[Review] A Piece of Your Mind

*I apologize for the broken english, sincerely*
warning! Tulisan di bawah ini mengandung spoiler dan kebucinan tingkat tinggi

Aku nggak ingat kapan terakhir kali nangisin satu drama, beneran nangis sampe terisak, bukan sekadar sedih dramanya tamat, tapi lebih dari itu. Gimana ya ngomongnya... drama ini sesuatu banget buat aku sampe-sampe saking banyaknya yang mau aku sampaikan tentang dramanya, aku nggak tau mau mulai dari mana. Kuatir ga tersampaikan dengan baik.

Sejak benar-benar aktif ngikutin K-Drama, aku belum pernah nonton drama seperti A Piece of Your Mind ini. Entah terlewat atau gimana. Genre-nya romance melodrama tapi ga berasa melo sepenuhnya. Alih-alih mencandu sedih setiap episodenya, nonton drama ini justru lebih banyak bikin haru, ngajakin merenung, yang ujung-ujungnya bikin aku lebih optimis ngadepin diri sendiri. Aku jarang ngeklop dengan genre melodrama. Tapi drama melodrama tvN ini udah berhasil bikin aku ga (sempat) mikirin plot, alur, konflik bla bla bla, kenapa? Karena setiap episodenya, drama ini selalu bisa ninggalin kesan yang mendalam buatku. Such heartwarming melo-drama. Ketika menonton, aku ikut larut dalam emosi setiap karakternya, bahkan pada karakter minor sekalipun. Mungkin ini (akan) jadi satu-satunya drama yang pernah aku nonton yang bikin aku gak mikirin plot dan konfliknya karena aku sudah terlanjur larut dalam alur dramanya, dengan seluruhnya. It was really wonderful journey for me as a viewer. I won’t forget.

A Piece of Your Mind seolah mampu membaca isi pikiranku, hal-hal sensitif yang sifatnya sangat pribadi dan hanya berkelindan di kepalaku selama ini, aku temukan di sini. Semacam ketemu temen sejiwa yang udah lama dicari-cari—itulah yang aku rasakaan terhadap A Piece of Your Mind.
Ah. I’m crying again .

A Piece of Your Mind adalah jenis drama yang semakin sering di-rewatch semakin kuat kesannya di hati. Seenggaknya itu berlaku di aku.
Kadang-kadang soal selera bisa sangat aneh begini yah.

Ketika berita Jung Hae In dan Chae Soo Bin bakal main drama bareng dirilis, aku ga bohong—aku hepi banget. Excited. Pairing-nya menjanjikan. Enggak pernah ngebayangin dua orang ini kerja bareng. Visual dan akting ga usah diraguin lagi. Lebih daripada itu, aku memang suka Jung Hae In dan Chae Soo Bin, ngikutin karir mereka sejak debut walaupun enggak semua project-nya aku nonton. Both of them have positive energy. So I promise to myself I will give this drama a chance—I will watch it when it’s finally aired.

Sehabis menonton trailer dramanya, kupikir drama ini bakal nyeritain unrequited love-nya Han Seo Woo (Chae Soo Bin) pada Moon Ha Won (Jung Hae In). Kedengarannya udah biasa banget kan? Makanya, demi menjaga supaya hati ini enggak kecewa dengan biasa-nya itu, aku mulai menonton A Piece of Your Mind ga pake ekspektasi apa-apa. Selama ini, drama-drama yang aku nonton tanpa menaruh ekspektasi tinggi justru berakhir menjadi drama favoritku. It works.

Guess what, episode plot A Piece of Your Mind—maaf—boring. Ga menarik. Membingungkan. Tensi melo-nya kentara banget, belum lagi pace-nya yang lambat, udah deh klop—paket lengkap drama yang akan segera aku drop karena nggak cocok sama selera. AI is not my thing—masih bingung, kayak yang... AI apa sih... Terus ya, karakter-nya Ha Won tuh sangat enggak likeable di mataku, cowok yang memilih bertahan dengan cinta bertepuk sebelah tangannya hingga sepuluh tahun lamanya, meskipun perempuan yang dicintainya—Ji Soo—telah menikah. Mukanya Ha Won itu loh, gloomy banget. Berasa enggak siap aja liat Jung Hae In se-desperate itu patah hatinya #halah ㅋㅋㅋㅋ

Aku kesulitan bersimpati pada Moon Ha Won. Sepuluh tahun dia memilih ga move on... Kuat banget ya Moon Ha Won? Empat tahunku menjaga patah hati di masa lalu ga ada apa-apanya. ㅋㅋㅋ

Tapiiiii, gara-gara satu potongan dialog dari Han Seo Woo, aku mutusin bertahan—scene itu ngebangunin aku, aku sampe nggak nyadar nahan napas sekian detik, dan nangis, pengen meluk Seo Woo .Angle kamera, ekspresinya Seo Woo, editing, background musiknya—semuanya begitu detail, sedih, sesaat aku seperti melihat pantulan diriku sendiri pada Seo Woo. BAPER MAKSIMAL. Nontonnya pake perasaan banget. Ya mon maap aku kan kalau nonton emang bener-bener diperhatiin semuanya, jadi kalo ada yang ga sreg bisa langsung ambyar mood-nya .

Tepatnya di mulai di menit ke 16 episode 2, saat Ha Won berkata bahwa satu kata saja bisa membuat seseorang terus hidup. Seo Woo tercenung beberapa saat, lalu menimpali—satu kata, gumamnya... Ia lalu mengatakan ada satu kata yang menurutnya akan membuatnya terus bertahan setidaknya tiga tahun jika seseorang mengatakan itu padanya. Kata yang belum pernah dikatakan orang kepadanya.
있어줘...
Isseojeo.
Stay.
Tinggalah.
“Seo Woo-ah.. isseojeo...”
“Seo Woo-ssi, isseojeo...”

Sedih.
Sedih sekali membayangkan berada di posisinya Seo Woo, yang selama ini selalu berharap akan ada satu orang yang memintanya tinggal. As an inrovert I can relate .
Betapa satu kata saja—yang mungkin dianggap biasa saja, tidak penting bagi kita, bisa menjadi begitu berharga bagi orang lain, sebab setiap seorang memiliki situasinya sendiri, yang kita nggak pernah tau seberapa riweh atau sunyinya itu. Sebab itulah, menjadi peduli, apakah simpati apakah empati, sangat perlu dimiliki setiap orang. Bahwa kita semestinya memang harus selalu hati-hati dengan apa-apa yang keluar dari mulut kita. It can be hurting or healing. Choose your words wisely.

