Starring : Jo Seung Woo, Bae Doo Na, Yoo Jae Myung, Lee
Joon Hyuk, Shin Hae Sung
Warning! Konten di
bawah ini mengandung spoiler
Secret Forest merupakan drama tvN yang ditulis oleh Screen
Writer Lee Soo Yeon dan disutradarai PD Ahn Gil Ho. Drama ini mengisahkan
tentang korupsi yang terjadi di lingkaran kejaksaan dan kepolisian. Sebuah
pembunuhan yang menimpa Park Moo Sung (Uhm Hyo Sub)—broker—mengantarkan
Hwang Shi Mok (Jo Seung Woo) pada
perjalanan panjang menguak labirin gelap korupsi yang melibatkan orang-orang
atas Kejaksaan dan Kepolisian Seoul Barat. Ia kemudian—secara
natural—bekerja sama dengan Letnan Han Yeo Jin (Bae
Do Na). Yang menarik dari Secret Forest terletak pada
karakter Hwang Shi Mok. Hwang Shi Mok menjalani operasi otak yang disengaja, sehingga
mengakibatkan ia kehilangan empati, ketakmampuan berinteraksi sosial atau
menjalani hubungan yang dalam dengan manusia lain, dan ia juga sensitif
terhadap suara-suara pada level tertentu. Pada situasi lain, misalnya ia
mengalami tekanan yang hebat, Hwang Shi Mok bisa membahayakan diri sendiri dan
orang lain.
Inilah pertanyaan utama yang muncul di benak saya ketika
saya selesai menonton dua episode pertama Secret Forest; dengan kemampuan yang
tak biasa itu, mampukah Hwang Shi Mok mengusut tuntas kematian Park Moo Sung?
Ada sejumput kekhawatiran yang melanda saya, bahwa di episode mendatang,
orang-orang yang berseberangan dengan Hwang Shi Mok akan menggunakan operasinya
di masa lalu sebagai senjata untuk menjebak dan menjatuhkan dirinya.
Well, setidaknya dua episode perdana sudah berhasil mencuri
perhatian. Saya tidak punya alasan untuk tidak melanjutkan Secret Forest.
Strotyline & Plot-line
Sambil menulis draft ini, saya mengingat-ingat kembali
apakah gerangan yang membuat Secret Forest disukai viewers? Apa yang
membuat saya rela meluangkan waktu menonton drama ini? Dari segi cerita, korupsi
dan konspirasi di kalangan jaksa dan polisi bukan lagi hal baru yang diangkat
menjadi sebuah drama—ingat Punch?
Lalu apa?
Seperti halnya kisah cinta yang tetap bisa dinikmati
meski sudah melalui perulangan dari satu penulis ke penulis lainnya. Yang
menjadi pembeda adalah bagaimana cerita tersebut diramu, dan ditulis. Formula
yang berbeda akan selalu membuat orang-orang tertarik untuk meluangkan waktu
membaca, menonton, dan membicarakannya. Itulah yang terjadi pada Secret Forest.
Kekuatan drama ini salah satunya yakni cara penyajian-nya. Mengusung
genre crime, drama, dan thriller, Secret Forest berhasil
membuktikan kualitasnya dengan memberikan suguhan yang luar biasa. Sisi
misterius yang dimiliki Secret Forest menantang minat penonton agar tidak
lengah. Well written. Jikapun ada plot-hole atau kekurangan lain, saya
yakin itu tidak akan mengurangi kecintaan viewers pada drama ini.
Sepaket dengan judulnya; Secret Forest. Bayangkan di
hadapanmu saat ini terbentang sebuah hutan rimbun dan gelap; penuh rahasia. Mengisyaratkan
bahaya yang tajam dan intimidatif. Kamu tidak akan pernah tahu apa yang menunggumu
di dalam sana hingga kamu menetapkan langkah pertamamu, masuk ke
hutan itu dengan keberanian yang dipenuh-penuhkan.
