[First Impression] At Eighteen/Moment of Eighteen (열여덟의 순간)
Starring : Ong Seung
Woo, Kim Hyang Gi
Tentang drama
Korea yang mengambil setting kehidupan remaja, sudah banyak sekali yang
sudah saya nonton; God of Study, School series, Sky Castle,
Cheer Up! Angry Mom. dan masih banyak lagi judul lainnya. Garis merah
dari drama-drama tersebut tak pernah jauh-jauh dari pelbagai masalah yang
dihadapi remaja-remaja wabilkhusus Korea Selatan: konflik anak-orangtua, campur
tangan orangtua berduit dalam pencapaian prestasi anak di sekolah sehubungan
dengan ambisi mereka memasukkan anak-anak mereka ke universitas-universitas
ternama di Korsel sana, kasus bullying yang mengerikan dan tak mengenal
akhir, depresi, hingga bunuh diri...
At Eighteen
atau Moment of Eighteen merupakan drama besutan Sutradara Shim Na Yeon,
dan penulis naskah Yoon Kyung Ah. At Eighteen tayang setiap hari Senin
dan Selasa pukul 21.30 waktu Korea Selatan di stasiun tivi kabel jtbc, dan saat
ini telah menayangkan 4 episode dari total jumlah 16 episode.
Dikutip dari
Asianwiki, At Eighteen mengisahkan kehidupan Choi Joon Woo (Ong Seong Wu), remaja
delapan belas tahun yang terbiasa hidup sendiri dan kesepian. Ibunya, Lee Yeon
Woo (Shim Yi Young), mengasuh Joon Woo sendirian. Ia sering meninggalkan
putranya karena tuntutan pekerjaan. Joon Woo digambarkan sebagai anak lelaki
yang kerap menemukan kesulitan mengekspresikan dirinya, namun di sisi lain ia
juga memiliki karakter yang cute. Karena satu kejadian, Joon Woo
ditransfer ke sekolah lain. Di sekolah barunya itulah ia bertemu dengan Yoo So
Bin (Kim Hyang Gi), yang kelak akan sekelas dengannya. Yoo Soo Bin adalah satu
dari sekian siswa berprestasi di sekolahnya. Kehidupannya dikontrol sepenuhnya
oleh ibunya. Yoon Song Hee (Kim Sun Young) menginginkan agar putri
semata wayangnya itu masuk ke perguruan tinggi top. Sebab itulah ia rela
melakukan apa saja agar prestasi anaknya meningkat. Soo Bin memiliki mimpi
kelak ia akan menjadi seseorang yang independen tanpa campur tangan ibunya.
Pembawaannya yang easy going, ceria, down to earth, dan tidak
tampak sebagai orang ambisius membuatnya mudah dekat dengan siapa saja.
Termasuk dengan Joon Woo. Soo Bin lah yang pertama kali membuka jalan kedekatan
di antara mereka.
Kehadiran
Joon Woo di sekolah barunya tak sepenuhnya lancar. Hanya berselang beberapa
hari saja ia masuk di sana, masalah baru telah melibatinya. Ia dituduh mencuri
jam tangan malah milik seorang pengajar kenamaan. Ma Hwi Young (Shin Seung
Ho) berada di balik insiden tersebut. Awalnya, ia tak berniat menjebak Joon
Woo, target sebenarnya adalah Jo Sang Hoon, siswa pecicilan yang selalu
berusaha menjatuhkannya dengan segala gaya pecicilaannya. Namun situasi
menjadi tak terkendali setelah kasus itu masuk ke lingkaran sekolah hingga
akhirnya Joon Woo menjadi pihak tertuduh.
Sama seperti
Yoo Soo Bin, Ma Hwi Young adalah teman sekelas Joon Woo. He is a top student
there. Namun tak banyak yang tahu jika Hwi Young menderita semacam gangguan
panik—saat ia mengalami situasi mencemaskan ia akan menggaruk pergelangan
tangannya tiada henti. Hwi Young tak menyukai kehadiran Joon Woo, lebih karena
ia merasa disepelekan. terhina oleh tindakan Joon Woo. Kalau saya melihatnya,
ketidaknyamanan Hwi Young terhadap Joon Woo tak lain adalah akibat complex yang
dialaminya. Ketidaksukaan Hwi Young kian menjadi-jadi setelah ia
menyadari kedekatan Joon Woo dan Soo Bin yang semakin hari semakin akrab saja. Yep!
Hwi Young naksir Soo Bin.
Soooooo,
gimana kesan pertama saya nonton At Eighteen?
