[Review C-Drama] Le Coup De Foudre
Setelah namatin Put Your Head on My Shoulder beberapa
bulan lalu, saya bergerilya nyari-nyari drama China yang kira-kira cocok sama
selera saya. Gak gampang nyarinya soalnya selama ini saya fokusnya sama drama
Korea aja, gak familiar sama drama China. Untungnya
nih, gak susah nyari link donlotan C-Drama, di Youtube banyakkk. Yaa mungkin
karena Put Your Head on My Shoulder nancep banget di otak sampe bikin
saya gak gampang ngeklik sama drama-drama China yang saya coba
nonton—itu tuh saking niatnya, saya bela-belain search di Google
drama-drama China populer. Saya donlotin tuh satu-satu, tapi yaaa itu tadi—gara-gara
efek Put Your Head On My Shoulder masih nancep kuat di otak, saya kesulitan
menikmati drama-drama tersebut.
Trus gimana ceritanya bisa nemu
Le Coup De Foudre?
Saya gak sengaja liat twit-nya
Ori tentang drama ini. Langsung aja deh penasaran, karena selama ini suka
samaan selera ngedrama saya dan Ori—sejak kenal pertama kali melalui Healer (semoga ingatan saya nggak keliru).
Gak pake lama saya coba donlot ep 1 Le Coup De Foudre dan SUKA! Dramanya asik, relatable,
materi ceritanya memuat aspek-aspek hidup yang kita hadapi sehari-hari—masalah
keluarga, hubungan orangtua dan anak, sekolah, besarnya tekanan gimana cara menemui
masa depan dengan selamat, jatuh cinta, persahabatan, pandangan mengenai
pernikahan. Le Coup De Foudre punya semuanya! Konflik-konflik kehidupan yang
selama ini berkelindan dalam pikiran-pikiran kita.
DAAAAAAAAN LEAD MALE-NYA UNIK! ㅋㅋㅋㅋ
Banyak banget yang pengen saya
omongin tentang drama Le Coup De Foudre, dan ini juga yang bikin saya kuatir.
Jangan sampe review saya gagal menyampaikan kepada pembaca betapa berharga-nya
drama berjumlah 35 episode ini. 35 episode bbookk! Jarang banget tuh saya mau
nonton drama ber-episode banyak. Anehnya, saya OGAH BANGET ninggalin drama
satu ini walaupun storyline-nya hanya berputar di kehidupan Qiao Yi dan Yan Mo
serta orang-orang disekitar mereka. Salah satu alasan saya betah ngikutin
Le Coup De Foudre adalah tone penceritaannya sederhana tapi gak murahan.
Petikan-petikan dialognya nggak kosong. Nggak ada satu pun saya temui wasting
scene. Andai aja saya full-time blogger saya nggak akan
ragu-ragu bikin review per episodenya. KEREN BANGET SOALNYA. Ceritanya asik, chemistry
antar-karakternya luar biasa kuatnya—nggak ada alasan untuk nggak nonton Le
Coup De Foudre!
Jadi nih, kalau kamu nyari drama
ringan tapi berisi yang manis-nya kayak gula, yang bisa bikin
hati berdesir alus seperti ditiupin angin seopi-sepoi pas lagi panas-panasnya,
dan drama yang bikin kamu nyusut sudut mata karena terharu, saya rekomendasiin
Le Coup De Foudre! Trust me! You won’t regret!
Tau nggak drama apa yang seketika
nongol di kepala saya ketika nonton Le Coup De Foudre? Il Gup Palpal! Reply
1988. Saya nggak bilang Le Coup De Foudre niru Reply 1988, tapi kesederhanaan
dan kesantunan yang dimiliki Le Coup De Foudre-lah yang ngingetin saya sama
Reply 1988. Saya suka drama seperti ini. Tipikal drama yang akan saya inget
hingga bertahun-tahun lamanya, dan saya nggak akan sungkan rewatch dramanya.
Lagi dan lagi.
Btw, ada satu scene yang
nunjukkin Qiao Yi lagi nonton Reply 1988—Qiao Yi masuk tim Junghwan pemirsah
wkwk.
Sinopsis
Mengutip dari Wikipedia, Le Coup
De Foudre (Love at First Sight) merupakan web drama China yang diangkat
berdasarkan Novel berjudul I Don’t Like This
World, I Only Like You (我不喜欢这世界,我只喜欢你) yang ditulis
Qiao Yi. Drama ini disiarkan pertama kali pada 29 April sampai 5 Juni 2019
melalui Tencent dan Youku. Novel I Don’t Like This World, I Only Like You
berisi kisah perjalanan cinta Qiao Yi dan suaminya sejak bangku sekolah,
kuliah, hingga akhirnya menikah.
