Review Hi Venus
Acara kemping seorang diri Lu Zhaoxi berakhir mengecewakan. Nasib nahasnya dimulai ketika ia berusaha menolong seekor anak kambing yang tersesat tak jauh dari lokasi tendanya. Hujan tiba-tiba turun dengan deras. Lu Zhaoxi membawa anak kambing tersebut ke dalam mobilnya. Namun dalam perjalanan, mobilnya mengalami kecelakaan tunggal tertimpa longsoran tanah. Ia kemudian mencari pertolongan dengan masih membawa si anak kambing bersamanya. Ckck… sebegitu pedulinya sama anak kambing ya…
Di
tengah perjalanan Lu Zhaoxi bertemu Ye Shilan, dokter anak yang sedang
ditugaskan di klinik di desa Taoyuan. dr. Ye lagi nyari anak kambing yang
hilang. Pas banget kan, anak kambingnya sedang digendong Lu Zhaoxi. Ye Shilan
tanpa samlekum langsung menuduh Lu Zhaoxi sebagai pencuri kambing. Apes banget
emang nasibnya Lu Zhaoxi, udahlah kemping di hari minggunya berantakan,
mobilnya terjebak longsor, ditambah status barunya sebagai pencuri
kambing—mantap. Mau ngelak gimana pun Ye Shilan tetap nggak percaya, wong bukti
kejahatan ada di depan mata. Ye kaaan. Padahal Lu Zhaoxi sudah mengenalkan
dirinya sebagai direktur baru rumah sakit Anxing, rumah sakit pusatnya klinik
Taoyuan. Di mata Ye Shilan, Lu Zhaoxi adalah penipu dan pencuri HAHAHAHA. Mana
besoknya lagi, ada nenek yang salah mengenali Lu Zhaoxi sebagai penjual obat
ilegal.
Dan
begitulah nasib Lu Zhaoxi selama terjebak di Taoyuan. Dia dipaksa bekerja oleh
Ye Shilan supaya bisa menutupi biaya hidupnya selama berada di sana. Disuruh
ngasuh kambing dan ayam HAHAHAHA.
Singkat
cerita, jalan desa yang tertutup akibat longsor akhirnya berhasil dibuka. Tanpa
pamitan ke Ye Shilan, Lu Zhaoxi akhirnya kembali ke habitatnya. Alias pulang ke
kota. And guess what?? Dia beneran direktur baru rumah sakit
Anxing dong PWAHAHAHAHA.
Seperti
janjinya kepada Ye Shilan, Lu Zhaoxi menarik penugasan Ye Shilan agar kembali
ke Anxing. Udah bisa nebak arah ceritanya bakal ke mana? Iyes, Ye Shilan
akhirnya ketemu Lu Zhaoxi sebagai direktur baru. Dan dari sinilah cerita
bertema komedi romantis ini dimulai.
***
Sekilas,
kalo baca sinopsis cerita dan karakter tokoh utamanya, yang terbayang kemudian
adalah drama ini akan mengisahkan tentang hubungan CEO tampan dan dokter cantik
yang diawali dengan kesalahpahaman. Drama-drama Cina yang tokoh utama cowoknya
digambarkan sebagai CEO—yang pernah aku nonton ya—sependek ingatan aku,
rata-rata digambarkan red flag. Cool,
galak, jaim-an, mendominasi dengan segala kuasanya. Domineering CEO. Trus ya tokoh utama ceweknya kebanyakan dijadiin
objek cintanya sang boss. Awalnya, kupikir Hi Venus bakal kayak gini juga. Aku
udah curiga duluan sama Lu Zhaoxi. Kejutannya adalah Lu Zhaoxi berhasil
membuktikan sebaliknya! He wasn’t like
that at all. Dia adalah peran bos pertama di Cdramaland yang out of the box, sangat sangat manusiawi,
pokoknya doi bukan tipikal CEO yang biasa aku lihat di drama Cina. SOOOO FRESH
AND FUN TO WATCH. I’m in love!
Jadi,
bisa dibilang, aku underestimate di dua-tiga episode pertama Hi Venus. Memasuki
episode 4, hatiku udah ga ketolong lagi, kena pelet gaya humorisnya Lu Zhaoxi.
Kayaknya ga ada satu episode pun tanpa ngakak. Ada aja gitu yang bisa bikin kelepasan
ngakak. Sampe mikir ajaib bener nih pa bos satu, bisa banget naikin mood orang
yang nonton.
