[Review] Pinocchio Episode 3
Note
: Ini bukan synopsis full ya, hanya sekadar me-review episode 3 setelah
menonton. Drama ini bagus banget menurutku, saking semangatnya aku gatel pengen
nulis di blog hehe…
Pinocchio Episode 3 : The Eye of The Queen |
Choi
Dal Po mendengar suara yang terasa sangat familiar memanggil-manggil namanya
agar segera bangun dan sarapan. Dia membuka matanya perlahan dan menyadari itu
suara siapa. Dal Po bergegas keluar kamar. Ia mendapati ayah dan ibunya di meja
makan. Dal Po kaget setengah mati.
Dia berulang kali bergumam kalau itu hanya
mimpi. Dia pasti sedang bermimpi. Jae Myung juga ada di sana, tetapi hanya
sebagian tubuhnya yang disorot. Wajahnya tidak.
Ayah dan ibunya heran melihat Dal Po bersikap seperti orang linglung.
Lalu Dal Po bergumam ini hanya mimpi, kan? Sebuah mimpi buruk. Ayahnya bertanya
mimpi buruk apa? Mimpi yang sangat buruk. Dal Po melanjutkan, bukankah ayahnya
menghilang dalam sebuah kebakaran gedung? Kakaknya mengabaikan dia dan ibunya.
Dan Ibu… Dal Po berkata penuh kesedihan sambil memandangi wajah ibunya yang
tengah tersenyum. Sedih pisan…
Ibunya
meyakinkan Dal Po kalau itu hanya mimpi tetapi tiba-tiba Dal Po melihat
kehadiran In Ha di sana. Jelas saja dia kaget. Kenapa In Ha di sana? Dal Po
kebingungan lagi. In Ha seharusnya tidak ada di sana. Jika In Ha ada di sana
berarti ini hanya mimpi.
Dal
Po setengah histeris, menunjuk In Ha seraya bertanya apakah Hyung-nya tahu
siapa dia? Tentu saja, dia kemenakan kita yang manis, jawab hyungnya. Dal Po
duduk, ia menenangkan dirinya dengan berkata ia hanya bermimpi. Ia bahkan tidak
ingin terbangun karena bahagia bertemu orang-orang yang disayanginya di dalam
mimpi. Mungkin ini pertama kali Dal Po mengalaminya setelah insiden kebakaran
itu menghancurkan keluarganya. Dal Po tak sengaja menyenyuh taplak meja. Ia
terhenyak, ia merasakan permukaan kasar kain taplak itu. Itu berarti dia tidak
sedang bermimpi! Daaaaan, ternyata memang benar itu Cuma mimpi. Dal Po bergumam
dalam tidurnya, kain taplak yang dielus-elusnya dalam mimpi tak lain adalah
ujung rok yang dipakai In Ha hahahaha. In Ha heran mimpi seperti apa yang
sedang dialami Dal Po. Ia menyuruh Dal Po bangun. Lucunya, Dal Po malah menarik
ujung rok In Ha dan menyentuhkannya di wajahnya.
Byuntaee!
In
Ha meninju pelipis Dal Po. Pwahahahaha…
Saat
itu, 4 Oktober 2013. Lompatan waktu yang cukup jauh. Dal Po, Haraboji, ayah In
Ha dan In Ha sudah pindah ke Seoul. Mereka tinggal bersama. Pagi di meja makan,
Dal Po mengompres pelipisnya yang kena bogem In Ha dengan telur masak. Terjadi
adu argument antara Dal Po dan In Ha lalu In Ha dan ayahnya. Haraboji
menghentikannya dengan sebuah hantaman sendok di jidat In Ha (dua kali untuk In
Ha ding) dan ayahnya. Rupanya ayah In Ha tidak setuju kalau In Ha melamar jadi
reporter. Lucu deh gaya bertengkarnya. Kan mereka marahan tuh, yang dijadikan
perantara ya Dal Po.
Di
bandara, Sung Cha Ok (ibunya In Ha) tiba dari luar negri dan dijemput dua orang
dari kantor. Pria yang satu adalah rekan satu timnya dulu dan satunya lagi
orang baru. Sebelum kedatangan Cha Ok, dua orang itu terlibat perbincangan yang
intinya kurang lebih mengenai penerimaan reporter baru di stasiun tivi mereka
dan salah satunya adalah puteri Cha Ok yang menderita syndrome Pinocchio.
