Review Shining For One Thing
*Ditulis
sambil mendengarkan OST Shining For One Thing*
“The whole world is behind you, in your
past.”
Sinopsis lengkap bisa dibaca di Mydramalist
Pernikahan
impian yang diharapkan Lin Bei Xing (Karlina Zang) bersama Zhan Yu hancur
berantakan saat kekasihnya itu memutuskan hubungan sepihak. Hidup Bei Xing
kacau. Meski ia sudah berusaha membujuk Zhan Yu. Sia-sia. Laki-laki yang sudah
dikejarnya sejak SMA itu sudah mantap meninggalkannya.
Seorang
pria parobaya menghampiri Bei Xing saat gadis itu tengah menumpahkan kesedihan
dan kemarahannya kepada Zhan Yu dengan berteriak frustasi ke arah laut.
“Fishes swim along the waves, but they
don’t know that the sea is behind them. How can the bucket become their world?”
Pertemuan
Lin Bei Xing dengan pria tak dikenal itu membuka satu pintu masa lalu Bei Xing,
kembali ke masa-masa SMA-nya, kembali ke momen-momen berharga namun luput
diperhatikan Bei Xing. Bei Xing menjalani time travel, memasuki usia 18
tahunnya kembali. Seperti mimpi rasanya. Setiap satu pesan dari folder ponsel
Nokia jadulnya dihapus, ia berhasil melompati waktu ke masa lalu. Ia
berkali-kali bersinggungan dengan seorang anak lelaki seusianya bernama Zhang
Wan Sen (Shaw Qu). Namun
setiap kali Bei Xing berada pada situasi ujian masuk perguruan tinggi, segera
setelah itu, ia terlempar kembali ke masa depan. Dan itu terus saja terjadi
hingga Bei Xing menyadari satu fakta penting. Kejadian terjatuhnya Zhang Wan
Sen dari atas menara mercusuar yang diklaim sebagai tindakan bunuh diri oleh
polisi, bertepatan dengan jadwal ujian masuk perguruan tinggi, inilah yang
menjadi penyebab perjalanan waktu Bei Xing ke masa lalu terhenti.
Pada
satu kesempatan, Bei Xing memutuskan kembali lagi ke kehidupannya sebagai
pelajar SMA di tahun ketiganya dengan tujuan menyelamatkan Zhang Wan Sen. Ia
bertekad akan mencari tahu apa dan siapa yang menyebabkan insiden yang menimpa
Zhang Wan Sen di menara mercusuar dan melindungi laki-laki pemalu itu.
Setidaknya ia punya waktu satu tahun sebelum ujian masuk perguruan tinggi
berlangsung. Begitulah ia memutuskan.
Namun Lin
Bei Xing tidak menyadari Zhang Wan Sen ibarat sebuah kotak rahasia yang ia
abaikan sekian lama di sudut terbawah lemari ingatannya. Laki-laki yang di masa
lalu hanya dianggapnya selewatan
saja. Bei Xing bahkan nggak inget siapa Wan Sen di foto kelulusan padahal
mereka pernah sekelas. SAKING ENGGAK PENTINGNYA ZHANG WAN SEN DI MASA LALU BAGI
BEI XING. ㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠ
Keputusan
Bei Xing untuk mengenal Zhang Wan Sen lebih dekat, membiarkan hari-harinya diisi
ingatan bersama laki-laki itu adalah jalan lain menuju patah hati terbesarnya,
yang akan mengubah keseluruhan hidupnya. Lin Bei Xing berusaha mengantisipasi
semua hal yang terlihat berpeluang mencelakai Wan Sen. Namun pada akhirnya, yang
gagal diantisipasi Bei Xing adalah apa yang datang dari sepasang mata tulus Wan
Sen.
Terlalu
banyak yang tidak diketahui Bei Xing.