Nah,
di review kali ini aku mau mencoba menuliskan alasan mengapa Hi Venus aku
jadikan sebagai salah satu komedi romantis terbaik yang pernah aku tonton.
#1
Lu Zhaoxi
HAHAHAHA
Lu Zhaoxi di urutan pertama alasan aku nonton dramanya. Kenapa coba? Seperti
yang aku bilang sebelumnya, 3 episode pertama Hi Venus belum bisa meyakinkanku
untuk lanjut, tapi begitu masuk menit-menit jelang ending episode 3 yang
berlanjut ke episode 4—scene Ye Shilan bertemu Lu Zhaoxi setelah first encounter mereka di Taoyuan—lawak
aslik! Ga nyangka akan selucu itu pembalasannya
Lu Zhaoxi ke Ye Shilan HAHAHAHA. Ner bener pas bos kocak.
Lu
Zhaoxi ga akan seperti yang aku bayangin. Dan kebukti bener. Bagus banget
karakternya sebagai pa bos. Likeable, humoris, baik, sopan, profesional, nggak
nge-bossy, down to earth, tau menempatkan diri, asik banget orangnya. Too good
to be true but aku percaya ada kok orang yang karakternya macam Zhaoxi ini.
Masih manusiawi sih menurutku, nggak yang dreamy gitu. Definisi cowok green
flag yang kucari ehm. Maunya ya HAHAHAHA.
Lu
Zhaoxi naikin standar karakter CEO di drama nih.
#2
Chemistry
CIAMIK!
Liang
Jie dan Joseph Zeng udah pernah dipasangkan di drama kostum Time Flies and You
Are Here—yang kebanyakan penonton mere-view jelek jalan cerita dramanya. Tapi chemistry
nya Liang Jie dan Joseph bagus.
Bertemu
kembali di Hi Venus dengan materi cerita yang bagus membuat chemistry dua orang
ini meluap-luap. Natural dan sangat realistis. Lu Zhaoxi dan Ye Shilan
melakukan hal-hal yang umum yang biasa dilakukan pasangan. Yang paling sering
adalah makan bareng. Biasanya di drama tuh adegan makan bareng ya gitu-gitu
aja, sekadar adegan numpang lewat. Di Hi Venus enggak gitu. Sambil makan mereka
ngobrolin banyak hal. Bonding mereka kuat karena sering ngobrol sering sharing
hal-hal yang perlu diketahui oleh masing-masing. Misalnya Ye Shilan dengan
kehidupannya… Pasangan ini membuktikan bahwa komunikasi yang baik hanya akan
bisa terjalin apabila ada dua orang yang sama-sama membuka diri untuk dibaca satu sama lain. Bersedia menerima
perbedaan pasangan, dan berkompromi mengenali berbagai macam perbedaan di
antara mereka. Dari sini ruang pemahaman dibangun.
Cowok
nih harus belajar banyak sama Lu Zhaoxi. Termasuk belajar cara ngomong manis
tapi jatuhnya ga ngegombal. Alus bener Lu Zhaoxi wkwk. Biasanya kalo nonton
yang beginian seringnya cringe, ini enggak, malah senyam-senyum gila.
Pengen
banget liat Liang Jie dan Joseph main bareng lagi.
#3
Perkembangan karakternya jalan!
Selain
Lu Zhaoxi, aku juga dibikin jatuh akung sama Ye Shilan. Karakter utama wanita
ini muncul dengan pembawaannya yang tidak membuat penonton respek di episode
pilot. Namun seiring perkembangan cerita, aku sebagai penonton melihat alasan
mengapa Lanlan bersikap demikian. Latar belakang kehidupannya di masa lalu
mampu menjelaskan dengan logis mengapa karakternya tumbuh seperti itu; pesimis,
berjarak, curigaan, sulit akrab dengan orang lain…
Ye
Shilan ini yang paling bagus perkembangan karakternya. Judul lain drama ini kan
Wo Ke Neng Yu Dao Le Jiu Xing atau I May Have Met a Savior, dengan kata lain
pov utamanya adalah Ye Shilan. Di ending pun yang jadi closing statement-nya
adalah Ye Shilan.
