Sinopsis IRIS 2 Episode 3 part 2
Yoo Gun lebih dahulu
tiba di depan kamar Representativ Kwon
Young Chan Seorang pengawal melarangnya masuk. Rombongan Korea tidak
diperbolehkan untuk masuk.
Yoo Gun tanpa
buang-buang waktu membanting pengawal tersebut mengikut seorang rekannya yang
lain hahaha. Good job, Yoo Gun! Ia masuk ke dalam kamar tapi tidak bisa mencapai
ruangan terjadinya insiden karena tembakan beruntun yang datang dari luar masih
berlanjut. Yeon Hwa berhasil kabur. Park Chul Young menahan geram mengetahui
hal itu.
“Tangkap dia. Apapun
yang terjadi tangkap dia hidup-hidup!”
Yoo Gun muncul. Ia
berlari ke arah jendela yang kacanya retak.
Yoo Gun bergegas mengejar si penembak jitu bertopeng. Sementara itu, si
penembak jitu yang ternyata adalah Joong Won melarikan diri dengan cepat.
Hyun Woo, Soo Yeon dan
anggota keamanan lainnya mengamankan Jo Myung Ho di ruangan lain. Soo Yeon
meminta agar seluruh jendela ditutup agar ruangan tidak terlihat dari luar.
Terjadi aksi kejar-kejaran antara Yoo Gun dan Yeon Hwa. Semuanya berlangsung
dengan cepat. Yeon Hwa kabur pake mobil trus mobil polisi pada bermunculan. Soo
Yeon menjemput Yoo Gun dengan mobil untuk melanjutkan pengejaran. Yoo Gun
bilang area AP harusnya diblokir dari arah kanan
Choi Min melaporkan
kronologis pembunuhan Representativ Kwon Young Chan kepada Jo Myung Ho. Ada dua
pembunuh, salah satu dari mereka diketahui adalah seorang wanita.
“Apa kau sudah
mengetahui kebangsaan mereka ataukah yang lainnya?” tanya Jo Myung Ho.
“Belum. Tapi aku yakin
ada kemungkinan besar bahwa IRIS berada di balik ini, tentu saja kita tidak
bisa meniadakan kemungkinan keterlibatan tentara garis keras Korea Utara,”
jawab Choi Min.
Pria yang selalu
mendampingi Jo Myung berkata bahwa pesawat Kepresidenan siap berangkat dalam
waktu dua jam ke depan. Ia menyarankan agar Jo Myung Ho bersiap-siap. Kemarahan Jo Myung Ho meledak.
“Kenapa harus sekarang?”
Ya, wajar Jo Myung Ho
marah. Ia adalah salah satu pihak yang teramat sangat membina hubungan baik
dengan Korea Utara. Ia menaruh harapan yang sangat besar pada pertemuan tersebut akan mencapai
kesepakatan damai dua negara sedarah itu. Tapi apa daya, IRIS dan pihak lain
ada yang tidak menyukainya.
Penonton nahan napas di adegan ini. Mobilnya Yeon Hwa yang putih |
Yeon Hwa masih dalam
pengejaran. Satu mobil dikejar lebih dari dua mobil lainnya, mbok ya cepet
ketangkep ini malah muter-muter lama *abaikan*
Yoo Gun mengadakan
hubungan dengan Tim Dispatch NSS pusat. Ketua Tim Dispatch memberikan koordinat
keberadaan Yeon Hwa. Semua sibuk. Nggak di Korea nggak di Hungaria. IRIS selalu merepotkan. >_<
Yeon Hwa berhasil
terkepung di sebuah jembatan panjang, detik-detik menegangkan. Polisi
menodongkan senjata ke Yeon Hwa. Tidak nampak raut ketakutan di wajahnya.
Tatapan pembunuh berdarah dingin Yeon Hwa. Rrrr. |
Ia
melihat ke arah jam besar yang menggantung di jembatan itu. saat jarum jam
tepat menunjukkan pukul 6 teng, Yeon Hwa melompat ke bawah jembatan yang
tingginya subhanallah bikin lutut lemes.
Tak ada satupun peluru polisi yang
mengenainya. Sebuah kapal kecil yang dikemudikan Joong Won sudah menanti Yeon
Hwa. Yeon Hwa selamat Sepertinya memang sudah direncanakan dengan matang
berikut plan A, B dan C tentang hari itu. pelarian diri yang sempurna. Joong
Won mengomeli Yeon Hwa yang tanpa perasaan takut melompat dari jembatan (belum
tau nih si Joong Won kalau Yeon Hwa udah nggak bisa dibilangin karena niat
balas dendam yang mengakar kuat dalam dirinya), Serem kan?
Joong Won melemparkan
remote control bom mobil Yeon Hwa.
“Dengar baik-baik, bom
yang ada di mobil berbeda dengan yang Jerman dan itu adalah model TNT 40612...”