♥
Perhatian
saya mulai tertuju kepada Shining For Thing saat mutual Twitter sesama penikmat
drama Cina banyak yang membicarakan drama yang tayang di platform IQIYI ini
sepekan terakhir. Usai menamatkan Our Beloved Summer dan Reset, saya sedikit enggan
melanjutkan pending-an ongoing drakor yang lain. Termakan komentar-komentar di
bawah sebuah twit akun menfess yang bilang Shining For One Thing tidak terlalu
sedih, masih lebih sedih Someday Or
One Day, kata merekaㅡsaya
dengan percaya dirinya segera mutusin nonton Shining For One Thing. Jika satu
drama yang tidak diperhitungkan sebelumnya, tiba-tiba melesat hanya lewat
promosi dari mulut ke mulut, itu tandanya saya harus nyoba nonton. Kalo masih lebih
sedih SOOD, berarti saya bisa lah ya jabanin. Masih awal tahun 2022 ini, saya belum
pulih sepenuhnya dari The Red Sleeve. Panen kesedihannya jangan dibikin kayak
estafet, sambung-menyambung kagak ada jeda napasnya. Yak an? Pokoknya saya pede
banget Shining For One Thing nggak akan nyakitin saya sedalam-dalamnya.
Oke,
saya pun mulai nonton. Nggak nyangka aja nonton Shining For One Thing bakal lancar
jaya tanpa hambatan. Episode 1 udah bisa membangun mood nonton saya. Everything was perfect. Opening yang
bikin overthinking adalah koentji. PENASASARAN SAMA NASIBNYA ZHANG WAN SEN.
Selain itu, saya menyukai directing + aransemen OST + BGM + sinematografi drama
ini. Pergerakan kamera mulus, saya ga tau apa istilahnya wkwk. Filter dan
gradasi warna yang dipake juga bikin nyaman mata, sejiwa dengan perkembangan cerita. Daaan time travel-nya juga nggak
rumit. Saya terlanjur masuk ke dalam cerita, terlanjur menyukai Lin Bei Xing
dan Zhang Wan Sen sejak episode pertama dan ingin tau kelanjutan cerita mereka.
Jadi saya ga sempet musingin plot-hole atau konsep time travel-nya wkwk. Saya nggak
merasa ada yang tumpang tindih, enak aja gitu ngikutin tiap episodenya. Ga kerasa tau-tau udah jauh episodenya.
Saya
pernah bilang, jika saya menonton drama dan jatuh cinta duluan dengan lead female-nya, maka itu adalah salah
satu tanda, saya dan si drama yang bersangkutan akan punya hubungan baik ke depannya. Saya bisa dengan mudah melepas satu
drama meskipun suka dengan lead male-nya
kalo cerita dramanya ngalor-ngidul di tengah jalan, tapi tidak dengan LF-nya.
Itulah yang terjadi antara saya dengan Shining For One Thing. Saya langsung aja
suka sama Lin Bei Xing. Ga annoying. Karlina Zang pinter banget bawain peran
Bei Xing. Ga ada satu pun scene yang memuat acting off nya Karlina. Bagus banget. Tau sendirilah pada beberapa kasus, acting
LF di drama Cina jadi problem besar. Ada yang jatohnya berlebihan/maksa/lebay/kaku,
atau ya gitu-gitu aja. Nggak semua ya, tapi banyak wkwk. Menonton setiap scene
Bei Xing dan nuansa emosi yang dibawanya sangat mempengaruhi naik-turun emosi
saya sebagai penonton, apalagi memasuki episode 16-24. Saya ketawa dan menangis
bersama Bei Xing. Transisi Bei Xing yang terjadi dari ep 1-15 ke ep 16-24 bagus
banget. ㅠ.ㅠ
Dan
Zhang Wan Senㅡ ooo
hidup, bagaimana bisa ada laki-laki sebaik dan setabah ini? I can’t bear the sadness behind his story.