Beberapa
kali Ye Shilan membuat mataku berkaca-kaca. Strong banget anaknya. Yang aku
suka dari Ye Shilan, meskipun di awal dia annoying tapi dia terbuka menerima
kritik, ga saklek atau sok yang gimana-gimana, sama seperti Lu Zhaoxi, cara
berpikirnya Ye Shilan logis dan rasional. Aku bisa terkoneksi dengan pemikiran-pemikirannya
dalam berbagai aspek. Nemu karakter macam ini drama Cina yang mengusung genre
komedi romantis sangatlah langka pemirsa, seenggaknya berdasarkan pengalamanku
menonton selama ini ya…
#4
Second Couple-nya Seru!
Sebagai
penikmat drama Cina sekian tahun ini yang sudah menonton lumayan banyak drama
romantis, bisa diitung jari deh second couple yang bisa bikin aku betah nonton
scene mereka. Drama Cina kan terkenal suka banyakin couple banyak-banyak yang
seringnya merusak mood penonton wkwk.
Hi
Venus menampilkan Jiajia dan Kevin Lin sebagai second couple-nya. Jiajia adalah
penulis web novel yang bekerja di kafe, sedangkan Kevin adalah asistennya Lu
Zhaoxi. Scene Kevin dan Jiajia lebih banyak diambil di kafe. Mereka nih suka
ngobrol bahas cerita-ceritanya Jiajia yang udah dipublish. Dialog-dialognya
diambil dari sudut pandang Jiajia sebagai penulis dan Kevin sebagai pembaca.
Lumayan seru. Tergelitik sama beberapa kalimatnya Jiajia, aku sampe mikir
Jiajia ini semacam ‘pesan’ pribadi yang ingin disampaikan Wang Xiong Cheng
selaku penulis skenario Hi Venus. Paling suka waktu Jiajia bahasin orang-orang
yang suka baca cerita romance. Ga bisa dipungkiri banyak orang yang masih
memandang sebelah mata pembaca dan penulis cerita romance. Kayak yang… baca
novel romantis? Haduh ngapain sih buang-buang waktu? Emang apa yang bisa
didapatkan dari cerita-cerita romantis? Kehaluan yang menjadi-jadi?
HA.
Siapa bilang novel atau film/drama romantis nggak ada manfaatnya buat pembaca?
Jiajia bilang, dia awalnya menyukai cerita romantis gara-gara pernikahan orang
tuanya yang gagal. Ia menemukan pelarian lewat
cerita-cerita romantis yang ia baca. Jiajia percaya masih ada cinta yang indah
di dunia ini. Dari sana ia terinspirasi untuk menulis ceritanya sendiri.
Menemukan katarsis pada cerita-cerita romantis bukanlah dosa atau sesuatu yang
memalukan. Kita sudah cukup dibuat babak belur oleh-oleh kenyataan yang hidup
yang seringkali ngajakin bercandanya kebangetan. Bukan berarti sebagai penonton
cerita romance kita jadi halu berlebihan. Ya nggak juga. Justru dari cerita
romance aku menemukan banyak referensi tipe-tipe cowo mulai dari yang red flag
sampe yang green flag. Tipe mana yang perlu dipaketin ke pluto tipe mana yang
kira-kira bisa diajak ketemu emak-bapak HUAHAHAHAHA. Menonton cerita romance
seenggaknya nggak terbukti bikin saya memuja romantisme secara berlebihan.
Masih waras kok pemikirannya.
Aku
menikmati scene-scenenya Kevin dan Jiajia, slow burn romance yang asik
diikutin. Ga diburu-buruin, ga bikin cringe. Masuk akal. Pokoknya ngalir aja.
Kevin
kalo sama Jiajia menggemaskan sekali. Aku ga pake jurus skip nonton adegan mereka.
#5
Bestie terbaik
Tampak belakang aja perfect ya, mon maap ga nemu fotonya Jiajia berduaan sama Lanlan
Ye
Shilan beruntung banget punya temen yang keren kayak Jiajia. Dia jadi temen
ngobrol dan temen sharing-nya Shilan. Jiajia selalu ngasih saran yang masuk
akal untuk setiap masalahnya Shilan. Tokoh-tokoh di Hi Venus kebanyakan positif
semua sih, ga ada yang sampe bikin esmosi jiwa. Jiajia adalah salah satu part terbaiknya hi Venus!
#6
Nggak Ada Plot Twist
Seringkali
genre romantic comedy berubah haluan di tengah jalan menjadi genre melo-drama
yang membuat bagian comedy-nya kehilangan
makna. Untuk pertama kalinya, setelah sekian lama ada drama yang bisa konsisten
membuat bahagia sampai akhir. Konsisten mempertahankan part komedinya dengan
sangat baik. Tidak hadirnya konflik yang berat dan minus plot twist tidak
lantas membuat aku sebagai penonton merasa bosan menonton. Reaksi orang
beda-beda sih, ada juga kok yang ngerasa bosen nonton Hi Venus, tapi untuk
referensi pribadi aku nggak pernah ngerasa bosen. Malah excited nungguin tiap
episodenya.
