[Intermezzo] Azz Menjawab

Prolog

Terhitung Selasa kemarin hubungan saya on/off dengan ponsel dan leptop—personal reasons yang membuat saya sangat ketinggalan informasi/update terbaru kdrama, khususnya yang masih ada kaitannya dengan Reply 1988. Setelah memposting Sinopsis Reply 1988 Part 2, saya resmi menjalani semi-hiatus hingga pada waktu yang tidak bisa saya pastikan kapan berakhirnya—semi-hiatus ini.

Lalu kemarin malam di antara temaram lampu tenaga surya, bermodal hape yang baterai-nya di bawah 40% dan jaringan inet yang seadanya, seperti biasa mengecek Twitter dan blog dan alangkah terkejutnya saya mendapati komentar Hazuki Airin—pemilik blog terkenal yang banyak fans-nya itu—di postingan terakhir saya.  Duh. Hazuki yang dulu sering saya kunjungi blognya, yang pernah saya follow twitter-nya—tapi di­-unfollow lagi karena saya orangnya cepet bosen... meninggalkan komentar di blog saya pemirsaaaah! Mimpi apa Hayati semalam, Baaaaaang *lari-lari keliling pohon beringin*

Saya mengenal dunia blog di tahun 2008, benar-benar aktif di blog antara tahun 2009-2010. Beberapa blog—di Wordpress, Tumblr dan Blogspot yang saya asuh tidak ada hubungannya dengan Kdrama dan Kpop. Seperti yang kalian lihat, entri pertama blog Majimak Sarang pertama kali di tahun 2013—saya junior di sini. Terlepas dari ini, saya mengenal Hazuki sebagai blogger senior di per-kdramaan—meskipun dia tidak mengenal saya (dan saya tidak merasa perlu harus dikenal). Harusnya saya seneng dooong ya dikunjungi blogger senior? Sayang sekali, reaksi pertama yang keluar justru shock dan speechless. Apa yang saya khawatirkan akhirnya terjadi. Saya akui beberapa komentar di postingan tersebut memang sudah sangat keluar jalur—dua orang yang bertanggung jawab atas komentar-komentar tersebut (Nisa dan Mbak Abby) sudah meminta maaf).

Masalahnya selesai? Harapan saya demikian. Tapi tolong izinkan saya sebagai Azz—pemilik Blog Majimak Sarang menggunakan hak saya untuk menanggapi sejumlah urusan yang saya rasa sangat urgent untuk dibahasakan dan disuarakan.

***

Saya penganut konservatif yang menyukai detail, sedikit kaku dan kikuk, asli-nya gak suka basa-basi, dan observatif tapi punya sisi humor yang tidak semua orang bisa cocok—saya meminta maaf jika tulisan saya berikut ini terdengar offensif. Saya hanya mencoba jujur pada diri sendiri. Jujur yang bukan kamuflase dari amarah apalagi malu hati. Saya cukup yakin tidak perlu memposisikan diri saya di titik tersebut.

Saya sebagai #TeamTaek tidak akan membela Mbak Abby dan Nisa—sebagai orang dewasa, saya yakin keduanya sudah tahu dengan benar apa yang harus dan tidak perlu dilakukan.

Ketika pertama kali mengecek tab mention Twitter saya, ada notifikasi dari satu akun asing yang bukan follower akun saya dan saya tidak mem-follow beliau. Adalah @luputuariw, yang sudah bela-belain mensyen ke saya agar menegur readers di blog saya yang menurut beliau dan readers blog Hazuki Airin telah menghina pengasuh blog Clover-Blossom tersebut. Terus-terang saya langsung panas-dingin, jantung berdegub kencang, kepala nyut-nyutan setelah membaca mensyen beliau yang lumayan panjang. Emosi saya campur aduk, di satu sisi saya bersyukur  dan sangat berterimakasih karena beliau sudah capek-capek mensyen salah satu pendukung #TeamTaek, tapi sisi lain hati saya mendecih—sinis. Pertanyaan yang menyembul keluar dari benak saya detik itu, “manakah yang sedang Anda bela? #TeamJunghwan secara keseluruhan? Hazuki Airin? Atau gundukan emosi yang sudah kadung menggulung habis apa yang biasa orang sebut introspeksi diri?