It’s too much to handle my weak heart. His love for Lin Bei Xin is so pure yet
painful to watch. Such beautiful pain. ㅠ.ㅠ
Saya
sudah terlalu terbiasa melihat sekenlit drama yang hampir selalu ditokohkan
dengan seluruh pengorbanan dan kasih sayang untuk LF dan hanya untuk berakhir
di tempat kedua atau pada akhirnya di-friendzone
kan, tetapi kisah Zhang Wan Sen berbeda. Lead Male yang kebagian peran identik second leadㅡyang
sedihnya, ia tidak pernah punya kesempatan leluasa untuk dekat dan menunjukkan
perhatian dan kasih sayangnya kepada si tokoh utama wanita, Lin Bei Xing. Zhang
Wan Sen selalu berada di belakang Lin
Bei Xing. Wan Sen mungkin pengecut, tetapi cintanya untuk Bei Xing selalu
bergerak lebih cepat. Seolah-olah memastikan Bei Xing bahagia dan bebas dari
ancaman adalah tugas pentingnya di semestanya.
“… and it’s me, for me to say goodbye to
you who never knew me.”
Level
baik dan tulusnya Wan Sen ga muat di chart mana pun. Keterlaluan baiknya.
Heran, kok bisa ada ya orang bucin tanpa pamrih begini? Sampe bela-belain ikut
kelas aksel biar bisa seangkatan sama Bei Xin.
Shaw Qu
berhasil memerankan karakter Zhang Wan Sen dengan sempurna di mata saya. Dia
membuat Zhang Wan Sen hidup. Gestur tubuh dan mimik wajahnya, setiap detail
yang menjadi ciri khasnya Wan Sen apik sekali dibawakan Shaw Qu. Luwes banget
lah aktingnya Shaw Qu. Kayak peran Wan Sen tuh emang dibikin buat dia. Ini yang
disebut acting dengan seluruh tubuh.
Wan Sen
yang kikuk dan pemalu, yang terlihat gugup setiap kali berinteraksi dengan Bei
Xing, yang iya-iya aja kalo disuruh ini itu atau manggut-manggut bae tiap
diomelin Bei Xin. Tipe suami penyayang yang nurut sama istri yang cerewet wkwk.
Gemes banget Zhang Wan Sen. Ada satu adegan Bei Xin mewanti-wanti Wan Sen
sebelum tidur jangan lupa ngunci jendela dll, dan Wan Sen motoin satu-satu
sebagai bukti dia sudah melakukannya lalu mengirimkannya kepada Bei Xin. Ada ga
sih manusia se-menggemaskan ini di sekitar sayaaaa, mau jugaaaa ㅠ.ㅠ minta
disayang sejuta umat dia tuuuh huhuhu. Kata Mbak Mel, Zhang Wan Sen nih
perpaduan Li Zi Wei (Someday or One Day) + Zhou Si Yue (Our Secret), ya
bayangin aja efek damage-nya segimana ㅠ.ㅠ.
Anak
baik, pinter, kalo ngomong pelan, sopan, pemalu, penyayangㅡmelewatkan
Zhang Wan Sen adalah kehilangan paling besar yang pernah dirasakan Lin Bei Xing
di semestanya.
Chemistry-nya
Shaw Qu dan Karlina Zang sungguh bagus sekali. Ga keliatan beda usia lima
taunnya. Nggak banyak skinship tapi cerita mengharu biru mereka masuk ke dalam
hati tanpa halangan. Ngebaperin romansa anak SMA di drama Cina emang beda ya… ㅠ.ㅠ
Karakter-karakter
lain di drama ini juga banyak yang menyenangkan—hampir semua nyenengin. Kalopun
ada yang bikin sebel, ga sampe berlebihan. Suka banget persahabatannya Wan Sen,
Bei Xing, Gao Ge, Chaoyang, dan Maizi. Formasi pertemanan yang terbentuk secara
natural. Ada juga Gazi, si guru bahasa Inggris yang ucapan puitisnya kerap
dipotong anak-anak. Bapak Bright Summit yang hobinya mendisiplinkan siswa. ㅋㅋㅋ
Dan si
Zhan Yu yang pengen banget saya paketin ke Pluto. Karakter Zhan Yu ini yang
banyak berubah. Di kehidupan asli, dia jadi si brengsek yang selingkuh sama sahabat
pacarnya, di semesta lain dia jadi cowo bucin yang pantang menyerah
ngejar-ngejar Bei Xin, lalu berubah lagi jadi sobatnya Wan Sen di semesta
berbeda wkwk.