Siapa yang pernah menonton Maze Runner pasti paham
dengan analogi saya ini dan setidaknya bisa memahami perasaannya sendiri saat
menonton Secret Forest. Ini bukan drama horor, tapi teror yang melingkupi per
episodenya membuatmu berhati-hati, sesekali menahan napas, cemas sambil menerka
apakah yang akan terjadi berikutnya? Oya, saya sendiri pernah menaruh curiga
pada Hwang Shi Mok di beberapa episode berikutnya. Bagaimana dengan kamu? ㅋㅋㅋ
Drama ini realistis. Konfliknya terbangun dengan baik
dari awal hingga akhir. Plot-line yang solid. Kerja sama yang apik antara Storyline
dan karakter-karakter di drama ini menghasilkan chemistry meski
muaranya tidak mengarah pada romantisme berwarna pink. Apa adanya,
menyentuh kesadaran tanpa harus dibumbui dramatisasi berlebihan. Secret Forest
berhasil mempertahankan pace sejak episode perdana hingga episode
terakhirnya. Konsisten. Ini bisa dilihat dari benang merah yang saling
berhubungan antara satu kejadian dengan kejadian lainnya. Hubungan sebab akibat
yang erat, yang juntrungannya menuju di satu titik temu. Mengharukan, juga
menyesakkan.
Saya tidak tahu bagaimana reaksi penonton lain. Sekilas
saya merasa Secret Forest cenderung dingin terhadap penonton. Drama ini
tidak memberimu kesempatan yang sedikit lebih lama untuk ber-huhuhu ria
(baca; menaruh simpati berlama-lama) karena ia tak butuh waktu lama
untuk mengajakmu menajamkan kembali kecurigaanmu pada apa yang bisa dan akan
terjadi berikutnya. Pun demikian, tidak bisa dimungkiri ada poin-poin tertentu
yang menjadikan Secret Forest setelahnya bisa diingat sebagai drama manusiawi
yang mengotak-atik satu ruang di otakmu; empatikah? Simpatikah? Amarahkah?
Sebut saja apa yang kamu rasakan ketika menonton Secret Forest.
Cast & Character
Karakter-karakter yang mengisi drama ini sangat
kuat dan memiliki warna masing-masing. Mereka tidaklah muncul begitu saja. Saya
yakin Lee Soo Yeon telah melakukan survei sebelum menghadirkan mereka ke
dalam drama. Mereka adalah simbol yang mungkin ada di sekitar kita dan
kita luput mengidentifikasi atau bahkan sengaja menutup mata atas eksistensi
mereka. Kita bisa dengan mudah menemukan karakter-karakter ini di kehidupan
kita. Percayalah.
Jo Seung Woo as
Hwang Shi Mok
Dan dari sekian karakter yang muncul di Secret Forest,
saya belum pernah bertemu sosok seperti Hwang Shi Mok. Hwang Shi Mok tidak bisa
merasakan emosi jenis apapun itu. Ekspresi wajahnya ketika marah, sedih,
kecewa, tegang—semuanya sama. Datar kayak papan kubur. Saya berani bertaruh,
dunia di dalam diri pria ini pasti sangat sunyi. Orang-orang yang baru pertama
mengenal dan tidak tahu menahu kondisi khusus yang dimilikinya segera akan
menuduhnya tak berhati. Berita kematiankah atau kebahagiaan yang datang
padanya, ia selalu hanya akan punya satu ekspresi wajah. Pernah dengar lontaran
ucapan semacam ini: dasar gak punya hati! Biasanya ucapan ini ditujukan
kepada dia yang punya kadar simpati dan empati di bawah angka nol, tega-an,
kejam bla bla bla... Lantas, apakah Hwang Shi Mok termasuk jenis ini? Setelah
menonton 16 episode, kita akhirnya mengerti, kita seringkali salah kaprah
menilai seseorang. Sebelum beranjak lebih jauh—mengenai pengaturan emosi,
sebenarnya letaknya bukan di hati tapi di bagian otak yakni diensefalon
(Hipotalamus) yang terletak di antara serebrum dan otak tengah, dan sistem
limbik (rinensefalon). Karena sudah menjadi kebiasaan di kalangan kita, mereka
yang nggak punya simpati dan empati dibilangnya nggak punya hati (otomatis
kejam), yang kelakuannya agak-agak disebutnya nggak punya otak.
Hwang Shi Mok bukan orang kebanyakan. Ia memang
kehilangan sesuatu pada sistem limbik dan hipotalamus-nya, tapi unik-nya
ia tak serta merta menjadi sosok heartless (dalam arti yang negatif).