Kisah tersebut kemudian
divisualisasikan kembali ke dalam bentuk drama.
Saat pembagian posisi duduk di
kelas, Qiao Yi berada di peringkat dua terakhir. Dia dituduh berbuat curang
saat ujian makanya peringkatnya amblas bablas. Nah, saat itu ada aturan, mereka
bisa milih tempat duduk berdasarkan peringkat. Yang paling enak sih siswa yang
peringkatnya bagus. Qiao Yi yang urutannya berada di ujung antrian terakhir
akhirnya hanya punya tiga pilihan dan semuanya (menurut dia) serem-serem;
pilihan pertama duduk sama si tukang gombal yang males cuci rambut (TOLONGIN
QIAO YI), pilihan kedua duduk sama Fei
Dachuan—cowok yang punya body gede. Siswa pindahan, denger-denger doi
dikeluarin dari sekolah sebelumnya karena mukul gurunya (KURANG SEREM GIMANA
COBA). Pilihan ketiga, Yan Mo—si ranking satu yang luar biasa dingin-nya,
saklek, irit ngomong, ga punya ati sama sekali pas ulangan. Kalau kamu jadi
Qiao Yi, kamu bakal milih yang mana?
Dan Qiao Yi menjatuhkan
pilihannya pada Yan Mo, ia duduk di dekat cowok itu. Sontak seluruh warga
kelasnya shock gak percaya dengan kenekatannya Qiao Yi. Kurang lebih reaksinya
kayak—HAH, BERANI MATI BANGET LO DUDUK DEKET PATUNG ES YANG PUNYA TATAPAN TAJAM
SETAJAM GOLOK YANG DIASAH TIAP HARI ITUU?! Kasian banget Qiao Yi, mana sodara
kembarnya si Zhao Guanchao ngasih gestur gorok leher pulak! Nggak nolong sama
sekali! Horor pisan euy. ㅠ.ㅠ
Berawal dari situlah sejarah
kehidupannya Qiao Yi dan Yan Mo. Jatuh bangunnya hubungan dua insan berbeda
karakter ini. Yang satu cewek ajaib dengan segala macam keriuwehannya, satunya
lagi cowok pendiem bin cool, yang minim banget ekspresi wajahnya.
Sumpah, pertama kali liat dia pengen saya timpukin pake buku 300 lembar halaman
HAHAHAHA. Maafkeun...
Cast dan Characters
Saya nggak familiar dengan
artis-artis China. Mon maap.
Gadis baik hati yang memiliki
jiwa optimisme yang tinggi. Ceria sekali anaknya, Tapi sayangnya sejak kecil
Qiaoyi menderita self-esteem yang rendah, nggak percaya dirinya tinggi
banget. Minderan gitu, terlebih dalam hal pelajaran. Dibanding sodara kembarnya
yang selalu masuk ranking teratas, Qiao Yi memang selalu tertinggal jauh. Gadis
berhati lembut ini bercita-cita menjadi Produser acara televisi. Namun, ketika
ia sudah semakin dekat dengan mimpinya itu, Qiao Yi mutusin berhenti demi ngejar
Yan Mo. Ia bela-belain pindah ke perusahan yang baru dirintis Yan Mo bareng
Fei Dachuan. Qiao Yi nge-fans berat sama Jay Chou. Kek nggak banget ya
kedengarannya? Cewek ninggalin pekerjaannya yang menjanjikkan demi seorang
cewek—kalau nggak nonton kamu mungkin akan berpikir demikian. Tapi coba deh
dinonton dramanya...
Jenice Wu cantik banget. Bening.
Senyumnya itu loh.. saya aja yang cewek terpesona. Her smile is contagious.
“You are my soft spot. The only
consequence I can’t take.” –Yan Mo to Qiao Yi
Cowok pendiem yang punya tatapan
tajam. Si saklek. Pinter, pinter banget. Nggak suka basa-basi. Langganan juara
satu di angkatannya—bayangin dari ratusan siswa, dia juara satu mulu.
Makanannya sandwich sama aer putih, bajunya kaos putih nggak ada yang
lain, selemari isinya itu doang—Ya Allah bosen amat idup lu bang. Ngomong-ngomong
Yan Mo cuman makan sandwich tiap hari kok bisa sepinter itu ya? Dan bisa
menjulang gitu badannya padahal asupan empat sehat lima sempurnanya nggak
terpenuhi, doi udah kek tiang jemuran belakang rumah saya.
