Sinopsis IRIS 2 Episode 2 Part 3
Penutup episode 2 part 2, seseorang sedang menelpon
terkait Baek San. Dan sehabis itu, ada seorang perempuan yang datang memeluknya
dari belakang. (Entah kenapa, aku teringat style sekretaris NSS begitu melihat
nih cewek. Curiga.com).
Di markas IRIS, Rey menelpon seseorang. Siapakah
orang yang ditelpon Rey? Yeah, dia adalah sekretaris NSS. Dialah yang menjadi
mata-mata IRIS di NSS. Dia juga yang membocorkan lokasi pemindahan Baek San.
Ckckck. Rey memperingatkan sekretaris bahwa dia hanya punya satu kesempatan
terakhir. Rey berkilah kalau saja ia tahu ada jalan rahasia maka mereka tidak
akan gagal membebaskan Baek San.
Yeon Hwa berdiri di belakang saat Rey menelpon sekretaris, Aura pembunuh. |
Sekretaris kembali ke tempat tidurnya. Ada pria
sedang tidur. Ia terbangun mendengar kedatangan sekretaris. Siapa yang
menelpon, tanyanya. Sekretaris bilang kakak sepupunya yang belum lama datang
dari New York. Saudaranya itu bertanya soal pekerjaan rumah tangga. “Kau bilang
dia hidup sendirian.” Pria tersebut bergumam. Ya, jawab sekretaris. (komen,
penasaran banget sama pria yang tidur dengan sekretaris. Nih sekretaris NSS
bener-bener mencurigakan tindak-tanduknya. Jangan-jangan dia bukan Cuma jadi
mata-mata IRIS. Hiiii).
Budapest,
Hungaria
Seorang perempuan berpakaian serba hitam keluar dari
pintu bandara lalu menyetop sebuah taksi
. Tanpa membuka kacamata hitamnya pun kita sudah bisa tahu siapa adanya
dia. Yoen Hwa. Untuk apa Yoen Hwa ke
Budapest? Tentu saja dalam rangka menjalankan misi IRIS.
Soo Yeon sedang berlatih menembak. Dia baru
menyadari kehadiran Yoo Gun setelah mengusaikan sesi latihan mandirinya. Agak
gimana gitu liat Yoo Gun membawakan tas Soo Yeon hehe. Soo Yeon tanya sejak
kapan Yoo Gun datang? Dia tidak mendengar apapun. Yoo Gun tidak menjawab tapi
malah mengetuk dinding kaca sambil tertawa. Artinya, Soo Yoen terlalu serius
latihan hingga tidak menyadari kedatangan Yoo Gun.
“Aku sudah bilang jangan pegang senjata untuk
sementara waktu.” Yoo Gun mengingatkan.
“Aku merasa lebih baik hari ini, jadi pertama kalinya
aku mencoba setelah terluka.”
“Aha, aku tahu segera setelah kau keluar kantor, di
sinilah tempat pertama kali yang kau datangi. Jadi apa yang kau bicarakan itu?”
“Aku ketahuan,” Soo Yeon nyeletuk. Ahahaha, Yoo Gun
tahu kalau Soo Yeon selalu datang ke tempat latihan menembak itu sejak dia
keluar rumah sakit.
Soo Yeon lalu bercerita, sejak ia mulai menembak ia
rasa telah menjadi orang yang ketika keadaan tidak berjalan seperti yang dia
inginkan, ia menjadi gelisah.
“Soo Yeon-ssi... apa kau membutuhkan saran dari
ketua Tim-mu? Ataukah kau butuh dihibur oleh kekasihmu?” tanya Yoo Gun.
“Aku butuh kedua-duanya,” sahut Soo Yeon tersenyum.
Dia maju, hendak memeluk Yoo Gun tapi Yoo Gun menahan bahunya seraya
mengarahkan tatapannya ke atas. Ada CCTV di sana. “Tidak ada tempat untuk
bersembunyi di sini,” kata Yoo Gun. Soo Yeon menggerutu.
Yoo Gun mengajak Soo Yeon pergi.
Ada rapat bersama di kantor NSS. TF-A team, Choi
Min, Direktur Kang dan juga Sekretaris penghkianat. Direktur Kang membuka rapat dengan mengatakan
bahwa mereka tidak bisa dengan butanya mempercayai kata-kata Baek San yang
dipenjara karena pengkhianatan.