Seo Woo’s words hit me hard. Satu scene yang hanya sekian detik itu menimbulkan efek luar biasa padaku. Feeling-ku bilang, ini drama bagus. Jangan di-drop. Seperti harapannya Seo Woo—isseojeo. Stay.

Dan begitulah first impression-ku terhadap drama ini. Tidak mengesankan tapi aku memilih bertahan. Turned out it was the best decision I’ve ever made as a long time kdrama viewers. I’m more than glad. Somehow I feel so proud of myself.

A Piece of Your Mind mengingatkanku pada Tomorrow With You, ga banyak yang nge-hype dramanya, tapi aku suka.


A Piece of Your Mind menceritakan tentang Moon Ha Won, seorang laki-laki yang bekerja di bidang AI (Artificial Intelligence)—pembawaannya yang kalem, tenang, ternyata menyimpan kesedihannya sendiri. Ia belum bisa menerima kematian ibunya dalam sebuah badai salju di Oslo, Norwegia, saat usianya baru beranjak delapan belas tahun. Gadis yang tumbuh bersamanya di Oslo, yang dicintainya sepenuh hati, kemudian memilih menikah dengan lelaki lain. Ha Won pun menjalani sepuluh tahun hidupnya bersama patah hatinya sejak terakhir bertemu Ji Soo. Ia terlihat tidak berniat membuka hatinya untuk orang lain.

Lalu ia bertemu Han Seo Woo—seorang Engineer yang bekerja di sebuah studio rekaman musik klasik. Di balik pembawaan Seo Woo yang ceria dan optimis, ia memendam trauma atas kematian kedua orang tuanya sekaligus dalam sebuah kebakaran besar yang menimpa pemukiman penduduk di desanya.

Dua orang dengan luka-nya masing-masing, bertemu. Udah ketebak kan jalan ceritanya akan mengarah ke mana? But, do you remember this wise words?

Don’t judge a book by its cover? First, you should read instead make a fast judgement. Thats how we do, right?
Read a book.
If its a drama then watch it. Give it  try.

Ide cerita A Piece of Your Mind sederhana, tidak rumit—orang-orang dengan luka masa lalu bertemu, lalu saling memengaruhi—tapi bukankah acapkali yang sederhana itu, yang sering dianggap biasa justru menyimpan pesonanya sendiri? Itulah yang menjadikannya istimewa.

Cara A Piece of Your Mind menuturkan ceritanya, menceritakan setiap karakter yang mengisi-nya dengan sabar dan penuh penghargaan, benar-benar menyentuh. Pace-nya yang lambat bukan kekurangan drama ini, tetapi memang sudah seharusnya seperti itu. Yang bikin aku ngerasa amazing, meskipun genre-nya melodrama, aku hanya merasakan melo-nya di dua episode plot, sesudahnya, alih-alih fokus ke melo-nya, aku mau bilang kalau ini lebih ke healing drama, yang relate ke mental health. Kebanyakan melodrama yang pernah aku nonton, lebih banyak mengeksplor kesedihan, cenderung tragis—membuat kita sedih mengikuti kepedihan yang dialami tokoh-tokoh di drama tersebut, A Piece of Your Mind berbeda. This drama will not make you feel nyesek dan ngenes, not even a second. The way this drama tell the stories about every character is really touching. So warm and beautiful. Poetic and calm. It makes me wonder is it posibble to feel the sadness dan happiness at the same time? A Piece of Your Mind makes its posibble. The beautifulness of this drama captures my heart.

Setelah episode plot, aku bisa memahami apa mau-nya dan ke mana drama ini akan menuju. Weird, I’m crying again... I really love this drama... I didn’t know I will fall for a drama this hard, and it hurts me deeply when I realize its over. I’m not joking, I can’t handle the emptiness I felt after the last episode..

Dan makin berkali-kali lipat sedihnya karena tvN nge-cut empat episodenya, yang seharusnya 16 episode jadi 12 saja. Seriously, I will forever mad at tvN for this. Seandainya saja enggak di-cut... pasti banyak-potongan-potongan cerita yang akan semakin melengkapi A Piece of Your Mind. .

Sini, aku kasih tau kenapa A Piece of Your Mind menjadi drama paling paling paaliiiing favoritku saat ini bersama Reply 1988 dan Healer.
Ide Cerita
 “Make yourself pretty. You will realize what you want for yourself. Do that for yourself, okay?” –Seo Woo to Eun Joo, ep 9

Kehilangan. Trauma. Unrequited love.

Tiga tema ini menjadi pusaran utama cerita A Piece of Your Mind. Meskipun mengangkat tema yang cukup berat—trauma, namun tidak lantas tensi dramanya jadi berat dan dark. Di sinilah letak keunikan drama yang di-direct Lee Sang Yeob yang juga merupakan sutradara Shopping King Louie (drama terkoplak yang konsisten dari awal episode sampe kelar). Nuansa dan tone drama A Piece of Your Mind ini kalem, tenang tapi ga membosankan. Tidak kehilangan arah di tengah jalan, tidak kehilangan tujuan utama kenapa drama ini dibuat. Konsisten hingga menit terakhir meski kena potong 4 episode sekaligus.

A Piece of Your Mind menceritakan bagaimana para karakternya mengatasi kehilangan dan trauma dengan cara yang masuk akal, so touching—entah berapa kali aku ngomong gini. Drama ini memberikan kesempatan kepada mereka untuk melakukan apa-apa yang mampu dilakukan sebagai bentuk penghargaan terhadap diri sini. It is all about how to overcome your fear, finding yourself, and your happiness in a wise way, Gimana menghadapi masa lalu dengan berani, menerimanya sebagai bagian terpenting dari hidup lalu melangkah menuju masa depan dengan pasti, bukan dengan cara melarikan diri. Dan ini semua ga diceritain dengan serba praktis ala kadarnya, yang monoton, ga sama sekali. Kita diliatin prosesnya, segimana beratnya melewati itu—yang sejalan dengan kenyataan di real life¸move dari luka masa lalu emang berat, ga semudah membalikkan telapak tangan—sim salabim. Banyak yang membutuhkan waktu hingga bertahun-tahun untuk bisa nge-healing diri sendiri. Orang-orang di luar memandang itu hal biasa karena (mungkin) mereka belum pernah merasakan sulitnya berada di posisi itu. Makanya aku bilang pace yang lambat itu udah cocok sama apa maunya drama ini. Kerasa banget feel-nya, real, dan relatable. Pace yang lambat terasa masuk akal jika itu menyangkut A Piece of Your Mind. I won’t complain .