Aku
berani bilang karakter Lu Zhaoxi memegang peranan penting dalam urusan ini.
Sisi humorisnya itu loh. Ga berlebihan, ga boring, bikin ngakak iya. Suka
adaaaa aja kelakuannya yang bikin orang ga bisa ga ngakak. Heran kok ada
makhluk se-menggemaskan ini.
Menurutku
mendapuk Joseph Zeng/Zeng Shunxi sebagai pemeran Lu Zhaoxi adalah keputusan
terkeren pihak produksi Hi Venus. Spektrum aktingnya gilak bagus banget.
Ekspresi muka, gestur, intonasinya, semuanya baguuuus. Joseph berhasil
menghidupkan karakter Lu Zhaoxi dengan sangat baik. Bisa fatal gagalnya kalo
yang meranin Lu Zhaoxi ga se-apik Joseph aktingnya. Ga jamin deh aku bakal
betah nonton.
Tanpa plot twist dan konflik yang nggak setajam silet tetap bisa bikin aku baperin Hi Venus, semua berkat Lu Zhaoxi dan chemistrynya dengan Ye Shilan—partner lawak kita.
#7
Value Cerita
Bisa
nemu value berharga dari tontonan tuh menurutku kerena sih. Meskipun Hi Venus
mengusung tema komedi romantis, namun apa yang ditampilkan drama ini melalui
dialog-dialog antartokohnya sangatlah menginspirasi. Romance-nya tuh ada
isinya. Lucunya juga nggak yang sekadar bikin haha-hihi gemes peluk guling
(bagi jomblo), tapi juga ngasih insight. Moral ceritanya kuat.
Aku
mulai dari karakter Ye Shilan ya…
Ayah
Ye Shilan bun*h diri saat ia kecil. Ibunya lalu menikah kembali dan memiliki
anak laki-laki dari pernikahannya ini. Ye Shilan sangat dengan ayahnya, ia
menganggap ayahnya sebagai role model, pahlawan keluarga sebelum akhirnya
ayahnya memilih mengakhiri hidupnya. Kehilangan besar sangat dirasakan Ye
Shilan, dan ini turut mempengaruhi sudut pandangnya, bagaimana ia memandang
dunia dan hal-hal yang datang kepadanya; pernikahan ibunya, pekerjaannya,
interaksinya dengan orang lain. Impiannya tidak muluk-muluk, ia hanya ingin
punya rumah sendiri yang ia beli dari tabungannya. Mengapa rumah? Karena Ye
Shilan tidak pernah merasa memiliki rumah sejak ayahnya meninggal.
Ye
Shilan menyimpan kekecewaan yang dalam terhadap keputusan ayahnya mengakhiri
hid*p. Ia simpan kekecewaannya itu selama bertahun-tahun. Namun yang tidak
disadari Ye Shilan adalah bahwa rasa cintanya terhadap ayahnya masih kuat
mengakar di dalam hatinya. Aku pernah membaca katanya anak perempuan yang dekat
dengan ayahnya akan cenderung mencari pasangan yang seperti ayahnya.
Begitu
melihat karakter Lu Zhaoxi, semacam ada lampu neon yang menyala terang di
kepalaku. Pinter banget ya penulis skenarionya membentuk Lu Zhaoxi. Ye Shilan
akan dengan mudah tertarik.
Yang
bikin surprise lagi, karakter Lu Zhaoxi digambarkan sebagai anak laki-laki yang
dekat sekali dengan ibunya. Semua yang terjadi dengan dirinya diceritakan
kepada ibunya, ga ada rahasia. Udah gitu ibunya baik banget pulak. Nggak ada
itu emak-emak kaya tujuh turunan yang galak dan milah-milih jodoh untuk
anaknya. Nggak ada di Hi Venus.
Melihat
kehangatan di tengah-tengah keluarga Lu aku pun membatin pantesaaaaan Lu Zhaoxi
potongannya anak soleh dan berbakti, sopan sama orang, wong lingkungan
keluarganya postif banget. Terharu pas adegan Ye Shilan makan bersama Lu Zhaoxi
dan ibu-bapaknya. Kehangatannya menyebar ke mana-mana. Suasana menyenangkannya
hidup. Ibunya Zhaoxi keliatan lebih sayang sama Shilan ketimbang anak sendiri
HAHAHAHAHA.