Sebelum
menonton At Eighteen, saya sedang memasuki masa hiatus ngedrama. Such a short
break. Waktu itu saya lagi kepincut sama Produce X101, mood ngedrama
pun ambyar byar byarrr bablas. Nah, pasca Produce X saya merasakan kekosongan yang luar biasa. Debut
X1 masih lama, BY9 belom ada kabar juntrungannya bakal jadi apa enggak—bosen
dong. Mau nonton drama, nggak tau mau nonton yang mana—nggak ngikutin twitt
temen-temen yang biasa nge-review drama soalnya hanya berselang dua-tiga hari
setelah saya bikin @CloudySkies1234,
akun khusus PDX, akun twitter @Majimak_Sarang
dikunci sama pihak twitter dan nggak tau bakal balik lagi atau enggak sama
sekali ㅠ.ㅠ.
Ribet amat ya permasalahan kehidupan onlen ane ㅠ.ㅠ.
Secara ramdom
saya milih nonton At Eighteen sebagai drama pertama saya setelah short break,
dan tentu saja tanpa ekspektasi apa-apa. Selain Kim Hyang Gi, tak satupun
dari list pemainnya yang familiar. Rata-rata pemeran utamanya emang belum punya
jam terbang tinggi kecuali Hyang Gi, di luar supporting roles yang
meranin guru dan ortu para siswa. Tau Ong Seong Wu sebagai idol doang,
bukan sebagai aktor.
Saya menonton
sekaligus tiga episode drama At Eighteen, dan saya pikir dramanya cocok sama
saya. Saya bisa menangkap Storyline-nya secara utuh, nuansanya kalem,
sendu, tidak dramatis, divisi aktingnya tidak ada masalah—Ong Seong Wu is okay.
Saya membaca banyak komentar di portal yang mengatakan pace dramanya
lambat. Sejauh ini menurut saya udah pas kok. Untuk empat episode awal,
konfliknya udah mulai keliatan. Tapi emang untuk pengenalan karakternya, untuk
supporting role teman-teman sekelas Soo Bin, Joon Woo, dan Hwi Young, masih
belum begitu jelas. Saya mencium di episode-episode mendatang tokoh-tokoh
kecil ini memiliki porsi permasalahan yang akan memberi warna pada
konflik At Eighteen. At Eighteen bukan drama suram, kesan melankoliknya
tidak menjurus ke sana, tapi lebih ke arah sentimental-nya usia 18 di mana
remaja di usia ini sedang giat-giatnya melakukan pencarian jati diri di
tengah-tengah lingkungan yang kerap kali justru memberinya arah yang
keliru. Saya membaca karakter-karakter remaja di drama ini sebenarnya sedang bertarung
melawan dirinya sendiri dan lingkungannya—orangtua, ketidakberuntungan,
harapan, cita-cita.
Saya tidak
ingin menuduh bahwa ada antagonis di drama ini, setiap karakter telah atau akan
menjadi apa ia di sepanjang jalannya cerita At Eighteen, pasti memiliki
alasannya sendiri. Pun demikian, saya tidak ingin memberikan pemahaman tanpa
batas bila nanti ada dari karakter-karakter tersebut ada yang melakukan
tindakan di luar batas. Sebab itulah kenapa drama ini menarik perhatian saya.
Saya ingin melihat bagaimana penulis naskahnya menyelesaikan konflik karakter
dan antarkarakter di At Eighteen. Jika pun tak bisa menyerupai jejak School
2013 yang begitu apik mengemas konflik dan penyelesaian setiap karakter di
dramanya, saya berharap At Eighteen tidak kehilangan arahnya hingga selesai
masa tayang.
Berikut ini
saya tulis hal-hal menarik yang saya temukan saat menonton empat episode
At Eighteen!
Scene yang bikin
nangis kejer ㅠ.ㅠ
Saya nangis
sesenggukan, serius.
Joon Woo
terbiasa ditinggal ibunya kerja sampai larut malam. Suatu malam hujan turun
deras sekali disertai guntur yang menggelegar. Joon Woo kecil ketakutan. Ia
bersembunyi di bawah selimut tebal. Di saat itulah Shin Jeong Hoo datang
mengetuk pintu rumahnya.
“I thought you might
be scared,” Jeong Hoo said.