Aku ngerasa amazing dengan kemampuan script writer-nya yang smooth banget membangun jembatan antarkarakter di drama ini melalui hal-hal sederhana, bagaimana mereka saling terhubung, saling memberikan pengaruh satu sama lain, yang akhirnya kehadiran satu karakter terhadap karakter lain membawa progress pada karakter-karakter tersebut. Setiap karakter, setidaknya memiliki satu orang yang berfungsi sebagai pembuka pintu. Dan semua ini bisa terjadi karena mereka saling berbicara satu sama lain, membangun komunikasi. Mendengarkan dan didengarkan. How beautiful it was...


“People should listen to each other and help each other out.” – Dr. Song Jin Sun, ep 7

Ngerasa amazing-nya belom kelar, gais. Satu lagi, Ha Won kan kerja di bidang pemrograman AI ya, melalui perusahaan yang digagasnya, AH Laboratory & Co, Ha Won dan timnya sering nyiptain device yang berhubungan dengan itu, nah D-project yang dia ciptain, di mana yang dibutuhkan hanya suara orang yang ingin dibuatin AI. Cara AI tersebut berbicara akan tetap se-kaku robot, ga persis orang aslinya kalau kita yang ngajak ngobrol nggak berhasil menemukan titik reaksinya. Soal titik reaksi ini—WAHHH. Coba deh dipikir, kalo titik reaksi ini diaplikasikan ke manusia, isn’t it amazing? Sebagai manusia yang memiliki emosi berupa-rupa, dan memori yang tumpang tindih, pasti—setidaknya—ada satu hal pada masing-masing, yang kalau itu berhasil disentuh akan memberikan trigger yang luar biasa pada kita, yang bisa saja membangkitkan titik-titik terlupakan pada diri seseorang. Entah itu relate pada kenangan bahagia atau sebaliknya. Semacam keran kenangan. Itulah sebabnya kenapa Ha Won bilang AI itu bisa dijadikan obat pada pasien demensia.

“... everyone has a memory that activates their will, no—a memory that keeps them living. Something that motivates you.
... it’s like the healthiest experience.” –Dr. Song Jin Sun, ep 7

Udah cocok emang ini drama dikasih judul A Piece of Your Mind. 반의 . Half of Half.
Jadi, meskipun A Piece of Your Mind memasukan Artificial Intellegence sebagai salah satu bagian cerita, tapi eksekusinya justru mampu menyentuh titik emosional manusia. Hubungan dengan sisi humanisme-nya manusia sangat terasa.

Dan unrequited love yang sering disandingkan dengan baper, patah hati, broken soul, ngenes, oleh A Piece of Your Mind diceritakan dengan sudut pandang berbeda, terasa baru. One word for this; touching.

Cast dan Character
“You have to research and put in the effort to figure out what you must do to make yourself happy. It won’t just fall on your lap. Think hard about it.” –Han Seo Woo to Ha Won, ep 11

A Piece of Your Mind memiliki lima tokoh utama, dan beberapa supporting character yang turut memberikan pengaruh pada kebulatan cerita drama ini.
Moon Ha Won (Jung Hae In)
“For many years, I put no value in physically seeing someone, and I believed feelings continued even if you didn’t see each other, but I get it now. I get what it means to like looking at someone. It was nice looking at it, when things were tough.” –Moon Ha Won, ep 6 (SALAH SATU SCENE FAVORITKUU)

Kata Hae In, kemiripannya dengan Moon Ha Won sekira 90%. Sama-sama tipe pendiam, dan nojjaem alias ga asik, ga fun anaknya ㅋㅋㅋ

Selain ekspresi gloomy-nya Moon Ha Won di episode plot, yang paling aku ingat adalah sikap tenangnya. Ha Won nih tipikal orang yang tau banget apa yang dia lakuin. Ga suka grasa-grusu, serba terukur. Ga moody.

Background pendidikannya ikut berpengaruh kali ya... anak sains. Mikirnya logis.
Sayangnya, kalau udah menyangkut Kim Ji Soo, Ha Won kehilangan kelogisannya wkwk.

Doi keukeuh tetap mencintai Ji Soo selama sepuluh tahun walaupun Ji Soo-nya udah nikah. Mencintai tanpa meminta balasan. Wadidaww. Setronggg. Saat putus dengan Ji Soo, Ha Won nyuruh Ji Soo menelponnya bila kemudian dia menderita dengan suaminya—laah emangnya situ mau ngapain pak?

Aku mencoba memahami mengapa Ha Won sangat mencintai Ji Soo. Kupikir itu karena ia dan Ji Soo tumbuh bersama di Oslo, dan ketika ibunya Ha Won meninggal, ia hanya memiliki Ji Soo di sisinya. Maka menjadi wajar mengapa Ha Won menganggap Ji Soo sebagai orang terpenting dalam hidupnya. Pusat hidupnya. Secara Ha Won-nya pendiem banget, ga mudah terkoneksi dengan orang lain. sekalinya ketemu orang yang cocok ya gitu deh, setia sampe akhir. Jarang sekali bisa menemukan lead male setipe Moon Ha Won ini. Aku nggak merasa dia ini sebagai tokoh fiksi, karena dari sisi sifatnya, dia terlihat sangat manusiawi. Ga perfect, tapi bisa jadi idaman. Dewasa, ga menye-menye, cool headed. Cara dia memperlakukan Seo Woo-nya itu loooh. Bikin iri. Aku udah ngikutin banyak drama, ga keitung juga udah berapa kali aku jatuh cinta dengan tokoh fiksi, dari sekian banyak itu, Moon Ha Won-lah yang paling dekat dengan tipe idealku, dilihat dari sifat dan sikapnya ya... Serius. Ha Won-ssi, you are my style. Sungkem sama Seo Jung Hoo dan Taeki. ㅋㅋㅋ

Aku menonton hampir semua project-nya Jung Hae In, sejak debut. Bride of The Century, Three Musketeers, Blood,  Cameo di Goblin dan Reply 1988, Wise Prison Life (temen berantem Haerongie HAHAHAHA), While You Were Sleeping (heloo, my favorite 2nd lead all the time, Woo Tak) Beberapa aku drop karena nggak sreg sama ceritanya—yang Noona aku drop HAHAHAHA. Terakhir yang aku nonton One Spring Night dan movie Tune in Love. Setelah jadi lead male, kebanyakan genre yang diambil Hae In adalah romance (jago banget jadi cowo romantis wkwk), boleh dong abis ini ngambil project non romance—yang rada berat bolehlah. Kalau nggak salah dia bakal main serial Netflix kan? Duh lupa judulnya. Semoga bagus. Btw, ngeliat sorot matanya Hae In, dia cocok meranin karakter psikopat. He-eh. Kemarin nonton salah satu cut videonya yang dia disuruh akting tapi cuman lewat bunyi yang diciptakan—KEREN. ASLI. Sesekali main yang genre-nya dark dong, oppaa. Hihi.

