilih
empat, Lee Young memberikan angka tiga dengan jarinya tepat di depan wajah Ra
On.
“Ini adalah
tiga,” ucap Lee Young, ekspresi wajahnya jenaka sekali.
Kemunculan Lee Young jelas mengagetkan Ra On. Ia bertanya apa yang dilakukan Lee Young di tempat
itu? Lee Young meletakkan ujung telunjuknya di bibir. Tanpa mengindahkan
pertanyaan Ra On, ia malah menyindir jawaban di lembaran milik Ra On. “Bagaimana
kau akan lulus tes kalau terus seperti ini? Kau tahu bahwa bila kau gagal, kau
akan ditendang keluar dari istana.” Begitu katanya.
Ra On panik. Dikitarkannya
pandangannya ke depan—tak ada kasim lain di sana. Ia lantas bertanya apakah Lee
Young seorang kasim juga? Sebab ia yakin sekali, sebelumnya ia melihat Lee
Young berseragam pengawal istana. Lee Young berkilah kalau Ra On yang tidak
bisa membedakan karena saat itu gelap. Ia menyuruh Ra On melanjutkan ujiannya
sambil tidak lupa mengangkat tiga jarinya.
Lee Young tahu
Ra On berharap gagal dalam ujian itu makanya ia sengaja membantu Ra On agar
lulus ujian HAHAHAHA. Ra On speechless HAHAHAHA.
Peserta lain sudah mulai contek-contekkan, Lee Young berdehem keras dan suasana
kembali stabil. /Kalau ada senior ngawas ujiannya modelnya kayak Lee Young
gini, weeeeew udah abis jadi bahan gosip dan makian mahasiswa-mahasiswa yang
malem sebelum ujian bukannya belajar malah ngelayap HAHAHAHA. Oh bukaaan. Itu
bukan sayaaaaaaa!/
Ra On nyoba cara
mengundi jawaban seperti tadi tapi Lee Young keburu datang dan mengacungkan dua
jarinya di depannya HAHAHAHA. Trus Ra On mau menandai jawaban yang salah
(sengaja dia), Lee Young dengan paksa memegang bagian atas pensil dalam
genggaman Ra On dan mengarahkannya ke pilihan jawaban yang benar. Habis itu Lee
Young-nya ketawa maniiissss banget gak pake gula #PukpukRaOn
Kali lain, Ra On
serampangan memilih jawaban secara mendatar. Tiba-tiba Lee Young nongol (lagi),
merampas lembar jawaban milik Ra On dan menggantinya dengan yang baru. “Tandai
lagi,” katanya.
Akhirnya—setelah
segala macam usaha dilancarkan Ra On—kertas jawabannya terisi penuh. Lee Young
menyuruhnya mengumpulkannya. Putus asa, Ra On meremas lembar jawaban itu lalu
dimasukannya ke dalam mulutnya.
Plak! Lee Young
memukul belakang kepala Ra On. Lee Young mengambil lembar jawaban yang keluar
setengah dari mulut Ra On. HAHAHAHA. Ra On memasang ekspresi orang menangis. Ih cute!
Baru kali ini
ngeliat orang lulus ujian tapi mukanya ditekuk macam gak ikhlas. Pengawas aja
sampe heran.
Ujian ketiga
adalah tahapan terakhir yang harus dilalui Ra On dan kawan-kawan. Disediakan
pertanyaan dengan juri penilai masing-masing adalah Raja, Ratu dan Puteri Mahkota.
Aturannya tetap sama, barang siapa yang tidak lolos tahapan ketiga maka ia
tetap akan ditendang keluar dari istana. Ra On sudah punya rencana di kepala. Ia
hanya perlu menyerahkan lembaran kosong untuk bisa gagal.
Do Gi membaca
isi tugas yang ia pilih, lumayan membingungkan. Ra On juga ikut membaca, sambil
tersenyum ia berkata bisa membantu Gi menyelesaikan itu.
Sementara itu,
ketika malam tiba, Kim Yoon Sung bersama seorang gisaeng. Ia mencoba menggambar
wanita penghibur itu. Rupanya Yoon Sung sedang mencari seorang gadis.
Majimaksarang.blogspot.co.id
Ra On dihukum
Kasim Sung menempati sebuah rumah tak terawat sementara waktu.teman-temannya
heran apa yang sudah dilakukan Ra On hingga bisa tidak disukai kasim tertinggi?
Memasuki rumah yang dimaksud, Ra On sudah merasa tak enak. Rumah itu tampak tak
terurus. Ada seseorang di sana. Orang itu secepat kilat melompat ke atas
bangunan. Sebuah pisau melayang dan tertancap tak jauh dari kaki Ra On. Gadis
itu menjatuhkan lampu yang dipegangnya karena kaget.
Belum habis kekagetannya, tiba-tiba sebuah kepala dengan posisi menggantung muncul dari atas. Ra On memekik keras sebelum ambruk tak sadarkan diri.
Belum habis kekagetannya, tiba-tiba sebuah kepala dengan posisi menggantung muncul dari atas. Ra On memekik keras sebelum ambruk tak sadarkan diri.