“Yes, you are beautiful, but my sister
is my bottomline.” –Guanchao, ep 4
Sodara kembar-nya Zhao Qiao Yi.
Cowok terpinter kedua di kelas setelah Yan Mo. Hobi-nya tepe-tepe sama cewek.
Genit. Ga bisa diem kalo liat cewek bening, udah bawaan dari kecil
gitu—belakangan ketahuan alasan kenapa Guangchao lebih seneng pacaran nggak
serius daripada yang menjurus ke nikah. Seneng banget ngegodain dan ngusilin
adeknya. Tapi jangan ditanyain level sayangnya ke adek dan keluarganya—its beyond
your expectation! Guangchao nggak
tegaan liat adeknya sedih. Apapun bakal dia lakuin supaya adeknya bahagia.
Kakaknya Qiao Yi terbaek seluruh dunia.
Jaman sekolah saat ditanya wali
kelasnya mau ngambil profesi apa nanti, Guangchao nyebut pilot tanpa ragu-ragu.
Ternyata dia malah jadi dokter.
Sahabat dekatnya Qiao Yi.
Satu-satunya di dunia. Tomboi. Nantinya dia jadi seorang penulis novel sukses.
Wu Yi sayang sama kakaknya Qiao Yi.
Gara-gara body-nya yang
gede dan tampangnya yang galak, dia disangkain tukang bully wkwk.
Padahal mah tampang doang galak, aslinya pria berhati bunga. Oya, Fei Dachuan
ini om-nya Yan Mo.
Zhang Rui
Ying as Cheng Youmei
Temen masa kecilnya Yan Mo yang
semangat banget ngejar-ngejar Yan Mo, tapi sama Yan Mo-nya nggak digubrisin.
Belakangan May jadiannya sama om-nya Yan Mo, Fei Dachuan.
“Some biases will be changed with
time, but some won’t. We misread others and are also misread by others. One who
seems to be fierce actually is kind. Smart people work hard in their spare
time. The one who is like a cold fish also has a warm heart. In fact, the
stupidest guy also tries to work hard. All can be seen are not facts. The truth
needs to be proved by time.” -Qiao Yi, episode 2
Le Coup De Foudre dibuka dengan scene
wawancara Qiao Yi dan Yan Mo. Nggak pernah dijelasin dalam rangka apa
mereka diwawancara. Namun melalui wawancara tersebut diketahui Qiao Yi dan Yan
Mo sudah menikah dan itu adalah tahun keempat pernikahan mereka.
Scene itu
bikin saya narik napas lega—setidaknya nggak akan ada aksi main tebak-tebakan
siapa nikah sama siapa karena udah ketahuan sejak awal. Mon maap, mbak-nya
trauma ㅋㅋㅋ
Pada kebanyakan drama yang saya
nonton, episode plot seringnya ninggalin puzzle demi puzzle yang
akan terungkap seiring berjalannya waktu *cough*. Alur drama romance nggak
akan jauh-juh dari format; kenalan-pedekate-pacaran-putus-baikan-tamat. Le Coup
De Foudre tidak seperti itu. Vibe drama ini menenangkan dan menyenangkan—sedihnya
ada hepinya ada, saya nggak sadar episode demi episode berlalu, dan di setiap
episodenya selalu ada hal-hal positif yang saya temukan. Le Coup De
Foudre ber-genre drama romantis, tapi nyatanya isi dramanya nggak melulu
fokus pada part romantisnya. Total 35 episodenya memuat perkembangan
karakter-karakter-nya tentang perspektif mereka soal hidup, tak terkecuali
karakter pendukung. Kayaknya motto drama ini adalah keep moving forward.
They are growing up through episode by episode.
Saya sudah bilang di awal
tulisan ini kalau saya kuatir tulisan saya gagal menyampaikan bahwa betapa berharga-nya
Le Coup De Foudre. Sedih rasanya saat saya nyari review dramanya di
Google—masih sedikit dan kebanyakan blog berbahasa Inggris. Saya ingin mereka
yang belum menonton drama ini akan memutuskan—setidaknya—nyoba dua-tiga
episodenya setelah baca postingan saya, saya ingin mereka membuktikan kalau saya
tidak berbohong, bahwa Le Coup De Foudre sayang untuk dilewatkan. Berikut saya
sebutin apa saja yang membuat saya muji Le Coup De Foudre setinggi-tingginya.