Ini capture mensyen Mbak @luhputuariw ke Twitter saya

... Menghormati privasi dan hak orang lain... mewah sekali potongan kalimat ini, saya sampai terharu membacanya. Sekali lagi saya tanya, siapa yang Anda bela? #TeamJunghwan secara keseluruhan, Hazuki Airin atau...? Jika yang anda bela #TeamJunghwan secara keseluruhan, isi twit ini adalah lelucon paling absurd yang pernah saya dengar sebagai observer dua team dari Reply 1988 ini. Saya tidak pernah berani mengaku kalau #TeamTaek berisi orang-orang suci yang kata-katanya murni, yang setiap apa-apa saja kelakuannya adalah kebenaran. Saya bilang, dua team ini masing-masing punya kekurangan—yang membedakan adalah bagaimana mereka menanggapi kritik dari seluruh penjuru. Apakah dengan mata tertutup atau mata terbuka. Karena hasilnya akan berbeda. Mata tertutup, membawamu pada kegelapan dan menyesatkan. Mata terbuka membawamu pada jalan pulang—namun terlalu terang juga bisa menyilaukan. Mereka yang patut menerima pelukan hangat adalah yang rendah hati dan melapangkan hatinya menerima kritik dan saran. Yang dengan itu, ia mencoba memperbaiki apa-apa yang perlu diperbaiki, bukannya menyiramkan bensin ke daun kering dan menjadi terik matahari—membakar. Sikap ngotot merasa paling benar tidak cocok bagi pemenang. Saya pernah bilang, salah satu sikap yang paling tidak bisa saya terima adalah playing victims. Tolonglah, jangan berlaku seolah-olah kita adalah sisi yang paling terzolimi sejagat. Apakah Mbak @luputuariw mengikuti forum Reply 1988 sejak episode pertama tayang? Apakah Mbak tahu bagaimana perlakuan #TeamJunghwan di sana terhadap #TeamTaek? Ataukah Mbak hanya membaca apa yang diposting Hazuki Airin di blog-nya? Sebelum forum Reply 1988 dan Suntaek ramai, saya di sana—meski jarang meninggalkan komentar. Saya tahu benar apa yang terjadi di sana. Bagaimana #TeamJunghwan bersikap sok-sokan kalau Junghwan adalah endgame. Cukup tahu saja, yang memulai segala teori ka*vret soal warna bla bla bla adalah #TeamJunghwan, jika kemudian lahir teori lainnya yang menguntungkan #TeamTaek, kalian tidak berhak marah apalagi membully #TeamTaek

Apakah menuding Lee Woo Jung mengubah naskah termasuk menghargai karya seseorang?

Saya tidak akan pernah lupa apa yang sudah dilakukan #TeamJunghwan di Soompi sejak Reply 1988 tayang hingga detik ini. Jika saya mau, saya bisa saja membeberkannya satu-persatu disertai bukti akurat. Tapi kembali lagi, untuk apa? Saya tidak suka memprovokasi orang lain dengan hal-hal negatif—saya takut kelak itu akan memantul kembali pada saya. Rasa tidak suka saya terhadap sesuatu sebisa mungkin saya simpan untuk diri sendiri—bukan untuk ditransfer ke orang lain. Ketimbang mentransfer dosa—mending transfer duit *HEH! Kalau pun saya keluarkan, biasanya saya samarkan demi meminimalisir efek yang ditimbulkan. Saya bukan juru selamat yang tugas­-nya menyampaikan kebenaran. Prinsip saya, kebenaran yang saya pegang tak menjamin akan serupa dengan apa yang kamu percayai—ada batas-batas yang tetap harus dijaga agar tak menimbulkan kesalahpahaman di sana-sini dan itu menjadi tugas kita bersama. Bicara toleransi dan saling menghargai dalam urusan Reply 1988—tidak akan pernah tercapai jika masih ada satu sisi yang ngotot menuduh dirinya paling benar dan sisanya biang salah. Itu ketemunya di manaaaa? Di juraaang? Sekali lagi saya malas membongkar satu persatu ulah banyak #TeamJunghwan yang bikin saya elus-elus dada, sabaaaar. Just stop playing victims! Disgusting! Astagfirullah... ㅠ.ㅠ Ngomong-ngomong, orang patah hati itu susah loooh diajak ngomong baik-baik. Bukan saya yang bilang, tapi pengalaman. Kamu serasa ngajakin ngobrol tembok tebal. Bisu. Mati rasa.