Choi Min memotong, “itu tidak mungkin. Pembicaraan
ini diajukan agar sangat rahasia jadi tidak banyak instansi yang mengetahuinya.”
“Jadwal pembicaraan dan representatifnya telah
dirampungkan baru-baru ini. Aku yakin dia memiliki sumber informasi yang tidak
kita ketahui.” Kali ini Yoo Gun ikut memberikan pemikirannya.
“Bagaimana pun, kemungkinan memang ada kode rahasia
di surat kabar yang dia baca,” timpal Soo Yeon.
“Kita mungkin akan dianggap lelucon olehnya,” kata
Direktur Kang.
“Bila Baek San mengetahui pembicaraan tersebut maka
kemungkinan IRIS lebih mengetahuinya lagi.” Balas Choi Min.
“Berapa banyak orang yang dikirim untuk mendukung
staf keamanan kepresidenan?” tanya Direktur Kang.
“Termasuk aku, akan ada Kang Byung Jin dan Kim Ji
Won dari Tim A (TF-A),” jawab Hyun Woo.
Yoo Gun berkata, karena pertemuan tersebut
direncanakan dan diklasifikasikan sebagai sesuatu yang sangat rahasia, pihak
kepresidenan tidak meminta banyak personel keamanan.
Mendengar itu, Direktur Kang memerintahkan semua
agen lapangan dari Tim A akan bergabung dengan staf kemanan selama pembicaraan
berlangsung.
Yoo Gun selaku ketua Tim A (TF-A) mengangguk.
Yoo Gun dan Soo Yeon makan bersama. Soo Yeon lahap
menghabiskan makanannya kontras dengan Yoo Gun. Dia hanya meperhatikan Soo Yeon
dengan lekat. Ditatap sedemikian rupa Soo Yeon menghentikan makannya. Yoo Gun
mengajak Soo Yeon untuk tidak mengikuti misi ke Hungaria. Misi kali ini sangat
berbahaya. Soo Yeon nyeletuk, selama ini Tim A selalu melakukan hal-hal yang berbahaya
Yoo Gun membeberkan ia sudah berjanji
kepada ayah Soo Yeon bahwa ia tidak akan membiarkan Soo Yeon terluka. Yoo Gun
sudah melanggar janji itu satu kali yaitu ketika Soo Yeon tertembak. Jadi ia
tidak akan bisa melanggarnya. Soo Yeon menggenggam tangan Yoo Gun. Kalau tempat
itu sama berbahayanya seperti yang Oppa katakan, apa Oppa pikir aku bisa
bersantai-santai di sini sendirian? Dan juga aku harus berada di sekitarmu biar
bisa melindungimu. Bukan begitu? Aku akan pergi, Soo Yeon memantapkan
keinginannya. Yoo Gun menghela napas panjang.
“Bawa aku bersamamu,” Soo Yeon mengulang kalimat itu
berulang kali. Bawa. Bawa. Bawa.
Yak sok? Pintanya. Molla, Yoo Gun menyerah. Mereka tertawa
bersama.
Hungaria
Seorang pria mengenakan jaket kulit hitam berjalan
mendekati bangku taman yang di duduki Yeon Hwa. Choi Min kan pernah bilang
kalau teroris sekarang tidak lagi menggunakan internet untuk saling bertukar
informasi rahasia melainkan menggunakan cara-cara primitif seperti yang tengah
Yeon Hwa dan pria itu lakukan. Pria itu meletakkan koran yang dibawanya di
bangku. Yeon Hwa mengambil koran itu dan menukarnya dengan malajah yang
dibacanya. Transaksi selesai. Ketika Yeon Hwa beranjak meninggalkan tempat
tersebut, si pria membuka majalah yang ditinggalkan Yeon Hwa. Ada segepok uang
di situ. Tak jauh dari sana, salah satu rekan Yeon Hwa di IRIS mengamati
jalannya transaksi. Di dalam koran yang Yeon Hwa bawa ada foto seorang wanita
dan beberapa keterangan lainnya.
Di Kamboja, Joong Won mengepak barang-barangnya dan
meninggalkan kamar sewaannya. Tebak, Joong Won mau kemana?
Scene lain menunjukan Yeon Hwa sedang menukar
pakaiannya menggunakan pakaian pelayan hotel. Beneran deh, aku merasa scene
sedikit lebay. Cara Yeon Hwa mengganti baju, memakai lipstik dan memakai sepatu
seperti sengaja dipelankan agar menambah kesan apaa gitu, tapi aku
ngerasanya berlebihan hahahaha. Seorang perempuan tergeletak berlumuran darah.
