[Bukan Sinopsis] You're All Surrounded Episode 2
Episode Dua You’re All Surrounded (YAAS) semakin menjanjikan nih, ratingnya juga mengalami peningkatan 14 koma sekian persen. Good job! Seperti biasa saya akan memposting rangkuman alias bukan sinopsis dari YAAS. Namanya juga bukan synopsis, tidak semua saya tulis, ada beberapa yang mungkin luput jadi mohon dimaklumi yaaa :D *pict nyusul belakangan*
=oOo=
Episode
dua merupakan kelanjutan awal dari episode pertama. Masih ingat aksi
kejar-kejaran dengan dua penjahat itu kan? Nah, di ending episode satu mereka
bersiap melakukan pengejaran. Kalau saya bilang sih, alur episode satu itu
maju-mundur. Menjelaskan bagaimana empat newbie ini masuk ke kepolisian sebagai
detective pemula.
Detective
Seo, seorang rekannya yang belum saya tahu namanya beserta keempat newbie kita
terjebak macet. Detective Seo mengomel. Rekannya menyuruh Soo Sun mengeluarkan
sirene. Bukannya mengeluarkan sirene, Soo Sun justru mengeluarkan entah apa itu
yang mirip sirene. Tentu saja benda itu jatuh begitu diletakan di atas atap
mobil hahahaha oneeeeng. Ji Gook mengerutu nyaris menangis karena benda yang
dikira Soo Sun sirene adalah miliknya. Kata Tae Il itu starbucks edisi terbatas.
Ji Gook misuh-misuh bilang betapa keras perjuangannya mengantri hanya untuk
mendapatkannya. Kemudian mereka diminta mengeluarkan borgol. Serempak kompak.
Oh, rupanya itu pendanda bagi pengguna mobil lain yang terjebak kemacetan untuk
memberikan mereka jalan. Iya kan? Mobil polisi, pemadam kebakaran, ambulance
selalu mendapat akses bebas di jalur lampu merah.
Sinilah
kita tahu muasal dua penjahat yang dikejar di episode pertama. Dua pria
bertubuh gempal dan bertato memblokir jalan yang padat di Gangnam . Duduk
saling berhadapan sementara deretan mobil di belakang membunyikan klakson
berkali-kali. Mereka menjadi penyebab kemacetan tersebut. Aya-aya wae…
Mobil
yang dikemudikan Detective Seo (setelah menurunkan Ji Gook di tengah jalan—episode
satu--). Aksi kejar-kejaran dimulai dan tibalah di bagian Dae Gu menodongkan
pistolnya ke arah penjahat yang menyandera Ji Gook. Semua panik, Detective Seo,
Tae Il, Ji Gook hingga Soo Sun berteriak). Dae Gu tidak menembakan pistolnya
tetapi mengambil sesuatu dari pinggangnya dan casss! Ji Gook dan penjahatnya
terbanting ke tanah. Dae Gu melepaskan alat berupa setrum hahahaha.
Mereka
kembali ke kantor polisi membawa satu penjahatnya. Kok Cuma satu yah? Tadi kan
dua orang? Mungkin lolos. Anggep aja kayak gitu. Di kantor polisi sedang
rame-ramenya oleh orang-orang yang ditangkap. Kalau mendengar dari sumpah serapah
dari beberapa di antara orang-orang itu, bisa diidentifikasi sebagai berikut :
Kasus kekerasan dalam rumah tangga,
maybe…
Dua fandom entah dari mana, saling
bertikai saling meneriakan oppa-oppa mereka yang paling tampan. LOL.
Ngakak.
Jreng jreeng.
Salah
satu dari remaja puteri itu tak sengaja melihat Tae Il dan berteriak tersepona
eh terpesona. Oppaaaaaa…. Tak ayal
gerombolan remaja tersebut berebutan memotret Tae Il. Sumpah ngakak liat mereka
menenteng kamera gedee yang biasa dipakai fansite-fansite Boyband.
Ji
Gook mengira dirinya yang dipanggil, maka dipasanglah pose ala-ala artis yang
sedang melakukan pemotretan. Gerombolan remaja puteri tersebut mengomeli Ji
Gook. Tae Il-nya pura-pura gak ngerti, polos-lah eh tahu-tahu masang gaya. Ahn
Jae Hyun-nya cakeeeeep asliiiiiiiiii. Oke.. oke keep calm guys… Fiuuuuh.