Di
apartemen keluarga In Ha. Dal Po sedang memijit punggung haraboji. Haraboji
memperlihatkan sebuah foto kepada Dal Po. Dal Po bertanya apa itu. Haraboji
bilang ia mendengar kalau Dal Po baru saja putus dari Se Yeon bulan lalu. ROFL.
Jin Seo Yeon adalah lawan main Lee Jong Suk di Doctor Stranger.
Mas-nya gak usah sok imut napaaah >< |
Sedangkan foto
yang yang ditunjukan haraboji adalah foto Kim Min Jung hahahaha. Dal Po menolak
saat haraboji memintanya bertemu gadis di foto itu. Dal Po mengaku sudah punya
pacar. Ayah In Ha yang sedang membaca Koran bergumam dengan nada bangga, kakaknya
punya beberapa skill (soal menggaet pacar). Haraboji bertanya gadis seperti apa
dia? Namanya Hye Sung, dia gadis yang pintar, baik dan bersuara indah. (Hye
Sung adalah karakter dari drama I hear Your Voice).
In
Ha bersiap untuk mengikuti wawancara penerimaan reporter di stasiun tv MSC,
tempat ibunya bekerja tentu tanpa sepengetahuan ayahnya. Bisa marah besar kalau
dia tahu. Dal Po menanyakan di stasiun tivi mana In Ha akan menjalani
interview? In Ha bertanya balik bila ia memberitahukan Dal Po apakah Dal Po
bersedia merahasiakan itu dari ayahnya? Dal Po langsung tahu di stasiun tivi
mana In Ha di-interview. Dal Po tidak bisa berbuat apa-apa karena In Ha sudah
mantap dengan keinginannya. Ia bertanya apakah ibunya tahu? In Ha sudah
mengirim pesan ke ibunya memberitahu kalau dia lolos tahap pre eliminasi.
Dal
Po dan In Ha mendorong beberapa mobil yang menghalangi mobil Dal Po. Sekarang
Dal Po berprofesi sebagai sopir taksi. Dal Po kembali menanyakan keyakinan In
Ha, dari mana In Ha yakin kalau nomor yang selama ini dianggapnya sebagai nomor
ponsel ibunya adalah benar-benar nomor ibunya? Jika itu benar-benar nomor
ibunya bukankah seharusnya ibu sering-sering menghubunginya? Awalnya In Ha
tidak menganggap serius, ia berdalih ibunya pasti sibuk. Tetapi nampaknya Dal
Po tidak berhenti sampai di situ. Sesibuk apakah ibu In Ha hingga tega
mengabaikan puterinya selama sepuluh tahun? Itu berarti dua hal, dia mengubah
nomornya atau dia sudah tidak peduli lagi pada In Ha. Kemarahan In Ha meledak.
Ia heran kenapa Dal Po bersikeras menjelek-jelekkan ibunya? Kata Dal Po,
semakin besar ekspektasi In Ha maka akan semakin besar pula kekecewaannya jika
itu tidak benar terjadi. In Ha bertanya pernahkah sekali Dal Po bertemu ibunya?
Ah ya, andai In Ha tahu Dal Po adalah orang yang dihancurkan hidupnya oleh
ambisi ibunya…
Pertengkaran
itu berakhir dengan kepergian In Ha. In Ha sangat memuja ibunya. Dia tidak akan
terpengaruh seberapapun gigihnya ayahnya dan Dal Po mencoba menjatuhkan ibunya
di matanya. Dia hanya percaya apa yang dilihatnya. Sama seperti delapan tahun
lalu saat Dal Po dituduh mencuri jawaban test. In Ha percaya Dal Po tidak
melakukannya dan memang terbukti Dal Po di posisi benar.
Dal
Po masuk ke taksinya. Terdengar suara perempuan operator taksi. Namanya Hye
Sung. Hahahaha itu suaranya Lee Bo Young (pemeran Hye Sung di I Hear Your
Voice).
Di apartemen, Ayah In Ha menemukan dompet di depan pintu. Dompet Dal
Po. Tak sengaja ia membuka dompet itu dan menemukan foto In Ha terselip.
Seketika kecurigaannya timbul. Rasa curiganya meningkat tatkala dilihatnya di
bawah parkiran Dal Po keluar dari taksi dan mencoba mengejar In Ha walau
akhirnya yang dilakukannya adalah menatap kepergian In Ha dengan tatapan yang
sulit diartikan.