Setting-nya
paling banyak di sekolahan tapi ga bikin bosen. Menurut saya Shining For One
Thing berhasil mempertahankan tensi ceritanya dengan baik, tau kapan saat yang
tepat untuk mengejutkan atau menyakiti penonton.
Saya
menonton tanpa ekspektasi tinggi, pegangan saya hanya ini; dramanya bagus
banget, lagi bolak-balik trending di Weibo, dan ga begitu sedih dibandingkan
SOOD. GA BEGITU SEDIH, KATANYA.
Hasilnya?
Saya tidak akan menulis postingan ini andai Shining For One Thing tidak
berhasil mengejutkan saya.
♥
Selain
muji-muji setinggi langit duet Chen Xiaoming dan Zhang Pan sebagai director
karena lewat tangan dingin mereka, Shining For One Thing mewujud tontonan yang
asik dan keren. Setiap angle pengambilan gambar dan editingnya bagus banget
yang bikin mood nonton terjaga hingga akhir, saya mau bilang good job untuk Jin
Dazhou sebagai music director Shining For One Thing.
Shining
For One Thing membuktikan betapa penting keterlibatan unsur OST + BGM dalam
visualisasi cerita. Jujur aja, saya nangis parah banget nonton Shining For One
Thing, salah satunya didukung OST yang jadi latar belakang scene, melodi dan display liriknya di layar yang cocok mewakili
scene tersebut bikin nyesek ga abis-abis.
Lagi
adegan sedih trus diputer ‘Goodbye…
goodbye…’, siapa yang tidak nangis kejer? Saya sampe sesenggukan!!
Udah
gitu pemilihan lagu penutupnya juga ga sembarangan. Seperti mewakili perubahan
tensi cerita dramanya. Episode 1-14 dipilih Run to You-nya Zhao Bei Er yang
melodinya menyenangkan. Yep, episode-episode itu memang sebagian besarnya diisi
adegan-adegan manis. Lalu memasuki paruh kedua, part patah hatinya, episode
dimulai ending ep 15 hingga episode 23, Run to You diganti Goodbye yang masih
dinyanyikan Zhao Bei Er. Terniat banget nih music directornya pengen total nyakitin penonton.
Kemarin
saya ngetwit, lirik OST Shining For One Thing adalah bentuk lain sinopsis/spoiler
dramanya. Keren ya, Jin D. Butuh effort luar biasa menulis lagu yang merangkum
cerita satu drama. Ga mudah, pasti. Ga Cuma hanya satu lagu, SEMUA ISI OST
SFOT. Jin D kemungkinan besar sudah tau garis besar cerita Shining For One
Thing.
Aransemen
BGM Shining For One Thing bagus banget. Ga berisik, pas.
Oya,
saya juga mau terima kasih banyak kepada orang yang berada di balik efek
suara-suara/bebunyian yang melekati setiap adegan lucu di Shining For One
Thing, siapa pun itu, dia benar-benar punya selera humor yang bagus. Saraf
ngakak saya berkali-kali lepas kendali gara-gara bebunyian aneh itu
HAHAHAHA. Ini masuk detail ga sih? Bisa
pas banget gitu. Tek tok-annya pas. Jatohnya adegan lucunya ga maksa. Bahkan
hanya lirikan mata kikuknya Wan Sen bisa bikin saya kelepasan ketawa. Humornya
Shining For One Thing cocok dengan saya.