Iya sih, saya beberapa kali bergidik ngeri, meringis sedih, menelan ludah pahit
melihat Hwang Shi Mok tidak memberikan sedikit saja simpatinya—bukannya tidak mau,
tapi ia tidak memiliki itu. Misalnya saja pada istri mendiang Kang Jin
Sub, tersangka yang memilih bunuh diri usai divonis bersalah melakukan
pembunuhan yang tidak pernah dia lakukan. Saya sebagai penonton ingin sekali
meninju muka Hwang Shi Mok saat ia dengan dinginnya meninggalkan istri Kang Jin
Sub dan anaknya yang menangis histeris di malam kematian suaminya. Saya
menangis untuk pertama kalinya gara-gara Secret Forest. Pengalaman perdana saya
terhadap Hwang Shi Mok itulah yang selanjutnya menjadi pegangan saya
sehingga saya—meskipun sulit—harus selalu bisa tabah dan sabar menghadapi
minimnya ekspresi jaksa tersebut. *tarik napas panjang*
Pada beberapa kejadian Hwang Shi Mok tampak tidak punya
hati, tapi setidaknya ia tampil sangat rasional, logis, efisien, dan tanpa
basa-basi. Ia adalah potret yang jelas tentang bagaimana semestinya kita
memberikan sikap pada para koruptor dan penjaja keadilan. Buang jauh simpati
dan empati. Karena mengambil hak orang lain yang bukan milik kita adalah
tindakan yang biasanya dilakukan hewan. Kepada hewan kita bisa memberikan
pemakluman—mereka punya otak tapi tidak memiliki akal. Tapi manusia?
Dan keadilan—ia bisa menjadi boomerang ketika tak
lagi memenuhi kualifikasi semestinya. Secret Forest lahir tak lain
akibat keadilan di mata hukum telah jatuh pada titik yang mengerikan. Kritis. Persoalan
utama yang mengakar yakni bila kamu memiliki koneksi dan uang, maka kamu bisa
menikmati keadilan yang kamu inginkan; meskipun kamu nyata-nyata
melakukan tindakan yang patut dijatuhi hukuman. Bagi dia yang tidak memiliki
keduanya, bisa dipastikan ia akan kehilangan hidupnya, seluruhnya; dengan
klasula ia tidak melakukan kesalahan.
Lee Seo Yoon menghadirkan Hwang Shi Mok bukan tanpa
alasan.
Di Love Phobia
(2006) saya pertama
kali menonton dan jatuh hati pada akting Jo Seung Woo. Kira-kira itu terjadi di
tahun kedua saya sebagai mahasiswa, lalu disusul Classic (2003). Saya jatuh cinta sebenar-benarnya ㅋㅋㅋ, waktu itu belum punya blog jadi nggak bisa tjurhat panjang kali lebar.
Saya tidak bisa menelusuri ingatan apakah setelahnya saya menonton drama atau
film Jo Seung Woo lainnya. Barulah di tahun 2014, saya kembali menikmati akting
ajeossi bersuara merdu ini melalui drama God’s Gift bersama Lee Bo Young (Ost. Yang dinyanyikan
Sandeul nancep banget di hati). God’s Gift satu dari sekian drama yang saya
ingat sebagai drama keren. Nontonnya ngalahin reaksi saya pas nonton film horor
HAHAHA. Emang sih, ending-nya bikin saya pengen ngacak-ngacak bulu Maong—kucing
kesayangan saya—tapi gregetnya itu loh nggak biasa, antusiasnya saya saat
menonton God’s Gift meninggalkan kesan yang susah dihapus dari ingatan.
Ceileeeh. ㅋㅋㅋ
Saya pernah bilang kan, aktor yang bisa memainkan
ekspresi melalui sorot mata sudah pasti aktingnya bagus dan menang banyak. Gak
ngomong aja, kita bisa terpengaruh walau hanya menatap matanya.
Dari 16 episode, susaaaaah banget bisa dapet senyumnya
Hwang Shi Mok. Senyumnya Jo Seung Woo tuh ajegile manisnya. Suer, gak boong
saya. Matanya.... my hearteu my simjang ㅠ.ㅠ Giliran die senyum aja, saya yang pengen lompat-lompat
sambil meluk layar laptop ㅋㅋㅋ. Kita tidak perlu membahas panjang-panjang
topik menyangkut akting Jo Seung Woo, itu sudah khatam sejak lama itu. Sepakat
ya? Oke. Lebih menarik ngebahas esensi kehadiran Hwang Shi Mok di Secret
Forest. Di mata saya, ia adalah simbol harapan. Keteguhannya tanpa tebang pilih
memecahkan rahasia berbalut konspirasi dan korupsi dalam Secret Forest
sangat kita rindukan kehadirannya di dunia nyata. Hwang Shi Mok tidak perfect.
Bukan pula hero berkostum. Dia punya kekurangan yang fatal; nggak
punya perasaan. Sedihnya, meski emotionless, pada akhirnya ia
membuktikan bahwa ia bisa dipercaya, bisa diandalkan dibandingkan
siapapun yang katanya punya otak; punya hati.