Gara-gara perannya sebagai Moon Ha Won, aku jadi semakin sukaaa sama Hae In. Ini aja udah mulai searching tentang dia di Youtube. Cuman beda setaun umurnya, tapi kenapa berasa tuaan aku ya? Mukaku boros, dia-nya baby face. Dia umur 32 rasa 18. #ngepukpuk diri sendiri. Terima nasib aku mah. Alhamdulillah.
Han Seo Woo (Chae Soo Bin)
“Losing someone next to you, its tough every time you experience it. But if you have someone, you are bound to lose them. And you need way to endure it each time.” –Han Seo Woo

Ugh.
My lovely baby.

Drama terakhir-nya Soo Bin yang aku nonton itu judulnya Fox Bride Star. Soo Bin nih, mau dipasangin sama siapa aja, chemistry-nya pasti dapet. Aktingnya natural, nontonnya enak, ga monoton. Ga awkward. Tone suaranya juga bagus.

Enggak nyangka aja kemistrinya dengan Hae In bisa bagus banget, padahal minim skinship yang intens, paling hugs sama pegangan tangan doang—tapi uwuuuuu banget bikin meleleh. Mereka ngobrol berasa nggak lagi main drama, nyantai, asik.

Han Seo Woo bekerja sebagai teknisi di sebuah studio rekaman musik klasik. Ia kehilangan kedua orang tuanya sekaligus dalam sebuah kebakaran hebat yang melanda desanya. Kejadian meninggalkan trauma yang dalam di hatinya. Sama seperti Ha Won, ia kerapkali mengalami insomia parah, sering terbangun di tengah malam, ketakutan, dan akhirnya mengungsi ke kamar Eun Joo.

Seo Woo anaknya positif, penuh semangat, ramah, dan berani. Mudah sekali bersimpati pada orang lain. Pengertian banget. Untuk beberapa hal, aku merasa dia ada kemiripan dengan Ha Won—selain kehilangan orangtua ya. Makanya mereka cepet ngeklik-nya. Simpati dan empati bisa mudah kita hadirkan terhadap orang-orang yang punya kemiripan latar belakang dengan kita, iya kan?

Yang aku suka dari Seo Woo adalah kemampuannya memahami orang lain. Dia nggak egois. Baik banget. Pure. Ga semua orang bisa kayak gini. Pantes aja Ha Won lama-kelamaan jadi suka. Jadi sayang... jadi BUCIIIIIIIIIIIIIINN.

Kata Soo Bin, tingkat kemiripannya dengan Han Seo Woo sekira 80 %. Tapi ga dikasih tau bagian mananya yang mirip. Hmm.

Kang In Wook (Kim Sung Kyu)
“This is who I am. This is why Ji Soo was miserable. If I was supposed to change, I should’ve changed much sooner.


Such frustating character!

Kang In Wook remaja pernah melakukan satu kesalahan di masa lalu yang berakibat fatal, dan itu berhubungan dengan ibunya Ha Won. Rasa bersalah itu terus mengikutinya, menghantuinya. Ketika ia kemudian memilih jujur pada Ji Soo, hal tersebut justru membuat hubungan mereka memburuk. Ji Soo mencintai In Wook, tetapi tidak bisa menghilangkan rasa bersalahnya terhadap Ha Won—inilah yang menjadi alasannya menghindari Won.

Ji Soo tertekan melihat suaminya seperti kehilangan arah. In Wook menyangka Ji Soo masih berhubungan dengan Won, mengira dirinya adalah orang yang berada di tengah-tengah Won dan Ji Soo padahal tidak demikian adanya.

Insecure-nya In Wook benar-benar bikin emosi, setres. Aura negatif seketika menguar setiap kali karakter ini muncul. Bikin mood down.

Betapapun inginnya aku memahami In Wook, usaha itu tetap gagal. Aku nggak bisa bersimpati. Apalagi liat kelakuannya di episode 11—heol, pengen nampar bolak-balik mukanya In Wook #eh. Esmosi mbaknya.

Aku rasa seandainya ga di-cut, kita bakal dikasih liat dengan lebih jelas lagi kenapa In Wook sebegitu ga sukanya dengan Won sejak mereka di Oslo. Masa cuman gara-gara Won deket sama Ji Soo? Sereceh itu alasannya?

Moon Soon Ho (Lee Ha Na)
“I wish someone would water me... and give me sunlight.” –Moon Soon Ho, ep 11


Selain Kang In Wook, viewers juga yang merasa sebel sama Soon Ho wkwk.

Soon Ho emang kadang nyebelin, clueless. Lebih-lebih jika menyangkut Kang In Wook. Tapi Soon Ho orang yang cepat menyadari kesalahan, dan mau membayar kesalahannya. Dia berani meminta maaf. Ini nih yang aku bilang karakter-karakter di drama ini manusiawi, relatable. Ga ada sempurna, bak hero—ga ada. Tapi mereka aware terhadap diri mereka sendiri.

Dari cerita Won diketahui, Soon Ho menepi di perkebunan setelah dikhianati cinta pertamanya—se rapuh itu Soon Ho. Jadi aku bisa sedikit mengerti, setelah sekian lama akhirnya dia menyukai seseorang—eh taunya seseorang itu Kang In Woo, orang yang terlibat langsung dengan kematian ibunya Won.

Karakter-nya Soon Ho bisa keliatan di episode 11, ia berharap seseorang akan menolong-nya dari situasi rumit yang sedang dialaminya, namun pada akhirnya ia sendiri-lah yang menolong dirinya sendiri.

How nice... I get sunlight and I watered myself. No one else will do it for me. I’ll do it myself.” –Soon Ho

See... Soon Ho bukan jenis orang yang akan menggantungkan kebahagiaannya pada orang lain.

Relationship-nya dengan Ha Won ga kalah uwu-nya. Samcheon dan keponakannya. ㅋㅋㅋ
Di real life, Lee Ha Ha itu noona, tuaan dia daripada Hae In.
Kim Ji Soo (Park Joo Hyun)
“... i’m in pain because of his regret. His tears hurt me. I want to tell him, ‘its okay. You can stop struggling’. I want to be strength to In Wook. Now that I’ve made this decision, I feel at peace.” –Kim Ji Soo (in her final letter), ep 11

Ji Soo-nya udah nggak ada, tapi kehadirannya tetap ada hingga episode terakhir. Aku nggak ngerasa terganggu dengan kehadirannya Ji Soo. Secara nggak langsung, dia menjadi titik yang mempertemukan Won, Seo Woo, dan In Wook. Ketimbang relationship-nya dengan Won, aku lebih tertarik merhatiin Ji Soo dan Seo Woo. Baik Ji Soo dan Seo Woo, keduanya sama-sama tersentuh pada pertemuan pertama mereka. Kalau Ji Soo masih hidup, mereka berdua bisa jadi sahabat.