Terusssss
terima kasih kepada stylist untuk pilihan-pilihan outfit yang dipake di drama
ini. Suka banget sama outfitnya Zhang Wan Sen, simple dan cocok untuk karakter dan usianya, untuk outfitnya Lin
Bei Xing juga, Ga ngerti fashion, suka aja liatnya. Paling suka tuh outfit
kapelan di adegan kemping. Perpaduan ungu+kuning, maniiisss.
♥
Saya
termasuk penonton yang puas banget dengan ending Shining For One Thing. Meski
tidak sepenuhnya bisa menebus penyesalan dan kehilangan atas Zhang Wan Sen, Lin
Bei Xing setidaknya sedang berusaha menjadi versi terbaik dirinya. Ia bukan
lagi Lin Bei Xing yang kita lihat di episode 1.
“It’s
hard for you, isn’t it? In the end, you
still have to watch over me in silence alone. Even if life is long, I don’t
think we will see each other again. I’ll go, find a new life, and try to be
brave enough to forget you. I won’t let you down.”
Saya
nggak yakin Bei Xing bisa melupakan Wan Sen dengan sempurna di sepanjang
hidupnya.
Ending-nya
dibikin terbuka. Open ending. Gabungan
antara sad dan happy. Banyak spekulasi dan interpretasi dari penonton mengenai
ini. Tentu saja sebagai penonton kita bebas mau menerjemahkan seperti apa akhir
kisah Zhang Wan Sen dan Lin Bei Xing. This is a time travel story, so
everything is possible, every way can become a new story for them. We will never
know...
Sekali
lagi, jenius sekali pemilihan lagu penutup episode 24. The Entire World-Baby J.
[SPOILER]
Lin Bei
Xing berdiri di pinggir jalan bersiap menyeberang. Di antara bulir-bulir salju,
ia mendongak ke langit.
“Zhang Wan Sen, it’s snowing. How are
you? I miss you. I miss you so much.”
Dan
dijawab dengan payung hitam + The Entire World.
“I’ll be always there. Tell me you know
I’m there somewhere. You can see your whole world behind you. Go with you,
protect you secretly. Use the rest of my life in exchange of your future of
your future.”
Sebuah
metafora.
Dibuka
dengan I like you, lalu ditutup dengan I miss you. Indah tapi
luka. ㅠ.ㅠ
… saya
ingin percaya endingnya bahagia, meskipun bukan bahagia seperti yang saya
harapkan sejak mengenal dan jatuh sayang sama Zhang Wan Sen.
Dalam
perjalanan, kita (akan) menemui sosok-sosok penting yang akan mengubah
perspektif kita terhadap hidup, seperti halnya Lin Bei Xing yang menemukan Zhang Wan Sen pada masa
lalunya, sebelas tahun setelah laki-laki itu menghilang.
Sebelas tahun Zhang Wan Sen, sebelas tahun Lin Bei Xing.
“He was like a streak of light, warming
me all the time. But when I got better, he disappeared.”
♥
Shining
For One Thing, melalui plot perjalanan waktunya (yang saya percaya memakai
konsep multiverse) membawa saya menyelami titik terdalam betapa berat beban
yang bisa dibawa sebuah penyesalan. Bahwa kita tidak akan mampu mengembalikan
apa yang sudah selesai, sekuat apa
pun kita mengusahakannya. Kadang-kadang, dalam hidup, kita terlalu fokus pada
hal-hal tertentu yang kita anggap penting dan melewatkan sebagian lainnya.
Kadang-kadang, juga, pandangan hati hanya
sebatas apa yang dilihat mata.
Lin Bei
Xing begitu terobsesi dengan Zhan Yu sehingga mengabaikan banyak hal di masa
remajanya, termasuk mengabaikan dirinya sendiri.
Shining
For One Thing adalah tentang menelusuri kembali jejak Zhang Wan Sen dalam
kehidupan Lin Bei Xing. Untuk semua hal yang pernah diusahakannya dengan
sepenuh hati namun tidak pernah tiba pada
Lin Bei Xing.
