Sinopsis IRIS 2 Episode 10 Part 2
***
Kwon Young Choon berbincang berdua dengan Mr. Black. Mr.
Black akan membantu Kwon Young Choon agar diakui sebagai pemimpin Republik yang
baru di Korea Utara jika Kwon Young Choon menepati janjinya pada Mr. Black.
Dalam perjalanan pulang, Tae Hee berkata pada Kwon Young
Choon, ia rasa semuanya berjalan lancar.
“Sebentar lagi, dunia akan berubah dan menjadi dunia Kwon
Young Choon,” kata Kwon Young Choon optimis.
Yoo Gun sendirian di kamarnya. Ia seperti orang
kebingungan dan linglung. Wajah Soo Yeon muncul satu persatu seperti parade
kenangan dalam kepalanya. Saat Soo Yeon terhempas dan menahan langkah kakinya
usai ia tembak, saat mereka menghabiskan hari bersama, saat kali pertama Soo
Yeon hendak direkrtuu NSS tapi ia kalah di tes judo, saat Soo Yeon tak sengaja
tertembak oleh Hyun Woo, saat Soo Yeon latihan di arena tembak dan Yoo Gun
datang menghiburnya. Semuanya.... Yoo Gun tak sadar telah menangis hebat.
Kencan mereka di
Hungaria...
Saat ia menembak Soo
Yeon
Yoo Gun terus menangis. Ia memanggil nama Soo Yeon.
tiba-tiba ia jatuh pingsan. *(Hmmm, kayaknya minuman yang ia minum sebelumnya
sudah diberi obat tidur sama Rie). Kosaku melihat Yoo Gun dari depan pintu.
Para tim dokter yang selalu memantau perkembangan
kesehatan Yoo Gun datang melakukan pemeriksaan lagi.
Hasilnya sudah keluar.
Kosaku menelpon seseorang, melaporkan bahwa ingatan Yoo Gun sudah kembali. Rie
yang mendengar itu terkejut.
Hyun Woo yang datang mengunjungi Soo Yeon di rumah sakit
tidak menemukan Soo Yeon di sana. Petugas jaga juga tidak tahu kalau Soo Yeon
menghilang. Laah, Soo Yeon-nya ngabur gitu aja dong yah.
Soo Yeon sudah berada di apartemennya Yoo Gun. Padahal
belum sembuh sepenuhnya dia. Ibu Yoo Gun meneleponnya. Ia hanya ingin tahu
apakah Soo Yeon baik-baik saja. Dari suara Soo Yeon, ibu Yoo Gun menebak Soo
Yeon tidak dalam keadaan baik-baik. Soo Yeon sekuat hati menahan agar Suara
tangisnya tidak didengar Ibu Yoo Gun.
“Soo Yeon-ah, apa kau
mendengar kabar mengenai...”
Soo Yeon tercekat.
“Sudahlah, aku
seharusnya tidak bertanya.”
Soo Yeon menabahkan suaranya. “Aku yakin... akan segera
ada kabar baik. Aku janji.”
“Baiklah, terimakasih...
Jangan lupa makan.”
Ibu Yoo Gun menutup telepon.
Rey memberitahu Rie IRIS akan pindah ke rumah
perlindungan yang baru. Rey menyuruh Rie mengemasi barang-barangnya dan segera
kosongkan tempat itu. dan satu hal lagi, bunuh Yoo Gun kata Rey.
Rie mengambil senjatanya. Ia ke kamar Yoo Gun, Yoo Gun
belum sadarkan diri. Rie menodongkan pistolnya ke arah Yoo Gun.
“Mianhe... Maafkan aku...”
Dan Rie malah meninggalkan kamar Yoo Gun. Ia tidak jadi
menembak Yoo Gun. Tahu kenapa? Karena dia sudah jatuh cinta pada Yoo Gun. Rey
yang menunggunya di depan mobil terlihat memendam kecurigaan saat melihat Rie
keluar dari Ryokan.
Soo Yeon mengajak Byung Jin bertemu di kafe. Byung Jin
setengah mengomel seharusnya Soo Yeon berada di rumah sakit. Apa yang
dilakukannya di kafe? Soo Yeon mengabaikannya dan balik bertanya apakah
semuanya baik-baik saja? Bener tuh, mukanya Soo Yeon masih pucat abes.