Di Indonesia, kalau ada yang kayak Hwang Shi Mok tampil membela
keadilan dan kebenaran tanpa niat menjadi hero, yakin deh udah lama
dibungkam oleh orang-orang berkepentingan pake air keras dan percobaan
pembunuhan yang brutal dengan dibumbui drama-drama nggak berkelas lainnya.
Keadilan yang sebenar-benarnya semakin mahal saja rasanya. ㅠ.ㅠ
“... I
personally have never thought that certain people’s lives could be consicered
less valuable than others.” –Hwang Shi Mok
Bae Doo Na as
Han Yeo Jin
Kalau kita memakai perasaan sebagai standar, Letnan
Han Yeo Jin adalah kebalikan dari Hwang Shi Mok. Hwang Shi Mok diciptakan sebagai
seseorang yang emotionless, tidak demikian dengan Han Yeo Jin. Ia sangat
perasa. Kepada karakter inilah Lee Soo Yeon menyerahkan tugas menghidupkan
simpati dan empati yang dimiliki Secret Forest. Coba ingat, ada berapa kali
Han Yeo Jin berhasil membuatmu, setidaknya berkaca-kaca karena ucapan dan
tindakannya? Tapi tunggu dulu—Han Yeo Jin bukan tipikal lead female yang
diposisikan sekadar pemanis. Sungguh, dia lebih tangguh dari siapapun di
Secret Forest, melampaui Hwang Shi Mok malah HAHAHAHA. Hwang Shi Mok akan susah
bergerak andai tidak disokong Bu Letnan yang hatinya lurus ini.
Yang saya suka dari Han Yeo Jin, dia berani mengambil langkah yang bertolak
belakang dari rekan-rekannya di kepolisian. Meski konsekuensinya nggak ngenakin,
ia dikucilkan. Unexpected character. Ga suka nge-judge
sembarangan. Punya cara yang sopan bagaimana menghibur orang lain tanpa membuat
orang tersebut merasa dikasihani. Menyenangkan. Mandiri. Dan yang paling utama,
Han Yeo Jin cerdas! Cadas.
Apa cuma saya yang merasa kalau gambarnya Han Yeo Jin gak
jelek-jelek amat. Seenggaknya lebih bagus dari gambar bikinan sayaㅋㅋㅋ
Umm, kita tidak perlu membahas aktingnya Bae Doo Na di
sini. Kelasnya udah beda, setali tiga uang dengan Jo Seung Woo. Akting mereka
di atas rata-rata. Saya pertama kali bertemu Bae Doo Na di God of
Study (KBS, 2010). Secret Forest merupakan drama kedua yang saya
nonton dari aktris yang sudah go international ini.
Yoo Jae
Myung as Lee Chang Joon
Masih lekat di ingatan sosok lucu appa-nya Dong Ryong di
Reply 1988. Saya KAGET bukan main setelah menonton karakter Lee Chang Joon di
Secret Forest! Sangat bertolak belakang dengan Yoo appa. He is a great actor!
Karir Lee Chang Joon melesat cepat dari jaksa biasa. Di
puncak karirnya, pria ini berhasil menduduki kursi sebagai Sekretaris Presiden.
Ia tidak melakukannya sendiri, berkat bantuan Lee Yoon Beom, bapak
mertuanya-lah semua tangga karir itu bisa ia dapatkan. Sebagai bayarannya,
Lee Chang Joon dijadikan Lee Yeon Beom sebagai alat untuk memuluskan
permainan politiknya yang tentunya menguntungkan posisinya sebagai pengusaha.
Semacam Simbiosis Mutualisme.
Kalau boleh saya ingin mengatakan bahwasanya Lee Chang
Joon adalah secret forest itu sendiri. Ia pusat seluruh rahasia.
Karakter ini menempati posisi paling abu-abu, begitu sulit dibaca, seperti ada
motif dibalik motif yang membuat saya berkali-kali meragukan analisa saya
sendiri. Kayak bawang, dikupas tapi ga habis-habis lapisannya. Saya menyadari, sedari awal, Hwang Shi Mok sudah mengunci perhatiannya
lurus-lurus pada sunbae-nya itu. Sedangkan saya sendiri, mulai meragukan Lee
Chang Joon sebagai orang yang semata jahat atau sebaliknya, setelah menonton
scene di mana dia sedang berada di dalam mobil. Saat itu lampu merah, seorang
tua melintas di zona penyeberangan pejalan kaki sambil susah payah menarik
gerobaknya berisi kardus dan lain-lain. Lee Chang Joon bertanya kepada
sopirnya, berapa pendapatan si tua tersebut. Ini bukan scene biasa.