In
Ha berdiri di Halte bus sambil menahan dingin. Sudah masuk musim akhir musim
gugur. Dal Po memarkirkan taksinya di samping In Ha. In Ha sok jual mahal. Setelah
Dal Po mengatakan ia tidak akan menyalakan argo-nya barulah In Ha mau masuk
itupun dengan ekspresi yang… yah agak ketus. Pura-pura LOL. Baru juga
bertengkar beberapa menit lalu udah baikan. Dal Po menceritakan kalau dia
semalam mendapatkan mimpi yang baik. Ia bertemu orang-orang yang dirindukannya.
In Ha membeli mimpi Dal Po senilai 5.000 won dan memberikan kancing bajunya
untuk In Ha.
How cute they are…
Di
stasiun tivi MSC, ada tiga orang sedang duduk berhadapan. Dr. Guk (aku belum
tahu siapa namanya di sini jadi aku panggil dia sementara Dr. Guk, perannya di
ER Couple), seorang lagi rekan Cha Ok yang menjemputnya di bandara dan satuya
lagi, molla-yo… Mereka menggosipkan Cha Ok. Sudah bukan rahasia lagi kalau Cha
Ok itu ambisius. Demi mendapat rating tinggi untuk beritanya dia melakukan
tindakan licik. Dua diantaranya adalah membeli sebuah sepatu dan berpura-pura
kalau sepatu itu adalah milik salah satu korban kecelakaan di jalan, dia
melaporkan dari TKP dengan wajah penuh kesedihan. Satu-nya lagi, Cha Ok
melaporkan kejadian banjir seolah-olah banjir itu sangat tinggi, padahal
kenyataanya Cuma selutut ajah. Cha Ok berlutut di dalam air itu. Ckckck….
Sepertinya
rekan Cha Ok ini getol mengkritisi Cha Ok di belakangnya namun di hadapannya
dia berpura-pura baik. Dr Guk mendekati rekan Cha Ok sambil melihat ke layar
laptop yang dipegang pria itu. Melakukan sesuatu untuk menaikan rangking
pencarian berita online? Sindirnya. Rekan Cha Ok beralasan apa yang
dilakukannya masih kecil dibandingkan apa yang telah dilakukan Cha Ok. Look, betapa hitamnya dunia pertelevisian itu. Penuh kebohongan.
In
Ha sedang berada di salon. Dia meminta agar didandani seperti reporter.
Bukankah reporter dan penyiar itu sama? Tanya karyawan salon. Tidak, itu
berbeda. Reporter itu lebih berkelas dan cerdas. Karyawan salon itu paham (atau
pura-pura paham)? Dia berlalu sambil member kode ke temannya agar mendandani In
Ha seperti penyiar. Saat itu sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. Dari
ibunya. In Ha sangat bahagia bahkan ia sampai menangis. Diteleponnya Dal Po
hanya untuk mengabarkan itu.
Dal
Po mengomel sendiri di dalam taksi yang dikemudikannya. Seorang penumpang asing
terlihat ketakutan menyaksikan Dal Po berceloteh sendirian. Ia menyangka
jangan-jangan Dal Po orang aneh yang berbicara dengan GPS. Pria asing itu
ketakutan masih sambil menelpon temannya, dia benar-benar tidak waras. Pria yang berbicara dengan GPS. Ia meminta agar Dal Po menurunkannya
tapi Dal Po dengan tenang mengatakan dia bukan orang jahat. Hahahaha epik
banget. Ia menurunkan Pria itu di tempat yang ditujunya. Saat itu seorang pria
tua sedang berada dalam kesulitan. Gerobaknya menghantam sebuah mobil pick up
yang terparkir di pinggir jalan. Dal Po keluar mobil untuk menolongnya.
Dimintanya pria tua itu pergi, biarkan dia yang mengambil alih urusan itu.
Sepeninggal pria itu Dal Po memeriksa depan mobil pick up itu yang sedikit
penyok. Karena ia tidak bisa menunggu lama, disimpannya sebuah memo yang berisi
nomor ponsel serta permintaan maaf telah tak sengaja menabrak mabil itu.
Sebelum
masuk ke taksi-nya, ponsel Dal Po berbunyi. Dari ayah In Ha yang memberitahukan
dompet Dal Po ketinggalan. Dal Po curiga jangan-jangan ayah In ha melihat foto
In Ha. Saat yang bersamaan, pemilik mobil pick up yang ternyata adalah Jae
Myung, kakak Dal Po berada di depan mobilnya. Aaarrrgggh, mereka nggak jadi
ketemu deeh. Tapi Jae Myung mengantongi kertas memo dari Dal Po.