Byung Jin : Yoo Joong Won tinggal di salah satu rumah
perlindungan kita. Kurasa dia bekerja sama untuk menangkap IRIS atau
semacamnya. Jika kau merasa sudah baikan seharusnya kau langsung masuk ke
kantor. Kenapa kau memintaku kemari?
Soo Yeon menyodorkan secari kertas kepada Byung Jin. Ada
nama Rie dan Jepang tertera di situ. Soo Yeon meminta Byung Jin
menyelidikinnya. Byung Jin heran kenapa Soo Yeon melakukan penyelidikan
terpisah. Karena Soo Yeon tidak menjawab, Byung Jin mengerti mungkin saja Soo
Yeon belum siap memberitahukan alasannya. Jika ia menemukan sesuatu ia akan
segera mengabari Soo Yeon.
NSS
[National Security Sercive]
Di kantor NSS, Direktur Kang mempertanyakan apa
sebenarnya yang ada dipikiran Ha Seung Jin dan Choi Min. Ia berbicara mengenai
Yoo Joong Won. Ia adalah mantan agen Room 35 (Badan Intelijen International
Korea Utara). Kenapa Choi Min membiarkan orang seperti itu tinggal di rumah
perlindungan mereka?
“Kirim dia kembali!”
Choi Min menyela, “Kami memiliki tujuan yang sama dalam
mengejar IRIS.
“Demi tujuan!” Direktur Kang membentak. Ia sudah
kehilangan kesabaran dan gagal mengontrol suaranya. “Bagaimana jika rahasia
nasional bocor selama ia tinggal? Maka kau akan didakwa atas penyalahgunaan
kekuasaan dan pengkhianatan. Kau sebaiknya bersiap.” Kalimat Direktur Kang
bernada ancaman. Bukan Choi Min namanya kalau ia gentar dengan ancaman semacam
itu.
Byung Jin tergesa menutup file yang sedang serius
dikerjakannya karena kehadiran Mr. Kepo di belakang punggungnya. Hayooo, ente
nge-hacker apalagi tuh? Ji Yun dan
lainnya juga mendekati layar komputer milik Byung Jin yang kini hanya
menampilkan wallpaper NSS.
“Apa yang kau lakukan?” tanya Mr. Kepo. “Tindakan
mencurigakan apa ini?”
“Tadi aku juga melihat dia menyelinap keluar sendirian.”
Timpal salah satu rekan setimnya.
“Apa?” tantang Byung Jin. Aigoo, Byung Jin-ah, tetap saja
kau terlihat gugup.
“Cukup mencurigakan...”
“ Ah, kalian ini...
Apanya yang mencurigakan? Silakan lihat!” Byung Jin menekan tombol sebelah kiri layar
komputernya. Layar itu menampilkan profile seorang perempuan. Rie-kah? “Aku
tidak melakukan apa-apa.” Habis berkata demikian, Byung Jin meninggalkan
ruangan cepat-cepat.
Soo Yeon menerima panggilan telepon dari Byung Jin.
“Nama aslinya adalah
Sato Eriko. Sampai beberapa tahun lalu, dia adalah agen di kantor Kabinet
Intelijen dan Penyelidikan Jepang.”
“Kantor Kabinet Intelijen dan Penyelidikan?”
“Ya, tapi saat dia
menyelidiki tokoh politik tingkat tinggi, dia menjadi kambing hitam. Sejak saat
itu dia menjadi sampah masyarakat. Tapi yang sebenarnya aneh adalah... sekitar
satu tahun setelah kejadian itu Politisi itu, atasannya serta semua orang yang
terlibat dalam insiden itu menghilang. Itu saja yang kutahu saat ini.”
“Itu saja sudah cukup. Terima kasih.”
Seusai itu, Soo Yeon menghubungi Kimura yang berada di
Jepang. Ia ingin Kimura mengkonfirmasi Ryokan (losmen) yang pernah ia
ceritakan.
Joong Won meminta bertemu dengan Choi Min di rumah
perlindungan. Karena mereka sudah sepakat untuk saling berbagi informasi dalam
hal kerja sama menumpas IRIS maka Joong Won akan memberikan sepotong informasi
dahulu.
“Aku rasa ini menarik untukmu...” Joong Won menyodorkan
ponselnya. Dan apa yang ada di ponsel itu? Rekaman suara Park Chul Young saat
akan ditembak Yoo Gun di atas kapal. Siapa saja yang mendengarkan rekaman itu
sudah pasti akan menyangka Yoo Gun-lah yang menembak park Chul Young. Padahal
bukan. Choi Min terkejut.