Perhatikan riak bernada ironi di wajah Lee Chang Joon. Mulai dari sini saya
memutuskan berhat-hati sekali menilai karakter satu ini. Ia bukan karakter yang
mudah.
Lee Chang Joon sengaja menjadikan Hwang Shi Mok sebagai
alat untuk melancarkan rencananya. Ketika Hwang Shi Mok bertindak di luar
rencana, ia tegas berusaha membenarkan jalur Shi Mok—yang di mata
penonton makin menguatkan posisi Lee Chang Joon sebagai antagonis. Benarkah dia
se-antagonis seperti yang kita pikirkan?
“I must be remembered as corporate riches spy who was loyal to them until
the end...” -Lee
Chang Joon
Saya mau ngasih jempol sebanyak-banyaknya untuk Yoo Appa
atas aktingnya yang ciamik! Emejinggg! Tebakan saya benar soal siapa tokoh
utama dalam kasus yang ditangani Shi Mok, juga soal siapa sasaran utama
yang ingin dituju.
Lee Joon Hyuk as Seo Dong Jae
Annoying character. ㅋㅋㅋ
Oportunis, di mana angin menguntungkan ke sanalah ia
menuju. Susah memercayai tipikal orang seperti ini. Kamu tidak akan pernah
tahu, suatu saat ia bisa menusukmu (bukan arti sebenarnya) sambil tetap
memasang senyum merekahnya.
Bisa saja saya yang keliru menyimpulkan. Pertama, Seo
Dong Jae menghormati Lee Chang Joon sampai akhir. Kedua, Seo Dong Jae sepertinya
menyukai Young Eun Soo. Entah benar atau tidak. Tapi satu yang pasti, tidak
peduli berapa kali diberi kesempatan kedua, ketiga, keempat... Seo Dong Jae
tetaplah si oportunis. Ada orang-orang yang tidak bisa menghargai apa arti
sebuah kesempatan. Banyak Seo Dong Jae lain di sekitar kita. Atau bisa jadi,
kita menyimpan Seo Dong Jae di salah satu sisi diri kita. Who
knows....
Saya beberapa kali narik napas prihatin melihat kelakuan
Seo Dong Jae, apalagi kalau sedang terdesak. Ampun deh. Belum lagi ditambah
gesturnya yang... kepedean banget itu. Fiuh. Um, kadang lucu juga sih. KADANG
YA. Saya ulang, KADANG. Lebih banyak nyebelin dan ngeselinnya.
Shin Hae Sung as Young Eun Soo
Annoying? Yes. Pitiful? Yes. From the start,
this character has given me a strong impact. Not the good one. It’s opposite.
Young Eun Soo makes me uncomfortable. Tapi di episode 15, Young Eun Soo bikin saya nangis. I
didn’t see it coming ㅠ.ㅠ
Bisa dimengerti kenapa Young Eun Soo kayak gitu, dia
pengen membersihkan nama baik bapaknya yang sudah dituduh menerima suap dan
terpaksa diturunkan dari jabatan menteri yang dipegangnya. Kasus tangkap
tangan yang dialami Young Il Jae (Lee Ho Jae) sedikit banyaknya memengaruhi saya. Saya
mengingat kembali beberapa kejadian tangkap tangan yang dipertontonkan sebuah
instansi di negeri kita yang semakin hari semakin ramai saja dengan drama memuakkan.
Sebagai orang luar yang hanya bisa menilai berdasarkan apa yang tampak di
media, saya ingin melemparkan tanya; apa yang membuat kita begitu yakin bahwa
apa yang mereka lakukan adalah kebenaran mutlak? Hanya karena
mereka ditunjuk sebagai pemberantas korupsi, lantas segala yang mereka
lakukan kudu musti wajib dipercaya, sedang sebagian orang yang ingin mencoba
membenahi kembali instansi tersebut dinilai dan diposisikan sebagai orang-orang
kalah yang ingin menggusur instansi pemberantas korupsi. Siapakah yang bisa
menjamin bahwa tidak ada orang-orang seperti Young Il Jae di antara objek
tangkap tangan tersebut? Semoga kita tidak sepenuhnya lupa, bahwa kebenaran
versi manusia bukanlah sesuatu yang mutlak. Dan dunia politik adalah wilayah
paling abu-abu yang penuh dengan jebakan joker.