Mungkin,
cerita Lin Bei Xing dan Zhang Wan Sen akan menjadi berbeda andai saja Lin Bei
Xing, sekaliii saja, di masa lalu, memutar badannya dan melihat siapa yang
benar-benar selalu berdiri di
belakangnya. Dunianya.
Sebelas
tahun cinta Wan Sen untuk Lin Bei Xing.
“So, I’ve already found you.”
And it’s too late…
Saya
tidak pernah menyangka ucapan I like you
bisa membuat saya menangis terisak seperti anak kecil. Bukan
menangis bahagia, tapi patah hati. ㅠ.ㅠ
Episode
19 menjadi episode yang paling banyak menguras air mata saya. Karena di episode
itu, setiap effort-nya Zhang Wan Sen yang tidak pernah masuk dalam radar Lin
Bei Xing akhirnya dibuka satu
persatu. Si silent protector yang pemalu, yang tidak cukup percaya diri untuk
memberanikan diri mendekati Lin Bei Xing. Kalo pake kacamata-nya Wan Sen, saya bakal insecure juga sih ngedekatin orang
yang terang-terangan terobsesi dengan orang lain yang bukan saya, yang setiap
usaha saya ngedeketin selalu terlambat selangkah. Sejak di episode 19 itu dan
seterusnya, saya nangis mulu. Masa cuman liat muka polos, bingung, sedihnya Wan
Sen bisa bikin nangis. Belum lagi ketambahan pengaruh emosinya Bei Xing.
Berkali-kali lipat. Luar biasa sekali. Ga kuat liat nangisnya Bei Xing. Goodbye…
goodbye… HELPPPPP ㅠ.ㅠ
Banyak
kalimat yang bikin nangis tapi yang paling, dan paliiiing bikin dada saya sesak
adalah kalimat Lin Bei Xing yang dialamatkan kepada Zhang Wan Sen, “Why are you
always running in front of me? No matter
what I do, it is always so insignificant compared to your efforts to me. Why am
I always one step behind you?”
Selalu seperti itu sejak Wan Sen mengenal Bei Xing.
Lin Bei
Xing akhirnya menyadari, entah berapa kali pun ia kembali ke masa lalu,
memasuki semesta lain, ia tidak akan bisa mengalahkan cinta Zhang Wan Sen
kepadanya. The amount of love he has for
Lin Bei Xing is unlimited.. How lucky she is to have Zhang Wan Sen as her lover. Ah, if only….
Penyesalan,
betapa pun besarnya, tidak bisa melunasi apa-apa yang sudah ditinggalkan waktu.
Tapi Lin Bei Xin masih memiliki waktu untuk menjalani hidupnya dengan
sebaik-baiknya. Ia membawa cinta Zhang Wan Sen bersamanya.
♥
Sependek
ingatan saya nih, baru kali ini saya nonton drama Cina yang di ending-nya
munculin foto dan nama orang-orang yang berada di balik produksinya. Ada kata-kata
untuk setiap orang. How lovely.... Liat itu bikin saya ngerasa warm, pantes dramanya bagus, bikinnya with love. Dan mengetahui drama ini
dproduksi dengan low budget membuat saya semakin bangga dan respek kepada
orang-orang yang terlibat dalam Shining For One Thing. Luar biasa sekali,
dengan budget rendah bisa bikin drama bagus begini.
Saya
inget My Unfamiliar Family juga bikin saya terharu liat penutup episode
terakhirnya.
Zhang
Wan Sen, melalui Shining For One Thing, telah memasang standar yang tinggi
sekali untuk karakter idaman di drama Cina. Orang-orang berharap bisa menemukan
orang yang bisa mencintai seperti Zhang Wan Sen mencintai Lin Bei Xing. ㅠ.ㅠ
RATING
☆☆☆☆☆
5/5
Mon maap, bucin saya ke Shining For One Thing sama
kayak bucinnya Wan Sen ke Bei Xing. Total. HAHAHAHA
[every
secret treasured in the heart, will become a shining star]
Tabik,
Azz, fans nomer satunya Zhang Wan Sen.