Ayah
In Ha mengamati dompet Dal Po. Ia teringat masa lalu, ketika In Ha dan Dal Po
pulang kehujanan. Tak sengaja Dal Peng (ayah In ha) menyaksikan rona lain di
wajah Dal Po saat menatap In Ha. Hati seorang ayah pasti tahu bila seorang pria
menaksir anak perempuannya. Di waktu lain, Dal Peng dan In Ha sedang terlibat
diskusi mengenai uang kuliah yang hanya cukup membiayai satu orang saja. In Ha
merasa Dal Po yang lebih berhak kuliah. Nilai test-nya lebih bagus disbanding
dirinya. Dal Po datang. Dia bilang tidak tertarik masuk kuliah. Dia akan masuk
wajib militer saja.
Kembali
ke masa sekarang, mengingat hal itu Dal Peng merasa Dal Po pasti menyukai In
Ha. Dal Po datang. Dal Peng menunjukkan apa yang ditemukannya di dompet Dal Po.
Dal Po berkata In Ha melupakan pas fotonya untuk resume—nya jadi Dal Po
menyimpannya untuknya. Dal Po berharap Dal Peng tidak berpikir macam-macam. Dal
Peng menyimpan foto itu. Akan jadi masalah kalau pacar Dal Po melihatnya di
dompet Dal Po. Dal Po mana punya pacaaaaaaar.
Lee Yo Bi |
In
Ha mengikuti interview. Dia senang sekali bahkan hanya dengan mengetahui ibunya
adalah satu dari tim pewawancara. Sebelumnya, dia bertemu Lee Yo Bi (aku belum
tau nama dia siapa di sini). Keliatannya Lee Yo Bi akan menjadi lawan tangguh
untuk In Ha baik dalam hal pekerjaan maupun ehm, cinta xD. Sayang sekali,
kekhawatiran Dal Po terjadi.
Sung Cha Ok sama sekali tidak memperlihatkan sisi
keibuannya pada In Ha. Dengan kejam dia menjatuhkan In Ha karena syndrome Pinocchio
yang dimilikinya. In Ha tidak berhasil melewati test wawancara tersebut. Ia
gagal berbohong saat melaksanakan misi menelpon sebuah rumah makan. Sejujurnya,
bukan itu yang menyakiti In Ha. Tapi cara ibunya memperlakukannya sangat diluar
harapannya. Yang lebih menyakitkan setelah tets wawancara itu, In Ha sendiri
membuktikan bahwa ponsel yang selama ini dianggap sebagai ponsel milik ibunya
ternyata bukan, melainkan milik orang lain. Entah bagaimana jalan ceritanya
hingga bisa demikian. Saat terakhir ibunya hendak meninggalkan In ha di selasar
kantor berita itu, In Ha berbisik lirih betapa ia merindukan ibunya sepuluh
tahun terakhir ini. Dan tahukah bagaimana reaksi ibunya? Dingin sekali Cha Ok
menjawab, maaf tapi aku tidak punya waktu untuk merindukanmu. Kejam ga tuh?
Rupanya
pemilik no ponsel yang selama ini dianggap In Ha sebagai no ibunya dipegang
oleh Kim Young Kwang (ga tau siapa namanya di sini, males gugel juga lol).
Kim Young Kwang |
Dia
terpekur nama membaca sms dari In Ha yang bernada kemarahan. Dia menelpon In Ha
tapi tidak sanggup berkata-kata saking merasa bersalahanya. In Ha mencecarnya
penuh marah. Betapa dia telah menunggu sepuluh tahun untuk sesuatu yang sangat
menyakitinya itu.
In
Ha melangkah keluar dari kantor berita MSC. Dal Po yang memarkirkan mobilnya di
seberang jalan melihat kelesuan yang tergambar di wajah In Ha. Ia ingin
menghampiri In Ha namun lalu lalang kendaraan menghalanginya beberapa waktu
sebelum lampu hijau menyala. Dal Po menelpon In Ha tetapi tidak diangkat. Dal
Po merasa ada yang salah apalagi melihat In Ha menangis hebat di bangku tak
jauh dari stasiun tivi MSC. In Ha dan Dal Po terlibat sms panjang. In Ha
berbohong. Ia bilang sedang bersama ibunya. Ibunya sangat merindukannya. Padahal
kan jelas-jelas Dal Po melihat In Ha di depan sana sedang menangis seperti anak
kecil. Dal Po bertanya apakah ia perlu menjemput In Ha? Tidak usah, kata In Ha.