Terdengar suara
Lee Young dari luar memanggil Byeong Yeon. Byeong Yeon segera memberikan
hormatnya melihat Lee Young memasuki ruangan. Menyadari ada seseorang
tergeletak di lantai, Lee Young mendekati tubuh tersebut. Diamatinya seksama.
“Mongmongie~?” cetusnya.
Byeong Yeon
bertanya apakah Lee Young mengenal orang itu. Sebagai jawabannya Lee Young
menyeringai lucu.
Yoon Sung sudah
selesai menggambar gisaeng yang menemaninya malam itu. Wanita itu berniat
melakukan sesuatu yang lebih jauh, tapi Yoon Sung menyuruhnya pergi. Intinya
Yoon Sung tak akan melakukan sesuatu pada wanita yang tak bisa membuat hatinya
bergetar. #tsaaaah. Ia meniup lilin dan bangkit meninggalkan sang gisaeng. Mbak Gisaeng-nya pedoko kkkk.
Selagi Ra On ngorok melanjutkan acara pingsannya, Lee
Young dan Byeong Yeon duduk minum-minum. Terkait kehamilan Ratu, Byeong Yeon
menganjurkan agar Lee Young sementara waktu jangan dulu datang menemuinya ke
tempat itu. Lee Young meminum gelasnya, ketika ia menoleh sedikit ke samping,
Ra On sudah duduk di sana. Teng!
Byeong Yeon
menyuruh Ra On kembali ke pondoknya. Tempat itu bukanlah untuk peserta
pelatihan kasim. Ra On menolak, berkat seseorang tak ada ruangan untuknya bila
ia kembali ke pondok pelatihan. Ia berkata sambil melirik tajam Lee Young.
“Kau lulus ujian
berkat orang itu,” Lee Young menyindir balik. Byeong Yeon tak lepas mengamati.
Ra On bertanya
siapa sebenarnya Lee Young? Seorang penjaga istana atau kasim? Kenapa dia terus
muncul di mana-mana? Lee Young memberikan isyarat rahasia pada Byeong Yeon. Pada Byeong Yeon, Ra On juga bertanya
jati dirinya. Apa kau seorang hantu yang tinggal di sini? Mukanya Byeong Yeon
HAHAHA. Lee Young hanya tertawa mendengar itu.
Ada kotoran di
atas kepalanya. Ra On mencoba membersihkannya. Byeong Yeon lebih dulu menangkap
tangan Ra On sebelum menyentuh kepala Lee Young. Itu kepala Putra Mahkota,
Neneeeeeeeeeeeeeeeng! Sentuh berarti metong lo! Ra On kaget alang kepalang.
Adegan itu malah
memunculkan kesimpulan baru di kepala gadis itu. Ia menyangka Lee Young dan
Byeong Yeon adalah sepasang kekasih HAHAHAHA. Ra On sudah benar-benar mabuk
sekarang. Ia bicara sembarangan. Lee Young mendekatkan wajahnya pada Byeong
Yeong. “Apa hukuman terbaik untuk anak anjing yang tidak patuh?”
Byeong Yeon ikut
mendekat, “pelatihan yang ketat?”
“Tepat sekali.
Seperti ini...” Lee Young menarik dagu Ra On. Digerakkannya tangannya tepat di
depan wajah Ra On. Kiri-kanan, atas-bawah. Masih ada sisa-sisa kesadaran di
kepala Ra On. Telunjuk Lee Young masih berada di depan wajahnya. Ia pun
teringat ucapan Kasim Sung tentang siapa pun yang gagal dalam tes—orang itu
akan ditendang dari istana. Ra On sudah sangat yakin ia akan gagal pada ujian
ketiga.
Dan inilah yang dilakukan sebelum ia keluar istana; menggigit jari
telunjuk Lee Young. HAHAHAHAHA.
Kediamannya
dalam keadaan berantakan ketika Yoong Sung tiba. Perdana Mentri Kim—kakeknya
sudah ada di sana. Perdana Menteri Kim sempat melihat bekas cat lukis di ujung
lengan baju cucunya. Ia bertanya apakah posisi Yoon Sung terlalu rendah dan
menganggap hidup membosankan?
Tidak, jawab
Yoon Sung. Seorang pria yang puas dengan posisi rendah tidak akan menjadi
besar. Itulah yang diajarkan kakeknya kepadanya. Kakeknya membenarkan, itu
memang ajarannya. Yoon Sung harus meraihnya sedikit demi sedikit agar ia tak
goyah saat sudah berada di atas. Perdana Mentri Kim memiliki gambaran besar
mengenai masa depan Yoon Sung di kepalanya. Namun mengapa Yoon Sung melukis
gambar-gambar seperti itu? Karena ketenaran dan harga diri? Atau demi keluarga
untuk mendapatkan kekuasaan? Untuk masa depan bangsa? Wajah Yoon Sung berubah
diliputi kesedihan.
“Semua itu dilukis
hanya untuk menjadi lukisan,” ucapnya lirih.