Saya ngomong gini bukan berarti
drama yang punya karakter antagonis itu jelek. Karena Le Coup De Foudre
genre-nya romantis, saya pikir kehadiran tokoh antagonis—orang ketiga, keempat,
kelima dst—akan membuat drama ini tak berbeda dari drama romantis kebanyakan.
Konflik drama ini udah cukup bagus tanpa orang ketiga. Btw, saya ngerasa l Le
Coup De Foudre lebih tepatnya disebut drama keluarga ketimbang drama romance.
Nilai tambah drama ini adalah
dengan menjadikan setiap karakter memiliki sisi antagonisnya masing-masing—bukankah
tokoh antagonis sesungguhnya memang berasal dari diri kita sendiri?
Udah pada tau kan stereotype-nya
Bapak Tiri di masyarakat kita? Nggak terlepas dari yang negatif—jahat, kejam
bla bla bla... Tapi Bapak Tiri di Le Coup De Foudre ngalahin baeknya bapak
kandung sendiri. ㅠ.ㅠ
Qiao Yi dan Guanchao memiliki
masa kanak-kanak yang keras dan meninggalkan luka yang mereka bawa hingga
dewasa, dan bahkan turut memengaruhi arah berpikir anak kembar ini mengenai
gambaran masa depan yang ingin mereka miliki. Kedua orang tua Qiao
Yi-Guanchao berpisah saat usia mereka enam tahun. Qiao Yi kerap mendapatkan
pelakuan kasar dari ayahnya. Pernah, karena perlakuan kejam bapaknya, gadis itu
harus menjalani operasi. Kejadian itulah yang membuat ibunya memilih berpisah.
Beberapa tahun kemudian Zhao Suying—ibu Qiao Yi dan Guanchao—bertemu Tian Weimin,
seorang polisi baik hati. Pria itu menolong Qiao Yi yang tersesat ketika sedang
bermain dengan Guanchao. Tersentuh dengan kebaikan Tian, Suying pun bersedia
menikah dengan pria itu meski usia terpaut jauh. Sebuah pilihan tepat, Tian
pria yang baik.
Tian Weimin
is a funny guy—nginget-nginget tingkahnya aja bisa bikin ketawa ㅋㅋㅋㅋ.
Dia sayang banget sama Qiao Yi dan Guanchao—dia siap mempertaruhkan
hidupnya demi anak-anaknya. Saya berkali-kali dibuat terharu sama Tian Weimin.
Bapak yang penyayang dan selalu ada untuk Qiao Yi dan Guanchao, seringkali jadi
sekutu si kembar ini. Ngakak dong liat mereka bisik-bisik ngegocipin Mak
Suying di meja makan. Lucu banget liat Tian Weimin yang selalu kedapatan
sama istrinya lagi megang botol minuman keras , ia
dilarang keras minum HAHAHA. Udah disembunyiin di tempat paling rahasia pun
pasti ketahuan. Suying semacam punya mata di mana-mana yang mengintai
pergerakan suaminya ㅋㅋㅋㅋ
Kelakuan keluarga Zhao tuh kek nyata
banget, bisa kita lihat pada keseharian keluarga-keluarga di sekitar kita. Bukan
sesutu yang utopis. Potret keluarga bahagia yang saling melindungi satu sama
lain. Lantas apakah mereka tidak pernah terlibat konflik? Pernah. Tapi, seperti
katanya Qiao Yi,
“Family is everyone’s weakness. It
makes you fragile. But after tears, you will incomparable strong.” –Qiao Yi, ep
8
Keharmonisan keluarga Zhao
sangat menginspirasi. I’m not kidding.
ㅡLe Coup De Foudre punya Super Momㅡ
Di scene Suying dan Tian
ngelepas Qiao Yi yang bakal menetap di Beijing untuk urusan pekerjaan, saya
teringat orangtua saya dulu sewaktu melepas saya kuliah ke kota orang, mirip
banget. Trus yang scene-nya Qiao Yi merasa terganggu oleh telepon ibunya
yang terlampau sering. Padahal ibunya melakukan itu selain karena kangen
anaknya, juga karena khawatir. Ibu-nya sampe dijagain berita tivi demi liat
ramalan cuaca di Beijing. Makanan juga dikirimin ke tempatnya Qiao Yi supaya Qiao Yi sering-sering ngajak makan
temen-temen kantornya, tapi gadis itu malah salah paham ㅠ.ㅠ
“Growing up, I don’t remember how many things I’ve done to
hurt her. Because she is the most intimate person. I always lose my temper over
her. My mom is my whole world. She’s the most talkative person but she is the
easiest to comfort. Because she loves me more than I love her...” –Qiao
Yi, ep 20
Qiao Yi seperti bisa membaca
pikiran saya. Apa yang diucapkannya tentang ibunya setelah menyadari
kesalahannya, adalah apa yang pernah saya katakan (sambil nangis) kepada diri
saya sendiri, tentang mama saya. Di scene itu saya ikut nangis bareng
Qiao Yi.