Dan...
Dhuuuaaaar! Yeon Hwa
menekan remote control itu sehingga bom yang terpasang di mobil Yeon Hwa
meledak menghentak hingga ke NSS pusat. (Denger pake monitor mereka, pasti
kupingnya sakit semua tuh. Untung Cuma drama hehe).
Joong Won melotot tak
kalah kagetnya, “haruskah kau buru-buru seperti itu? Aku sedang bicara
denganmu. Setidaknya kau harus biarkan aku selesaikan omonganku baru pencet
tombolnya. Dan barusan, seandainya saja aku datangnya terlambat beberapa detik
kau sudah membentur pinggir kapal dan tewas! Belajar sedikit sopan santun!”
Yoo Gun dan Soo Yeon
melihat api hitam masih mengepul dari arah jembatan penyeberangan.
“Mareka harus mengganti
dengan mobil. Satu-satunya tempat di mana mereka bisa diam-diam menyandarkan
kapal mereka adalah Pulau Cespel,” kata Yoo Gun. Ia memerintahkan Hyun Woo
supaya segera ke dermaga Pulau Cespel.
Joong Won mengingatkan
Yeon Hwa kalau pekerjaannya selesai di sana saat itu dan melarang Yeon Hwa agar
jangan muncul lagi mencarinya. Joong Won
menyuruh Yeon Hwa memasukkan uang (upahnya) ke rekening Duonyakgom.
“Kau tahu Duonyakgom
yang mengikutiku kemana-mana... Jangan memasukkan uangnya ke rekeningku karena
ada perintah penyitaan di rekeningku.”
“Tentu saja kalau kita
bisa keluar hidup-hidup,” cetus Yeon Hwa dingin.
“Apa?”
“Kalaupun kau mau mati,
kau boleh mati setelah menyetor uangku. Paham?”
Mereka akhirnya tiba di
dermaga. Sebuah mobil merah sudah
menunggu. Joong Won melemparkan kunci mobil pada Yeon Hwa. “Kau yang menyetir.”
NSS kehilangan jejak
Joong Won dan Yeon Hwa. Tim Disptach NSS kembali bekerja keras.
Dalam perjalanan, di
dalam mobil Joong Won menyindir Yeon Hwa, “Kenapa kau tidak berhenti merengut
sebentar saja? Kau kan sudah bayar mahal untuk mengerjakan wajahmu. Sepanjang
hari bagaimana bisa kau merengut terus seperti itu?”
“Oppa, aku sudah cukup
dongkol sekarang. Tidak bisakah kita berkendara dengan tenang?”
“Karena itu kusuruh kau
tersenyum! Tidak pernah dengar pepatah ya kalau kau tersenyum, kau jadi
beruntung? Tapi semakin aku melihatmu, semakin aku merasa lebih menyukai wajah
aslimu. Meskipun kau dulu terlihat sederhana, tapi kau terlihat kokoh dan
terampil dalam berkelahi.” Joong Won terbahak usai mengatakan itu. “Kau
menyesalinya sekarang, kan?” *Err, chakkaman, Yeon Hwa oplas? -_-
Yeon Hwa terlihat kesal,
ia hendak mengatakan sesuatu namun ia melihat sesuatu yang lebih mengagetkan.
Mobil yang membawa Yoo Gun dan Soo Yeon datang dari arah kanan dan terjadi
tabrakan langsung yang keras dan cukup fatal. Joong Won terdorong keluar dari
mobil. Ia dan Yeon Hwa melarikan diri dengan cepat. Yoo Gun dan Soo Yeon terus
mengejar dengan senjata siap sedia di tangan. Mereka melakukan pengejaran
terpisah, Yoo Gun mengingatkan Soo Yeon agar hati-hati.
“Hyun Woo, kami berada
di gedung NTO. Saat kau tiba, ambil posisi di area C. Aku akan mengejar mereka
dari area A dan B. Dan juga minta bantuan dari pihak berwenang hungaria,” kata
Yoo Gun. Yoo Gun sekilas melihat Yeon Hwa berlari dari seberang.
Dari puncak
gedung lain, Joong Won membidikan senjatanya ke arah Yoo Gun yang mengejar Yeon
Hwa. Karena diberondong peluru sedemikian rupa, Yoo Gun lagi-lagi harus
kehilangan jejak Yeon Hwa. Ia memberitahu Soo Yeon kalau Yeon Hwa bergerak dari
area A ke area B.
(Aku hanya akan
memberikan piku scene fighting Yeon Hwa-Soo Yeon dan Joong Won-Yoo Gun, karena aku agak kesulitan menuliskannya. Walau udah biasa menulis cerpen tapi menulis sinopsis adegan fighting bagiku sedikit melelahkan *ngeles dikit*)
Yoo Gun berhasil menangkap Joong Won dan mereka terlibat adu pukul |
Gak berkedip liat scene fighting-nya. Keren |
Joong Won berhasil
melarikan diri dan Yeon Hwa tertangkap. Tim NSS dan Tim Keamanan Korut bertemu
di lokasi penangkapan Yeon Hwa.