Dia bisa pulang sendiri. Dal Po menurut. Setelah memacu mobilnya meninggalkan
In Ha, Dal Po merasa tidak tenang lalu memutuskan kembali ke kantor berita MSC
akan tetapi In Ha tidak adak di sana, gadis itu sudah pergi. Mnegejutkan, Dal
Po melihat Sung Cha Ok berdiri tak jauh dari pintu masuk gedung MSC. Ia
melambai ke arah mobil Dal Po. Kilasan masa lalu yang menampilkan Cha Ok
terlintas di ingatan Dal Po. Dal Po berusaha menekan perasaannya. Di dekatinya
Cha Ok.
Dalam
perjalanan. Dal Po mengamati Cha Ok. Ia berbasa-basi, menebak Cha Ok pasti dari
MSC. Dengan cuek Cha Ok mengi-yakan. Dal Po lalu bertanya apakah Cha Ok
mengenal In Ha? Bagaimana test wawancaranya? Apakah dia berhasil? Cha Ok
mengatakan In Ha tidak bisa melewatinya. Sarkastik, Dal Po menyindir Cha Ok
apakah karena In ha adalah puterinya? Kaget dong Cha Ok. Kenapa Dal Po bisa
mengetahuinya? Karena dia adalah paman In Ha. Cha Ok meminta agar Dal Po segera
menghentikan mobilnya.
Di
rumahnya, In Ha memasukan semua buku-bukunya ke dalam koper. Ia menyeret koper
itu gontai.
Cha
Ok dan Dal Po berdiri di pinggir jalan. Siapa Dal Po sebenarnya? Ia tahu benar
In Ha tidak memiliki paman. Dal Po mengakuinya, ia diangkat anak oleh kakek In
Ha. Dari sini diketahui mengapa In Ha tidak bisa lolos interview. Karena syndrome
Pinocchio-nya itu. Belum pernah ada satupun di Negara itu ada penderita syndrome
Pinocchio yang berprofesi sebagai jurnalis. Statistic berkata demikian. Perbincangan
alot itu terpotong. Kita akan mengetahui kelengkapannya di detik-detik terakhir
episode ini selesai.
Jae
Myung sedang minum-minum bersama temannya. Ia mengirim pesan untuk Dal Po,
mengatakan kalau Dal Po tidak perlu mengganti biaya kerusakan mobilnya karena
tidak terlalu parah. Temannya berkomentar Jae Myung seharusnya tidak merelakan
begitu saja. Tidak apa-apa kata Jae Myung. Duuuh, Jae Myung ini baik menurutku.
Kasian banget dia. Dal Po menerima pesan Jae Myung dengan perasaan lega.
Kembali ke rumah makan, perhatian Jae Myung teralihkan oleh pertengkaran tiga
pria. OMO, ketiga pria itu adalah orang yang telah menyebabkan ayah Jae Myung
dan Dal Po tertuduh. Bodohnya lagi tiga pria itu saling mengungkit
masalah-masalah tiga belas tahun lalu mengenai kebakaran itu. Pertengkaran itu
berakhir saat salah satu tangan pria itu menyentuh pemanggang daging yang
membara akibatnya tangannya melepuh, mereka bergegas pergi ke rumah sakit. Jae
Myung kaget menyimak pertengkaran itu. Ia bergegas mengejar namun ketiga pria
itu sudah menghilang bersama taksi.
Dal
Po tiba di rumah. Haraboji menanyakan kapan terakhir kali Dal Po berbicara dengan
In Ha? In Ha menghilang. Dia membawa semua buku-bukunya. Dal Po lalu berlari
keluar mencari In Ha. Dal Peng juga melakukan hal yang sama. Dal Po berlari
menyusuri jembatan dan melihat ada pesta kembang api. Lagi-lagi ia terkenang
ingatan detik-detik terakhir kebersamaannya dengan ibunya. Ingatan itu
terpotong atau lebih tepatnya Dal Po tidak ingin mengingat kejadian menyakitkan
itu. Jadi belum ketahuan apakah ibu Dal Po benar-benar sudah mati. Dan
bagaimana kejadiannya Dal Po bisa selamat dan ibunya entah.