Perdana Mentri
Kim terus mendesak cucunya. “Apakah melukis gisaeng
memberimu kenyamanan? Ataukah karena kesenangan dalam hidupmu yang membosankan
dan kosong?”
Yoon Sung
terdiam. Perdana Menteri Kim tertawa. “Lupakan,” sergahnya kemudian sambil
memukul pahanya sendiri. “Bagaimana mungkin seorang anak harimau tanpa cakar tumbuh
menjadi raja? Beritahu aku kalau kau ingin melukis lagi. Aku akan mengisi
ruangan ini dengan giaseng.”
Wajah Yoon Sung
tak berubah mendengar ucapan kakeknya. Ya, apa yang diucapkan Perdana Mentri
Kim sambil tertawa itu, itu bukan pujian atau berisi ketulusan. Itu sindiran
paling pahit bagi Yoon Sung. Sama saja kakeknya merendahkan dirinya.
Merendahkan hobi/bakatnya.
Malam menjelang
jam tidur. Lee Young tak henti-hentinya memerhatikan jari telunjuknya yang
terkena gigitan Ra On. Kasim Jang geragapan melihat bekas luka itu. Lee Young
mengaku habis digigit anak anjing. Dimana dan bagaimana pangeran bisa bertemu
anjing gila yang berani menyakiti jarinya? Kasim Jang heran. Lee Young marah
saat Kasim Jang mencoba menyentuh lukanya. Dia senyum-senyum bahagia memandangi
jarinya. Ckckck segitunya.... baru juga bekas luka belum lainnya.
Ra On bertanya
kepada Byeong Yeon ke mana perginya si sendok perak alias Lee Young? Byeong Yeon memperingatkan agar Ra On
sebaiknya tak perlu mencari tahu siapa atau ke mana Lee Young pergi. Memangnya
kenapa? Byeong Yeon tak menjawab. Ia melompat, naik ke atas di mana ia pertama
kali muncul di hadapan Ra On.
Keesokan paginya
di kantor pengawasan kasim. Hanya Ra On satu-satunya yang tidak mengisi lembar
jawabannya. Ia membiarkannya kosong. Ma Jong Ja menegur kenapa Hong Sam Nom (Ra
On) tidak mengisi jawabannya? Itu berartiia akan diusir dari istana. Sung Yeol
membelalak tak percaya. Setelah susah payah melewati dua sesi ujian dan di
tahap akhir menyerah begitu saja? Ra On pasti sudah kehilangan akal sehatnya.
Kasim Sung
muncul di belakang Do Gi, Ra On dan Sung Yeol. Ia menyuruh ketiganya mengikutinya ke pesta yang akan
diadakan Perdana Menteri Kim.
Di istananya,
Raja Soonjo dengan wajah murung bertanya kepada Kasim Han apakah Menteri
Peperangan tidak datang ke istana hari itu. Kasim Han melaporkan bahwa Menteri
Peperangan meminta penundaan karena dia sedang tidak sehat. Raja Soonjo tahu—ia
bertanya hanya sekadar saja. Istana terasa sangat sunyi hingga ia seolah bisa
mendengar musik dari pesta Perdana Menteri Kim.
Lee Young ada di
balik salah satu dinding tak jauh dari Raja dan Kasim Han berdiri. Ia mendengar
itu semua. Raja menyuruh Kasim Han mengirimkan banyak makanan dan anggur kepada
Perdana Menteri Kim, biar bagaimana pun pesta itu diadakan untuk merayakan
kehamilan Ratu—anak Perdana Menteri.
Lee Young
kemudian mengajak Byeong Yun ke pesta.
Majimaksarang.blogspot.co.id
Jika Do Gi dan
Sung Yeol disuruh membantu memasak, Kasim Sung memberikan tugas special untuk Ra On. Apa itu? Menangkap
ayam. HAHAHAHA. Dia disuruh menangkap 20 ekor ayam. Kasim Sung hanya ingin
memberi Ra On pelajaran karena dia kasar—yakin nih Ra On gak bisa nangkep 20
ekor ayam? Let’s wait and see wkwkwk.
Taraaaaaaaaa!
Welcome to peternakan ayahm, Ra On-aaah HAHAHAHA. Ayam-ayam cokelat binti gemuk
ini mengingatkan saya pada Matilda, Gloria dkk dari Three Meals A Day-nya
Taecyeon ㅋㅋㅋㅋ
Ra On menguatkan
tekad sebelum melakukan penggempuran ayam-ayam
itu. Nah kalau cara Ra On nangkep ayam ini serta merta membawa ingatan saya
pada Running Man episodenya Kim Soo Hyun (You Who Came From The Star) koplak.
Ra On asal ngejar aja gak pake teknik. Ayam sebanyak itu masa gak bisa nangkep
satuuuu aja wkwk boong ding—saya juga kalau disuruh nangkap ayam sama emak,
bakal kepayahan. Eh, btw kenapa Ra On gak make umpan makanan aja? /bahas aja
terus acara tangkap ayamnya HAHAHA/
Yoon Sung datang
ke kediaman kakeknya—Perdana Menteri. Ia disambut hangat oleh pembantu-pembantu
kakeknya. Dari ekspresi wajahnya, kita tahu Yoon Sung tak nyaman dengan itu.