Rupanya wanita itu adalah wanita yang sama yang ada di foto yang terselip di
koran yang dibawa Yeon Hwa tadi. Yeon Hwa menggunakan identitasnya untuk
melaksanakan misi IRIS
Di dalam pesawat yang membawa delegasi Korea Selatan
ke Budapest, Hungaria. Hyun Woo kita yang tampan sedang menjelaskan kondisi
wilayah Budapest. Budapest dikenal dengan jalan-jalannya yang padat.
“Mulai dari bandara hingga tujuan kita, akan memakan
waktu satu jam.”
“Waktu perjalanannya cukup lama,” kata Soo Yeon.
Byung Jin mengatakan keamanan akan ditangani oleh
staf keamanan. Mereka hanya perlu bertanggung jawab untuk keamanan komunikasi
dan pengendalian pers.
“Ada satu hal lagi kali ini,” sela Yoo Gun. “Kita
perlu menyadap rekan bicara kita.”
Semuanya kaget. Menyadap staf Korea Utara?
Tidak tanggung-tanggung, Hyun Woo menambahkan selain
staf keamanan Korea Utara, mereka juga perlu menyadap kamar-kamarnya. Dan itu
adalah tugas Byung Jin. “Kau harus segera melaporkan informasi apapun yang akan
memberikan keuntungan bagi negara kita. Ini adalah rahasia umum di dunia kita.”
Ckck, jadi agen nggak ada enaknya.
“Kita tidak boleh membiarkan informasi kita bocor ke
pihak lain. Jadi waspadalah.” Yoo Gun menutup rapat.
Di bagian lain pesawat, Jo Myung Ho juga sedang
melakukan konsolidasi.
Choi Min duduk sendirian menikmati vodkanya. Staf Myung
Ho keluar menemuinya. Entah staf atau
salah satu orang penting di pemerintah Korea Selatan. Staf itu kelihatan lelah.
Choi Min tanya ada masalah apa? Mencoba menghabiskan banyak waktu dengan mantan
presiden dan presiden yang menjabat, aku sudah terlalu lama melakukan ini,
jawab bapak staf itu (lagi-lagi nggak tau namanya). Choi Min menawarkan vodka
tapi ditolak.
“Tapi kenapa anda memutuskan untuk bergabung dengan
rencana ini?” tanya Choi Min lagi.
“Ini adalah sesuatu yang sampai akhir didesak oleh
mantan presiden. Dan presiden yang baru memintaku untuk bergabung dengan
memberikan pesawat kepresidenan ini untuk digunakan. Jadi aku tidak bisa
berkata apa-apa.”
“Aku sadar bahwa Presiden Ha Seung Jin memiliki
pendapat yang berbeda mengenai pembicaraan ini. Bukankan anda ke sini untuk
memeriksa hal tersebut?”
Bapak staf membuka matanya mendengar tudingan
langsung Choi Min. Dan ia membenarkan.
“Kau dulunya lumayan dekat dengan Presiden Ha Seung
Jin.”
Choi Min tersenyum, “Peta jalan yang beliau
bayangkan sangat berbeda dibandingkan dengan mantan Presiden Jo Myung Ho. Kecuali
ada prasyarat untuk menghentikan percobaan nuklir... beliau tidak akan
memberikan dukungan apapun. Ini bukanlah kebijakan wortel dan tongkat, tapi
justru sebaliknya.”
“Korea Utara tidak akan terlalu senang tentang itu.”
“Musim dingin lalu setelah mereka berhasil
meluncurkan rudal, Korea utara hampir mengembangkan ICBM (Intercontinental
Ballictic Missiles-Rudal Balistik Antar Benua). Bila mereka berhasil dalam
membuat senajata nuklir dan juga mencapai miniaturisasinya. Maka berbagai hal
akan menjadi semakin serius. Aku yakin bahwa Presiden telah memberikan
ketentuan khusus untuk negosiasi pada mantan Presiden.”
Bapak staf menggeleng, ini tidak akan semudah itu,
keluhnya. Ia beranjak bangkit. Ah, bagaimana NSS? Kau baik-baik saja dengan
Direktur? Tanyanya pada Choi Min. Choi Min menanggapinya dengan senyum dikulum.