SAYA NYESEL DI AWAL UDAH KEPEDEAN
GA BAKAL DIBIKIN PATAH HATI PARAH SAMA SFOT. ㅠ.ㅠ
.
.
.
.
P.s
: JANGAN PERCAYA KALO ADA YANG BILANG SHINING FOR ONE
THING GA TERLALU SEDIH. TRUST ME, ZHANG WAN SEN DAN LIN BEI XING AKAN BIKIN
KAMU NANGIS JELEK DAN BIKIN KAMU LUPA KALO MEREKA HANYA KARAKTER FIKSI.
P.s.s
: SAYA GA MAU BANDINGIN SFOT DENGAN SOOD. DARI SEGI
CERITA MAUPUN SEDIHNYA.
Kamu Juga bisa mampir ke REVIEW SHINING FOR ONE THING MOVIE VERSION
hallo salam kenal, 13 mei 2024 saya bari liat cuplikan film ini. film yang sangat jauh dari ekspektasi saya, tentu saja ini positif. saya dibuat menangis dengan percintaan remaja ini. namun ending ny,a saya dibuat bertanya2 apakah ini berakhir bahagia. dengan zhang yang membawakan payung untuk lin.
ReplyDeleteHaiii, salam kenal. Ending-nya dibiarkan terbuka, sehingga penonton bebas menerjemahkan endingnya seperti apa. Menurutku bittersweet. Happy ending tapi bukan happy ending yang ku-inginkan.
DeleteHappy ending-nya, Wansen-Bei Xing saling menemukan. Oya, udah nonton versi filmnya? Aku udah bikin review-nya juga.
Aku baru 2 hari lalu selesaikan nih drama, tapi saking nagihnya aku rewatch. Salah satu alasannya sih krna dr eps 1-5 aku nnton yg sub indo, tp subnya rada kacau jd mesti ngulang pake eng sub. Tp alasan terbesar rewatch ini karena aku udah kangen mau liat mereka lagi😭. Disini aku mau ralat sedikit ttg time travel nya beixing. Waktu aku rewatch aku baru sadar bei xing itu bukan time travel. Di eps dimana dia nonton ttg teori balik ke masa lalu di tv waktu abangnya masakkan dia mie, bei xing sadar dia sebenarnya lagi menjalani perjalanan dunia paralel. Dari tayangan tv itu, katanya ada
ReplyDeleteretakan yg memungkinkan kita masuk ke dunia yg mirip banget sama dunia asli. Makanya mau brp kali bei xing pergi ke masa SMA, masa depan dia ga pernah berubah. Keknya baru berubah itu cuma sekali, waktu wan shen berhasil hidup di endingnya. Terbukti dari sekian banyak perjalanan, di masa depan teman2nya itu ttp ga paham waktu beixing ngomongin ttg masa SMA mereka dan masalah zhanyu putus dgn bei xing juga ga berubah.
Terlepas dari teori dunia paralel nya, aku terkesan banget dgn 4 karakter disini. Wanshen, beixing, maizi, chaoyang. Tp jujur kadang kesel sama beixing krna dia menurutku agak kurang bertanggung jawab dgn hal yg dia mulai sendiri. Misal waktu dia merencanakan pesta kembang api di zoo, tp tiba2 dia batalin pdhl si bapak kurator udh ngasih dia kesempatan setelah mohon2 banget. Tapi semakin banyak eps yg ditonton, makin diperlihatkan klo beixing juga berkembang menjadi lebih baik.
Wanshen, klo bei xing ga time travel, dia selamanya ga akan diketahui. Kek hilang gitu aja bagai org asing. Menurutku acting pemeran wanshen disini gemesin banget. Di awal cerita menurutku dia ini terlalu second ml vibes😂 dan detail2 kecil kek sound effect gerakan kecil wanshen tuh the best banget! Seumur2 nonton drakor aku ga pernah salfok sama sound effect nya.