Soo
Sun-nya muter badan mau ngomel ceritanya, dasar calon artis gagal. Gerombolan
remaja itu tambah histeris melihatnya dan semakin ganas memotret. Alhasil, jiwa
kenarsisan Soo Sun terpanggil. Gaya-lah dia xD
Giliran
Dae Gu, dia membalikkan badan daaaaan “Opppaaaa,
matamu sangat baguuuuus…!” teriakan itu menyambutnya. Gedugubraaaak! *facepalm*
Polisi-polisi
lainnya turut serta memeriahkan dengan menunjukkan sixpack-nya. Ji Gook kesal dia masuk perhitungan.
Pelajaran
moral :
1. Fandom/fans
di atas masuk kategori fandom labil yang liat namja bening aja langsung
melipir. Saya hampir percaya bahwa sedikit fandom atau fans yang bisa konsisten
dengan biasnya tanpa menengok bias tetangga, apalagi kalau bias tetangga
bening-bening. #NotetoMySelf #Curhat
2. Polisi/polwan
di Korea Selatan yang memiliki paras menawan dimohon berhati-hati, ntar jadi
sasaran fans labil hahahaha
Lanjut…
Detective
Seo stress melihat kelakuan empat anak asuhannya. Dia menghadap ke atasannya, Kapten
Cha Tae Ho. Meminta supaya dua orang saja di antara empat newbie yang
diasuhnya. Ia benar-benar tidak tahan. Kapten Cha membalikkan argumen
Detective, menyuruhnya menghadap langsung ke Ketua Kang. Ujung-ujungnya
Detective Seo mengalah :D
Ia
kembali menemui empat newbie detective, tau sendirilah siapa mereka gak usah
disebutin. Sehabis ‘memberikan ceramah panjang lebar’ tentang siapa dia, Seo
Pan Suk—seorang legenda— Ketua departemen orang hilang datang. Lagi-lagi wajah
detective Seo berubah agak murung. Detective Seo menemui wanita itu.
Berbasa-basi dengan ekspresi yang susah ditebak. Dua tamparan dilayangkan
wanita itu ke wajah detective Seo membuat seluruh orang di ruangan itu
terkejut. Sepertinya dua orang ini pernah memiliki hubungan di masa lalu, namun
karena satu dan lain hal terjadi membuat wanita itu membenci detective Seo dan
menyebutnya iblis dibandingkan para penjahat.
Okeh,
empat newbie ini dibagi menjadi dua. Tae Il-Ji Gook. Dae Gu-Soo Sun. Cocok. Si
cerdas dan Si Ceroboh. Kalau Tae Il merangkul Ji Gook seusai pembagian itu, Dae
Gu menolak berjabat tangan dengan Soo Sun. Aigooo…
Dae
Gu dan Soo Sun diminta memasukan ke dalam sel penjahat yang mereka tangkap tadi.
Soo Sun cerewet mengajak Dae Gu bicara tapi Dae Gu diam saja. Soo Sun merasa
pernah melihat Dae Gu sebelumnya. Naas, penjahatnya berhasil kabur dengan
tangan terborgol setelah memotong ikatan tali yang melilit badannya. Penjahatnya
mengambil alih mobil polisi yang dihendak diparkir. Saat hendak keluar dari
kantor polisi bertabrakan dengan mobil Detective Seo.
Habis
sudah, mereka diomeli lagi. Kasian dalam sehari itu, di awal mereka masuk
kerja, sudah kena damprat berkali-kali. Dae Gu tidak mengaku salah, menurutnya
Soo Sun-lah yang salah. Soo Sun kesal setengah mati, sebagai partner, Dae Gu
tidak punya hati.
Sekali
lagi, Detective Seo mengeluh tapi kali ini langsung ke Ketua Kang. Ketua Kang
mengeluarkan sindiran halus bahwa bukankah detective Kang dulunya juga adalah
seorang pemula? Dan kesakitan sebagai pemula itulah yang membentuknya menjadi
Seo Pan Suk yang sekarang. Detective Seo merasa dihina. Tapi wajahnya tidak
menunjukkan kemarahan, melainkan kesedihan.