Coba deh cari cowok yang udah
ditolak berkali-kali tapi masih setia nunggu yang nolak dia sampe
bertahun-tahun padahal nggak ada jaminan penantiannya akan berbuah manis.
Setia-nya Yan Mo tuh bikin meleleh. Sulit dipercaya. Sampe ponsel Nokia bututnya
masih disimpen berikut nomer hpnya—berharap suatu hari Qiao Yi akan menghubungi
nomornya. DUH. Tuhan, mau dong yang kayak Yan Mo... #NgarepBangetLoMbak
Yan Mo bukan tipikal lead
male tsundere yang biasa kita lihat di drama-drama romantis. Emang sih cool
di luar tapi soft di dalem (catet; bukan sok cool ya), tapi
Yan Mo-nya nggak kasar sama Qiao Yi atau sok jual mahal. Yan Mo is Yan
Mo—cowok ganteng bin pinter yang nggak tau gimana cara menunjukkan perasaannya,
kaku, jarang senyum tapi giliran doi bertindak—dunia seakan berubah jadi warna
pinkeu-pinkeu, bunga-bunga bertebaran di mana-mana dan yang nonton (wabilkhusus
jomlo langsung gigit-gigit ujung bantal) HAHAHAHA. Smooth meeeeeeeeeeen.
Beruntungnya Qiao Yi . SAYA
CEMBURU BERKUBIK-KUBIK!!! ㅠ.ㅠ
Ada scene Qiao Yi telat
pulang, pulangnya udah malem banget. Bukan Qiao Yi namanya kalo nggak bisa
nyari alasan, dan bukan Yan Mo namanya kalo dia ngebiarin Qiao Yi lolos gitu
aja. Yan Mo dengan tenangnya ngambilin istrinya air minum sambil ngomong pelan—kurang
lebih seperti ini, “aku ngelakuin ini bukan berarti kamu dimaafin,” Marahnya bukan yang kayak gimana-gimana, tetep
care sama istrinyaㅠ.ㅠ
#BAPERNOMOR777
Ngakak liat Yan Mo cemburu, jadi
rada-rada absurd gitu mas-nya (melampaui ke-absurdan istrinya) HAHAHAHA.
LUCUUUUUU. GEMESIIINNYA PAKE BANGET. Dan siapa yang nggak mesem-mesem otw
meleleh ngeliat Yan Mo ngikutin permainan absurd Qiao Yi? Scene di
hotel! *KETAWASETAN*
We Love Friendship!
Selain urusan romansa dan
keluarga, Le Coup De Foudre juga menyuguhkan ikatan persahabatan yang kental
antarkarakter, sebut saja Qiao Yi dan Hao Wu Yi—friendship goals banget.
Selalu ada di saat-saat sulit dan bahagia. Sempat berselisih namun itu justru
kian mempererat persahabatan mereka.
Nggak boleh dilupa juga, betapa
supportif-nya Fei Dachuan terhadap Qiao Yi dan Yan Mo. Fe Dachuan sampe ngomong
ke Yan Mo—gue akan brenti nonton drama romantis kalo lo berdua gak jadian! HAHAHAHA
... and of course we got a happy
ending!
RATING
★★★★
4/5
Drama ini
berhasil mendefiniskan makna keluarga dengan sangat baik. Saya paling suka
saat-saat di mana setiap karakter berjuang melewati satu fase krusial yang
setelahnya akan kian mendewasakan pola pikir serta memperbaharui sudut pandang
mereka. Saya nggak ngebahas gimana Yan Mo menghadapi masalah keluarganya, tapi
jujur saja momen-momen tersebut sangat menyentuh.
Saya menutup postingan ini
dengan sebuah kutipan favorit saya dari Guanchao,
“Don’t fear. We just
meet a red light for a moment.”
Tabik,
Azz
(yang lagi patah hati)
HAHAHAHAHA *fake laugh*
No comments:
Post a Comment
Haiii, salam kenal ya. 😊