Baca review kk, aku nahan tangis krna jd keingat lagi dgn perjuangan wanshen yg membabi buta cuma demi cewe yg bhkan ga ingat lagi sama dia. Kek, omg wanshen kamu terlalu fiksi untuk menjadi nyata! Bahkan smpe di ending yg aku kira wanshen berubah jd dingin, nyatanya dia ttp berjuang diam2 dibalik layar😭wanshen itu pengecut tp cara dia mencintai selalu bikin takjub.
Tbh, i love the ending. Open ending yg bikin perasaan jadi campur aduk. It's a happy ending for me but somehow bikin nyesek. Drama ini perfect ga cuma dari segi cerita, tp dri bgm ost visual dsb the best. Kak, plis rekomen drachin yg sebagus SFOT, yg bittersweet gitu.
Btw sorry for the long comment. I love this drama so much that talking about it with people who also love it makes me happy😂
DeleteHaiii, Azz di sini. ^^
DeleteMaaf balasnya pake akun anon, ntah kenapa nggak bisa komen paka email atau akun blog sendiri.
Aku seneng banget baca komentarnya, bisa dapet insight baru lagi.
Sepakat, SFOT emang pake konsep dunia paralel dan konsep ini dipertegas lagi movienya.
SFOT punya tempat khusus di hatiku, terutama Wansen. Tiap ada yang ngetwit SFOT atau Wansen di temlen, aku pasti auto baper, sedih, keinget lagi. Kehadiran filmnya lumayan bisa ngobatin kangen walaupun campur aduk perasaan setelah nonton huhuhu. Saking sukanya aku SFOT kubuatlah tulisan panjang lebar ini.
Klo rekomendasi drachin yang bittersweet, aku harus nginget-nginget lagi, soalnya drachin dari segi kuantitas ngalahin Kdrama, setahun bisa bejibun yang rilis dengan genre yang bermacam-macam, kostum atau modern. Dan untuk genre modern, romance, agak sulit ketemu drama yang bagus kayak SFOT ini.
Beberapa yang menurutku layak diikuti (semoga belum dinonton) ada Le Coup de Foudre (diangkat dari kisah nyata penulis novelnya), Remembrance of Things Past, Meet Yourself, yang terbaru ada Will Love in Spring. Yang kusebutin ini dekat sekali dengan kehidupan sehari-hari. Oh iya dracin yang sedang di-remake ke Kdrama ini juga bagus; Go Ahead.
Kamu suka nonton drama yang seperti apa?
Btw salam kenal ya, terima kasih sudah mampir dan membaca blog ini. Percayalah, membaca komentar pembaca selalu membuatku semangat menulis. ^^
Selain go ahead belum ada yg aku tonton hehe. Emg bener, secara kualitas drachin klo yg konsep serius2 gini masih kalah. Makanya sekalinya ketemu SFOT aku excited banget, gara2 sfot jga aku nnton go ahead. Tapi krna udh terlanjur cinta sama sfot, go ahead jd kek kebanting. Emg sih tema cerita aja udh beda wkwk. Aku suka melodrama, apalagi klo visual , bgm, dan ost nya bagus. Ga harus yg happy ending. Klo drakor tuh yg sejenis doom at your service, master's sun, it's okay that's love. Klo drachin aku kurang tau bnyak. Aku bakalan coba nnton rekomendasi kk, dari kmrn nyari2 blm ada yg klik. Btw tencu buat rekomendasi nya🔥
DeleteKalo drama Taiwan Someday or One Day udah nonton belum? Ini juga bagus banget cuma 13 episode. Aku pernah bikin reviewnya di blog ini. 🤭
DeleteAku seneng banget ternyata kamu fans DAYS jugaaa. Semua drakor yang kamu sebutin pernah aku baperin pada jamannya pas masih tayang huhu 🥲