Caption twit Mbak @luputuariw selanjutnya...

Jangan bawa-bawa umur juseyoooooow. Saya semacam dapet tekanan batin gitu. Teringat pertanyaan paling Endonesaaah sepanjang masa bagi mereka yang sebentar lagi memasuki gerbang 30-an—para jomblo-ers.

Ilustrasi : kumpul keluarga besar di hari Minggu

Tante A : Eh, Azz udah kerja kan sekarang?

Azz : Iya, Tante *sopaaan banget ngomongnya, tapi dalem hati was-was tingkat Planet Pluto*

Tante Z : Trus kapan dong nikahnya? Si *nyebut nama salah satu temen SMA* udah nikah loh. Calon kamu mana sih? Kok gak pernah liat?

Dan Tante-tante lain pun ikut nimbrung...

Azz : LEMPARIN GUE KE KUTUB UTARA SEKARANG! *histeris dalem ati*

 Jadi pengen lari ke pantai lalu teriak... *gue berasa jadi Cinta yang mencari Rangga-nya* ㅠ.ㅠ

Gak ada yang salah dengan twit Mbak @luhputuariw, patut di-apresiasi dan saya sangat berterimakasih. Saya akui Mbak Abby dan Nisa sudah kebablasan. Dan mereka juga sudah meminta maaf :))

Sikap keterlaluan Mbak Abby dan Nisa tampaknya lahir dari akumulasi kejengkelan, jengah, marah, kecewa pada postingan Hazuki Airin. Dipicu terlalu senang melihat interaksi Bogum-Hyeri di fansign kemarin itu, semangat mereka membahas (membully) Hazuki melesat ke titik yang bikin saya menghela napas khawatir ㅋㅋㅋㅋ saya bergumam dalam hati, duh... alurnya udah salah nih... aplikasi LINE di ponsel saya sedang bermasalah, jadi saya tidak bisa menegur Nisa secara langsung. Pun di Twitter, 140 karakter tidak cukup bagi saya untuk menceramahi si adik satu ini ㅋㅋㅋ

Istilah gak ada asap jika gak ada api cocok. Siapa pun dia berhak mengeluarkan pendapatnya, sepanjang tidak melanggar hak-hak orang lain, sepanjang itu masih dalam batas kewajaran. Bolehkah saya bertanya? Apakah di seluruh postingan Hazuki Airin dan komentar-komentar setelahnya, tidak ada satu pun yang mendiskreditkan team produksi Reply 1988 dan khususnya Shin PD dan Lee Woo Jung? Mengerdilkan karakter Taek secara psikis dan fisik? Membully Deokseon? Jika tidak ada, terberkatilah kalian sebagai orang-orang yang hidupnya suci, murni, hatiiii sang Biadadariiiii *errrrr ntar, ini kenapa kayak lirik lagu senetron taon 90-an*

Nah, sekarang saya akan berbicara sebagai Azz, bukan #TeamTaek. Ini saya yang sebenarnya—frontal, apa adanya dan asli-nya gak suka basa-basi. Jika ada teman yang menegur secara baik-baik—kelakuan saya yang dirasanya salah, Hal pertama yang saya lakukan adalah bertanya, “benarkah?” pada diri sendiri. Disusul upaya melakukan introspeksi diri—benar-benar mengintrospeksi diri bukan sekadar basa-basi kata-kata mentah dan datar—yang ending-nya bisa kita tahu bersama, dikerubuti lalat. Hemat saya, seseorang yang menerjunkan dirinya secara total memeriksa apa-apa yang salah pada dirinya, tak akan mengulangi hal yang sama selanjutnya. Setidaknya ia akan lebih berhati-hati.