Malam
harinya, Dae Gu menyelinap masuk ke rumah Detective Seo. Memasang kamera
tersembunyi dan menyadap ponselnya. Saat hendak mengembalikkan ponsel detective
Seo, Soo Sun menegurnya. Dae Gu mengabaikannya. Dikeluarkannya kalimat pedas
bahwa alangkan lebih baiknya Soo Sun mengundurkan diri saja jika niatnya masuk
kepolisian hanya untuk mendapatkan gaji besar. Soo Sun mencak-mencak namun
berusaha mengontrol kemarahannya. Dia juga masih berada di sana untuk mencari
tahu pisau siapa yang berada di atas mejanya sehingga penjahat tadi siang
berhasil memotong ikatannya dan berusaha melarikan diri menggunakan pisau
tersebut.
Dae
Gu tiba di rumah dinas. Mereka berempat tinggal bersama. Sebelumnya ia mendapat
paket kiriman dari seseorang. Tadinya Dae Gu dan Ji Gook sekamar tapi dasar Dae
Gu, dia melarang Ji Gook mengeluarkan bunyi, menyalakan lampu dan tidur
seranjang dengannya. Tak tahan Ji Gook lari ke kamar Tae Il yang sedang meminum
wine-nya sambil memandangi foto seorang remaja lelaki. Nugu?
Ji
Gook meminta supaya Tae Il mengizinkannya tidur di sana. Tentu saja Tae Il
setuju. Tidak penting dimana kau tidur,
tetapi bersama siapa kau tidur. Itu yang penting.katanya. Aigooo,
Tae Il oppaaaa….
Di
kamarnya, Dae Gu melihat di layar leptopnya yang menampilkan detective Seo
pulang ke rumahnya yang….. em, tidak terurus. Tidak ada yang menarik. Dae Gu
mengeluarkan isi paket yang diterimanya. Sebuah laporan mengenai kasus
pembunuhan ibunya sebelas tahun lalu. Turut juga laporang orang hilang atas
namanya, Kim Ji Yong. Dae Gu tak sanggup membaca lebih jauh isi laporan itu
begitu tiba di halaman yang memperlihatkan wajah ibunya dala keadaan tidak bernyawa.
Ia
mendapat telpon dari seseorang berinisial S. Dalam pembicaraannya, Dae Gu
mengatakan sudah menerima kirimannya. Ia juga bilang ada rekannya satu tim yang
bodoh dari Masan (LOL It’s Soo Sun). Itu cukup membahayakan posisinya.
Dae
Gu mengunjungi tempat peristirahatan ibunya. Ia tidak bisa menahan air matanya.
Uljima, Oppa…
Keesokan
harinya, mereka ada kasus baru. Istilahnya penggali emas. Perempuan-perempuan
yang bekerja memeras para pria dan merampok barang berharga niliknya. Modus
operandinya adalah mereka mengajak pria kaya bertemu dan makan malam bersama di
restoran mahal, hanya memesan wine paling mahal di sana dan berujung pada
pemerasan. Para penggali emas ini bekerja sama dengan pemilik restoran itu.
Tae
Il hendak menyerahkan hasil laporannya tentang kasus itu tapi Soo Sun lebih
dahulu menyerahkan hasil investigasinya tentang siapa pemilik pisau di atas
mejanya. Dibumbui kalimat penuh motivasi yang sudah ditulisnya terlebih (bikin
konsep trus diapalin hahahaha Soo Sun-aaah).
Detective
Seo melarang mereka turut dalam investigasi itu. Ia menambahkan deretan omelan
mengenai remaja yang hanya tau merengek (menyindir empat newbie ini terutama
Soo Sun dan Ji Gook). Malangnya Ji Gook dipanggil muka petani. Saya antara mau
ngakak dan kasian liat tampang Ji Gook dipanggil kek gitu.
Sepeninggal
Detective Seo dan rekannya, Ji Gook dan Soo Sun saling menyalahkan. Soo Sun
bilang sidik jari Ji Gook yang berada di pisau itu. Ji Gook mengelak. Dae Gu
yang tidak tahan balik membentak tepat di depan telinga Soo Sun. Senyap lah
ruangan itu.
Detective
Seo dan rekannya gagal menangkap wanita ‘penggali emas’ itu karena terlanjur
mengenali wajah mereka. Rekannya mengomel seharusnya mereka melibatnya para
newbie itu.