Oke, kembali ke
acara tangkap ayam, Ra On berhasil menumbangkan
tiga ekor ayam wkwk. Masih ada 17 ekor tersisa. Fighting, Ra On-aah! Demi
menangkap seekor ayam, Ra On rela kejar-kejaran dengan ayam itu hingga memasuki
pekarangan rumah. Ayamnya lompat ke atas atap. Udah mirip kejar daku kau
ku-kasih harapan palsu belum nih? Makin dikejar makin bertingkah aja nih ayam.
Selagi Ra On dan
ayam bertempur di atas atap, nun di
bawah sana, ada Yoon Sung dengan wajah galaunya. Ia mendesah, hidup terasa
membosankan. Ia berharap saat itu ada petir menyambarnya. *(tentang ini saya
agak ragu, saya bisa mendengar Yoon Sung menyebut byeol, setahu saya itu artinya bintang. Bener gak sih? Biar lebih
enak, kita anggap saja Yoon Sung berharap kejatuhan bintang. Sip?
Byeol-nya lagi
di atas atap, lagi ngejar ayam PHP wkwk. Tepat saat Ra On sudah hampir berhasil
menjangkau pundak si ayam rese, ayam itu terbang dengan eloknya. Alhasil
pegangan Ra On terlepas dan ia pun meluncur ke bawah.
Yoon Sung
memiliki gerak refleks yang sempurna karena ia bisa dengan sigap, tepat, tanpa
cacat menangkap tubuh Ra On. /bgm-nya
romantissyyyy pisaaaaan, gerak slowmo-nya ciiiiiin, drama abissss wkwkwk/
Kaget-saling
tatap sekian detik-dan tersadar. Itulah yang terjadi pada Ra On. Lepas dari
keterpukauannya, ia hendak melepaskan diri, turun dari gendongan Yoon Sung.
Tapi Yoon Sung menanahannya lebih lama. Cie cieee cieeee yang bentar lagi bakal
garuk-garuk tembok gara-gara liat senyumnya Yoon Sung cieee. Iyaaaaaaa itu
sayaaaaaaaaaaaa, mau apa lo ㅜ.ㅜ
“Kau benar-benar
jatuh, byeol-ah,” ucap Yoon Sang.
Aaaaccckkk suaranya Yoon Suuuuung! Biasanya kan cuman denger Jinyoung
nyanyi-nyanyi sengau ㅜ.ㅜ /garuk-garuk
tembok tetangga/
Majimaksarang.blogspot.co.id
Gongjung-Mama
alias Puteri Myungeun duduk bertopang daku, masih terbawa arus patah hati.
Aigooo. Ma Jong Ja datang menghadap membawa kertas ujian paserta pelatihan.
Soalnya berasal dari para kasim dari setiap kediaman
untuk membuat pertanyaan. Myungeun tak tertarik. Ia meminta Ma Jong Ja
membaca dan meluruskan kertas jawaban itu.
Pelayan Myungeun
bertanya apa Myungeun benar-benar tak tertarik membacanya? Myungeun menggerutu.
Ditariknya sehelai kertas jawaban yang dipegang pelayannya. Lembar jawaban itu
milik Do Gi—yang jawabannya dituliskan Ra On. Myungeun terhenyak. Gemetar membaca tulisan di kertas
berwarna merah itu. Kemarahannya muntab. Tulisan itu persis sama dengan tulisan
tangan di surat-surat cinta yang dikirimkan Jung Do Ryong. Ya iyalaaah sama!
Wong yang nulis juga sama orangnya.
Yoon Sung dan Ra
On berjalan bersisian sehabis menangkap ayam. –wait, bukannya lokasi tangkap
ayam dan kediaman Perdana Menteri berada di satu areal yang sama? Trus hendak
ke mana Yoon Sung dan Ra On? Background di belakang mereka seperti jalanan
masuk hutan dengan pemandangan batang-batang pohon bambu—
Yoon Sung tak
lepas memandangi Ra On. Sebelum Yoon Sung menebak, Ra On lebih dahulu mengaku
bahwa dirinya adalah orang yang sama yang pernah menyamar supaya bisa lepas
dari petugas kerajaan tempo hari.
“Aku tidak
berbicara tentang itu,” sela Yoon Sung.
Ra On berdehem, “apa
lagi yang perlu dibicarakan?”
Yoon Sung
terbayang lagi saat ia menyentuh dan menarik bahu Ra On hingga merapat padanya
di malam ketika Ra On nyaris ketahuan oleh petugas kerajaan. Lalu kejadian
sebelumnya saat ia menangkap tubuh Ra On yang jatuh melayang dari atas atap
nyaris menimpanya.
“... apa kau benar-benar
seorang kasim?” tanyanya.
Ra On berdehem
lagi, berusaha menyembunyikan kegugupannya. “Tentu saja,” katanya. “Apa ada
sesuatu seperti kasim palsu?”