Sepeninggal bapak staf itu, Choi Min kembali larut dalam alur pikirannya.
Yoo Gun berdiam diri sambil menutup matanya. Ia teringat
kembali kata-kata Baek San bahwa akan terjadi sesuatu yang besar di Hungaria.
Hyun Woo bertanya apa yang sedang Yoo Gun pikirkan.
“Menurutmu apakah IRIS akan muncul?”
“Mereka akan muncul. Tapi yang jadi pertanyaan
adalah bagaimana caranya? Pertanyaannya adalah bagaimana caranya?” jawab Yoo
Gun.
“Apa maksudmu?”
“Setelah melihat laporan insiden yang melibatkan
IRIS, aku menyadari bahwa IRIS selalu menggunakan dua kekuatan yang
bertentangan untuk saling menyerang untuk mencapai tujuan IRIS tanpa perlu
melibatkan diri langsung.”
“Kalau begitu, Korea Utara dan Korea Selatan bisa
memiliki konflik. Kita memiliki dua musuh sekarang? Satu Korea Utara dan
satunya adalah IRIS.” Hyun Woo menarik kesimpulan.
Saat itu Soo Yeon muncul dan menyela percakapan
keduanya. Ia bertanya apa yang Yoo Gun dan Hyun Woo lakukan? Kenapa terlihat
serius sekali. Yoo Gun bertukar pandang dengan Hyun Woo. Hyun Woo pura-pura
merebahkan kepalanya di sandaran kursi.
“Aku rasa benar kalian membicarakanku di belakang.”
Yoo Gun dan Hyun Woo tertawa. Terdengar bunyi
pemberitahuan bahwa pesawat akan segera mendarat.
Mobil-mobil yang membawa delegasi Korea Utara tiba
di hotel tempat perundingan akan dilakukan. Choi Min turun dari mobil lalu
membukakan pintu untuk Jo Myung Ho. Ia memberikan kode kepada yoo Gun dan Soo
Yeon tak jauh dari sana agar segera melakukan pemeriksaan sekaligus mengadakan
pengamanan menyeluruh di sekitar hotel
Di seberang jalan hotel, Yeon Hwa tiba menggunakan
jasa taksi. Ia berjalan membelok menuruni tangga menuju bawah tanah. Yoo Gun
sempat melihatnya namun tidak mencurigai gerak-gerik Yeon Hwa.
Di tempat lain, Rey mendapat telpon. Ia melaporkan
bahwa nampaknya NSS telah memutuskan untuk meramaikan pesta. Ia telah membuat
penyesuaian sebagaimana diperlukan. Tidak perlu khawatir karena mereka ada
dalam daftar tamu.
Tim A melakukan persiapan pengamanan. Yoo Gun tanya
berapa lama persiapan penyadapan yang akan dilakukan Byung Jin dan rekannya.
Byung Jin jawab lima jam. Yoo Gun memotong, “kalau kau mengatakan lima jam itu
artinya akan selesai dalam waktu tiga jam. Pokoknya selesaikan dalam tiga jam. Pesan
apapun yang kau inginkan dari layanan kamar.”
Byung Jin melongo. Bagaimana aku bisa mengerjakan
secepat itu?
Yoo Gun, Soo Yeon dan Choi Min minum bersama di
pinggir jalan kota Budapest.
“Aku dengar Kepala Pengawal Keamanan Korea Utara
tiba-tiba diganti.” Choi Min menunjukkan tab-nya yang memperlihatkan foto
kepala pengawal kemanan Korut yang baru. “Empat tahun lalu, Perdana Menteri
Korea Utara Yoon Sung Chul dibunuh di Budapest. Pada saat itu, Park Chul Young (Kim Seung Wo)
adalah bagian dari satuan keamanan yang ditugaskan untuk melindungi Yoon Sung
Chul,” Choi Min menunjuk sebuah gedung di seberang jalan.
“Aku mendengar itu dari Baek San. Tapi ketika aku
memeriksa berkas insiden waktu itu, aku tidak bisa menemukan apapun,” kata Yoo
Gun.
“Kau tidak akan menemukannya. Akses informasi yang
berhubungan dengan insiden tersebut dilarang. Presiden mengeluarkan perintah
khusus karena sadar akan hubungan Korea Utara dan Korea Selatan.”
“Presiden?” tanya Soo Yeon.