Taraaaaaa!
Empat Newbie kita akhirnya terjun ke lapangan juga. Mereka yang akan mencari
tahu langsung ke klub mengenai siapakah penggali emas itu. Detective Seo
mengancam mereka tidak boleh gagal dan menimbulkan keributan. Jika mala mini mereka
gagal maka itu akan menjadi malam terakhir mereka di kepolisian. Kesempatan
pertama sekaligus terakhir.
Awalnya
rencana mereka berjalan tanpa hambatan. Soo Sun menyelinap ke toilet. Merekam
percakapan dua perempuan yang dicurigai sebaga Penggali emas. Tae Il dan Dae Gu
berhasil mengidentifikasi salah satu perempuan penggali emas. Berkat kecerdasan
Dae Gu. Ji Gook agak kurang beruntung sebab semua wanita menolak ajakannya. Tae
Il memberikan jaketnya, katanya dengan jaket itu maka semua wanita akan
berbondong-bondong mengikutinya. Kayaknya jaket mahal sih.
Kekacauan
muncul kemudian saat seorang perempuan yang dicurigai sebagai penggali emas tak
sengaja menginjak kaki seorang wanita (yang menurut hasil hipotesa Dae Gu
adalah kalangan kaya). Wanita kaya ini marah-marah, temperamen amat. Soo Sun
tadinya mau ikutan melerai maksudnya tapi ditahan Ji Gook, diingatkan bahwa
mereka tidak boleh terlibat keributan. Dae Gu lah yang datang melerai. Wanita
kaya itu menghempaskan Dae Gu. Soo Sun datang membantu tapi ikut terhempas
bersama Dae Gu hahaha. Dae Gu yang cowok aja kalah. Perkelahian itu masuk ke
arena orang-orang yang sedang bergoyang-menaris segala macam gaya.
Dua
orang pria terkejut, orang yang mereka intai menghilang menyisakan keributan.
Soo Sun, Ji Gook dan wanita kaya itu. Mereka marah.
Chaos.
Lagi-lagi
Dae Gu ingin melerai, dan sekali lagi dia dihempas. Ia melihat ada seorang pria
sekarat dengan luka tusuk di perutnya. Tak ada yang tahu, karena suara musik
keras dan orang-orang sibuk bergoyang. Trauma masa lalu Dae Gu muncul. Ia
teringat darah yang membasahi tubuh ibunya. Dae Gu termangu, wajahnya shock. Soo Sun juga melihat pria itu. Ia
panik. Disuruhnya Dae Gu menelpon 119, tapi Dae Gu belum lepas dari
keterkejutannya. Soo Sun melihat pistol yang menyembul dari pinggang salah satu
pria (yang tadi sedang mengintai, nampaknya mereka polisi juga tetapi beda
investigasi dan wilayah dengan Dae Gu dkk). Soo Sun mengarahkan moncong
pistolnya ke arah speaker musik. Tangannya gemetar, Dae Gu lah yang mengambil
alih.
Doorrr!
Senyap
sejenak berganti suara-suara histeris karena kaget. Soo Sun berteriak bahwa
keadaan sedang darurat, ada orang sekarat. Baru deh pada nyadar. Ji Gook dengan
suara gemetar menelpon 119. Tae Il bergegas membuka jaketnya dan menahan agar
darah tak banyak keluar dari luka si pria. Dae Gu masih dengan wajah kagetnya
menyerahkan pistol itu ke pemiliknya.
Orang-orang
di dalam klub itu digiring ke kantor polisi termasuk Dae Gu dkk. Detective Seo
dan rekannya ternganga melihat anak asuh mereka dibawa polisi. Ada apa? Apa
yang terjadi? Kebingungan.
Di
kantor polisi Dae Gu, Soo Sun, Ji Gook dan Tae Il tidak mau menyebutkan
identitas mereka. Kompaknya mereka bikin terharu looh mengingat sebelumnya
mereka tidak akur. Mereka di sel.