Yang sulit aku cerna dan rasanya off, datar aja adalah hubungan Won-Ji Soo. Kayak ada yang kurang, tapi aku gak tau apa itu. Makanya di episode berapa itu, aku pernah ngetwit kalo perasaannya Won ke Ji Soo itu ga sekadar cinta lawan jenis, tapi lebih daripada itu. Hanya saja Won yang keliru menerjemahkan. Ia menyanyangi Ji Soo, teramat menyayangi. Seperti kata Soon Ho kepada In Wook, Won sudah menganggap Ji Soo keluarganya. Makanya mendengar Ji Soo menikah, Won merasa sangat kehilangan... dan patah.

Berada di antara Won dan In Wook, membuat Ji Soo kesulitan dan depresi. In Wook membuat segalanya terlihat sangat sulit bagi Ji Soo. Emang deh insecurity-nya In Wook tuh racun banget.

Suaranya Park Joo Hyun merdu banget. Jago nih yang nge-cast dia.
Ji Soo-ah... Ji Soo-ah... Ji Soo-ah...
마음 편히...
Rest in peace.


Ada juga supporting role-nya ada Jeon Eun Jo (Lee Sang Hee), Kim Min Jung (Lee Jung Eun), Kim Jeong Woo (Kim Hoon), Bae Jin Soo (Kim Woo Seok).

Aku selalu nungguin scene di Eun Joo homestay. Seneng aja liat interaksi mereka. Trus interaksinya Hoon, Won, ditambah Soon Ho juga. Deket banget mereka, padahal nggak ada hubungan darah.
INI.

Nggak ada satu pun karakter di drama ini yang punya hubungan darah, tapi mereka saling ada untuk satu dan lainnya. Kalau manusia mau, kalau kita mau, kita bisa membangun hubungan baik dengan siapapun. Siapapun. Kita hanya perlu menjadi orang baik, menjadi peduli. Aku percaya, segala sesuatu yang dilakukan pake hati, nyampenya ke orang lain akan ke hati juga, ga akan nyasar kecuali orang lain itu ga punya hati. Akhir-akhir ini banyak sekali berita-berita buruk yang kadang bikin kita pesimis. Aku yakin kok di luar masih banyak orang baik, orang-orang yang masih memelihara dengan baik sikap pedulinyaㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠ

Banyak sekali scene menyentuh di drama ini yang nunjukin bond antarkarakter. Salah satunya adalah scene ketika Min Jung menutup matanya sambil menangis, tangannya menggapai udara seolah ingin memegang tangan mendiang anaknya, di saat yang sama Won memegang tangan Min Jung. Haru banget. Mereka saling terkoneksi, oleh kehilangan. Min Jung kehilangan anaknya, Won kehilangan ibunya. .

Chemistry

Jika aku menyebut chemistry, maka yang paling sering aku bahas adalah main leads-nya. A Piece of Your Mind membuat segalanya tampak berbeda. Tak hanya kemistri tokoh utamanya yang membuat dramanya begitu hidup, tetapi seluruh aspek yang membangun drama ini; background music, directing, cinematography, storyline, acting—everything about A Piece of Your Mind comes together to create an amazing and beautiful story. They are so in sync. Its enjoyable to watch. Aku kesulitan menemukan penjelasan paling tepat yang bisa menggambarkan betapa keren dan hidupnya drama ini. Paketnya komplit banget. Enggak ada satu pun scene yang diambil seadanya. Bener-bener bagus, aestetik, artsy, aku sampe bingung sendiri mau jelasin kayak gimana saking bagusnya .. Dialog-dialog karakternya, ekspresi mereka, begitu padu dengan musik latar dan sudut-sudut pengambilan scene-nya. .

A Piece of Your Mind berhasil membuktikan bahwa drama melo/romance tanpa skinship yang banyak (baca; intimate scene) pun tetap mampu bertanggung jawab terhadap genre-nya sendiri. Drama ini mengingatkanku pada film Before Series-nya Ethan Hawke dan Julie Delpy. Di film yang dirilis dengan jeda 9 tahun sejak 1995 hingga 2013 itu lebih banyak menampilkan dua karakter utamanya yang berdialog, namun tensi romantisnya tetap terasa. Vibe-nya mirip dengan apa yang aku rasakan ketika melihat interaksinya Moon Ha Won dan Han Seo Woo, yang saling menemukan ketertarikan dari obrolan-obrolan mereka. Kalau kamu tim penonton yang mendamba h*t ki*sue yang banyak, atau ga suka drama yang kalem, berarti drama ini ga cocok kamu nonton. Hehe.

Tentang ini, seseorang pernah mengatakan kepadaku bahwa sebelum memutuskan menyukai seseorang, kita sudah harus tahu isi kepalanya terlebih dahulu. Cocok banget dengan apa yang terjadi dengan Frying Pan Couple aka Ha Won-Seo Woo. Ini bukan tentang jatuh cinta pada pandangan pertama, tetapi tentang bagaimana eksistensi, keberadaan mereka satu sama lain bisa membawa pengaruh besar pada perubahan hidup mereka.


Proses jatuh cintanya Ha Won pada Seo Woo gak kayak sulap, tetapi mood-nya dibangun perlahan lewat interaksi-interaksi mereka—ini salah satu poin penting yang bikin aku jatuh cinta se-cinta cintanya pada A Piece of Your Mind. Uwu banget, ga bosen, padahal mereka cuman jalan beriringan atau duduk berdampingan sambil ngobrol santai. I love the relationship between Ha Won and Seo Woo. For me they are the real defenition of healthy relationship.

Drama ini seperti sengaja lebih memilih fokus ke titik-titik tertentu yang selama ini masih jarang banget di-eksplor di drama ber-genre romance. Enggak milih jalur yang biasa digunakan drama sejenis. Pattern-nya beda. Kalau drama punya jalur indie juga maka A Piece of Your Mind bisa dimasukkan ke dalamnya, bersama Be Melodramatic, Age of Youth—umm apa lagi yah? Kalau kalian nonton dua drama yang terakhir aku sebutin, aku rasa kalian sudah bisa menangkap benang merah yang menyambungkan keduanya dengan A Piece of Your Mind.