Penilaian saya pada karakter Young Eun Soo jungkir balik
seketika usai menonton ending episode 14. Bagi kita, dia sedikit menyebalkan—saya
yakin banyak penonton yang gak suka dengan dia—tapi, Young Eung Soo tetaplah puteri
kebanggaan dan kesayangan kedua orangtuanya. Hati saya mencelos, dada saya
nyeri, dan mata saya memanas lalu basah ketika di hari kematiannya, ayah-ibunya
yang belum mendapatkan kabar kematian puteri mereka sedang menceritakan Eun Soo
dengan wajah berbinar. Simbolik sekali. Saya refleks membayangkan bagaimana
selama ini Eun Soo menjalani hidupnya di bawah tudingan sebagai puteri
koruptor. Label itu mengikuti keluarganya selama bertahun-tahun. Mungkin akan
berbeda rasanya andai Young Il Jae benar-benar menerima suap, saya tidak akan
bersimpati sedalam ini. Sayangnya, Lee Soo Yeon memilih menggunakan Eun
Soo sebagai kunci terakhir yang membuka Secret Forest. Sedih
sekali. Di saat ia berhasil membersihkan nama baik ayahnya... Sungguh, kematian
Young Eun Soo adalah sebuah kehilangan yang saya sesali kemudian. ㅠ.ㅠ
Saya berdoa, semoga tidak ada Young Il Jae dan Young Eun
Soo lain di sekitar kita. Saya tidak berani membayangkan. Semoga mereka yang
memangku kuasa sebagai penegak hukum selalu melakoni tugas tanpa tebang
pilih. Semoga. Aamiin.
Ending
Orang pertama yang saya curigai sebagai pembunuh Park Moo
Sung adalah Park Kyung Wan (Jang Sung Bum) yang tak lain merupakan anak Park Moo Sung. Setelah kecurigaan saya
terpatahkan, saya kemudian mengarahkannya kepada Lee Chang Joon. Dan ketika
latar belakang kehidupan penyidik Yoon Sewon (Lee Kyu
Hyung) terekspos
melalui dialog sambil lalu member tim investigasi khusus, saya pun memusatkan
kecurigaan pada Penyidik Yoon. Trus makin ke sini kok saya makin gak rela
Penyidik Yoon jadi antagonis, gak mau terima kenyataan orang sebaik Yoon
ternyata membunuh orang... ㅠ.ㅠ
Ending Secret Forest tidak masuk kategori open ending,
atau sebaliknya. Kasus pembunuhan Park Moo Sung yang berujung pada labirin
korupsi di tubuh kejaksaan dan kepolisian memang sudah tuntas. Namun seperti
halnya hidup, tidak ada yang akan pernah benar-benar usai kecuali bila sudah
tiba saatnya kita berhenti bernapas. Hidup
Hwang Shi Mok terus berjalan. Juga orang-orang di Secret Forest. Masih
banyak Lee Yoon Beom lain yang perlu ditangani secepatnya sebelum
mengakarkan penyimpangan-penyimpangan yang lebih fatal lagi.
Meminjam ucapan Han Yeo Jin yang dikutip dan dikembangkan
kembali melalui Hwang Shi Mok,
“People do
corrupt things because they can get away with them and people will turn a blind
eye. We can change it if just one person keeps his or her eyes open. And barks
at them.
Extra
Apabila hukum sudah tidak berfungsi sebagaimana mestinya,
maka terbitlah chaos. Orang main hakim sendiri, orang-orang yang kadung
kehilangan kepercayaan pada hukum akan menciptakan hukum versi
masing-masing yang dirasa lebih atau paling adil. Lee Chang Joon dan Yoon Sewon
adalah contoh konkrit sebuah akibat manakala hukum dijadikan mainan oleh
para petugas. Saya khawatir, tumpulnya hukum ke atas dan semakin tajamnya ke
bawah pada klimaksnya kelak akan menerbitkan letusan dahsyat. Saya lupa
ini masuk kajian teori mana, bahwa kemarahan orang-orang kecil dan
tertindas adalah petaka paling mengerikan yang sulit dibendung. Coba bayangkan
bila amarah tersebut dijadikan alat oleh pihak tertentu... HAA, kenapa jadi
serius begindang yak? Staph it, Azz ㅋㅋㅋㅋ
Seringkali, kita mengotak-kotakkan orang dengan label
hitam, putih, abu-abu atau jahat vs jahat. Di Secret Forest, pada tingkat mayor
characters, tidak ada karakter yang sepenuhnya jahat atau sepenuhnya baik.