Ooh kiddo, you have the purest
heart... ㅜ.ㅜ
Jeong Hoo tau
Joon Woo tidak bisa tidur dalam gelap. “Sekarang, kamu tidak takut gelap kan karena
aku ada di sini?” gitu katanya sambil nyelimutin Joon Wooㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠ
Joon Woo dan
Jeong Hoo memiliki kedekatan batin yang tidak akan bisa dimengerti oleh
siapapun. Keduanya sama-sama dilahirkan tanpa salah satu orangtua mereka,
dibesarkan dalam ketidakberuntungan yang tidak sederhana, saling pengertian
yang terjalin di antara mereka begitu kuat hingga Joon Woo rela mengakui
kesalahan yang tidak dilakukan demi Jeong Hoo, dan itulah yang menjadi alasan
ia dipindahkan ke sekolah lain ㅠ.ㅠ
Joon Woo sayang
banget sama Jeong Hoo, begitupula sebaliknya.
Ending
episode 4 bener-bener bikin heartbreaking. Saya bertanya-tanya haruskah
dibikin seperti itu? HARUSKAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHHHH?? Nyesek sekali ㅠ.ㅠ
Moon Bin ASTRO!
I
didn’t know that the tall and cute guy with tiny voice was ASTRO Moon Bin.
Yep. Saya suka kpop tapi enggak tau banyak soal idol-idol di luar boyband yang
saya sukai. Paling banter tau grupnya doang, atau membernya yang populer, dan
di ASTRO yang terkenal banget cuman si Cha Eun Woo. Non fans kayak saya cuman
tau sebatas itu doang. Padahal nih ya, beberapa hari sebelum nonton At
Eighteen, saya kepincut sama lagunya ASTRO yang Always You gara-gara jadi
opening video seorang youtuber kpop. Pantes aja kan waktu Oh Je (nama karakter
yang diperankan Moon Bin) nongol, saya ngerasa familiar gitu. Jangan-jangan
idol nih!
LAHHHHHHH
emang beneran idol ㅋㅋㅋㅋ. Moon Bin
is doing great. Aktingnya fine-fine aja, natural dan BAGOS. Dan saya pun
teringat ASTRO dan BTOB pernah tampil di satu acara yang sama yakni Immortal
Song 2. Saya nonton ulang lagi, eng ing eeeeeeeeeeng! Ternyata sebelum main di
At Eighteen, Moon Bin telah memulai debut aktingnya saat masih anak-anak. Its
almooooosttttttttt paraaaaaaaaaaaadiseeeeee! HAHAHAHA. Moon Bin memerankan
Kim Bum versi anak-anak di Boys Before Flower. Idol-turned actor nya
Fantagio menjanjikkan nih.
Ong Seong Wu!
Imej-nya Ong
yang melekat di benak saya adalah anaknya lucu, pinter bikin orang ketawa,
suaranya bagus, jago nge-dance—maklum, meskipun saya bukan fansnya Wannaone,
tapi saya nonton Produce 101 season 2 setelah acaranya selesai tayang di Korea
Selatan. Ketakutan terbesar saya sebelum nonton akting idol yang biasanya
tampil bodor bin dodol adalah kalau-kalau aktingnya nggak pas ngga bagus,
lebay, kaku, nggak lepas, dan imej-ny sebagai idol tetap melekat.
Syukurnya, akting Ong baik-baik aja. Yang menarik dari karakter Choi Joon Woo,
awal kemunculannya, saya pikir dia pendiem, cool, ternyata enggak. Sisi
kiyut-nya juga ada, persis seperti yang digambarkan sinospsisnya di Asianwiki.
Dia emang kaku, awkward, bisa dimengerti jika melihat latar belakang
kehidupannya. Saya kok percaya nantinya Joon Woo ga akan merasa kesepian
lagi...
The OST!
Lagu di ending episode 2 bagus banget, dinyanyiin Christoper, penyanyi asal Denmark kalo ga salah. Judul lagunya Moment. BAGUS BANGET. Nge bland sama nuansa dramanya. Dengerin lagunya bisa membangkitkan memori, ada sedihnya, melankolik.
=oOo=
At Eighteen
nggak serius dan melo-melo amat kok, ada lucunya juga. Kemunculan Wali Kelasnya
Joon Woo yang diperankan Kang Ki Young selalu bisa mencairkan suasana. Memang
tak banyak hal baru di darama ini, konfliknya hanya recycle dari drama-drama sebelumnya
yang bergenre sama. Bukan berarti dramanya tidak menarik, setiap drama memiliki
warnanya sendiri termasuk At Eighteen. Semoga aja kisah cinta di At Eighteen
tidak mengambil porsi banyak ya? Saya tetap berharap penulis akan lebih fokus
pada pengembangan karakter dan konflik alih-alih mendalami kisah cinta ala
remaja tiga tokoh utamanya. Cukup School 2017 aja.
Just
give it try!
No comments:
Post a Comment
Haiii, salam kenal ya. 😊