Menyenangkan rasanya melihat karakter minor di drama ini juga dikasih kesempatan menunjukkan sisi charming-nya meski porsi kemunculan mereka sedikit—penghuni Eun Joo homestay, AH buddies. Pemilik kafe yang sering dikunjungi Ha Won, Seo Woo, dan Ji Soo... If only tvN didn’t cut four episode of this drama, maybe we can get the whole story behind  other characters properly. Its a pity. Ah, I’m sad again. It breaks my heart. I really want to know about Jin Soo’s life too. He is the cutest human being, kehadirannya di Eun Joo Homestay mengubah suasana jadi lebih berwarna, seenggaknya dia tau cara menghargai orang ketimbang Chang Sub—no, I’m not talking about my Mochi Chang Sub. Ini Chang Sub yang lain. Pacarnya Eun Joo yang akhirnya jadi ex—karena enggak bisa menghargai pasangannya.
THE OST!!!

Keren gilak ost-nya. Makin didengerin makin hanyut makin larut dan makin baper. Se-iya se-kata sama dramanya. Semua ost-nya cocok sekali dengan vibe dramanya. Perfect! Instrumental-nya juga mantap. Pokoknya ga ada lagu yang ga bagus. Bagus semua!
Suka semuanya tapi yang paling aku suka itu lagunya Poetic Narrator yang judulnya Who I Strolled With, dan lagunya Ha Hyunsang, Slowly Fall. Kalau instrumental-nya aku paling suka Together Again (theme song-nya Ha Won-Seo Woo), dan Be There. Ballad semua itu, ya maklum lah mbak-nya ballad trash. ㅋㅋㅋ
CMIIW, hampir semua penyanyi yang ngisi ost A Piece of Your Mind ini di bawah jalur indie. /
Ending
“I got to know someone that precious. Shouldn’t I change somehow? If I never met Seo Woo, I never would’ve had the courage to even try.” –Moon Ha Won, ep 12

Setelah menonton ending dramanya, big picture A Piece of Your Mind terlihat dengan sangat jelas. Bagaimana karakter satu dan lainnya saling terkoneksi, dan bagaimana mereka akhirnya beranjak meninggalkan titik terendah hidup berkat kehadiran orang-orang baik di sekelilingnya, yang sudah dengan berani membuka pintu hatinya... Setiap karakter menunjukkan perkembangannya, bahkan karakter minor sekalipun.

Ada bangga dan haru yang ingin aku sampaikan pada tim produksi A Piece of Your Mind—sutradara, penulis naskah, staf, para aktor dan aktris, semua pihak yang mendukung terwujudnya drama ini—yang meskipun dramanya dipotong, tetapi orang-orang ini berusaha mempertahankan kualitas dramanya sampai akhir. Kualitasnya enggak turun. Konsisten dengan idealisme dramanya.

Detail drama ini bikin aku pengen meluk hangat penulis naskahnya, pengen bilang makasih sebanyak-banyaknya udah nulis naskah drama sebagus ini. Terima kasih untuk idealismenya. Keliatan banget ini drama ditulis dengan sangat baik—dan feeling-ku bilang naskahnya udah rampung sebelum syuting. Da*n you tvN! If only you didn’t cut it... I’m forever bitter.

Ada satu scene di ep 12 yang bikin aku nangis—serius—aku nangis sesenggukan. Scene itu terkoneksi dengan scene di ep dua ketika Seo Woo bilang dia akan bisa bertahan setidaknya tiga tahun jika ada orang yang mengatakan tinggalah padanya. Nah, di adegan flashback ada Eun Joo yang ngomong ke Seo Woo kalau ada agen yang menawarinya supaya menjual semibasemen yang ditinggali Seo Woo. Saat itu ingin sekali Seo Woo mendengar Eun Joo memintanya tetap tinggal. Gara-gara ini, aku sempat underestimate sama Eun Joo, kupikir dia berniat mengusir Seo Woo. TERNYATA ENGGAK! Dari dialognya Eun Joo dan Min Jung di sudut ruangan dekat meja makan di Eun Joo homestay—sudut favorit penghuni di sana—ketahuan, ada alasan kenapa Seo Woo memilih tinggal di semibasemen. Setelah kematian orangtuanya, ia merasa bersalah jika hidup nyaman. Semacam menghukum diri sendiri, gitu. Eun Joo ga akan membiarkan itu terjadi terus-terusan. Seo Woo telah menjadi prioritas utamanya dan ia ingin Seo Woo hidup normal di tempat yang lebih baik. Sebaik itu Eun Joo... She has a warm heart. We love you, Eun Joo eonni! Trus kenapa adegan itu bikin aku nangis? TERHARUUU. Eun Joo (ternyata) baik banget. Emang sih semua karakter di drama ini berharga—bahkan Kang In Wook yang hampir 12 episodenya nyebelin toh akhirnya nunjukin sisi baik-nya juga.. I love them all!  

Dan ini plot twist yang (lagi-lagi) bikin terharu: reaction point-nya AI-nya Ha Won, Seo Woo dan Ji Soo. Semula Ha Won mengira titik reaksi AI-nya adalah petir, dan itu berhubungan dengan kenangannya bersama Ji Soo, ternyata bukan, melainkan kenangan bersama ibunya. Petir, piano, dan ibunya. Setiap kali petir datang, ibunya akan memainkan piano agar Ha Won tidak ketakutan. .
Titik reaksi AI-nya Ji Soo adalah unrequited love-nya In Wook. Cinta Ji Soo pada In Wook tidak pernah berubah. Ia mencintai suaminya sampai akhir hayat.
Sedangkan Seo Woo, tiada lain tiada bukan—Before Dawn. Ha Won. .

Se-detail itu penulis skenario-nya merhatiin setiap karakter yang dilahirkannya.
Ending A Piece of Your Mind berhasil memberikan closure bagi semua karakter yang ada di dalam drama ini. Itu udah cukup.

Btw, baru kali ini ngeliat scene orang putus, ikutan sedih, ikutan nangis, tapi ga patah hati. Lah? Cara putusnya itu loh, ga biasa, pengambilan adegannya luar biasa keren, ditambah kata-katanya Ha Won ke Seo Woo... duh nggak bisa ngomong.. sayangnya Ha Won ke Seo Woo tuh luar biasa banget, Seo Woo ke Ha Won juga ga kalah luar biasanya. Makanya abis putus Ha Won pede aja ngomong ke Hoon—Seo Woo pasti akan meneleponnya. Ia dan Seo Woo nggak akan pernah bisa putus .
Ga ada abisnya ngomongin kekagumanku dengan detail drama ini. Andai Soon Ho ga ketemu Ha Won, andai Ha Won ga ketemu Seo Woo, andai Seo Woo ga ketemu Eun Joo, andai Eun Joo ga ketemu Min Jung, andai Min Jung ga ketemu Ha Won, andai In Wook ga ketemu Soon Ho, andai Ji Soo ga ketemu Seo Woo everyone is related to each other... and their bonds are written beautifully. Everyone has their own flaws, but it doesn’t stop our existence to gives a meaning to other lives.
.