“Apa kau
benar-benar ingin menjadi kasim?”
“Sepertinya kau
merendahkan kasim hanya karena kami memiliki cacat? Apa kau mencoba untuk
mengatakan kasim itu bukan seorang pria sejati?”
“Bukan itu yang
aku maksud...”
“Kalau begitu
maksudmu aku tidak layak menjadi seorang kasim karena aku pernah dikejar
petugas kerajaan?”
“Bukan.”
Yoon Sung
memajukan wajahnya mendekat ke Ra On. “Tidak ada kasim secantik dirimu.” Ia
kemudian tersenyum penuh arti. “Lagipula tidak ada yang salah dengan seorang
pria yang terlihat cantik.” Yoon Sung menepuk santai pundak Ra On. Hanya itu
yang ingin ia katakan.
Ra On
menghamburkan helaan napas lega. Ditinggalkannya Yoon Sung.
Majimaksarang.blogspot.co.id
Kasim Sung
menyangka Ra On pasti sudah lelah
sekarang setelah bertempur melawan ayam
wkwk. Belum tahu dia... Kasim Sung belum jauh melangkah, tatapan matanya
menubruk setumpuk ayam betina yang sudah tak sadarkan di sebuah bangku panjang.
HAHAHAHA, makin dramatis saat seekor ayam gemuk gedebukan ke tanah. Masih
setengah sadar kalik ya? Rada-rada fuyeng ya, Yam? Kasian.
Kasim Sung
mengomel, Ra On benar-benar menangkap 20 ekor. Kim Ui Gyo datang marah-marah
gara-gara ayam-ayam itu. Secepatnya, Kasim Sung putar badan, melarikan diri
wkwk.
Pesta di
kediaman Perdana Menteri berlangsung meriah. Perdana Menteri Kim menyebut
dirinya pohon yang indah, lalu siapakah pohon yang sakit? Raja atau Putera
Mahkota Hyomyeong (Lee Young)? Perdana Menteri mengajak bersulang para hadirin
yang datang memenuhi undangan. Sebuah panah melesat cepat mengenai gelas berisi
arak yang diangkat Perdana Menteri. Para hadirin kocar kacir seketika. Dasar
pengecut, digertak dikit aja pada maburrr. Perdana Menteri melihat sosok
berbaju hitam bertopeng yang telah menembakkan anak panah tersebut. Ia
memerintahkan anak buahnya agar segera menangkap orang itu.
Langkah anak buah Perdana Menteri tertahan di gerbang. Ada sesuatu yang menahan mereka di sana. Siapa? Ialah Lee Young and his left hand, Byeong Yeon! Rigth hand-nya Lee Young itu Kasim Jang kkkk. Proses munculnya Lee Young yang perlahan keren banget. Susah deeeh yang udah tampan dan berkharisma dari sono-nya. Dipakai efek apa pun, hasilnya pasti cakep. “Simpan pedangmu, ini adalah Putra Mahkota.” Byeong Yeon menghalau para anak buah Perdana Menteri yang mencoba mendekati Lee Young. And for a moment let me fangirl-ing over Kim Byeong Yeong! Argh, he was so cool during that scene.
Langkah anak buah Perdana Menteri tertahan di gerbang. Ada sesuatu yang menahan mereka di sana. Siapa? Ialah Lee Young and his left hand, Byeong Yeon! Rigth hand-nya Lee Young itu Kasim Jang kkkk. Proses munculnya Lee Young yang perlahan keren banget. Susah deeeh yang udah tampan dan berkharisma dari sono-nya. Dipakai efek apa pun, hasilnya pasti cakep. “Simpan pedangmu, ini adalah Putra Mahkota.” Byeong Yeon menghalau para anak buah Perdana Menteri yang mencoba mendekati Lee Young. And for a moment let me fangirl-ing over Kim Byeong Yeong! Argh, he was so cool during that scene.
Perdana Menteri
memerintahkan mereka menyingkirkan pedang dan menyapa Putra Mahkota dengan
baik. Lee Young tersenyum ke arah Perdana Menteri sambil mengangkat sesuatu
dalam bungkusan di tangannya—arak kah?
Setibanya di
hadapan Perdana Menteri, Perdana Menteri bertanya ada hal apakah kiranya yang
membawa Pangeran Hyomyeong keluat istana?
“Aku tidak bisa
melewatkan pesta dengan minuman dan musik. Anak yang dikandung Ratu adalah
adikku. Apakah aneh kalau aku ingin merayakannya bersamamu?” tanya Lee Young.
Ia kembali menjadi Putra Mahkota yang slenge’an. Mau tak mau, Perdana Menteri
menerima arak pemberian Lee Young.
“Tapi kenapa
kalian semua terlihat begitu serius saat sedang berpesta?”
Byeong Yeon
melihat surat yang tertancap bersama anak panah di dinding. Begitu juga dengan
Lee Young. Ia mengambil surat itu dan membacanya. “Ada makhluk-makhluk berbudi
luhur. Para pejabat adalah mak.hluk berbudi luhur. Semua orang tidak bersalah.