Choi Min : Yang meneriakkan nama Jung Yoo Gun, siapa dia?
Joong Won : Beliau adalah wakil di komisi Pertahanan
Nasional Korea Utara, Park Chul Young. Kami berbohong jika kami telah
menyingkirkan Park Chul Young dan Kim Yeon Hwa.
Choi Min : Kenapa kau mengatakan kebohongan itu pada
kami?
Joong Won : Alasannya karena Jung Yoo Gun masih hidup.
Dan dia yang pernah menjadi agen NSS, saat ini adalah kaki tangan IRIS.
Choi Min terperangah dengan fakta tersebut.
Di ryokan (losmen) tempat Yoo Gun dan Rie tinggal, Yoo
Gun tersentak kaget dan terbangun dari tidurnya (pingsannya). Yoo Gun mengamati
seksama sekelilingnya, ada selongsong peluru di dekatnya berbaring. Ia
memeriksa seisi rumah. Rumah itu sudah kosong. Yoo Gun terburu-buru mengambil
jaketnya, tak lupa pula mengambil ponsel dan sejumlah uang di kotak
penyimpanan. Yoo Gun merasa ada seseorang di belakangnya, dengan gerakan cepat
ia membalikkan tubuh dan menodongkan pistolnya. Siap menembak. Ternyata yang
datang Rie. Wajahnya dipenuhi kecemasan, ia belari memeluk Yoo Gun.
“Cepat kabur!” kata Rie sambil menangis. “Semua orang
sudah tahu bahwa ingatanmu sudah kembali.”
“Rie...”
“Namamu adalah... Jung Yoo Gun. Kau bukan bagian dari
IRIS. Kau adalah agen NSS. Kau Jung Yoo Gun. Saat ini, NSS juga sedang
mencarimu. Kumohon jangan sampai tertangkap baik oleh IRIS maupun NSS.
bersembunyilah dari semua orang untuk selamanya. Maafkan aku... Yoo Gun...”
“Tidak apa-apa, Rie. Tidak apa-apa...” Yoo Gun melepaskan
pelukan Rie. “Kita tidak seharusnya saling mengenal.”
Yoo Gun mendekatkan wajahnya ke telinga Rie, wajahnya
berubah mengerikan... “Tempuhlah jalanmu sendiri...”
Rie tidak bisa berbuat apa-apa. Ia meninggalkan Yoo Gun.
Pasti sedih banget ya dia. Ditolak Yoo Gun.
Di halaman depan ryokan sebuah
mobil berhenti tepat saat Rie keluar dari rumah. Yeon Hwa, Jammie dan satu
anggota IRIS mencegat Rie. Yoo Gun mengetahu hal itu, ia segera melarikan diri.
Mungkin lewat pintu belakang atau pintu rahasia. Biasanya kan di pelem-pelem
suka gitu. Salah satu dari anggota IRIS itu bertanya mengapa Rie kembali ke
rumah itu. Rie berdalih ia ketinggalan sesuatu. Lalu Rey menelpon si pria yang
bertanya tadi. entah apa yang diperintahkan rambut pirang itu tapi usai
menerima telepon Rey, anak buahnya segera menyiagakan pistonya.
Yoo Gun menempuh pelariannya dengan melewati jalan-jalan
bersalju tebal. Hiiiii, gak kebayang betapa dinginnya. Brrrr. Kasian Yoo Gun
T_T
Sementara itu, Soo Yeon mendapat kabar dari Kimura kalau
Ryokan yang ia selidik sudah kosong seolah-olah rumah itu tidak pernah dihuni.
Soo Yeon ditelepon Choi Min. Jika tubuh Soo Yeon sudah baikan, Choi Min
memintanya untuk segera masuk kantor.
Di kantor NSS, Choi Min ‘menginterogasi’ Soo Yeon yang
sudah masuk kantor perihal orang yang tertangkap CCTV di ruang pengaturan
udara, dan orang yang menembak Soo Yeon, Choi Min bertanya apakah itu Jung Yoo
Gun? Tentu saja Soo Yeon kaget kenapa bisa Choi Min tahu.
“Kenapa kau menyembunyikan kebenarannya?” suara Choi Min
agak meninggi. Aigooo, Soo Yeon dimarahi....