Ga ada komplain untuk ending-nya. Aku menghargai usaha penulis dan sutradaranya mempertahankan idealisme drama ini hingga akhir. Ga mudah loh mengingat drama ini dipotong 4 episode sekaligus!
Aku ga ikhlas aja dramanya udah kelarrrrrrrr. Ga mau terima kenyataan wkwk.

R a t i n g
★★★★★
5/5
I give five for A Piece of Your Mind. Why? Because this is my lifetime drama. It’s not perfect drama, but I don’t mind at all. Drama ini udah ngasih apa yang selama ini aku cari-cari. Kalau di novel aku menemukan 70% diriku di 9 Matahari-nya Adenita, di drama ini aku menemukan 100 % pokok pikiranku tentang relationship, tentang bagaimana menanagani diri sendiri, drama ini memuat hal-hal yang selama ini hanya mondar-mandir di dalam kepalaku.
Di mana-mana, ga review di Google, ga di Asianwiki, ga di twitter, aku membaca banyak sekali yang memberikan komentar positif untuk A Piece of Your Mind—aku hepi bacanya, aku nggak sendirian... Banyak juga yang menyayangkan kenapa harus dipotong empat episode.

A Piece of Your Mind adalah drama underrated dengan rating rendah, tapi buat aku, ini salah satu drama terbaik yang pernah aku nonton. Sudah banyak sekali drama berbagai genre yang aku nonton, tapi dari semua itu belum nemu satu drama yang berhasil bikin aku nangis sesenggukan—lebih dari sekadar merasa terinspirasi atau dipengaruhi karakter di drama tersebut, tapi karena apa yang disampaikan di drama sama persis dengan isi kepalaku. Itulah A Piece of Your Mind.
Aku seperti menemukan teman lama, yang belum pernah aku temui, tapi dia sudah lama hidup di dalam kepalaku. Teman ceritaku .

Oiya, ada satu cuitan di twitter yang bikin aku tanpa sadar ngakak.
Kasian ya yang ga nonton #ApieceofYourMind.”
HAHAHAHA. Cuman beda selera aja kok. Ga papa.
Sebelum menutup postingan ini, ada satu pesan keren dari Eun Joo eonni—

“If you think you are alone, you’ll be controlled by people. You are not alone. Call out everyone who loved you, everyone who loves you now, and everyone who will love you in the future. Don’t you feel secure then? You can’t become weak.
... you have yourself. You’re precious to yourself. So why are you doing this? Why are you harming yourself when you are so precious?”
With Love,
Azz

P.s : abis ini aku mau bikin postingan khusus Frying Pan Couple. #niat


8 comments:

  1. Aaaw... im so haapy find your post.. aku sebagai die hard fan frying pan couple.. suka bgt kalo ada yg bisa sama" paham suka nya sama drama ini. Bucin parah sama couple ini hahah.. favorite scene.. waktu ha won selesai berantem sama soon ho. Seo woo cari dia kmana" rupanya ha won nungguin depan rumah nya. Ga ada dialog nya cma tatapan masing" aja.. dan how them hig each other.. aduuh.. ambyaar gaees..

    ReplyDelete
  2. Kita sejiwa, Mbak Esti!

    Scene pelukan di bawah lampu itu jadi scene paling favoritku dari Frying Pan Couple ㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠㅠ ga pake kata-kata udah saling paham kesedihan masing-masing, dalem banget ituuuu. Bener-bener bikin baper ya huhuhu kangen mereka, Biasanya jam segini aku udah donlot ep terbaru, baca2 komen di twitter :(

    Mbak, aku mau bikin postingan khusus Frying pan couple, nanti mampir lagi yaaa hehe

    Makasih Mbak Esti... jadi ga ngerasa lonely aku-nya, ngerasa ada temennya ㅠ.ㅠ

    ReplyDelete
  3. Hi, ni blog ke-2 yang ku baca setelah sebelumnya tulisan orang asing. Sampai saat ini masih suka ga ngerti aja kenapa banyak orang yg bilang drama ini boring dan membingungkan, mungkin karena mereka menonton dengan konteks terpisah-pisah, lebih memusingkan soal device nya ketimbang alur ceritanya, ato emang lebih tepatnya pada beda preference nya saja �� Baru kali ini nonton drama yang isinya ngobrol, ngomong doang tapi ga ngebosenin (buat aku ya...), hanya pegangan tangan dan pelukan, 1 ciuman singkat tapi ga bisa complain dan merasa emang itu yang seharusnya ada di drama ini (jadi ga ngebayang, dengan pace dan story begini tapi dikasi banyak skinship like hot/passionate kiss gitu). Seperti yang tertulis disini, semua terasa perfect buat ku, ost, cinematografi, cast, chemistry, story dan itu bikin gagal move on sampai saat ini. Dulu aku pengkoleksi drakor tp makin kesini cuma download dan hapus, untuk APOYM masuk list koleksi karena worthy wat diputer ulang. Btw, entah kenapa scene Hawon naro tangan di belakang leher seowoo pas pake piyama baru karena (mungkin) tag/label yg bikin gatel ga nyaman jadi fav... it's just like 'seowoo never asks, hawon always gives' (meski sebaliknya juga begitu sih...). Ah... thanks for renting your pages here.

    ReplyDelete
  4. Lagi-lagi. Rasa cintaku sama suatu drama diungkap tuntas. :""" Nggak paham. Dulu aku nonton drama ini karena liat posternya. Iya. Posternya. Aku nggak berekspektasi apa-apa awalnya.

    Dan parahnya, dulu aku sempet bilang nggak suka sama Chae Soo-Bin. Meskipun aku nonton dia di drama I'm not Robot. Aku suka Jung Hae-In, tapi dua drama dia sebelumnya yg coba kutonton ternyata nggak sesuai seleraku.

    Awalnya agak takut mau coba nonton ini. Tapi ngeliat posternya, aku punya firasat bagus. Aku mikir, "Kok anget banget ya kayaknya dramanya."


    Dan bam. Tiga puluh menit pertama drama ini aja udah menyihirku. Nuansa, scroing music, sinematografi, dialog, monolog, tiap detik adegan, bikin aku terhanyut dan merasa dibawa ke dalam cerita. Aku jatuh cinta. Aku ngerasa bisa mencium aroma hujan di dalam drama. Aku seolah bisa ngerasain hawa dingin salju di Oslo. Nggak banyak drama yang bisa bikin aku begini. Aku kayak tersihir.