Tidak ada malaikat atau iblis. Mereka punya flaw-nya masing-masing.
Manusia bertindak karena adanya motif. Apakah motif itu baik atau buruk,
kembali lagi ke standar penilaian kita pribadi. Lee Yoon Beom, Lee Chang Joon,
dan Yoon Sewon; ketiga karakter ini menarik perhatian saya. Di postingan lain
Majimak Sarang saya pernah menulis kurang lebih seperti ini, meskipun niatnya
baik tapi bila ditindaklanjuti dengan cara yang salah maka hasilnya tetap
salah. Bukan soal hasil tapi proseslah yang dilihat.
Selama hidupnya, Lee Yoon
Beom memelihara delusi dan ilusi sekiranya ia memegang peranan penting
pada pertumbuhan ekonomi Korea, ia telah memberikan sumbangsih yang tidak
sedikit pada negaranya kendati pada kenyataannya tidaklah demikian. Kesalahan
fatal Lee Yoon Beom adalah ia gagal mengidentifikasi kesalahannya sendiri. Kamu
berbuat salah, tapi kamu tidak sudi menyadari bahwa kamu melakukan kesalahan;
selangkah lagi kamu menjadi psikopat. Hati-hati. Besok-besok saat kamu
mencelakai orang lain, kamu akan memaklumi dirimu sendiri. Kalau yang kamu
lakukan adalah demi kebaikan.
Di lain sisi, Yoon Sewon adalah bentuk cerita yang
seratus kali berbeda dari Lee Yoon Beom. Berangkat dari kesedihan mendalamnya
setelah kehilangan anak lelakinya, Penyidik Yoon mengambil tindakan sepihak
yang pada akhirnya justru melukai banyak orang. Alih-alih menegakkan keadilan,
ia berpotensi menciptakan rantai panjang dendam kesumat yang tidak ada
habisnya. Bagi saya Yoon belum sempurna menjadi monster. Berkat anggota
tim investigasi, Yoon merasakan leganya bernapas setelah sekian tahun berlalu.
Ah, andai saja di saat tergelap hidupnya Yoon bertemu Han Yeo Jin atau Hwang
Shi Mok, mungkin hidupnya akan ditulis dengan kisah berbeda. Syukurlah Yoon
menyadari kesalahannya... Ini yang paling penting.
Lalu ada Lee Chang Joon. Sunbae yang baik, suami
yang mencintai istrinya... satu kesalahan kecil mengantarkannya pada pilihan
dan keputusan-keputusan sulit di masa depan. Hati saya terbelah apakah saya
menyukai Lee Chang Joon atau membencinya?
Lee Chang Joon mengorbankan dirinya demi menjatuhkan ayah
mertuanya. Benarkah? Sayangnya kita nggak sempat nanya ke Lee Chang Joon. Tapi
jika menilik lebih jauh, saya menilai Lee Chang Joon itu pengecut—maaf. Maksud
saya, kenapa harus mengakhirinya dengan cara sepicik itu? Apakah ia sudah
menyerah untuk berjuang demi hidup yang jauh lebih baik? Ataukah ia tak sanggup
lagi menjalani hidup usai mengkhianati istri dan ayah mertuanya? Sebagai
penegak hukum, semestinya Lee Chang Joon paham, tak ada nyawa manusia yang
nilainya lebih tinggi dari manusia lain. Menghilangkan nyawa orang dengan
alasan ia pantas mati karena melakukan segunung kesalahan, atau mengorbankan
satu-dua nyawa manusia sebagai harga yang patut demi sebuah pencapaian
besar adalah tindakan paling tak bermoral. Kita bukan hewan.
Lee Soo Yeon sudah melemparkan clue sedini mungkin
mengenai siapa tokoh utama kasus di Secret Forest, yakni saat Penyidik
Yoon tidak melaporkan hasil investigasinya mengenai latar kehidupan Hwang Shi Mok
kepada atasannya, melainkan malah melaporkannya kepada Lee Chang Joon.
My Best Team!
Ada penyidik Kim Ho Seob yang ceria dan setia. Asisten
Choi Young yang selalu bisa diandalkan. Kepala Bidang Manajemen Penanganan
Perkara Yoon Sewon yang misterius tapi bertanggung jawab saat melakukan satu
pekerjaan, total. Lalu Kim Jung Bon—yang ini ngomongnya suka ceplas-ceplos tapi
bener sih HAHAHA, jubirnya tim investigasi khusus. Trus ada Detektif Geon Jang,
rekannya Letnan Yeo Jin—yang juga doyan ngomel.