Yoo Gun mengatakan salah satu tersangka pria
kabur. Ia juga mengingatkan Park Chul Young harus mencari dalang siapa dibalik
insiden hari itu jika tidak ingin dituduh sebagai otak dibalik semuanya. Park Chul Young ingin
melakukan pembelaan tapi Yoo Gun menyela cepat.
“Aku memiliki banyak
bukti. Ada seorang pria yang memiliki logat Korea Utara. Pria itu adalah mantan
prajurit Korea Utara dan aku yakin dia menerima pelatihan militer khusus. Dan
anda, apa yang anda bicarakam dengan wanita ini saat di perjamuan hotel? Apa
anda memberikan dia perintah membunuh?”
Seorang pengawal Park
Chul Young marah mendengar tuduhan Yoo Gun. Ia menodongkan senjatanya ke arah
Yoo Gun. Soo yeon tidak tinggal diam, ia turut menodongkan senjatanya ke arah
pengawal itu. sontak dua pihak saling menodongkan pistol mereka satu sama lain.
Park Chul Young menegur
anak buahnya untuk menurunkan senjatanya.
“Aku akan memberikan
janjiku. Aku pasti akan mencari tahu siapa di balik pembunuhan ini.“
Yoo Gun mengangguk. Kedua
Tim tersebut berpisah.
Yeon Hwa menahan langkah Park Chul Young. Yeon Hwa
bilang tak ada gunanya membunuhnya karena ia tidak akan mengatakan apapun. Saat
itulah Park Chul Young melihat seorang sniper sedang mengarahkan senjatanya pada
Yeon Hwa. dan dengan segera
menghindarkan diri dari rentetan tembakan. Untunglah tidak ada yang terluka.
bunyi tembakan itu sempat terdengar Yoo Gun team yang belum sepenuhnya
meninggalkan lokasi itu.
Sniper yang ternyata
anak buah Rey melapor kalau ia gagal membunuh Yeon Hwa. Ia tanya apa yang harus
ia lakukan? Di seberang telepon, Rey menjawab segera melapor karena mereka
harus memulai misi selanjutnya.
Melihat aksi penembakan
itu, Yoo Gun tertegun lama. Kata-kata Baek San yang bilang tidak tahu siapa
target IRIS di Hungaria apakah Korea utara atau Korea Selatan tapi ia yakin
akan terjadi sesuatu yang besar di Hungaria.
“Representativ Jo Myung
Ho dalam bahaya.”
Anak buahnya kaget.
“Apa maksudmu?”
“Mereka mengincar kita
berdua (Korea Utara dan Korea Selatan),” kata Yoo Gun sambil berlari keluar
menuju mobilnya. Begitupun anggota NSS yang lain.
Choi Min dan rombongan Jo Myung Ho menuju landasan udara hendak meninggalkan Hungaria |
IRIS menahan mereka di tengah jalan, aksi tembak menembak terjadi. Tak lama kemudian timnya Yoo Gun datang. Soo Yeon berhasil menembak seorang sniper yang mencoba menembak Jo Myung Ho |
Jo Myung Ho tertembak oleh Rey |
Usai menembak Jo Myung Ho, Rey memerintahkan anak buahnya untuk mundur. Soo Yeon mencoba menembak Rey tapi tangannya gemetar. Saat itu Rey pun juga mengarahkan senjatanya pada Soo Yeon. Yoo Gun yang menyadari itu terhenyak.
Bersambung ke episode 4
Komentar :
Aku sudah nonton sampai
episode 6, minggu depan di Korea IRIS 2 akan menayangkan episode 7-8. Setelah
aku menonton episode 5 dan 6, aku berpikir barulah di episode 5 alur cerita
IRIS benar-benar jelas. Kalau mau jujur, episode 1-4 lebih banyak buang-buang waktunya.
Jalan ceritanya juga ngabur sana-sini. Kenapa rating IRIS bisa berada di urutan
ketiga di time slot penayangannya? Mungkin salah satunnya karena jalan
ceritanya yang tidak fokus saat pertama kali di tayangkan. Semoga SW-nim bisa
memberikan pengembangan ide cerita yang lebih briliant dan bikin penontonnya
nggak lari dan pindah ke saluran tetangga. Lee Joon mulai muncul di episode 5.
Sangat suka dengan peran yang dia mainkan. Tipikal angkuh dan over percaya diri
hahahaha. Kalo di Ninja Assassin line Ijun yang terkenal adalah "You
shouldn't do that," maka di IRIS beda lagi, "I'm better than
you!" Sombong kali kau, nak..
No comments:
Post a Comment
Haiii, salam kenal ya. 😊