Ini adegan kejar-kejaran terbaik di IRIS 2 menurutku.
Kereeen maksimal! IRIS mengejar Yoo Gun yang melarikan diri. Jelaslah Yoo Gun
cepat terkejar lah dia cuma jalan kaki, di tengah dinginnya salju trus IRIS
pake oposih namanya itu kayak speed boat di laut. (Kalo ada yang tahu namanya
komen yah). Yoo Gun berhasil menembak salah satu anggota IRIS. Ia mengambil
alih kendaraannya. Jadi sekarang kejar-kejarannya seimbang dari segi transportasi
tapi timpang dari segi jumlah pengejar dan orang yang dikejar. Nah, silakan
tebak endingnya seperti apa. Siapa yang kalah siapa yang menang?
Jammie tertembak oleh Yoo Gun. Rey menghentikan
pengejarannya dan menghampiri Jammie. Enteng bener dia nanya seberapa sakit,
orang udah sakratul maut gitu, dasar psiko nih si Rey. Jammie bilang sakit,
sangat sakit. Malangnya Rey, menembak mati Jammie saat itu juga. Tau apa kata
Rey sebelum menembak Jammie?
“Sampai jumpa di alam lain...” ciri-ciri pembunuh
berdarah dingin kan? Walaupun maksudnya ia hanya ingin memperlancar atau
mengakhiri kesakitan Jammie teteup aja di mataku itu sadis. Hiiii... Abis itu
Rey melanjutkan pengejarannya.
Kendaraan yang dikemudikan Yoo Gun terjun bebas di tebing
dan sukses jatuh dengan sempurnanya di sungai. Jatuh di sungai di musim dingin?
Okeh, hipotermia.
Yeon Hwa bertanya apa yang harus mereka lakukan seraya
menatap ke bawah sana. Mereka harus turun ke bawah sana untuk memastikan apakah
Yoo Gun udah metong apa kagak.
Aku tidak tahu berapa lama Yoo Gun pingsan. Ketika ia
tersadar, Rey Cs sudah menunggunya dengan senjata siap menembak. Matiiiik si
Yoo Gun. Udah gak bisa lari kemana-mana dong.
Yoo Gun pingsan (lagi), kepalanya nyungsep dalam air.
Dan ternyata Rie juga ditawan IRIS. Ia terkejut melihat
kedatangan Rey Cs dengan membawa Yoo Gun. Sama halnya Yoo Gun.
“Rie...” desis Yoo Gun.
“Sudah kubilang jangan sampai tertangkap... sudah
kubilang kabur.”
Sambil memasang tampang bengisnya, Rey tanpa tedeng
aling-aling menembak Rie membuat perempuan itu terhempas menghantam lantai. Rie
tersenyum pada Yoo Gun lalu... menutup matanya untuk selamanya *(tabur bunga).
Habis itu Rey berpindah, menodongkan senjatanya di kepala
Yoo Gun.
“Ini bukan masalah pribadi.” Tangan Rey siap menarik
pelatuk.
Wajah Yoo Gun dipenuhi aroma kebencian dan dendam yang
teramat sangat kepada Rey dan IRIS.
Akankah Yoo Gun tertembak di kepala untuk yang kedua
kalinya?
Komentar :
Blom bisa komentar panjang lebar. Masih shock abis nonton episode 15 tadi malam TT___TT
Di episode ini kita mengucapkan selamat tinggal pada Jammie dan Rie. Semoga selamat dunia akheraat.
OMG..!!
ReplyDeletethanks ya, azzhura eonni udah susah payah buat sinopsisnya..
berasa kayak nonton langsung..
ditunggu lanjutan sinopsisnya ya,, :)
Sama-sama, Airin. Makasih ya udah mampir baca, mian suka telat mosting abisan sambil kerja TA juga. Aku ketinggalan 5 episode nih. Moga bisa ngejar. hehe hwaiting! ^^
DeleteMksih y sinopsis nya ,semangat dan lanjut trus,,,,aku selalu nunggu sinopisnyy...
ReplyDelete. Tiara .
Sama-sama.. Gomawo ya ^^
Deletewah makasih ya bwt sinopsis.na.....
ReplyDeletelanjutin terus ya... aku tunggu sinopsis selanjut.na... ^_^
Sama-sama... Hwaiting!! ^^
Delete