Kemiskinan ini satu-satunya dosa mereka. Para pejabat diperas oleh orang-orang.
Orang-orang yang hidup dalam kemiskinan, karena pejabat.”
Lee Young
mengulum senyum—entah maknanya apa. “Benarkah?” katanya pada Perdana Menteri
Kim. Juga pada pejabat lain yang hadir di sana. Tak ada yang menimpali
ucapannya. Ia lantas melanjutkan bahwa bagaimana mungkin para pejabat
disalahkan atas kemiskinan yang menimpa para rakyat, Raja yang tidak bisa
mengendalikan para pejabat yang harus disalahkan. Kalimatnya ini membuat
wajah-wajah di depannya kaget. “Itu hanya lelucon,” tingkahnya.
“Sekarang, mari
kita rayakan kehamilan Ratu. Maukah kau menuangkan satu gelas untukku?” pinta
Lee Young pada Ui Gyo. Karena Ui Gyo tak bereaksi, ia beralih pada Geun Gyo.
Sama saja. Terakhir ia mengarahkan gelasnya pada Perdana Menteri. Byeong Yeon
memanggilnya saat itu. Lee Young membalikkan tubuh dan mendapati kehadiran Yoon
Sung.
“Bolehkan aku
menuangkan segelas anggur untukmu?” tanya Yoon Sung. Kening Lee Young berkerut.
Trio Ra On, Do
Gi dan Sung Yeol muncul dari lain setelah keributan kecil itu usai. Tak ada
pesta. Hanya menyisakan Lee Young, Yoon Sung yang duduk semeja, sedangkan
Byeong Yeon berdiri di sisi kursi pangeran. Ra On hanya sempat menikmati pemandangan sosok Lee Young
dari belakang ㅋㅋㅋ
Lee Young tak
seinci pun menampakkan wajah senangnya dengan kehadiran Yoon Sung, berbanding
terbalik dengan Yoon Sung. Yoon Sung menyesal tak segera mengunjungi pangeran
sekembalinya ia dari Qing (China). Lee Young menyambut dingin, Yoon Sung tak
perlu menemuinya.
“Kau dan aku tak
sedekat itu. Kau masih tetap pembohong yang buruk,” sindir Lee Young.
“Dan kau masih
tetap dingin padaku,” sela Yoon Sung tersenyum. /wae nae gaseumi appasso ㅜ.ㅜ/
“Apa itu
mengganggumu?”
“Aku tidak bisa
mengatakan tidak. Kau adalah...”
“Aku adalah
temanmu.” Datar sekali wajah Lee Young. Sekilas kemurungan tampak di wajah Yoon
Sung. Auch. Sebuah penolakan yang menyakitkan atas keramahannya. Saya mungkin
bisa salah, tapi di scene ini saya
merasa Yoon Sung tulus terhadap Lee Young. Yoon Sung menawarkan diri menuangkan
minuman untuk Byeong Yeon, tapi pria berbaju hitam itu bergeming.
“Kenapa? Kau
tidak mau karena aku bukan temanmu lagi?”
“Aku tidak
pernah minum saat aku sedang menjaga Putera Mahkota,” tampik Byeong Yeon.
“Kau masih tetap
seorang hamba setia dari Yang Mulia, dan juga teman dekatnya.” Kata Yoon Sung.
Byeong Yeon
melirik Lee Young. Tanpa mengatakan apa-apa Lee Young meminum araknya. /Saya
sudah bisa menebak apa yang kira-kira telah terjadi pada persahabatan tiga
orang ini, dan penyebabnya pasti tak jauh dari urusan tahta/
Di kejauhan,
Perdana Menteri Kim dan Ui Gyo mengamati ketiga orang itu. Kata Ui Gyo, Yoon
Sung lebih baik dan cocok dari Lee Young untuk menduduki posisi Putera Mahkota.
Satu-satunya hal buruk yang menghalangi jalan Yoon Sung adalah karena ia
terlahir dari keluarga Kim. Waeyo?
Apa mungkin karena Yoon Sung bukan keturunan langsung Raja Soonjo?
Perdana
Menteri Kim teringat kejadian 8 tahun silam sewaktu peramal wajah yang telah
mengamati wajah Putera Mahkota datang melaporkan hasilnya padanya. Menurut
peramal wajah itu, Putera Mahkota mungkin terlihat lemah hati karena
penampilannya yang lemah lembut, tapi sebenarnya dia sangat kompetitif dan
berani. Ia bisa melihat kharisma dari anggota keluarga kerajaan di wajahnya.
Berita buruknya, menurut ramalannya putera mahkota ditakdirkan berumur pendek.
Ia juga bisa merasakan energi yang jarang ada dimiliki salah satu temannya.
Temannya itu terlihat berhati hangat dan berani seperti orang yang hebat. Anak
tersebut memiliki wajah dari seseorang yang bisa menjadi Raja yang hebat. Dia
mengenakan tutup kepala dengan bordir bangau.