Maksud Choi Min adalah mantan Presiden Jo Myung Ho,
yang akan menjadi wakil Korea Selatan dalam pembicaraan kali ini. Yoo Gun dan
Soo Yeon saling bertukar pandang sesaat.
“Pembicaraan ini semestinya dilangsungkan di Rusia.
Namun melalui beberapa jalur militer di Korea Utara tempat pertemuan tiba-tiba
berubah ke Hungaria. Segera setelah tempat pembicaraan diganti ke Hungaria,
tampaknya Park Chul Young sukarela mengajukan diri untuk menjadi staf keamanan”
“Selain peringatan mantan Direktur Baek San, dan
berdasarkan dari keadaan saati ini, aku percaya ada semacam konspirasi,” kata
Soo Yeon.
“Park Chul Young mungkin mengantisipasi sesuatu yang
buruk akan terjadi lagi di sini,” ujar Choi Min.
Yoo Gun, Soo Yeon dan Hyun Woo melakukan pemeriksaan
kemanan di sepanjang lorong-lorong kamar hotel dan lokasi lain. CCTV,
dapur, dan ruangan dilaksanakannya
perundingan. Ada satu momen manis yang terjadi antara Yoo Gun dan Soo Yeon
yaitu saat mereka saling melewati, tidak ada komunikasi tapi Soo Yeon diam-diam
menyentuhkan tangannya ke tangan Yoo Gun.
Segala tempat hingga ke atap gedung
Yoo Gun periksa. Ia melaporkan hasilnya pada Choi Min.
“Aku mendengar kita memiliki hubungan pertemanan
dengan Choi Min tapi bagian itulah yang membuat hatiku terganggu,” ungkapnya.
“Kepala Kemanan yang asli adalah Kim Young Duk. Dia terkenal
sebagai salah satu kelompok tentara garis keras. Dan yang mengubah tempat
pembicaraan ini ke Hungaria adalah tentara garis keras,” jelas Choi Min.
“Maksud anda ada dua kubu dalam kemiliteran Korea
Utara tengah memamerkan kekuasaan mereka melalui pembicaraan ini?”
Choi Min mengangguk. “Park Chul Young berharap
pembicaraan ini berjalan sukses lebih daripada siapapun.”
“Bila seperti itu, yang mengharapkan pembicaraan ini
gagal adalah mereka yang ingin menjatuhkan Park Chul Young.”
Choi Min menyuruh Yoo Gun jalan-jalan di sekitar
kota sementara waktu.
Hyun Woo jalan-jalan sendirian. Ia melihat Rey dari
jauh. Kecurigaannya terbit. Ia segera mengikuti kemana arah Rey pergi. Hyun Woo
nyaris ketahuan. Tapi Rey nampaknya sadar Hyun Woo mengikutinya. Sepertinya dia
memang sengaja melakukan itu. jalan-jalan kota Budapest benar-benar padat. Hyun
Woo tidak hati-hati hingga ia menabrak penjual jeruk. Saat itulah ia kehilangan
jejak Rey.
Malam harinya. Seseorang (anggota IRIS)
melihat-lihat foto-foto kebersamaan Yoo Gun dan Soo Yeon. Seorang lain memegang
senjatanya yang dilengkapi peredam suara.
Yoo Gun dan Soo Yeon muncul dari arah
tangga bawah tanah. Orang tersebut mengarahkan senjatanya pada Yoo Gun. Dan
Bang! Ada suara letusan.
Bersambung ke episode 3
Komentar :
Orang-orang yang aku penasarankan, Ayahnya Soo Yeon, hubungan Baek San dan masa lalu Yoo Gun, Choi Min, Direktur Kang, Sekretaris NSS.
Mungkinkah ayah Soo Yeon adalah salah satu pejabat tinggi Korea Selatan? Aku baru menyadari ekspresi berbeda Yoo Gun dan Soo Yeon sewaktu Choi Min menyebut presiden. Soo Yeon anak presiden? Hahaha, khayalanku terlalu tinggi.
Hepi reading. Mian telat mosting, inet selalu lelet tiap kali mau ngepost blog =,=
sampe episod ini lee joon blum muncul y,, penasaran..
ReplyDeleteIyah. Ijun mulai nongol di epi 5. walopun gak lama tapi kemunculannya dia bawa aura fresh. senyum2 sendiri liat ekspresi "i'm better than you-nya". Pengen cepet2 lompat ke epi 5 dan 6 hahaha *bloger labil*
ReplyDelete