    Hubungan sehat antara Seo-Woo dan Ha-Won bikin aku baper maksimal. Mereka cuma ngobrol aja, aku udah deg-degan. Mereka papas-papasan aja aku udah nunggu-nunggu bakal kayak gimana hubungan mereka selanjutnya...

    Mereka ini definisi couple sopan, hangat dan diam-diam tapi pasti merengkuh kita ke dunia mereka. Slow-burn relationship mereka bikin nyaman. Kalem. Adem. Hangat. Aduh. Nggak bisa nemuin kata-kata lain selain kalem, adem, hangat dan nyaman buat gambaran keseluruhan A Piece of Your Mind. :""""

    ReplyDelete
  5. berasa punya temen baru meskipun sekedar baca review km doang. tapi jujur gahanya dramanya aja, tp review km gabosenin asli. i'm so proud to see it, seriously!! jadi gausa susah" buat jelasin lagi ke temen"ku, knp bisa drama "A Piece Of Your Mind" sebaguss ini. tinggal share ttg review km ini, mereka pasti yakin kalo drakor ini perlu banget buat diapresiasi dan harus. big thanks for you!! Sampai", sekian banyanya drama yang aku maraton in, mulai drakor, dracin semua yang bener" bgs, bisa"nya karna drama ini aja, bisa ngelupain feeling di drama" sebelumnya. bener" sehealing itu, aneh kan hahaha. gahanya relate jg tapi bikin kita lebih bisa respect ke orng laen. misal aja kek pentingnya kita bilang hal" positif ke orng lain, like "terimakasih" "minta maaf" "you deserve better" dsb, kedengeran simple si, but just saying that to other people, we can be more aware of the values ​​that exist from each of us🤍

    ReplyDelete
  6. Mbak Balqis, maafkan aku baru bales. ^^
    Terima kasih sudah mampir membaca APOYM. Terima kasih banyak banyaaak.

    Drama ini akan selalu jadi healing drama terbaik versiku. Semua yang ada pada dramanya. :')

    ReplyDelete
  7. Tks Mbak Azzy reviewnya, yg mampir kesini org2 yg punya selera beda ya termasuk saya. Alur ceritanya mmg lambat tapi lembut dan mmg harus begitu, music mendukung, soundtrack cocok bagus, pemandangan bagus, itu adegan melihat bayangan pohon di cafe saya suka sekali kok bisa ya kefikiran bikin adegan lihat bayangan pohon..

    Jadi ingat saat baru2 nikah, suami saya duda 1 anak dg istri yg sdh meninggal, saya menikah krn merasa nyaman dg dia tanpa tahu resiko masa lalu bisa begitu menyakitkan (saya gadis 26 th waktu itu sempat banyak yg mengingatkan berat menikah dg duda ). Menjiwai banget fikirannya si Seo Woo kt2nya, betapa pathetic banget si Ha won masih terus mencintai org yg sdh meninggal krn saya merasa dulu suami masih spt itu, sampai kapan sya tdk tahu (dulu suami masih simpan barang2 mantan dan pernah menyebut moment2 dg mantan yg buat saya merasa sedih tiap dengar itu, spt Seo Woo yg sedih saat dia melihat isi apartemennya Ha won itu berasa kehadiran Ji soo semua). Sekarang kami sdh hampir 24 th menikah selama itu pula tidak pernah 1 x pun ada perkataan I love you atau aku sayang kamu dari mulut saya ke suami meskipun suami sdh sering bilang I love you tapi gak ada balasan I love you too dari saya...wk wk. Kenapa? karena saya tahu hanya Tuhan yg membolak balik hati manusia, spt suami saya yg dulu cinta mati sama istrinya sekarang mungkin merasa bucin ke saya (kata suami saya klo saya pergi agak lama, terus pulang ke rumah, baru dengar suara saya keluar dari mobil di halaman, dia sudah berasa bahagia ) , jadi gak perlulah sebut2 cinta ke suami...ha ha...Tapi spt Seo Woo dan Ha woon ini modelnya saya, sayang itu gak perlu diucap tapi diperhatian, pengertian menerima kelebihan dan kekurangan pasangan dan kerja sama menghadapi semua masalah, saling menguatkan saat sedih menghadapi cobaan.

    Suami juga model spt Ha won ini berkutat sama komputer, programming dan AI tapi utk drug design (merancang obat) dan introvert juga ha ha...dan saya juga spt Seo Woo, Engineer, tapi di bidang telekomunikasi bukan data processing tapi ya ada belajar sedikit ttg sinyal processing, makanya waktu Hoon dan Se Woo bicara ttg frekuensi dan fisika kuantum dah senyum2 sendirilah... Tapi hobi saya sama spt Soon Ho pencinta tanaman beraat, halaman saya spt hutan tropis hijau banyak pohon tapi tidak tersusun rapi ha ha...saya suka yg alami pohon berdesak2an bukan yg tertata jadi ini film spt masuk ke kehidupan saya semua...

    Balik ke APOYM yaa, Kisah cinta yg lembut dan perlahan2 dari kedua main leadnya spt comment yg lain mmg healing utk kita2 saya tonton sampai 3 atau 4x ya... ha ha ha... Btul yg nulis skenario dan scriptnya bagus konsisten, itu ada adegan Ha won sebenarnya ambil foto rumahnya Seo Woo dan ambil kursi yg dibuang, jelas buat penonton tapi tdk diketahui oleh Ha Won dan Seo Woo. Episode 12 saat Seo Woo minta pisah sementara, itu bikin nangis...ingin menguji cinta sampai minta putus dulu hu hu hu.....Saya juga rating 5/5 film ini syukur2 suatu saat ada yg keluarkan 4 episode yg katanya dipangkas, siapa yg punya ya?

    Sekali lagi tks ya Mbak Azzy baguuss banget reviewnya.

    Salam hangat dari DAC

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aku terharu baca komentarnya. Gpp aku panggil Mbak DAC ya? Aku ga tau mau manggil apa huhuhu. Terima kasih sudah mampir, membaca dan meninggalkan jejak. Ini sangat berarti untukku.

      Bahkan setelah 4 tahun berlalu, masih ada orang-orang yang mengapresiasi APOYM. Bener banget, ga semua orang bisa menikmati drama ini. Drama ini bukan untuk mereka yang suka drama sat set.

      Aku beneran terharu, ternyata di real life ada yang mirip Ha Won-Seo Woo. Ntah kenapa aku merasa optimis ketika membaca komen Mbak. Optimis bisa kok dapet yang kalopun ga sama persis Ha Won, seenggaknya model komunikasinya lah. Akan kuusahakan dengan ikhtiar dan doa aamiin.

      Hihi.

      Delete

Haiii, salam kenal ya. 😊