Perdana
Menteri Kim menghardik si peramal. Itu benar-benar tak masuk akal. Ia akan
berpura-pura tak mendengar apapun tentang hal itu. Ia melarang peramal itu tak
mengatakan kepada siapapun apa yang baru saja peramal itu sampaikan padanya.
Perdana
Menteri Kim menemui Yoon Sung dan rombongan Putera Mahkota yang sedang bermain
bersama di salah satu halaman istana. Tutup kepala dengan bordir bangau itu
adalah apa yang dikenakan Yoon Sung.
Lee Young dan
Byeong Yeon meninggalkan Yoon Sung. Perdana Menteri Kim menoleh pada Ui Gyo, “bukankah
waktunya tepat? Putera Mahkota muncul ketika panah ditembakkan?”
Jadi kecurigaan
itu diarahkan pada Lee Young?
Sementara Lee
Young sendiri turut bertanya-tanya siapa pelaku penembakan itu.
Ra On menjamu
Lee Young ayam masak dari kediaman Perdana Menteri. Mendengar itu, Lee Young
menolak makan.
“Aigooo, kau
masih tak tahu bagaimana menghargai sebuah hadiah?” Ra On memanyunkan bibirnya.
“Padahal ini adalah hadiah terakhir yang bisa aku berikan kepadamu,” kata Ra On
setengah berbisik.
“Apa?” kaget Lee
Young.
Ra On tersenyum.
“Sepertinya kau marah tentang sesuatu.” Disodorkannya piring berisi ayam kepada
Lee Young. “Kalau kau marah dalam keadaan lapar, kau akan sengsara.”
“Apa kau merasa
sengsara saat kau lapar? Tidak semua orang merasakan hal yang sama sepertimu.
Jangan berpikir orang lain akan sepertimu. Aku belum pernah kelaparan
sebelumnya.”
Lee Young
berniat meninggalkan Ra On dan ayamnya.
“Mungkin kau
belum pernah merasakan kelaparan sebelumnya. Tapi kau pasti sudah berkali-kali
merasakan patah hati,” ucap Ra On.
“Apa?” Lee Young
terpancing.
“Sangat mudah
untuk membantu orang-orang yang lapar. Tapi sulit untuk menghibur orang-orang
yang patah hati karena mereka—orang-orang yang patah hati itu cenderung untuk
berbohong bahwa mereka baik-baik saja.”
Lee Young
menyuruh Ra On berhenti mengoceh.
“Bagaimana
tentang ide berbagi kasih sayang dengan seseorang yang kaya hatinya?” Dengan
wajah tersenyumnya, Ra On memberikan tawaran pada Lee Young. Dan bagi Raon,
orang paling kaya hatinya di seluruh Joeseon adalah dirinya. Wkwkwk. Ia
memberikan sepotong paha ayam paling besar pada Lee Young.
Majimaksarang.blogspot.co.id
Myungeun membaca
nasihat yang tertulis di lembaran kertas berwarna merah.
Kau
tidak memiliki nafsu makan, tapi itu bukan karena makanan. Kau merasa lemah,
tapi itu bukan karena suatu penyakit. Tidak ada obat untuk penyakit cinta. Ini
bukan waktunya untuk mengatasi perasaan itu. Kau harus menahan rasa sakitnya.
Daripada berpikir kau mencintai seseorang yang tidak bisa kau miliki, mencoba
beroikir bahwa kau membuat kenangan yang baik, yang bisa kau hargai untuk waktu
yang lama.
Waaah. Advice-nya Ra On spot on bener. Ini bukan hanya untuk Puteri Myungeun—tapi juga
untuk para brokenhearts di luar sana.
Sesuatu yang tidak bisa membunuhmu (seharusnya) akan membuatmu semakin kuat.
Tidak ada pilihan selain terus melangkah ke depan. Patah hati hanya satu dari
sekian banyak luka yang ditawarkan kehidupan.
Kelak, di suatu hari yang teduh, kita bisa mengenang hari-hari gelap itu dengan wajah sumringah. Karena
kita berhasil membuktikan bahwa kita kuat.
Myungeun memeluk
kertas merah itu sambil menangis. Tiba-tiba ia tersadar akan sesuatu. Dikeluarkannya
surat dari laci mejanya. Ia membandingkan surat yang diterimanya dari Jung Do
Ryong dan kertas berwarna merah lainnya. Persis sama. Tak ada bedanya. Kan yang
nulis Ra Ooooooon. Myungeun berteriak marah.
Byeong Yeon
sudah ikut bergabung makan ayam bersama Ra On dan Lee Young. Ra On berkata ia
melihat Putera Mahkota beberapa saat lalu di kediaman Perdana Menteri Kim.
Sontak Lee Young melirik ke arah Byeong Yeon.
“Kau melihat
Putera Mahkota?” ulang Byeong Yeon.
“Bukan wajahnya.
Hanya bagian belakang kepalanya,” tukas Ra On
Doeeeeeng! Lee
Young bernapas lega. Gantian Byeong Yeon yang melirik Lee Young HAHAHAHA.
Ra On bertanya
kepada pria di hadapannya apakah mereka tahu apa julukan untuk Putera Mahkota?