Ada satu lagi sikap yang bikin saya ingin muntah ke selokan. Double Standard. Standar Ganda. Kamu hanya akan menerima satu fakta jika itu menguntungkan posisimu. Selebihnya adalah bohong. Bohong. Bohong. Saya punya pengalaman buruk dengan segolongan orang yang menganut paham rongsokan ini—standar ganda. Saya muak. Jangan bikin saya tambah eneg dengan bertingkah bak saint di sini. Entah itu #TeamTaek dan #TeamJunghwan, bersikap dewasalah sesuai jargon kalian masing-masing. Jangan saling menuding seperti dua bocah lima tahun yang sedang berebutan kuaci. Suami Deokseon bukan kuaci... Namanya Taek ㅠ.ㅠ

Saya akan mewakilkan hak jawab saya pada pertanyaan sederhana ini, “bisakah kalian—dua team yang kerap berseteru ini, memberikan bukti konkrit bahwa kalian tidak pernah saling menghina, membully, melecehkan satu sama lain? Saya tidak mau membela siapa pun. Saran saya, lebih baik kalian tidak saling menanggapi satu sama lain biar aman. Gak usah nyari-nyari masalah. Silakan berpesta di wilayah delulu masing-masing, tapi jangan saling nyinyirin satu pihak dan pihak lainnya. Kalau kamu sudah memilih berada di shipper mana, kenapa kamu masih gak percaya diri juga? Toh, tetap gak ketauan kan Hyeri sukanya sama siapa? Deokseon kan udah jelas, kesayangannya Taek.

Oya, ada satu olok-olok primitif yang pernah dilemparkan rekan saya pada saya dulu, kata dia manusia punya sisi gelap di mana dia merasa bahagia bila sudah mengintip ruang privat manusia lain. Kasarnya, manusia merasa terpuaskan melihat kesakitan pihak lain. Hati-hati.... ^^

Secara pribadi, saya pesimis Hazuki Airin akan menerima permintaan maaf Mbak Abby dan Nisa. Kenapa? Pengalaman saya dengan beliau sudah membuktikan itu. Saya kira, upaya saya meminta maaf adalah jalan paling bagus untuk membersihkan kesalahpahaman kami. Tapi tak disangka beliau masih menyinggung isi postingan saya di tulisan beliau berikutnya. Tapi, Mbak Abby dan Nisa memang sudah sepantasnya meminta maaf—komentar-komentar kalian itu loh... saya aja agak gimana-gimana bacanya ㅋㅋ jangan diulangi lagi ya!

Saya ingatkan sekali lagi, jangan ajak berdebat saya soal umur dan tingkat kedewasaan seseorang. Jangan ajak saya berdebat dalam urusan yang tidak logis dan penuh khayalan, jangan ajak saya berdebat saya untuk hal-hal yang sudah selesai dan kita ketahui hasilnya. Waktu saya terlalu berharga untuk itu.

Dear yang kalah, gak usah ngotot bisa kan?

Dear yang menang, Baduk Etiquette, please...

Saya shipper garis keras Taek-Deokseon di drama, dan saya bukan shipper Bogum-Hyeri. Tapi saya sangat menghargai dua shipper ini dua nyata (Ryu Jun Yeol/Hyeri dan Park Bo Gum/Hyeri)—asal gak berlebihan delulu-nya, asal gak saling nge-bash. Hidup saya sudah rempong, saya gak mau nambah rempong lagi dengan ini. Hati-hati dengan matamu, hati-hati dengan penilaianmu yang bias, hati-hati dengan ucapanmu. Think twice before you talk.

Saya lupa bilang satu hal, jangan coba-coba mengajak saya bicara serius—karena saya akan menanggapinya dengan sangat serius. Ini buktinya.

***

Terimakasih kepada readers yang baru saja menemukan blog Majimak Sarang. Terimakasih untuk tidak menjelek-jelekkan satu pihak. Terimakasih untuk seluruh penghargaannya terhadap pemilik blog ini. Terimakasih, saya sangat menghargainya. Dan maaf karena keterbatasan sarana dan prasarana saya kesulitan membalasnya satu-persatu  ^^

P.s : Sinopsis Episode 20 kemungkinan besar baru bisa saya posting pekan depan—entah hari apa. Oya, saya mau tanya bagaimana respon kalian jika saya membuat Grup Majimak Sarang di LINE?

Mohon maaf sebelumnya, saya akan menghapus komentar-komentar yang tidak sopan dan memancing keributan. Saya hanya ingin menjaga agar blog Majimak Sarang tetap dalam lingkup positif. Terimakasih atas pengertiannya.