DAAAAN tentunya tidak boleh ketinggalan, dua sayap utama kita; Han Yeo
Jin, Hwang Shi Mok.
Chemistry tim ini bagus walau awalnya pada awkward sih ㅋㅋㅋㅋ
Kenapa Hwang Shi Mok emoh ngajak Young Eun Soo gabung di
tim ini? Saya rasa alasannya karena ia tidak ingin melibatkan Eun Soo, atau
lebih jelasnya lagi, ia mengabulkan permintaan Young Il Jae. Shi Mok tidak
membenci Eun Soo. Lihat saja bagaimana reaksinya ketika Eun Soo meninggal. Dia
tidak akan sekacau itu bila memang benar ia membenci Eun Soo, bukankah begitu?
Scene
Stealer
Saya memilih Yoon Sewon! Akting Lee Kyu Hyung super duper
kerennnn! Best scene-nya bareng Shi Mok di di ruang interogasi. Padahal kebanyakan
cuma saling pandang loh, tapi intensitas yang terjalin pada dua karakter ini
sangat tajam dan mencekam. Saya nahan napas HAHAHA. Best scene lainnya, yakni
bareng Han Yeo Jin dan Park Kyung Wan di dua scene terpisah di penjara.
WAAAAHHH, pas Penyidik Yoon nangis saya juga ikutan nangisssss ㅠ.ㅠ sedih pisaaaaan. Kutak sanggup...
He is promising actor.
♥
Secret Forest, highly recomended drama!
Drama ini berusaha mengirimkan kritik, pesan dan harapan
kepada citizens dan para penegak hukum. Kepada citizens,
kritislah! Buka matamu lebar-lebar. Ketidakpedulianmu terhadap penyimpangan
yang terjadi di depan mata suatu saat nanti mungkin saja akan berubah menjadi
pedang yang menebas habis hidupmu. Dan kepada para penegak hukum, katakanlah
salah bila memang salah, katakanlah benar bila memang benar. Hukumlah dengan
hukuman yang setimpal!
Haruskah kita hidup tanpa emosi seperti Hwang Shi Mok
agar bisa menegakkan hukum dengan seadil-adilnya?
Jika drama ini tak cukup mampu menggelitik saraf kritis
di pikiranmu, saya tidak tahu untuk apa kamu tetap menonton drama serupa di
masa depan. Sekadar suka karena kamu punya hobi nonton kah?
9,9/10.
Ada beberapa catatan dari saya. Saya ingin sekali
karakter Han Yeo Jin dikembangkan. Lee Soo Yeon tidak mengekspos Han Yeo Jin. Tak
banyak yang bisa kita ketahui dari sosok satu ini. Bagaimana latar belakang
kehidupannya? Kenapa ia tinggal sendiri? Dan masih banyak lainnya... saya tidak
tahu apakah karakter Han Yeo Jin memang sengaja dibiarkan begitu saja. Ada satu
adegan di mana Yeo Jin didatangi anak perempuan—ya kita tahu itu mimpi,
tapi saya merasa itu agak random. Saya sempat berpikir itu ada kaitannya dengan
masa lalu Yeo Jin. HAHA.
Masa lalu Hwang Shi Mok—masih samar-samar. Potongan-potongan
scene Shi Mok kecil yang tertawa bahagia, berontak, teriak... saya sangat ingin
mengetahui kronologis hingga Shi Mok menjadi Shi Mok yang sekarang. Mungkin
bagi kebanyakan viewers, dua hal ini bukan sesuatu yang penting.
Oh—entah kenapa saya bersyukur tidak ada romance antara
Hwang Shi Mok dan Han Yeo Jin. Saya sudah cukup berbahagia dengan hubungan
mereka yang seperti itu ㅋㅋㅋ
Satu pertanyaan terakhir
yang ingin saya ajukan kepada siapa saja yang membaca tulisan saya ini; bila para
petugas hukum sudah tak bisa lagi dipercaya dan diandalkan, ke manakah kita
meminta keadilan? Jangan bilang kepada Tuhan—
♥
“As
an organization whose duty is to correct injustice, the prosecution has failed.
We at the presumption of innocence in a way that was catered to those with
wealth and power. Moreover, we protected a criminal instead of our citizens. We
failed in carrying out our most essential duty. The late Mr. Lee was the
outcome of accumulation of such failure, and everyone in the prosecution was
his accomplice.”
- Hwang Shi Mok.
Tabik,
ㅡAzzㅡ