Lee Young sok tertawa cool. Percaya diri benerrrr julukannya
bakalan bagus.
“Apa itu?
Pangeran Cantik?” tanyanya.
“Pangeran
Kotoran.” Yang menjawab Byeong Yeon. Wajahnya tertuju pada makanan. Tanpa
ekspresi. Lee Young menghadiahi tatapan tajam Byeong Yeon.
“Lihat! Semua
orang tahu!” cetus Ra On bahagia. Coba kalau dia tahu siapa putera mahkota
itu... Hukuman gantung barangkali tidak akan cukup.
“Bagaimana dengan yang lain?”
“Darah Campuran.”
Err. Voldemort? Half-Blood Prince.
HAHAHAHAHA. Toloong deh Byeong Yeon cerdas bingit.
Siuuung! *efek
suara pedang terhunus* Lee Young menancapkan sendoknya ke meja. Ekspresinya
menyiratkan kalau ia siap menelan mentah-mentah Byeong Yeon.
“Itu benar!”
sambut Ra On. “Mereka mengatakan setengah dari darah Putera Mahkota adalah dari
binatang dan setengah lainnya dari manusia. Dan dia tidak tahu kapan dia boleh
atau tidak boleh menggonggong seperti anjing gila—“
Lee Young
memutus celotehan menjengkelkan Ra On dengan memasukan sepotong daging ayam ke mulut gadis itu. HAHAHA. Sedangkan
Byeong Yeon berhenti makan sejenak. Sadar ia sudah salah bicara wkwk.
“Ngomong-ngomong
apa dia benar-benar pemarah?” tanya Ra On lagi.
Lee Young
membanting sendoknya “Sudah kukatakan untuk berhenti!”
Byeong Yeon tak
bisa menahan tawa. Ra On takjub melihatnya. Ia menyangka Byeong Yeon memiliki masalah
dengan ekspresi wajahnya. Ditatap sedemikian oleh Lee Young membuat Byeong Yeon
terbatuk, salah tingkah.
“Aku tidak
tertawa,” katanya berbohong.
“Aku melihatnya,”
balas Lee Young.
Byeong Yeon
memucat.
“Kau pasti
menganggap julukan untuk Pangeran Mahkota ini lucu.”
Byeong Yeon
skakmat, tak bisa menemukan kata-kata untuk membela diri. Ia terbatuk keras.
Lee Young menepuk punggungnya. “Pasti ada sesuatu yang menyangkut di
tenggorokannya.”
Chemistry
trio
ini benar-benar bagus. Lucunya, tak ada satu pun dari mereka yang sudah saling
mengenalkan diri masing-masing. Alamiah saja.
Pagi hari, para
peserta pelatihan kasim sedang membersihkan halaman istana. Sam Nom sudah
kelewat bahagia membayangkan dirinya gagal mengikuti ujian ketiga.
“Apa kau yang
bernama Hong Sam Nom?” Seseorang muncul di belakangnya. Ra On belum sempat
mengatakan apa-apa ketika mulutnya dibekap. Ia diseret dari sana.
... dan ia
berakhir di penjara. Di sampingnya sudah ada Do Gi.
Puteri Myungeun
juga berada di sana bersama rombongannya. Ia bertanya apakah benar kalau Ra On
yang menulis kalimat di lembaran kertas berwarna merah itu? Ra On mengakuinya.
Myungeun menjatuhkan sehelai kertas lagi—surat Jung Do Ryong. Ra On terbata-bata.
Myungeun marah
besar. “Beraninya kau mengejekku dengan menulis surat cinta atas nama orang
lain? Beraninya seseorang seperti kau—“
“Tuan Puteri?”
Ra On tersentak. Saat itu ia segera menyadari apa yang sebenarnya telah
terjadi. Ia menunduk, air matanya berhamburan. “Aku sudah melakukan dosa besar!”
“Baguslah kau
menyadarinya.” Usai berkata demikian, Myungeun menarik gagang pedang milik
salah seorang pengawalnya. “Aku akan membunuhmu sesuai permintaanmu!” Myungeun
mengangkat pedang itu.
Ra On dan Do Gi
menutup matanya rapat-rapat.
Suara yang
muncul dari belakang menghentikan gerakan Myungeun. Desah napas lega
dihembuskan Ra On. Myungeun membalikkan badan. Terdengar tapak-tapak langkah
kaki menyentuh anak tangga. Salah satu pelayan Myungeun memanggil nama Seja (Putera Mahkota) lalu menundukkan
kepala hormat.
—well,
Ra On-ah, dialah sosok Putera Mahkota yang kamu hina habis-habisan
malam sebelumnya. Chukkae.... ㅋㅋㅋ
Bersambung
ke episode 3
Sinopsis Moonlight Drawn By Clouds Episode 2
by
Azzy
on
8/29/2016 04:30:00 AM
Majimaksarang.blogspot.co.id Pangeran Hyomyeong : Apa kau pikir kau bisa menanggung akibatnya? Ra On : Ya. Aku akan melakukan apap...