Ternyata
benar, pria yang melakukan pengintaian di klub itu, yang salah satunya diambil
pistolnya oleh Soo Sun, adalah polisi. Dia kaget mengetahui empat orang yang
yang ditahan itu adalah detective kepolisian. Dia keukeuh tidak mau melepaskan
keempatnya. Mau tidak mau Detective Seo meminta bantuan Kapten Cha yang
eksentrik itu :D
Setelah bebas, Dae Gu dkk masih harus
menghadapi kemarahan Detective Seo. #Pukpuk
Detective
Seo meluapkan kemarahannya habis-habisan sampai-sampai Soo Sun nyaris menangis.
Saat itulah Dae Gu mengeluarkan rekaman yang diambil Soo Sun di toilet. Dalam
rekaman itu dua wanita penggali emas kurang lebih menyebutkan aksi mereka.
Dengan terbata-bata sambil menangis, Ji Gook menjelaskan bahwa mereka sudah
berhasil menjalankan misi. Tae Il sukses mendekati salah satu penggali emas itu
dan mengajaknya bertemu esok malam. Alasan mengapa mereka tidak menyebutkan
identitas di kantor polisi karena si penggali emas itu juga ada di kantor
polisi, jika mereka ketahuan sebagai polisi maka gagal lah semua kerja keras
mereka malam itu. Sediiiiih loh scene ini, saya ngerasa empat orang ini akan
menjadi tim yang solid nantinya.
Detective
Seo terdiam. Mungkin kaget. Tiba-tiba ponselnya berderit. Ada panggilan masuk.
Di waktu bersamaan, ponsel di saku Dae Gu juga berbunyi. Detective Seo semula
tak ambil pusing, namun wajahnya berubah
penuh tanya. Dilihatnya ponselnya bergantian dengan wajah Dae Gu yang mendadak panik
hingga menjatuhkan alat perekam, berusaha mendiamkan ponselnya agar tak
bergetar.
Nah
looooh, apakah kali ini Dae Gu ketahuan telah menyadap ponsel Detective Seo?
Bersambung
:D
Personal
Opinion
Sukkkkaaa
sukkkaaa!
Dae Gu vs Soo Sun.
Bibit-bibit
perang mulut mereka sudah ditanam. Soo Sun, si ceroboh dan cerewet. Pasti seru
melihat interaksi mereka.
Tae Il vs Ji Gook
Tae
Il baik hati dan ramah, dia tak mempermasalahkan betapapun ceroboh dan polosnya
Ji Gook. Aku suka mereka berdua.
Soo Sun vs Ji Gook
Membayangkan
mereka saling bertengkar satu sama lain, kasian Tae Il dan Dae Gu-nya sih dapet
dua rekan se-tim yang tingkat kecerobohan Soo Sun-Ji Gook berada di level yang
sama :D
Detective Seo dan masa lalunya
Ada
sesuatu yang disembunyikan dari masa lalu Detective Seo. Hubungannya dengan
ketua departemen orang hilang menimbulkan tanda Tanya besar. Saya tiba-tiba
menyusun satu kemungkinan, di masa lalu detective Seo, Ketua departemen orang
hilang, rekan yang selalu mendampingi detective Seo dan seorang lagi (masih
misterius) pernah tergabung dalam satu tim. Ada yang mati terbunuh dalam misi,
entah siapa. Yang jelas detective Seo dan ketua departemen orang hilang pernah
menjadi orang yang paling dekat satu sama lain.
Kita
akan menemukan jawabannya nanti….
Ada
seseorang yang membantu Dae Gu terlepas dari masa lalu dan menjadi seseorang
yang baru dengan misi balas dendam sekaligus mencari tersangka pembunuh ibunya.
Seseorang berinisial S.
Park
Tae Il nampaknya berasal dari keluarga kaya. Di klub, dia mengenal salah
seorang wanita kaya yang sering ke klub. Pakaian yang dikenakannya juga adalah
pakaian mahal. Siapa laki-laki di dalam foto yang dipandanginya di kamar
dinasnya? Kakak? Teman? Entah. Apakah itu alas an dia memilih pekerjaan sebagai
polisi?
Sejauh
dua episode belum ketahuan kenapa Soo Sun memilih membelokkan mimpinya dari
artis lalu menjadi polisi. Benarkah hanya karena mengharapkan gaji besar?
Lalu
Ji Gook, si polos ini… Saya belum bisa membaca karakternya diluar dia itu
ceroboh.
No comments:
Post a Comment
Haiii, salam kenal ya. 😊