Impian
Ye Shilan adalah memiliki rumah sendiri, tapi Tuhan memberinya lebih dari yang
diinginkannya.
Lalu
Lu Zhaoxi, nggak abis-abisnya aku baperin makhluk satu ini. Semua cowok fiksi
yang masuk list kesayangan pada minggir semua. Lu Zhaoxi nomer satu! No debat.
Beberapa kali Lu Zhaoxi mengejutkan aku dengan gestur dan ucapannya. Tiga yang
paling kuingat adalah, pertama, waktu dia bilang ke Lanlan bahwa bukan dia yang
menolong Lanlan, tapi Lanlan lah yang menolong dirinya sendiri. MAU NYARI DI
MANA COWOK YANG TAU CARA MENGHARGAI CEWEK KAYAK LU ZHAOXI?? Xixi nggak pernah
memperlakukan Lanlan sebagai objek cinta semata. Dia menghargai Lanlan sebagai
manusia seutuhnya dengan seluruh nilai yang melekat padanya. Xixi nggak
berusaha mengubah Lanlan, ia memberikan ruang kepada Lanlan untuk berproses.
Selama itu Xixi selalu berusaha memastikan ia ada sebagai support system nya
Lanlan di urutan terdepan. Xixi respek banget sama Lanlan.
Kedua,
sewaktu mereka akhirnya resmi jadian, menurut ex-gf nya Xixi, Xixi tuh anaknya
paling ga bisa low profile kalau udah sayang sama orang. Pengennya seisi dunia
tau. Tapi karena Lanlan minta supaya hubungan mereka nggak di-publish, Xixi
manut aja. Ngikutin kata Lanlan. Dan dia ngelakuin itu dengan sukarela,
hepi-hepi aja.
Ketiga,
ini sih yang paling… ugh. Nggak nyangka bakal dapet jawaban kayak gitu dari
Zhaoxi. Pas Lanlan dapet telpon dari ibunya, Xixi denger kan trus langsung
direbut tuh hp. Xixi cerewet banget. Minta dikirim inilah-itulah, ngajak ibunya
Lanlan liburan, sampe Lanlan kaget. Soalnya ibunya Xixi belum tau kalau Xixi
itu bosnya Lanlan. Taunya Xixi itu dokter, rekan kerjanya Lanlan. Pas Lanlan
protes, takutnya nanti ibunya kecil hati begitu tau Xixi punya latar kehidupan
yang berbeda jauh dengan anaknya. Zhaoxi-nya bilang kalo dia sengaja nyerocos,
cerewetin minta ini-itu ke ibunya Lanlan agar calon mertuanya nggak ngerasa
terbebani. Xixi kayak pengen ngasih jaminan gitu ke ibunya Lanlan. Statusnya
sebagai anak orang kaya bukan masalah.
Mindset-nya
Lu Zhaoxi nih yang bikin aku cinta banget sama karakternya. Kayaknya kalo
temenan sama dia bawaannya bakal positif juga. Dia dibesarkan dengan baik oleh
orang tuanya. Lu Zhaoxi jago masak juga. Dibekalin skill masak sama
ibu-bapaknya. Bayangin, skill dasar sebagai manusia diajarin sama ortunya,
padahal kalo mau apa-apa tinggal pake duit ya.
Sumpah
ya, udah cape nonton tokoh utama cowo yang karakternya nggak banget. Sebelum
ketemu Lu Zhaoxi, aku juga kenalan sama Lu Xun di Legally Romance—drama tahun
2022, Lu Xun nggak kalah bagus sih karakternya, lucu jugak.
#8
Ending
Ending-nya
walaupun kurang memuaskan, tetapi bisa menutup drama ini dengan manis.
Premisnya nggak meleset. Adegan lari pagi Ye Shilan dan Lu Zhaoxi di bagian
akhir memiliki makna yang dalam. Awalnya Ye Shilan dulu yang di-shoot, beberapa
detik kemudian Zhaoxi nyusul. Aku membaca adegan ini sebagai isyarat, Ye Shilan
‘lari’ (menjalani hidup) nya ga sendirian. Udah ada yang nemenin.
Closing
statement-nya Ye Shilan juga bagus, inspiratif.
“My
dad told me, if you hope others to pull you up, you have to reach out your hand
first; if you hope others to save you, you have to save yourself first. I
should thank myself for not giving up.”