Dal po berlari kembali ke gedung apartemen sambil meneriakan nama In Ha. Ada
sobekan-sobekan kertas berjatuhan dari atap gedung. Dal Po mengira In Ha akan
bunuh diri. Kalap Dal Po berlari menuju atap gedung. Benarkah In Ha hendak
bunuh diri? Nope. Gadis itu memasukan buku-bukunya ke dalam drum untuk dibakar.
Sayangnya, korek gas yang digunakannya padam. Maksud hati mau mengabil korek
gas itu eh malah separuh badan In Ha masuk ke dalam drum hahahaha koplak. Saat itulah
Dal Po menggedor pintu menuju atap yang dikunci In Ha. Dal Po benar-benar
menyangka In Ha akan bunuh diri LOL. In Ha tidak punya pilihan lain selain
membuka kunci pintu. Ia segera bersembunyi dibalik sebuah kain bekas baner.
Hahahaha, yang tadinya sedih malah jadi lucu. Dal Po hampir menangis
mencari-cari In ha di atas gedung itu. Dalam persembunyiannya, In Ha
bertanya-tanya kenapa Dal Po seperti itu? Dia mencemaskanmu, bodoh. Dal Po
melihat kaki In Ha menyembul.
Keluarlah,
aku melihat kakimu.
Hahahahaha…
In
Ha tidak mau. Dal Po menarik kain panjang yang menutupinya.
In
Ha berkata tidak bisakah Dal Po membiarkannya sendirian? Ia sedang sedih. Semua
kata-kata Dal Po mengenai ibunya benar adanya. Mereka terlibat cekcok (yang
kita tahu bersama pasti ujung-ujungnya baikan entar). Dal Po meminta agar In Ha
jangan membakar buku-bukunya karena ia membutuhkannya. In ha bingung. Untuk apa?
Apakah Dal Po akan menjualnya? Tidak. Dal Po membutuhkannya karena ia ingin
menjadi reporter seperti mimpi In Ha. Dal Po mengajak In Ha mengejar mimpi
menjadi reporter bersama-sama.
Ada
cuplikan sisa debat Sung Cha Ok dan Dal Po. Kesimpulannya, Dal Po akhirnya
memutuskan menjadi reporter karena ingin membuktikan pada Cha Ok bahwa orang
seperti In Ha bisa menjadi reporter. Cha Ok menyindir Dal Po yang mengguruinya
dan mengkritiknya padahal Dal Po sendiri tidak tahu reporter itu seperti apa.
Tidak ada serigala yang menggonggong pada harimau, kata Cha Ok sinis. Dal Po
lalu berkata, benar ia tidak tahu dan akan mencari tahu sendiri bagaimana
reporter itu. Dan pada saatnya nanti ia akan datang pada Cha Ok untuk
memberitahunya langsung seperti apa reporter itu. Itu seperti tantangan.
Satu
scene lainnya, Kim Young Kwang membaca riwayat sms-sms dari In Ha. Ia menemui
ibunya dan mengatakan kalau ia memutuskan akan menemui gadis Pinocchio itu. Kim
Young Kwang sepertinya orang yang sangat kaya dengan ibu yang ehm sedikit over
penyayang?
Episode
tiga bersambung.
Komentar :
Alur
drama ini berjalan sangat cepat. Padat, jelas, solid dan detail namun tetap
sukses menyimpan pertanyaan-pertanyaan. Aku tidak menyangka akan secepat ini
Jae Myung mengetahui latar penyebab insiden kebakaran itu. Apakah ibu Jae Myung
dan Dal Po benar-benar sudah meninggal? Lalu mengapa Dal Po bisa selamat dan
ibunya tidak? Sung Cha Ok tidak berhak disebut ibu. Aku tahu dia pasti punya alas
an mengapa ia begitu tega menelantarkan dan mengabaikan In Ha. Tetapi bagiku
dia sangat tidak bisa dipahami. Sebegitu besarkah ambisinya?
Dal
Po menyukai In Ha. Di sisi lain, ia harus menekan perasaannya itu karena In Ha
adalah puteri dari perempuan yang dibencinya setengah mati. Dua tokoh lainnya
sudah terlihat, walaupun porsinya masih sedikit, sudah bisa terlihat
bibit-bibit persaingan cinta dan pekerjaan. Sebenarnya masih banyak yang ingin
aku tulis tapi berhubung udah ngantuk yah segini aja.
No comments:
Post a Comment
Haiii, salam kenal ya. 😊