Relate banget sama kalimatnya. Aku pernah berada di posisi ini, bertahun-tahun menuduh orang nggak ada yang bisa nolong aku, padahal aku nya sendiri yang memilih mengunci diri di kegelapan. Dan memang benar adanya, kita lah yang harus menolong diri kita pertama kali, dengan membiarkan orang lain menolong kita; jangan mengunci pintu terlalu lama.
“Life
may not be satisfactory, but only by taking it seriously can there be hope.”
–Ye Shilan
Kita
nggak boleh berharap orang lain hadir dan mengubah hidup kita, keliru. Saya
pikir di dunia ini tidak ada seorang pun yang mampu mengubah orang lain.
Membawa pengaruh, mungkin lebih tepat. Sebab pada akhirnya keputusan mau
berubah—mau membiarkan pengaruh tersebut mengubah kita atau tidak, sepenuhnya
berada di tangan kita masing-masing.
Ye
Shilan berubah bukan semata-mata karena Lu Zhaoxi, ia memilih mengambil
kesempatan yang ditawarkan Lu Zhaoxi. Ia menyadari pada dirinya memang perlu
ada yang diubah; ia yang pesimis. Perubahan-perubahan yang terjadi kemudian pun
positif. Ye Shilan sebelum dan setelah bersama Lu Zhaoxi beda banget. Dia jadi
banyak senyum, udah bisa berinteraksi dengan rekan kerjanya. Dan udah ga
pesimis lagi. Bener ya, kalo ketemu orang yang tepat, kita bisa membawa keluar
versi terbaik diri kita yang selama entah bersembunyi di mana.
Plislah,
aku juga mau yang kayak Lu Zhaoxi. Orang yang pernah terbiasa dengan perasaan
tidak aman dan tidak nyaman cocoknya emang yang kayak Lu Zhaoxi ehm.
HAHAHAHAHAHAHA.
Sholawatin aja dulu. Namanya juga usaha ya kann.
Soal
jodoh, ada kalimat bagus dari bapaknya Lu Zhaoxi, “It doesn’t matter which one takes
the initiative. What matters is to be sure the other part is the right one.”
Yakin
dulu bahwa dia orang yang tepat.
***
Hi
Venus adalah drama bertema komedi romantis yang benar-benar menghidupkan
temanya dengan baik. Drama yang ringan dengan dialog-dialog yang bagus, adegan
putus di drama romantis lainnya malah bikin lucu di Hi Venus, beda sendiri
emang. Kalo kamu butuh tontonan yang bikin hepi, nggak cringe, dengan chemistry
lead nya yang menggemaskan bikin senyum-senyum sepanjang episode silakan dicoba
Hi Venus. Kenalan sama Lu Zhaoxi dan siap-siap dibikin jatuh hati.
“Hope
you who love life can also be this lucky!
Never
fear the future.
Cherish
every day of the present.
Fighting!
*
Oya,
kalo ada yang ingin aku protes dari drama ini maka itu adalah… make up-nya
Joseph yang ketebelaaaan, aku insekyur liatnya wkwk. Lipstick nya terlalu merah
bbok. Lebih suka gaya Lu Zhaoxi yang santai, poninya diturunin, make upnya
tipis. Hal lain, endingnyaaaa… aku ga puas. Pengen liat Lu Zhaoxi dan Ye Shilan
nikah, Kevin dan Jiajia ketemu Zhaoxi dan Shilan. We want more!
P.s
: Hi Venus
adalah drama keempat Wang Xiong Cheng yang kutonton. Sebelumnya ada Find
Yourself, Go Ahead, The Day of Becoming You (ini aku nontonnya barengan Hi
Venus). Saat ini drama beliau yang lagi tayang ada Meet Yourself. Bagus juga.
P.s.s : Bebunyian
yang menjadi backsound Hi Venus menambah semarak nuansa lawak drama ini, segala
bunyi ayam lah apalah, ngakak!
P.s.s.s : Lu Zhaoxi
ga perfect, dia ga bisa naik sepeda (aku bisaa), masih kurang cakap nge handle
konflik yang turut ngelibatin Shilan—sampe bapaknya Zhaoxi kudu turun tangan. Tapi ga papa, Zhaoxi tetap juara di hatiku /PLAK/
Tabik,
Azz
Makasih
loh Hi Venus, udah bikin aku hepi banget selama nonton!
No comments:
Post a Comment
Haiii, salam kenal ya. 😊